praktik  dan  prestasi  belajar  secara  bersama-sama  dapat  menjelaskan  varians kematangan vokasional mahasiswa sebesar 20,22.
7  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Creed,  Patton  dan  Prideaux  2007  dengan judul  ―Predicting  Change  Over  time  in  Career  Planning  and  Career
Exploration  for High School Student.” Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa  efikasi  diri  mempengaruhi  kematangan  karir  sebesar  20,88  dan
prestasi belajar mempengaruhi kematangan karir sebesar 3,02. 8  Penelitian  yang  dila
kukan  West  2002  yang  berjudul  ―Comparisons  of Career  maturity  and  Its  Relationship  With  Academic  Performance.”
Menyatakan  bahwa  terdapat  hubungan  antara  kematangan  karir  dengan prestasi akademik pada siswa indian.
2.6 Kerangka Berpikir
Siswa  SMK  dituntut  untuk  menuntut  ilmu  setinggi-tingginya  dan mempersiapkan diri untuk memiliki karir yang mempunyai konsekuensi ekonomi
dan finansial. Individu yang dapat memilih karir yang tepat adalah individu yang memiliki kematangan karir.
Kematangan karir adalah keberhasilan seseorang menyelesaikan tugas-tugas perkembangan  karir  yang  khas  pada  tahap  perkembangan  tertentu.  Siswa  SMK
berada pada tahap eksplorasi dan berada pada subtahap kristalisasi dimana siswa harus  mengidentifikasi  kesempatