PENGARUH LOCUS OF CONTROL, EFIKASI DIRI DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP KEMATANGAN KARIR SISWA XII AKUNTANSI SMK MA’ARIF NU 1 CILONGOK

(1)

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, EFIKASI

DIRI DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP

KEMATANGAN KARIR

SISWA XII AKUNTANSI SMK MA’ARIF NU 1

CILONGOK

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Atik Tyas Septirini NIM 7101407030

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

Sesungguhnya setelah kesulitan pasti ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dalam suatu urusan, lakukanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap.

(Q.S. Al Insyiroh 6-8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur dan rahmat kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Kedua orang tuaku Bapak Kasiran dan Ibu

Waginem, yang selalu memberikan doa, dukungan dan kasih sayang selama ini.

2. Nenek dan Kakekku tercinta 3. Almamaterku UNNES. 4. Teman-teman seperjuanganku


(6)

PRAKATA

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

‖Pengaruh locus of control, efikasi diri dan prestasi belajar terhadap kematangan

karir siswa XII Akuntansi SMK Ma’arif NU I Cilongok ‖.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, saran dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi strata satu di Universitas Negeri Semarang;

2. Dr. S. Martono, M.Si. Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan penelitian;

3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam menyelesaikan skripsi ini;

4. Drs Subowo, M.Si, Dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini;

5. Agung Yulianto,S.Pd, M.Si, Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini;


(7)

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang khususnya Dosen Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ilmu-ilmunya yang tidak ternilai harganya dan mudah – mudahan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat kelak bagi penulis;

7. Drs.H. Imam Nawawi, Kepala Sekolah SMK Ma’arif NU I Cilongok yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu terlaksananya penelitian ini; 8. Bapak dan Ibu guru serta TU SMK Ma’arif NU I Cilongok atas bantuan yang

telah diberikan;

9. Siswa-siswi kelas XII Akuntansi 1, XII Akuntansi 2, XII Akuntansi 3 SMK

Ma’arif NU I Cilongok yang telah bersedia menjadi responden dalam pengambilan data penelitian ini;

10.Semua teman-teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi dan semua pihak terkait yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga atas izin Allah skipsi ini dapat berguna sebagaimana mestinya.

Semarang, Agustus 2014

Penyusun


(8)

SARI

Septirini, Atik Tyas. 2014. Pengaruh Locus of Control, Efikasi Diri dan Prestasi Belajar terhadap Kematangan Karir Siswa Kelas XII Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1 Drs. Subowo, M.Si. Pembimbing II Agung Yulianto,S.Pd, M.Si .

Kata kunci : Kematangan Karir, Locus of Control, Efikasi Diri, Prestasi Belajar.

Kematangan karir siswa kelas XII Akuntansi SMK Ma’arif Nu 1 Cilongok masih rendah. Tingkat keterserapan lulusan SMK Ma’arif NU 1 Cilongok di dunia

kerja belum memuaskan. Rata-rata lulusan 3 tahun terakhir yang terserap didunia kerja hanya sekitar 26,95% dari jumlah lulusan. Hal ini disebabkan adanya faktor intern maupun faktor ekstern, diantaranya adalah locus of control internal, locus of control eksternal, efikasi diri dan prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh locus of control internal, locus of control eksternal, efikasi diri dan prestasi belajar terhadap kematangan karir siswa kelas XII Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok,

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Akuntansi SMK

Ma’arif NU 1 Cilongok yang berjumlah 83 siswa. Variabel yang diteliti adalah locus of control internal, locus of control eksternal, efikasi diri dan prestasi belajar sebagai variabel bebas dan kematangan karir sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini menggunakan metode dokumentasi dan angket. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian diperoleh persamaan regresi Y = 5,249 + 0,767X1 - 0,176X2 + 0,404X3 + 0,092X4. Kontribusi pengaruh adalah locus of control internal, locus of control eksternal, efikasi diri dan prestasi belajar terhadap kematangan karir siswa kelas XII Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok sebesar 85,2%. Pengaruh locus of control internal terhadap kematangan karir sebesar 20,79%, locus of control eksternal tidak berpengaruh terhadap kematangan karir, dan pengaruh efikasi diri terhadap kematangan karir sebesar 7,08%, prestasi belajar tidak berpengaruh terhadap kematangan karir.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan secara bersama-sama terdapat pengaruh locus of control internal, locus of control eksternal, efikasi diri dan prestasi belajar terhadap kematangan karir siswa SMK. Tetapi secara parsial hanya locus of control internal dan efikasi diri yang berpengaruh terhadap kematangan karir sedangkan locus of control eksternal dan prestasi belajar tidak berpengaruh terhadap kematangan karir. Saran penulis antara lain, siswa sebaiknya memperbaharui informasi mengenai dunia kerja dan membuka pengalaman-pengalaman baru untuk meningkatkan kematangan karir. Guru diharapkan mempunyai sikap yang aktif dan reaktif terhadap kebutuhan siswa dalam kaitannya dengan karir.


(9)

ABSTRACT

Septirini, Atik Tyas. 2014. Locus of Control, Self Efficacy, Learned Achievement to Career Maturity Of Class XII Finance Department at Vocational High School

Ma’Ari NU 1 Cilongok. Economic Education Programs. Faculty of Economics. State University of Semarang. Supervisor I Drs. Subowo, M.Si.. Supervisor II Agung Yulianto,S.Pd, M.Si .

Keywords : Career Maturity, Locus of Control, Self Efficacy, Learned Achievement.

Students career maturity of SMK Ma’arif NU 1 Cilongok grade XII of

Accounting is still low. The graduating absorptivity level of SMK Ma’arif NU 1 Cilongok in the job world is not satisfy. The graduating average in 3 years letters that is absorpted in the job world just for about 26, 95% from the amount of the graduates. It is causes the intern factors or extern factors, for example internal locus of control, external locus of control, self efficacy, and learned achievement. This research is aims to determine the influence of internal locus of control, external locus of control, self efficacy, and learned achievement for career

maturity students of SMK Ma’arif NU 1 Cilongok grade XII accounting department.

The population of this research is students in grade XII accounting

department of SMK Ma’arif NU 1 Cilongok that amounts to 83 students. Variable

which is researched is internal locus of control, external locus of control, self efficacy, and learned achievement as independent variable and career maturity as dependent variable. Data colleeting method is enquette and documentation. Data analysis uses descriptive statistical analysis and inferensial statistical.

Based on result of research can be concluded together for the influence of internal locus of control, external locus of control, self efficacy, and learned achievement for career maturity of SMK student’s career maturity. But, parcially only internal locus of control and self efficacy that have influence for career

maturity whereas external locus of control and learned achievement don’t have

influence for career maturity.


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Kematangan Karir... ... 10

2.1.1 Pengertian Kematangan Karir ... 10

2.1.2 Tahap Perkembangan Karir ... 11 x


(11)

2.1.3 Dimensi Kematangan Karir ... 13

2.1.4 Faktor – Faktor Kematangan Karir ... 14

2.2 Locus of Control ... 15

2.2.1 Pengertian Locus of Control ... 15

2.2.2 Dimensi – Dimensi Locus of Control ... 17

2.3 Efikasi Diri ... 18

2.3.1 Pengertian Efikasi Diri ... 18

2.3.2 Perbedaan Efikasi Diri dan Kepercayaan Diri... 19

2.3.3 Aspek - Aspek Efikasi Diri ... 20

2.3.4 Indikator Efikasi Diri ... 21

2.4 Prestasi Belajar ... 22

2.4.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 22

2.4.2 Fungsi Prestasi Belajar ... 23

2.4.3 Indikator Prestasi Belajar ... 23

2.5 Hasil Penelitian Terdahulu yang relevan ... 23

2.6 Kerangka Berpikir ... 25

2.7 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Populasi dan Sampel ... 29

3.3 Variabel Penelitian ... 30

3.3.1 Variabel Terikat (Y) ... 30

3.3.2 Variabel Bebas (X) ... 31 xi


(12)

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.4.1 Dokumentasi ... 33

3.4.2 Kuesioner atau Angket ... 33

3.5 Uji Coba Instrumen ... 34

3.5.1 Validitas ... 34

3.5.2 Reliabilitas ... 38

3.6 Metode Analisis Data ... 40

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 41

3.6.2 Analisis Statistik Inferensial ... 43

3.6.2.1 Uji Prasyarat Regresi ... 43

3.6.2.1.1 Uji Normalitas ... 44

3.6.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 44

3.6.2.2.1 Uji Multikolinieritas ... 45

3.6.2.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 45

3.6.2.3 Uji Analisis Regresi Berganda ... 46

3.6.2.4 Uji Hipotesis ... 47

3.6.2.3.1 Uji Simultan (Uji F) ... 47

3.6.2.3.2 Koefisien Determinasi Simultan ... 47

3.6.2.3.3 Uji Parsial (Uji t) ... 48

3.6.2.3.4 Koefisien Determinasi Parsial ... 48

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Hasil Penelitian ... 49

4.1.1 Gambaran Umum SMK Ma’arif NU 1 Cilongok ... 49 xii


(13)

4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 50

4.1.2.1 Variabel Kematangan Karir ... 50

4.1.2.2 Variabel Locus of Control Internal ... 56

4.1.2.3 Variabel Locus of Control Eksternal ... 61

4.1.2.4 Variabel Efikasi Diri ... 66

4.1.2.5 Variabel Prestasi Belajar ... 70

4.1.3 Analisis Statistik Inferensial ... 71

4.1.3.1 Uji Normalitas... 71

4.1.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 72

4.1.3.2.1 Uji Multikolinieritas ... 72

4.1.3.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 73

4.1.3.3 Uji Analisis Regresi Berganda ... 74

4.1.3.4 Uji Hipotesis ... 75

4.1.3.4.1 Uji Hipotesis secara Simultan (Uji F) ... 75

4.1.3.4.2 Koefisien Determinasi Ganda (R2) ... 76

4.1.3.4.3 Uji Hipotesis secara Parsial (Uji t) ... 77

4.1.3.4.4 Koefisien Determinasi Parsial (r2) ... 78

4.2 Pembahasan ... 80

BAB 5 PENUTUP ... 88

5.1 Simpulan ... 88

5.2 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... ...93


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data Penelusuran Lulusan Program Keahlian Akuntansi SMK Ma’arif NU 1

Cilongok ... 3

3.1 Populasi Penelitian ... 29

3.2 Hasil Uji Coba Angket Kematangan Karir ... 35

3.3 Hasil Uji Coba Angket Locus of Control Internal ... 36

3.4 Hasil Uji Coba Angket Locus of Control Eksternal ... 37

3.5 Hasil Uji Coba Angket Efikasi Diri ... 38

3.6 Reliabilitas Angket Kematangan Karir ... 39

3.7 Reliabilitas Angket Locus of Control Internal ... 39

3.8 Reliabilitas Angket Locus of Control Eksternal ... 39

3.9 Reliabilitas Angket Efikasi Diri ... 40

3.10Kategori Kematangan Karir Locus of Control Internal, Locus of Control Eksternal dan Efikasi Diri ... 42

3.11 Kategori Variabel Prestasi Belajar ... 43

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Kematangan Karir ... 51

4.2 Distribusi Variabel Kematangan Karir ... 51

4.3 Distribusi Indikator Kematangan Karir 1... 52

4.4 Distribusi Indikator Kematangan Karir 2... 53

4.5 Distribusi Indikator Kematangan Karir 3... 53

4.6 Distribusi Indikator Kematangan Karir 4... 54 xiv


(15)

4.7 Distribusi Indikator Kematangan Karir 5... 55

4.8 Distribusi Indikator Kematangan Karir 6... 55

4.9 Distribusi Indikator Kematangan Karir 7... 56

4.10 Statistik Deskriptif Locus of Control Internal ... 57

4.11 Distribusi Variabel Locus of Control Internal ... 57

4.12 Distribusi Indikator Locus of Control Internal 1 ... 58

4.13 Distribusi Indikator Locus of Control Internal 2 ... 59

4.14 Distribusi Indikator Locus of Control Internal 3 ... 59

4.15 Distribusi Indikator Locus of Control Internal 4 ... 60

4.16 Distribusi Indikator Locus of Control Internal 5 ... 61

4.17 Statistik Deskriptif Variabel Locus of Control Eksternal ... 61

4.18 Distribusi Variabel Locus of Control Eksternal ... 62

4.19 Distribusi Indikator Locus of Control Eksternal 1 ... 63

4.20 Distribusi Indikator Locus of Control Eksternal 2 ... 64

4.21 Distribusi Indikator Locus of Control Eksternal 3 ... 64

4.22 Distribusi Indikator Locus of Control Eksternal 4 ... 65

4.23 Distribusi Indikator Locus of Control Eksternal 5 ... 65

4.24 Statistik Deskriptif Variabel Efikasi Diri ... 66

4.25 Distribusi Variabel Efikasi Diri ... 67

4.26 Distribusi Indikator Efikasi Diri 1 ... 68

4.27 Distribusi Indikator Efikasi Diri 2 ... 68

4.28 Distribusi Indikator Efikasi Diri 3 ... 69

4.29 Distribusi Indikator Efikasi Diri 4 ... 70 xv


(16)

4.30 Distribusi Variabel Prestasi Belajar ... 70

4.31 Statistik Deskriptif Variabel Prestasi Belajar Akuntansi ... 71

4.32 Uji Normalitas ... 72

4.33 Uji Multikolinearitas ... 73

3.34 Uji Heteroskedastisitas (Uji Park) ... 73

4.35 Analisis Regresi Berganda ... 74

4.36 Uji Simultan ... 75

4.37 Koefisien Determinasi Ganda (R2) ... 76

4.38 Uji Parsial ... 77

4.39 Koefisien Determinasi Parsial ... 79


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ... 27


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelusuran Alumni ... 93

Lampiran 2 Pedoman Wawancara ... 105

Lampiran 3 Data Populasi dan Responden ... 106

Lampiran 4 Tabulasi Data Hasil Angket Uji Coba ... 109

Lampiran 5 Uji Validitas ... 115

Lampiran 6 Uji Reliabilitas ... 126

Lampiran 7 Nilai Akuntansi Semester Genap ... 130

Lampiran 8 Angket Penelitian ... 133

Lampiran 9 Tabulasi Data Hasil Penelitian... 144

Lampiran 10 Analisis Deskriptif Kematangan Karir ... 156

Lampiran 11 Analisis Deskriptif Persentase Locus of Control Internal ... 160

Lampiran 12 Analisis Deskriptif Persentase Locus of Control Eksternal ... 164

Lampiran 13 Analisis Deskriptif Persentase Efikasi Diri ... 168

Lampiran 14 Statistik Deskriptif Kematangan Karir ... 172

Lampiran 15 Statistik Deskriptif Locus of Control Internal ... 172

Lampiran 16 Statistik Deskriptif Locus of Control Eksternal ... 172

Lampiran 17 Statistik Deskriptif Efikasi Diri ... 172

Lampiran 18 Statistik Deskriptif Prestasi Belajar ... 172

Lampiran 19 Uji Prasyarat ... 173

Lampiran 20 Uji Asumsi Klasik ... 174

Lampiran 21 Uji Simultan ... 175

Lampiran 22 Koefisien Determinasi Simultan ... 175 xviii


(19)

Lampiran 23 Uji Parsial ... 175 Lampiran 24 Koefisien Determinasi Parsial ... 176 Lampiran 25 Survey NACE USA Mengenai Kualitas Lulusan Perguruan

Tinggi Yang Diharapkan Dunia Kerja ... `177


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Meningkatnya persaingan di dunia kerja sebagai salah satu dampak mulai dilaksanakannya pasar terbuka merupakan kenyataan yang sudah tidak dapat dielakkan lagi. Sedangkan di lapangan, tenaga kerja yang ada bekerja di bidang-bidang yang kurang sesuai dengan ilmu yang dipelajari di bangku sekolah mereka. Di sampinng itu, kalaupun mereka bekerja di bidang yang sesuai dengan ilmu yang telah mereka pelajari, ilmu tersebut tidak semuanya menunjang keberhasilan mereka dalam berkarir. Salah satu upaya pemerintah untuk mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja adalah meningkatkan mutu pendidikan diberbagai jenis dan jenjang pendidikan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan menengah yang mempunyai misi menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil dan berkompeten sesuai dengan bidang keahliannya yang diproyeksikan untuk mengisi lapangan kerja di dunia usaha maupun dunia industri. Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, SMK mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjawab problematika yang ada sebagai penyedia sumber daya manusia yang berkualitas.

Adapun tujuan pendidikan bagi SMK yang tercantum dalam kurikulum SMK tahun 2004 adalah: (1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif mampu bekerja mandiri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai


(21)

dengan kompetensi dalam program keahlian yang dimilikinya. (2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya. (3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, (4) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih (Depdiknas, 2004)

Tujuan tersebut mengisyaratkan bahwa lulusan SMK dipersiapkan untuk menjadi tenaga kerja menengah yang terampil. Harapannya lulusan SMK selain memiliki nilai akademis yang baik serta ilmu pengetahuan yang luas juga harus mampu bersaing memenuhi permintaan tenaga kerja di pasar dunia usaha dan industri untuk mengisi proses pembangunan.

Siswa SMK mulai mengenal karir atau pekerjaan dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Tugas-tugas perkembangan bagi siswa di sekolah sebagai calon tenaga kerja ialah memilih lapangan kerja yang sesuai dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Potensi- potensi yang dimaksud adalah pengetahuan, keterampilan berfikir, kemampuan kerja, dan sikap terhadap pekerjaan, tetapi pada kenyataanya saat lulus sekolah siswa dihadapkan pada banyak situasi pilihan misalnya melanjutkan studi ke perguruan tinggi, memiliki usaha sendiri, atau harus memasuki dunia kerja.

Pilihan karir dan langkah-langkah pendidikan dan pelatihan yang tepat akan mengantar seseorang menjadi individu yang mempunyai daya saing dalam bursa kerja. Untuk dapat memilih dan merencanakan karir secara tepat, dibutuhkan kematanngan karir. Kematangan karir adalah keberhasilan seseorang 2


(22)

menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas pada tahap perkembangan karir tertentu (Super dalam Zulkaida dkk,. 2007). Dan tahap perkembangan karir siswa SMK ada pada tahap eksplorasi (15-24 tahun). Kematangan karir meliputi pengetahuan akan diri, pengetahuan akan pekerjaan, kemampuan memilih suatu pekerjaan, dan kemampuan untuk merencanakan langkah-langkah menuju karir yang diharapkan (Crite dalam Zulkaida dkk., 2007)

Individu dengan tingkat kematangan karir yang tinggi akan memperoleh karir yang sukses dan memuaskan. Individu akan menunjukan kesadaran yang lebih pada proses pengambilan keputusan karir, berfikir tentang alternatif pekerjaan lain, dan menghubungkan perilaku saat ini dengan tujuan masa depan. Untuk itu bagi siswa SMK kelas XII kematangan karir sangatlah penting agar mereka dapat memilih dan mempersiapkan karir mereka

Dari observasi awal yang dilakukan pada bulan September 2013 di SMK

Ma’arif NU 1 Cilongok khususnya program keahlian Akuntansi dari aspek keterserapan didunia kerja belum memuaskan. Berikut data penelusuran lulusan

Program Keahlian Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok tiga tahun terakhir.

Tabel 1.1

Data Penelusuran Lulusan Program Keahlian Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok

Tahun Jumlah siswa Kerja Kuliah Lain-lain

2010/2011 124 44 8 72

2011/2012 102 11 4 87

2012/2013 93 31 3 61

Total 319 86 15 220


(23)

Dari data penelusuran kelulusan siswa program keahlian Akuntansi 2010/2011, 2011/2012 dan 2012/2013 diatas dapat di lihat rata-rata lulusan yang terserap didunia kerja hanya sekitar 26,95% dari jumlah lulusan dan yang melanjutkan keperguruan tinggi hanya sekitar 4,70% dan sisanya 68,97% lain-lain (tidak melapor, menikah, usaha sendiri).

Dari wawancara dengan salah satu guru di SMK Ma’arif NU 1 Cilongok

menunjukan bahwa siswa memberikan jawaban yang belum jelas terkait pekerjaan apa yang akan mereka tekuni sesudah lulus sekolah. Siswa pada saat mereka masih sekolah tidak terlalu memikirkan apa yang akan mereka lakukan setelah mereka lulus sekolah. Dan dari data yang ada terlihat bahwa rata-rata lulusan yang terserap di dunia kerja hanya berkisar 26,95%. Hal ini bisa diidentifikasikan bahwa mereka memiliki kematangan karir yang masih rendah,

karena hanya seperempat dari lulusan SMK M’arif NU 1 Cilongok yang terserap

ke dunia kerja.

Dalam mencapai karir yang diinginkan siswa mengalami hambatan-hambatan baik hampatan dari dalam diri siwa sendiri (kebingunagn, keragu-raguan, dan perasaan takut untuk gagal) maupun hambatan dari luar. Sehingga diperlukan usaha mengatasi hambatan tersebut.

Usaha untuk mengatasi hambatan tersebut dipengaruhi oleh locus of control. Locus of control merupakan keyakinan individu dalam memandang faktor penyebab keberhasilan maupun kegagalan yang dialami, termasuk hadiah dan hukuman yang diterimanya. Perbedaan locus of control pada seseorang ternyata dapat menimbulkan perbedaan pada aspek-aspek kepribadian yang lain. Remaja 4


(24)

yang memiliki locus of control internal memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat mengatur dan mengarahkan hidupnya serta bertanggungjawab terhadap pencapaian penguat apapun yang diterimanya. Remaja yang memiliki locus of control eksternal memiliki keyakinan bahwa pengendali dari segala aspek dalam kehidupannya dan penguat yang diterimanya adalah keberuntungan, nasib, atau orang lain di luar dirinya. Siswa yang mempunyai locus of control internal, ketika dihadapkan pada pemilihan karir, maka ia akan melakukan usaha untuk mengenali diri, mencari tahu tentang pekerjaan dan langkah-langkah pendidikan serta berusaha mengatasi masalah berkaitan dengan pemilihan karir (Zulkaida dkk., 2007).

Siswa dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa ketrampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (efforts) lebih menentukan pencapaian dalam hidup mereka, termasuk pencapaian karirnya. Siswa akan mengembangkan usahanya untuk meningkatkan ketrampilan kerja dan kemampuan belajar yang mereka miliki dalam rangka meraih karir yang mereka inginkan, serta berusaha mengatasi hambatan yang mereka hadapi dalam rangka pencapaian karir (Zulkaida dkk., 2007).

Keragu-raguan dan takut akan kegagalan yang dimiliki siswa menyebabkan siswa tidak yakin terhadap kemampuan yang dimiliki dan tidak yakin bahwa dia akan berhasil dalam melakukan tugas. Keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki individu bahwa dirinya akan berhasil dalam melakukan suatu tugas disebut efikasi diri. Konsep efikasi diri menurut Albert Bandura termasuk dalam teori sosial kognitif. Teori Bandura menekankan peran belajar observasional,


(25)

pengalaman sosial, dan determinisme timbal balik dalam pengembangan kepribadian. (Cherry dalam Mahsunah, 2011).

Self efficasy refers to beliefs in one’s capabilities to organize and execute the courses of action required to prodece guen attainments” (Bandura dalam mahsunah, 2011). Efikasi diri diartikan sebagai keyakinan individu terhadap kemampuan yang dimiliki untuk mengatur dan mengerjakan tugas yang diperlukan agar mencapai hasil yang diinginkan.

Selain locus of control dan efikasi diri yang tidak kalah penting adalah prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. wujud dari usaha belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar siswa biasa ditunjukkan dengan nilai. Individu dengan prestasi belajar tinggi cenderung memiliki pengetahuan yang luas terutama dalam mata pelajaran yang bersangkutan dan lebih mampu menghadapi masalah sehari-hari. Mereka yang memiliki prestasi belajar yang tinggi akan mampu merencanakan masa depannya dan mereka memiliki aspirasi karir yang mantap. Aspirasi karir yang mantap, akan membuat individu lebih serius dalam mencari informasi mengenai karir dan menyesuaikan antara kemampuan dan minat yang dimiliki dengan pemahaman mengenai karir. Mereka akan merencanakan jenjang pendidikan dan pekerjaan mereka dimasa yang akan datang.

Syahrul dan Jamaludin (2007) menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel efikasi diri, pengalaman praktik dan prestasi belajar terhadap tingkat kematangan vokasional mahasiswa baik secara parsial maupun secara 6


(26)

simultan, dengan kontribusi sebanyak 20.22%. Zulkaida, dkk menemukan bahwa Locus of control internal (LOC-internal) dan Efikasi Diri secara bersama-sama berpengaruh terhadap kematangan karir, dan LOC-internal perpengaruh positif terhadap kematangan karir, tetapi efikasi diri tidak berpengaruh secara parsial terhadap kematangan karir sisa SMA 39 Jakarta. Aji,dkk (2010) dalam penelitiannya pada Siswa Kelas XII SMK N 4 Purworejo menemukan bahwa LOC internal berpengaruh positif terhadap kematangan karir. Komandyahrini dan Hawadi dalam penelitiannya pada siswa SMAN 81 Jakarta dan SMA Labschool Jakarta menemukan bahwa signifikan antara efikasi diri terhadap kematangan memilih pekerjaan sebesar 0,683.

Berdasarkan uraian di atas dan hasil penelitian sebelumnya, peneliti bermaksud meneliti kematangan karir pada siswa kelas XII program keahlian

Akuntansi di SMK Ma’arif NU 1 Cilongok berdasarkan. Locus of control , efikasi diri dan prestasi belajar. Oleh karena itu penulis mengambil penelitian dengan judul “PENGARUH LOCUS OF CONTROL, EFIKASI DIRI DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP KEMATANGAN KARIR SISWA XII AKUNTANSI SMK MA’ARIF NU 1 CILONGOK


(27)

2.1. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh secara simultan antara faktor locus of control internal, locus of control eksternal, efikasi diri dan prestasi belajar terhadap

kematangan karir siswa XII Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok?

2. Apakah ada pengaruh faktor locus of control internal terhadap kematangan

karir siswa XII Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok?

3. Apakah ada pengaruh faktor locus of control eksternal terhadap kematangan

karir siswa XII Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok?

4. Apakah ada pengaruh faktor efikasi diri terhadap kematangan karir siswa XII

Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok?

5. Apakah ada pengaruh prestasi belajar terhadap kematangan karir siswa XII

Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok?

2.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan yang hendak dicapai antara lain :

1. Untuk mengetahui adakah pengaruh secara simultan antara faktor locus of control internal, locus of control eksternal, efikasi diri dan prestasi belajar

terhadap kematangan karir siswa XII Akuntansi SMK Ma’arif NU 1

Cilongok.

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh faktor locus of control internal terhadap

kematangan karir siswa XII Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh faktor locus of control eksternal terhadap kematangan karir siswa XII Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok.


(28)

4. Untuk mengetahui adakah pengaruh faktor efikasi diri terhadap kematangan

karir siswa XII Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok.

5. Untuk mengetahui adakah pengaruh prestasi belajar terhadap kematangan karir siswa XII Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok.

2.3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis (manfaat bagi ilmu pengetahuan)

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan, sebagai upaya untuk peningkatan kematangan karir dan dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian yang sejenis. 2. Manfaat praktis

a. Bagi pihak sekolah, hasil penelitian ini dapat membantu meningkatkan pofesionalisme dalam menentukan kebijakan pengelolaan sekolah yang efektif dan efisien guna perbaikan peningkatan kematangan karir siswa lulusannya.

b. Bagi orang tua siswa atau masyarakat, hasil penelitian ini dapat membantu meningkatkan kesadaran orang tua siswa atau masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam menentukan dan melaksanakan kebijakan pengelolaan sekolah. c. Bagi Dinas Pendidikan atau lembaga pendidikan, Hasil penelitian ini dapat

dipertimbangkan untuk menentukan kebijakan bidang pengelolaan pendidikan.


(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kematangan Karir

2.1.1 Pengertian Kematangan Karir

Karir diartikan sebagai serangkaian sikap, aktivitas atau perilaku yang diasosiasikan dengan peran pekerjaan sepanjang kehidupan seseorang (Artur & Lawrence dalam Gerber et al, 2009). Pengertian karir yang dikemukakan oleh Decenzo dan Robbins (Rachmawati, 2012) adalah suatu bentuk hubungan antara pekerjaan dengan pengalaman yang akan dicapai individu sepanjang kehidupannya. Fuhrmann (Rachmawati, 2012) menyatakan bahwa yang terpenting dari karir adalah konsep kematangan karir.

Kematangan karir menurut Super (Creed, Patton & Prideaux, 2007) adalah kesiapan dan kapasitas individu dalam menangani tugas-tugas perkembangan terkait dengan keputusan karir. Sedangkan Crites (Salami, 2008) mendefinisikan kematangan karir sebagai tingkat di mana individu telah menguasai tugas perkembangan karirnya, baik komponen pengetahuan maupun sikap yang sesuai dengan tahap perkembangan karirnya.

Kematangan karir menurut Savickas (Creed dan Patton, 2003) adalah kesiapan individu dalam membuat informasi, keputusan karir sesuai dengan usia dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan terkait dengan karir. Super (Savickas, 2001) menjelaskan bahwa individu dikatakan matang atau siap untuk membuat keputusan karir jika pengetahuan yang dimilikinya untuk membuat


(30)

keputusan karir didukung oleh informasi yang kuat mengenai pekerjaan berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukan.

Super (Syahrul & Jamaluddin, 2007) mengemukakan bahwa terdapat ciri-ciri individu dengan kematangan karir yang tinggi, yaitu memiliki pilihan karir yang relatif konsisten dan realistik, mandiri dalam melakukan pilihan karir dan memiliki sikap memilih karir yang positif. Sedangkan, ciri-ciri individu dengan kematangan karir yang rendah adalah pemikiran tentang karir yang relatif berubah dan tidak realistis, belum mandiri dalam mengambil keputusan karir, dan ragu dalam mengambil keputusan karir.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kematangan karir adalah kemampuan individu dalam menguasai tugas perkembangan karir sesuai dengan tahap perkembangan karir, dengan menunjukan perilaku-perilaku yang dibutuhkan untuk merencanakan karir, mencari informasi, memiliki wawasan mengenai dunia kerja dan memiliki kesadaran tentang apa yang dibutuhkan dalam membuat keputusan karir.

2.1.2 Tahap Perkembangan Karir

Dariyo (2003:69-70) mengemukakan perkembangan karir terbagi dalam lima tahap yaitu:

1. Pertumbuhan sekitar usia <14 tahun. Pada tahap ini fantasi masih mendominasi hingga anak berusia 11 tahun, kemudian minat menjadi penentu aktivitas sampai akhirnya anak mulai lebih mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki untuk menjadi pertimbangan alternatif pilihan karir.


(31)

2. Eksplorasi, terbagi menjadi tiga subtahap yaitu (1) Kristalisasi, usia 15-18 tahun. Remaja harus mengidentifikasi kesempatan dan tingkat pekerjaan yang sesuai, serta mempertimbangkan kebutuhan, minat, kapasitas, dan nilai pribadi; (2) Spesifikasi, usia 18-21 tahun. Remaja mempersempit pilihan karir, mencari informasi, dan mulai mengarahkan tingkah laku untuk bidang karir tertentu yaitu dengan memasuki pendidikan formal atau nonformal; (3) Implementasi, usia 21-25 tahun. Individu menyelesaikan masa sekolah dan pelatihannya, lalu menapaki dunia kerja.

3. Ekstablisment, terbagi menjadi dua subtahap yaitu (1) Stabilisasi, usia 26-30 tahun merupakan masa pengambilan keputusan mengenai pengambilan karir tertentu (2) Konsolidasi, usia 31-45 tahun. Masa untuk memajukan karir dan mencapai posisi yang lebih tinggi.

4. Maintenance, usia 46-65 tahun. Individu melanjutkan karir yang telah terbentuk dan mempertahankan prestasi yang telah dicapai pada tahap ekstalisment.

5. Decline, usia 65 tahun dan selanjutnya. Individu mengalami kemunduran fisik dan mental, sehingga harus membangun peran dan konsep diri baru sebagai pensiunan dan mencari sumber kepuasan lain di luar pekerjaan.

Individu dikatakan matang dalam berkarir jika mampu menyelesaikan tugas perkembangan karir pada tahap perkembangan tertentu.Berdasarkan uraian diatas disimpulkan siswa SMK berada pada tahap kristalisasi. dimana siswa harus mengidentifikasi kesempatan dan tingkat pekerjaan yang sesuai, serta mempertimbangkan kebutuhan, minat, dan kapasitas mereka.


(32)

2.1.3 Dimensi Kematangan karir

Menurut Super (Sharf, 2006: 156-158) dimensi kematangan karir pada tahap kristalisasi terdiri dari:

1. Career Planning (perencanaan karir)

Dimensi ini mengukur tingkat perencanaan melalui sikap terhadap masa depan, seberapa sering individu mencari informasi mengenai pekerjaan dan seberapa jauh mereka mengetahui beragam pekerjaan. Kegiatan yang mencakup aspek ini antara lain: mempelajari informasi terkait jenis pekerjaan yang diminati, membicarakan perencanaan yang dibuat dengan orang dewasa, dimensi ini juga berkaitan dengan pengetahuan mengenai kondisi pekerjaan, jenjang pendidikan yang disyaratkan, prospek kerja.

2. Career eksploration (eksplorasi karir)

Dimensi ini mengukur sikap terhadap sumber informasi. Individu berusaha untuk memperoleh informasi mengenai dunia kerja dan menggunakan kesempatan dari informasi yang berpotensial seperti orang tua, teman, guru dan konselor. 3. Caree decision making (membuat keputusan karir)

Dimensi ini mengukur pengetahuan tentang prinsip dan cara pengambilan keputusan. Individu memiliki kemandirian membuat pilihan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan. Kemampuan untuk menggunakan metode dan prinsip pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah termasuk memilih pendidikan dan pekerjaan.


(33)

4. World of word information (pengetahuan tentang informasi dunia kerja) Dimensi ini mengukur pengetahuan tentang tugas-tugas perkembangan karir yang penting, seperti kapan orang lain harus mengeksplorasi minat dan kemampuan mereka, bagaimana orang lain dan mengapa orang berpindah kerja. Mengetahui mengenai tugas kerja (job desk) pada pekerjaan tertentu.

5. Knowledge of the preferred (pengetahuan tentang pekerjaan yang diminati) Dimensi ini mengukur pengetahuan mengenai tugas kerja (job desk) dari pekerjaan yang mereka minati, peralatan kerja, dan persyaratan fisik yang dibutuhkan. Dimensi ini juga terkait kemampuan individu dalam mengidentifikasi orang-orang yang ada pada pekerjaan yang mereka minati

Dimensi kematatangan karir menurut Super ini dikembangkan menjadi indikator Kematangan karir.

2.1.4 Faktor- faktor Kematangan Karir

Seligman (Nugraheni, 2013) menjelaskan beberapa faktor yng mempengaruhi perkembangan karir individu dimana perkembangan karir akan menentukan kematangan karir.

Faktor-faktor kematangan karir adalah: 1. Faktor keluarga

Latar belakang keluarga berperan penting dalam kematangan karir seseorang. Pengalaman masa kecil, dimana role-model yang paling signifikan adalah orang tua, berikut latar belakang orang tua.


(34)

2. Faktor internal individu

Faktor individu memiliki pengaruh yang kuat pada perkembangan karir seseorang. Hal ini mencakup self-esteem (harga diri), self-expectation (pengharapan diri), self-efficacy (keyakinan kemampuan diri), locus of control (pusat kendali diri), inteligensi, keterampilan, minat bakat, kepribadian, usia. 3. Faktor sosial ekonomi

Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi perkembangan karir adalah lingkungan, status sosial ekonomi dan latar belakang budaya. Lingkungan mempengaruhi perkembanagan karir melalui tiga cara yaitu pengetahuan individu mengenai pekerjaan, latar belakang dimana individu merasa nyaman, dan pesan yang diterima individu mengenai pilihan karir yang tepat.

4. Jenis kelamin

Aspirasi dan pilihan karir laki-laki dan perempuan dipengaruhi oleh asumsi pilihan karir yang tepat untuk masing-masing gender dan oleh persentase individu masing-masing gender dalam pekerjaan.

2.2 Locus of Control

2.2.1 Pengertian Locus of Control

Locus of control menurut Larsen&Buss (Zulkaida, 2007) didefinisikan sebagai suatu konsep yang menunjuk pada keyakinan individu mengenai sumber kendali atas peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hidupnya. Locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya dengan akibat atau hasil yang akan diraihnya.


(35)

Johan (2002) mendefinisikan locus of control sebagai persepsi seseorang terhadap keberhasilan ataupun kegagalannya dalam melakukan berbagai kegiatan dalam hidupnya yang dihubungkan dengan faktor eksternal individu yang di dalamnya mencakup nasib, keberuntungan, kekuasaan atasan dan lingkungan kerja serta dihubungkan pula dengan faktor internal individu yang didalamnya mencakup kemampuan kerja dan tindakan kerja yang berhubungan dengan keberhasilan dan kegagalan kerja individu yang bersangkutan.

Locus of control menurut Phares (Nuriskha, 2010) yaitu keyakinan seseorang terhadap sumber yang mengontrol kejadian-kejadian dalam hidupnya. Locus of control menggambarkan dimana letak keyakinan dan seberapa kuat kontrol pada individu, apakah kontrol yang menjadi dasar pembentukan serta penampilan tingkah laku bersumber dari dalam atau dari luar dirinya.

Ghufron dan Risnawita (2010 :67)menjelaskan orang yang mempunyai locus of control internal mempunyai keyakinan bahwa apa yang terjadi pada dirinya, kegagalan dan keberhasilannya karena pengaruh dirinya sendiri. Sedangkan orang yang mempunyai locus of control eksternal mempunyai anggapan bahwa faktor-faktor yang ada diluar dirinya akan mempengaruhi tingkah lakunya seperti kesempatan, nasib, dan keberuntungan.

Dari beberapa pengertian locus of control yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa locus of control adalah keyakinan seseorang akan penyebab peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, apakah bersumber dari dalam atau dari luar dirinya.


(36)

2.2.2 Dimensi-dimensi Locus of Control

Rotter (Friedman & Schustack, 2006:275) menjelaskan locus of control memiliki dua dimensi yaitu:

1. Locus of control internal

Keyakinan bahwa keberhasilan yang diraih sebanding dengan usaha yang mereka lakukan dan sebagian besar dapat mereka kendalikan. & Kaur (2005) menjelaskan bahwa locus of control internal menunjukan adanya keyakinan bahwa yang terjadi dalam hidup adalah hasil dari perilakunya. Zulkaida dkk (2007) menyatakan seseorang dengan locus of control internal akan menjadi lebih aktif dan mampu memilih informasi yang dia butuhkan. Dengan kemampuannya sendiri dia dapat membuat keputusan dan bertanggung jawab atas keputusannya tersebut, apakah itu baik atau buruk.

Indikator locus of control internal adalah menurut Friedman & Schustack adalah: a. keyakinan individu bahwa kejadian yang dialami merupakan akibat dari

perilakunya sendiri.

b. memiliki kendali yang baik terhadap perilakunya sendiri. c. cenderung dapat mempengaruhi orang lain.

d. yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil.

e. aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi. 2. Locus of control eksternal

Individu dengan locus of control eksternal memiliki keyakinan bahwa tindakan mereka memiliki sedikit dampak bagi keberhasilan/kegagalan mereka, dan sedikit yang dapat mereka lakukan untuk merubahnya. Senada dengan


(37)

Friedman & Schustack, Dillon & Kaur (2005) menyatakan locus of control eksternal menunjukkan adanya keyakinan bahwa peristiwa yang terjadi dalam hidup adalah hasil kekuatan luar seperti keberuntungan, kesempatan, serta kekuasaan. Fakhidah (2012) menjelaskan bahwa individu yang memiliki locus of control eksternal akan cenderung kurang tekun dalam usaha mencapai tujuannya dengan memanfaatkan kesempatan yang tersedia dan menyandarkan hidupnya secara berlebihan pada kekuatan yang ada di luar dirinya.

Indikator locus of control eksternal menurut Friedman & Schustack adalah: a. Kekuasaan orang lain, takdir dan kesempatan merupakan faktor utama yang

mempengaruhi apa yang dialaminya.

b. Memiliki kendali yang kurang baik terhadap perilakunya sendiri. c. Cenderung dipengaruhi oleh orang lain.

d. Seringkali tidak yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil.

e. Kurang aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi.

2.3 Efikasi Diri

2.3.1 Pengertian Efikasi Diri

Efikasi diri mengacu pada keyakinan sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau melakukan suatu tugas yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu (Bandura dalam Techatassanasoontorn & Tanvisuth, 2008). Keyakinan akan seluruh kemampuan ini meliputi kepercayaan diri, kemampuan menyesuaikan diri, kecerdasan dan kapasitas bertindak pada situasi yang penuh tekanan. Efikasi diri itu akan 18


(38)

berkembang dan berangsur-angsur secara terus menerus seiring meningkatnya kemampuan dan bertambahnya pengalaman-pengalaman yang berkaitan.

Reivich dan Shatte (Wahyuni, 2013) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif. Efikasi diri juga berarti menyakini diri sendiri mampu berhasil dan sukses. Menurut Mayers (Zulkaida, 2007) efikasi diri berkaitan dengan bagaimana seseorang merasa mampu untuk melakukan suatu hal.

Efikasi diri adalah kepercayaan seseorang atas kemampuannya dalam menguasai situasi dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik ( Santrock dalam Rachmawati 2012).

Pikiran individu terhadap efikasi diri menentukan seberapa besar usaha yang akan dicurahkan dan seberapa lama individu akan tetap bertahan dalam menghadapi hambatan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa efikasi diri adalah keyakinan atau kemantapan individu memperkirakan kemampuan yang ada pada dirinya untuk melaksanakan tugas tertentu.

2.3.2 Perbedaan antara Efikasi Diri dan Kepercayaan Diri

Setiap individu memiliki kepercayaan diri, dengan tingkat kepercayaan yang dimiliki berbeda-beda disertai dengan ciri-ciri yang berbeda pula. Namun tidak semua individu memiliki efikasi diri. Menurut beberapa pengertian yang telah dijelaskan sebelumnya dapat diartikan bahwa efikasi diri merupakan bentuk yang spesifik dari kepercayaan diri


(39)

Kepercayaan diri merupakan keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak berpengaruh terhadap orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertangung jawab (Lauster dalam Ghufron & Risnawita, 2010 :34). Sedangkan Ghufron dan Risnawita (2010: 35) menjelaskan bahwa kepercayaan diri merupakan sikap mental seseorang dalam menilai diri maupun objek sekitarnya sehingga orang tersebut mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya untuk dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya.

Dari ulasan di atas perbedaan yang mendasar antara efikasi diri dengan kepercayaan diri adalah dari aspek sifat/ traits individu. Kepercayaan diri lebih bersifat umum, sedangkan efikasi diri lebih pada sifat yang khusus yaitu berkaitan dengan tugas-tugas spesifik. Kepercayaan diri berhubungan dengan pandangan diri terhadap nilai dirinya, sedangan efikasi diri berhubungan dengan pandangan diri terhadap kapasitas dalam dirinya. Kepercayaan diri erat berkaitan dengan kebanggaan, bagaimana sebuah pekerjaan yang dilakukan dapat meningkatkan kepercayaan diri, sedangkan efikasi diri berhubungan dengan bagaimana sebuah pekerjaan dengan baik dapat dicapai.

2.3.3 Dimensi - Dimensi Efikasi Diri

Efikasi diri yang dimiliki seseorang berbeda-beda. Bandura (Ghufron & Risnawita, 2010: 80-81) mengemukakan ada tiga aspek dalam efikasi diri, yaitu: 1. Magnitude (tingkat kesulitan tugas). Aspek ini berkaitan dengan kesulitan

tugas. Apabila tugas-tugas yang dibebankan pada individu disusun menurut tingkat kesulitannya, maka perbedaan efikasi diri secara individual mungkin 20


(40)

terbatas pada tugas-tugas yang sederhana, menengah, atau tinggi. Individu akan melakukan tindakan yang dirasakan mampu untuk dilaksanakannya dan akan tugas-tugas yang diperkirakan di luar batas kemampuan yang dimilikinya.

2. Generality (luas bidang tugas). Aspek ini berhubungan luas bidang tugas. Beberapa pengalaman berangsur-angsur menimbulkan penguasaan terhadap pengharapan pada bidang tugas atau tingkah laku yang khusus sedangkan pengalaman lain membangkitkan keyakinan yang meliputi berbagai tugas. 3. Strength (kemampuan keyakinan). Aspek ini berkaitan dengan tingkat

kemantapan seseorang terhadap keyakinannya. Tingkat efikasi diri yang lebih rendah mudah digoyangkan oleh pengalaman-pengalaman yang memperlemahnya, sedangkan seseorang yang memiliki efikasi diri yang kuat tekun dalam meningkatkan usahanya meskipun dijumpai pengalaman yang memperlemahnya.

2.3.4 Indikator Efikasi Diri

Dari aspek-aspek efikasi diri yang dijabarkan Bandura (Ghufron & Risnawita, 2010: 80-81) maka dapat dijabarkan indikator efikasi diri. Indikator efikasi diri adalah:

1. Indikator tingkat kesulitan tugas

a. Keyakinan individu atas kemampuannya terhadap tingkat kesulitan tugas. b. Pemilihan tingkah laku berdasarkan hambatan atau tingkat kesulitan suatu


(41)

2. Indikator luas bidang tugas

Tingkat kekuatan keyakinan atau pengharapan individu terhadap kemampuannya.

3. Indikator kemampuan keyakinan

Keyakinan individu akan kemampuannya melaksanakan tugas diberbagai aktivitas.

2.4 Prestasi Belajar

2.4.1 Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Tu’u (2004: 75) ―Prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu‖. Prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar merupakan hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar.

Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru. Jadi prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari aspek kognitifnya, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk mengetahui penguasaan pengetahuan yang dijadikan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata mata pelajaran akuntansi.


(42)

2.4.2 Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Arifin (Rahayu, 2011) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi, adapun fungsinya adalah sebagai berikut:

a. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh anak didik.

b. Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c. Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

d. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. e. Dapat dijadikan sebagai indikator terhadap daya serap anak didik.

Berdasarkan prestasi belajar tersebut, seorang guru dapat mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi pelajaran atau belum. Prestasi belajar siswa selain berfungsi sebagai indikator keberhasilan program tertentu, tetapi juga sebagai indikator dari kualitas suatu institusi pendidikan.

2.4.3 Indikator Prestasi Belajar

Indikator prestasi belajar dalam penelitian ini adalah rekapitulasi nilai mata pelajaran produktif akuntansi semester genap

2.5 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

1) Penelitian yang dilakukan Zulkaida dkk (2007) yang berjudul ― Pengaruh Locus of Control dan Efikasi Diri Terhadap Kematangan Karir Siswa SMA‖. Hasil penelitian menunjukan nilai F sebesar 13,599 dan R2 sebesar 0,207 menunjukkan bahwa variabel locus of control dan efikasi diri secara bersama-sama dapat menjelaskan kematangan karir sebesar 20,7%.


(43)

2) Penelitian yang dilakukan Rahmanto dkk (2010) yang berjudul ―Hubungan Antara Locus of Control Internal Dengan Kematangan Karir Pada Siswa kelas

XII SMK M 4 Purworejo‖ menyatakan bahwa locus of control internal memberi sumbangan sebesar 30,2% terhadap kematangan karir.

3) Penelitian yang dilakukan Akbulut (2010) yang berjudul ―The Relationship Between Vocational Maturity and Hopelessness Among Female and Male Twellfth Grade Students‖ menyatakan bahwa locus of control berpengaruh positif terhadap kematangan karir.

4) Penelitian yang dilakukan Creed & Patton (2003) yang berjudul ― Predicting Two Components of Career Maturity in School Based Adolescents‖ menyatakan bahwa 52% kematangan karir dipengaruhi oleh sikap pembangunan karir dan dari besarnya nilai β mengindikasikan bahwa

prediktor terkuat adalah efikasi diri pemilihan karir dengan nilai β= 0,32.

5) Penelitian yang dilakukan Komandyahrini dan Hawadi (2008) dengan judul

―Hubungan Self Efficacy dan Kematangan Dalam Memilih Karir Siswa Program Percepatan Belajar.‖ Dari hasil analisis diperoleh nilai R2 sebesar 46,7% yang berarti self efficacy memberikan sumbangan 46,7% terhadap kematangan karir siswa program percepatan belajar.

6) Penelitian yang dilakukan Syahrul dan Jamalludin (2007) yang berjudul ― Kematangan Vokasional Mahasiswa Program D3 Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Negeri Makasar‖ berdasarkan hasil analisis

diperoleh koefisien korelasi ganda r = 0,45 dengan koefisien determinasi yang didapat sebesar 0,20 menunjukan bahwa efikasi diri, pengalaman 24


(44)

praktik dan prestasi belajar secara bersama-sama dapat menjelaskan varians kematangan vokasional mahasiswa sebesar 20,22.

7) Penelitian yang dilakukan oleh Creed, Patton dan Prideaux (2007) dengan

judul ―Predicting Change Over time in Career Planning and Career

Exploration for High School Student.” Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa efikasi diri mempengaruhi kematangan karir sebesar 20,88% dan prestasi belajar mempengaruhi kematangan karir sebesar 3,02%.

8) Penelitian yang dilakukan West (2002) yang berjudul ―Comparisons of

Career maturity and Its Relationship With Academic Performance.”

Menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kematangan karir dengan prestasi akademik pada siswa indian.

2.6 Kerangka Berpikir

Siswa SMK dituntut untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya dan mempersiapkan diri untuk memiliki karir yang mempunyai konsekuensi ekonomi dan finansial. Individu yang dapat memilih karir yang tepat adalah individu yang memiliki kematangan karir.

Kematangan karir adalah keberhasilan seseorang menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas pada tahap perkembangan tertentu. Siswa SMK berada pada tahap eksplorasi dan berada pada subtahap kristalisasi dimana siswa harus mengidentifikasi kesempatan dan tingkat pekerjaan yang sesuai, serta mempertimbangkan kebutuhan, minat, kapasitas, dan nilai pribadi.


(45)

Kematangan karir dipengaruhi oleh locus of control. Locus of control adalah kecenderungan individu untuk meyakini penyebab dari peristiwa-peristiwa yang dialaminya sebagai sesuatu yang bersumber dari dalam dirinya sendiri (locus of control internal), atau lingkungan disekitar dirinya (locus of control eksternal). Individu dengan tingkat kematangan karir yang baik cenderung memiliki orientasi locus of control internal. Individu dengan locus of control internal, ketika dihadapkan pada pemilihan karir, maka akan melakukan usaha untuk mengenal diri, mencari tahu tentang pekerjaan dan langkah-langkah pendidikan, serta berusaha mengatasi masalah yang dihadapi. Hal tersebut akan membuat kematangan karir individu menjadi tinggi. Akbulut (2010) menyatakan bahwa orang yang matang dalam berkarir cenderung memiliki keyakinan bahwa untuk mencapai karir yang diinginkan, hanya bisa dilakukan oleh usahanya sendiri bukan karena keberuntungan, nasib atau takdir.

Faktor kematangan karir yang lain yaitu efikasi diri, efikasi diri adalah keyakinan atau kemantapan individu memperkirakan kemampuan yang ada pada dirinya untuk melaksanakan tugas tertentu. Siswa dengan efikasi diri yang tinggi lebih berhasil dalam menyelesaikan pekerjaan dan merencanakan masa depan daripada individu dengan efikasi yang rendah.

Prestasi belajar juga mempengaruhi kematangan karir. Prestasi belajar adalah hasil yang telah di capai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru. Siswa dengan prestasi belajar yang tinggi lebih memiliki aspirasi dalam merencanakan karir yang akan dijalaninya. Dan sebaliknya siswa yang memiliki 26


(46)

prestasi yang rendah memiliki aspirasi yang kurang dalam merencanakan karirnya. Survey yang dilakukan National Employers tahun 2012( Herizon dan wirda ) IP atau prestasi hanyalah nomor 17 dari 20 kualitas yang dianggap penting dalam dunia kerja. Kesuksesaan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skill), tetapi oleh keterampilan mengolah diri dan orang lain.

Dari kajian teori di atas, peneliti berasumsi bahwa kematangan karir dapat dipengaruhi oleh locus of control, efikasi diri dan prestasi belajar. Apabila tingakat locus of control, efikasi diri dan prestasi belajar yang tinggi maka kematangan karir siswa juga akan tinggi.

Kerangka berpikir tersebut digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Keterangan :

Pengaruh parsial Pengaruh simultan

Locus of control ekternal (X2) Locus of control internal (X1)

Kematangan Karir (Y)

Prestasi Belajar (X4) Efikasi diri (X3)


(47)

2.7 Hipotesis Penelitian

Ha1 : Terdapat pengaruh Locus of control Internal, locus of control eksternal, efikasi diri, dan prestasi belajar terhadap kematangan karir siswa XII

Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok

Ha2 : Terdapat pengaruh Locus of control Internal terhadap kematangan karir siswa XII Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok

Ha3: Terdapat pengaruh Locus of control eksternal terhadap kematangan karir siswa XII Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok

Ha4 :Terdapat pengaruh efikasi diri terhadap kematangan karir siswa XII

Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok

Ha5 :Terdapat pengaruh prestasi belajar terhadap kematangan karir siswa XII

Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian akan membahas mengenai jenis penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, variabel penelitian, metode pengambilan data, validitas dan reliabilitas, dan metode analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian populasi karena semua populasi diambil untuk penelitian. Penelitian ini untuk mencari pengaruh antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable).

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2002:57). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Akuntansi SMK Ma’arif NU I

Cilongok tahun pelajaran 2013/2014. Popolasi terdiri dari 83 siswa yang terbagi dalam tiga kelas. Pembagian tersebut sebagai berikut:

Tabel 3.1 Populasi penelitian

No Kelas Jumlah siswa

1 XII Akuntansi 1 28 siswa

2 XII Akuntansi 2 29 siswa

3 XII Akuntansi 3 26 siswa

Jumlah siswa 83 siswa

Sumber : Dokumentasi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok pada lampiran 3


(49)

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:13). Menurut Arikunto (2006:14) jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10 – 15 % dari jumlah populasinya.

Dalam penelitian ini sempel yang digunakan adalah semua siswa Kelas

XII Akuntansi SMK Ma’arif Nu 1 Cilongok yang berjumlah 83 siswa. Oleh karena itu penelitian ini disebut penelitian populasi.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

3.3.1 Variabel Terikat (Dependent Variabel / Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kematangan karir. Kematangan karir adalah kemampuan individu dalam menguasai tugas perkembangan karir sesuai dengan tahap perkembangan karir, dengan menunjukan perilaku-perilaku yang dibutuhkan untuk merencanakan karir, mencari informasi, memiliki wawasan mengenai dunia kerja dan memiliki kesadaran tentang apa yang dibutuhkan dalam membuat keputusan karir.

Indikator kematangan karir mengacu pada teori Super (Sharf, 2006) adalah: a. Mencari beragam informasi mengenai pekerjaan

b. mencari informasi mengenai pilihan karir dari berbagai sumber

c. Kemampuan menggunakan pengetahuan dalammembuat keputusan karir yang tepat


(50)

d. Pengetahuan individu mengenai tugas-tugas perkembangan karir yang penting

e. Pengetahuan mengenai tugas kerja (job desk) pada pekerjaan tertentu f. Pengetahuan mengenai tugas kerja dari pekerjaan yang diminati, peralatan

kerja, dan persyaratan fisik yang dibutuhkan.

g. Mampu mengidentifikasi orang-orang yang ada pada pekerjaan yang diminati.

3.3.2 Variabel Bebas (Independent Variabel / X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: 1) Locus of Control Internal (X1)

Locus of Control Internal merupakan keyakinan bahwa apa yang terjadi pada dirinya, kegagalan dan keberhasilannya karena pengaruh dirinya sendiri Indikator Locus of Control Internal mengacu pada teori locus of control (Rotter dalam Friedman & Schustack, 2006).adalah:

a. Keyakinan bahwa kejadian yang dialaminya merupakan akibat dari perilaku dan tindaknnya sendiri.

b. Memiliki kendali yang baik terhadap perilakunya sendiri, cenderung dapat mempengaruhi orang lain.

c. Yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil.

d. Aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi.


(51)

2) Locus of Control eksternal (X2)

Locus of Control eksternal merupakan keyakinan bahwa faktor diluar dirinya yang akan mempengaruhi tingkah lakunya seperti keberuntungan, nasib, kesempatan.

Indikator Locus of Control eksternal mengacu pada teori locus of control (Rotter dalam Friedman & Schustack, 2006) adalah:

a. Keyakinan individu bahwa kekuasaan orang lain, takdir, dan kesempatan merupakan faktor utama yang mempengaruhi apa yang dialami.

b. Memiliki kendali yang kurang baik terhadap perilakunya sendiri. c. Cenderung dipengaruhi orang lain.

d. Seringkali tidak yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil.

e. Kurang aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi. Mengacu pada teori locus of control (Rotter dalam Friedman & Schustack, 2006).

3) Efikasi Diri

Efikasi diri adalah keyakinan atau kemantapan individu memperkirakan kemampuan yang ada pada dirinya untuk melaksanakan tugas tertentu.

Indikator efikasi diri mengacu pada teori Self Eficacy (Bandura dalam Ghufron & Risnawita, 2013) adalah:

a. Keyakinan individu atas kemampuannya terhadap tingkat kesulitan tugas. b. Pemilihan tingkah laku berdasarkan hambatan atau tingkat kesulitan suatu

tugas.


(52)

c. Tingkat kekuatan keyakinan atau pengharapan individu terhadap kemampuannya.

d. Keyakinan individu akan kemampuannya melaksanakan tugas diberbagai aktivitas.

4) Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru. Indikator prestasi belajar dalam penelitian ini adalah rata-rata nilai mata pelajaran produktif akuntansi semester genap.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi digunakan untuk menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Pada penelitian ini, metode dokumentasi digunakan peneliti untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa dan nilai mata pelajaran produktif akuntansi dari siswa kelas XII Akuntansi SMK Ma’arif NU I Cilongok. 3.4.2 Metode Kuesioner atau angket

Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151). Metode kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi atau keterangan responden mengenai kematangan karir, locus of control internal, locus of control eksternal, efikasi diri.


(53)

Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner tertutup sehingga responden tinggal memilih jawabannya saja. Alat ukur yang digunakan berupa skala likert. Menurut Sugiyono (2009:134) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Adapun alat yang digunakan berupa kuesioner model checklist, sehingga siswa tinggal memilih alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi

dirinya sendiri, dengan cara memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia. Bobot jawaban dari kuesioner ini :

1. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju (SS) 2. Skor 4 untuk jawaban setuju (S)

3. Skor 3 untuk jawaban netral (N)

4. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju (TS)

5. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) 3.5 Uji Coba Instrumen

3.5.1 Validitas

Dalam penelitian ini pengukuran validitas diukur dengan menggunakan bentuk metode statistik dengan bantuan program SPSS for windows release 16,0. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak, maka ( r ) yang telah diperoleh ( r hitung ) dikonsultasikan dengan (r table ) product moment dengan taraf signifikan 5 % dan interval kepercayaan 95 % . Apabila r hitung ≥ r table , maka instrumen dikatakan valid, sehingga instrumen tersebut dinyatakan layak untuk digunakan dalam pengambilan data dan apabila r hitung ≤ r table maka instrumen dikatakan tidak valid.


(54)

Berdasarkan hasil uji coba validitas angket penelitian dengan butir pertanyaan yang di uji cobakan pada 33 siswa terdapat butir pertanyaan valid dan

butir pernyataan tidak valid. Butir pernyataan yang tidak valid tersebut dihapus. Hasil analisis untuk angket kematangan karir dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Hasil Uji Coba Angket kematangan karir No Item rhitung rtabel Kriteria

1 0,426 0,344 Valid

2 0,391 0,344 Valid

3 0,157 0,344 Tidak Valid

4 0,440 0,344 Valid

5 0,415 0,344 Valid

6 0,522 0,344 Valid

7 0,530 0,344 Valid

8 0,671 0,344 Valid

9 0,542 0,344 Valid

10 0,353 0,344 Valid

11 0,727 0,344 Valid

12 0,517 0,344 Valid

13 0,747 0,344 Valid

14 0,362 0,344 Valid

15 0,369 0,344 Valid

16 0,252 0,344 Tidak Valid

17 0,402 0,344 Valid

18 0,444 0,344 Valid

19 0,338 0,344 Tidak Valid

20 0,782 0,344 Valid

21 0,741 0,344 Valid

22 0,707 0,344 Valid

Sumber : Data Primer yang Diolah, 2014 pada lampiran 5

Berdasarkan Tabel 3.2 pada variabel kematangan karir dari 22 butir pertanyaan terdapat 19 butir pertanyaan valid dan 3 butir pertanyaan tidak valid, yaitu nomor 3, 16 dan 19. Butir pertanyaan yang tidak valid tersebut dihapus.


(55)

Hasil analisis validitas untuk angket Locus of control internal dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Angket Locus of Control Internal No Item rhitung rtabel Kriteria

1 0,106 0,344 Tidak Valid

2 0,394 0,344 Valid

3 0,588 0,344 Valid

4 0,359 0,344 Valid

5 0,379 0,344 Valid

6 0,538 0,344 Valid

7 0,514 0,344 Valid

8 0,558 0,344 Valid

9 0,665 0,344 Valid

10 0,646 0,344 Valid

11 0,325 0,344 Tidak Valid

12 0,607 0,344 Valid

13 0,089 0,344 Tidak Valid

14 0,627 0,344 Valid

15 0,740 0,344 Valid

16 0,642 0,344 Valid

Sumber : Data Primer yang Diolah, 2014 pada lampiran 5

Berdasarkan Tabel 3.3 pada variabel locus of control internal dari 16 butir pertanyaan terdapat 13 butir pertanyaan valid dan 3 butir pertanyaan tidak valid, yaitu nomor 1, 11 dan 13. Butir pertanyaan yang tidak valid tersebut dihapus.


(56)

Hasil analisis validitas untuk angket locus of control eksternal dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Angket Locus of Control eksternal No Item rhitung rtabel Kriteria

17 0,674 0,344 Valid

18 0,380 0,344 Valid

19 0,383 0,344 Valid

20 0,760 0,344 Valid

21 0,345 0,344 Valid

22 0,530 0,344 Valid

23 0,454 0,344 Valid

24 0,460 0,344 Valid

25 0,351 0,344 Valid

26 0,500 0,344 Valid

27 0,690 0,344 Valid

28 0,748 0,344 Valid

29 0,682 0,344 Valid

30 0,607 0,344 Valid

31 0,619 0,344 Valid

32 0,707 0,344 Valid

Sumber : Data Primer yang Diolah, 2014 pada lampiran 5

Berdasarkan Tabel 3.4 pada variabel locus of control eksternal dari 16 butir pertanyaan semuanya valid.


(57)

Hasil analisis validitas untuk angket efikasi diri dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5 Hasil Uji Coba Angket Efikasi Diri No Item rhitung rtabel Kriteria

1 0,562 0,344 Valid

2 0,526 0,344 Valid

3 0,223 0,344 Tidak Valid

4 0,171 0,344 Tidak Valid

5 0,440 0,344 Valid

6 0,575 0,344 Valid

7 0,661 0,344 Valid

8 0,732 0,344 Valid

9 0,464 0,344 Valid

10 0,398 0,344 Valid

11 0,663 0,344 Valid

12 0,414 0,344 Valid

13 0,653 0,344 Valid

14 0,373 0,344 Valid

15 0,438 0,344 Valid

16 0,364 0,344 Valid

17 0,284 0,344 Tidak Valid

Sumber : Data Primer yang Diolah, 2014 pada lampiran 5

Berdasarkan Tabel 3.5 pada variabel efikasi diri 17 butir pertanyaan terdapat 14 butir pertanyaan valid dan 3 butir pertanyaan tidak valid, yaitu nomor 3, 4 dan 17. Butir pertanyaan yang tidak valid tersebut dihapus.

3.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik ( Arikunto ,2006:178).

Pengukuran reliabilitas pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS for windows release 16,0 dengan uji statistik Cronbach Alpha. Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally dalam Ghozali, 2009: 46).


(58)

Hasil uji reliabilitas untuk angket kematangan karir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Kematangan Karir

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.859 .853 22

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Hasil uji reliabilitas untuk angket locus of control internal dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Locus Of Control Internal

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.789 .853 22

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Hasil uji reliabilitas untuk angket locus of control eksternal dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Locus Of Control eksternal

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.844 .851 16


(59)

Hasil uji reliabilitas untuk angket Efikasi diri dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Efikasi Diri

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.785 .780 17

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas, untuk angket kematangan karir diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,859. Angket , locus of control internal diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,789. Angket locus of control eksternal diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,844. Angket efikasi diri diperoleh Cronbach Alpha sebesar 0,785. Ketiga hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel karena nilai Cronbach Alpha > 0,60 dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengolah hasil penulisan guna memperoleh suatu kesimpulan. Teknik untuk mengolah data dalam penelitian kuantitatif ini adalah menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.


(60)

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009:207). Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing indikator dalam setiap variabel agar lebih mudah memahami pengukuran pada variabel yang diungkap. Tujuan analisis deskriptif persentase yaitu untuk mengkaji variabel kematangan karir, locus of control internal, locus of control eksternal, efikasi diri dan prestasi belajar.

Analisis ini dilakukan dengan memberi skor pada jawaban angket yang telah diisi oleh responden, dengan penskoran sebagai berikut:

1. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju (SS) 2. Skor 4 untuk jawaban setuju (S)

3. Skor 3 untuk jawaban netral (N)

4. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju (TS)

5. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

% = Keterangan:

% : Nilai presentase atau hasil n : Jumlah skor yang diperoleh N : Jumlah skor yang diharapkan


(61)

Langkah yang dilakukan menurut Sudjana (2005:47) adalah sebagai berikut: 1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil

a. Menetapkan persentase tertinggi ( ) b. Menetapkan persentase terendah ( ) c. Rentang persentase: 100%-20% = 80%

2. Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan yaitu 5. 3. Menentukan panjang kelas interval

p =

p = = 20%

4. Menetapkan interval kelas persentase

Interval % diperoleh dengan cara membagi rentang % dengan jenjang kriteria sehingga diperoleh 80% : 5 = 16%

5. Menetapkan jenjang kriteria

Dalam menetapkan jenjang kriteria, peneliti mengelompokkan menjadi 5 kriteria yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah.

Tabel 3.10 Kategori kematangan karir, locus of control dan efikasi diri No Interval Persentase Kriteria

1 84% — 100% Sangat tinggi

2 68% — 83% Tinggi

3 52% — 67% Sedang

4 36% — 51% Rendah

5 20% — 35% Sangat rendah


(62)

Sedangkan jenjang kategori untuk variabel prestasi belajar akuntansi disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.11 Kategori Variabel Prestasi Belajar

No Nilai Kriteria

1 ≥ 70 Tuntas

2 < 70 Belum tuntas

Sumber: SMK Ma’arif NU 1 Cilongok

3.6.2 Analisis Statistik Inferensial

Statistik Inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Analisis data dilakukan dengan program komputer SPSS for windows release 16,0 menggunakan bantuan regresi linier berganda. Namun, sebelum melakukan analisis regresi linier berganda dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Selain uji asumsi di atas regresi yang baik harus memenuhi uji prasyarat yaitu uji normalitas.

3.6.2.1Uji Prasyarat Regresi

Analisis regresi dilakukan untuk membuat model matematika yang dapat menunjukkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis regresi yang dapat digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier dua atau lebih variabel independen (X1, X2, X3 …,Xn) dengan variabel dependen (Y). Namun sebelum analisis dilakukan perlu adanya uji prasyarat. Uji persyaratan analisis diperlukan guna


(63)

mengetahui apakah analisis data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak.

3.6.2.1.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali : 2005). Jika data tersebut berdistribusi normal maka analisis yang digunakan dapat menggunakan analisis dengan statistic parametric yaitu regresi ganda, tetapi jika tidak normal tidak dapat menggunakan analisis regresi dengan statistic non parametrik yaitu range spearman. Uji normalitas dilakukan dengan uji kolmogorov- smirnov satu arah atau analisis grafis. Dalam penelitian ini semua data yang sudah terkumpul kemudian diolah menggunakan bantuan Software SPSS 16.

3.6.2.2Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi yang kita gunakan menjadi BLUE (Best Linier Unbias Estimator) sehingga model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi. Uji asumsi klasik meliputi: uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Namun dalam penelitian ini uji autokorelasi tidak digunakan sebab uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode sebelumnya atau sesudahnya untuk data time series. Sedangkan dalam penelitian ini tidak menggunakan data time series.


(1)

LAMPIRAN 14

Statistik Deskriptif Kematangan Karir

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Kematangan karir 83 35 89 67.12 12.490 156.010

Valid N (listwise) 83

LAMPIRAN 15

Statistik Deskriptif Locus of Control Internal

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

LOC Internal 83 24 63 45.01 9.835 96.719

Valid N (listwise) 83

LAMPIRAN 16

Statistik Deskriptif Locus of Control Eksternal

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

LOC Eksternal 83 27 63 41.84 9.891 97.841

Valid N (listwise) 83

LAMPIRAN 17

Statistik Deskriptif Efikasi Diri

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Efikasi Diri 83 36 66 50.98 7.174 51.463

Valid N (listwise) 83

LAMPIRAN 18

Statistik Deskriptif Prestasi Belajar

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Prestasi Belajar 83 39.00 97.70 80.2620 16.24268 263.825


(2)

Uji Prasyarat

normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 83

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 4.68055767

Most Extreme Differences Absolute .073

Positive .073

Negative -.060

Kolmogorov-Smirnov Z .665

Asymp. Sig. (2-tailed) .768


(3)

LAMPIRAN 20

Uji Asumsi Klasik

1.

Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.249 24.875 .211 .833

LOC Internal .767 .170 .604 4.523 .000 .101 9.898

LN_X2 -.176 5.196 -.003 -.034 .973 .197 5.070

Efikasi Diri .404 .166 .232 2.438 .017 .200 5.012

Prestasi Belajar .092 .067 .120 1.372 .174 .235 4.251

a. Dependent Variable: Kematangan karier


(4)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.399 6.968 .631 .532

LOC Internal -.023 .048 -.262 -.490 .627

LN_X2 -.636 1.451 -.162 -.438 .664

Efikasi Diri -.038 .051 -.319 -.747 .460

Prestasi Belajar .025 .018 .446 1.350 .186

a. Dependent Variable: LN_RES

LAMPIRAN 21

Uji Simultan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 10993.898 4 2748.474 119.174 .000a

Residual 1798.897 78 23.063

Total 12792.795 82

a. Predictors: (Constant), Prestasi Belajar, LN_X2, Efikasi Diri, LOC Internal b. Dependent Variable: Kematangan karier

LAMPIRAN 22

Koefisien Determinasi Simultan

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .927a .859 .852 4.802

a. Predictors: (Constant), Prestasi Belajar, LN_X2, Efikasi Diri, LOC Internal b. Dependent Variable: Kematangan karier

LAMPIRAN 23

Uji Parsial

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.249 24.875 .211 .833

LOC Internal .767 .170 .604 4.523 .000

LN_X2 -.176 5.196 -.003 -.034 .973

Efikasi Diri .404 .166 .232 2.438 .017

Prestasi Belajar .092 .067 .120 1.372 .174


(5)

LAMPIRAN 24

Koefisien Determinasi Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Correlations

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part

1 (Constant) 5.249 24.875 .211 .833

LOC Internal .767 .170 .604 4.523 .000 .918 .456 .192

LN_X2 -.176 5.196 -.003 -.034 .973 -.828 -.004 -.001

Efikasi Diri .404 .166 .232 2.438 .017 .870 .266 .104

Prestasi Belajar .092 .067 .120 1.372 .174 .837 .153 .058


(6)

LAMPIRAN 25

Survey NACE USA Mengenai Kualitas Lulusan Perguruan Tinggi Yang

Diharapkan Dunia Kerja

No

KUALITAS Lulusan Perguruan Tinggi

Skor

1

Kemampuan Komunikasi

4.69

2

Kejujuran/Integritas

4.59

3

Kemampuan Bekerjasama

4.54

4

Kemampuan Interpersonal

4.5

5

Beretika

4.46

6

Motivasi/Inisiatif

4.42

7

Kemampuan Beradaptasi

4.41

8

Daya Analitik

4.36

9

Kemampuan Komputer

4.21

10

Kemampuan Berorganisasi

4.05

11

Berorientasi pada Detail

4

12

Kepemimpinan

3.97

13

Kepercayaan Diri

3.95

14

Ramah

3.85

15

Sopan

3.82

16

Bijaksana

3.75

17

Indeks Prestasi (>=3.0)

3.68

18

Kreatif

3.59

19

Humoris

3.25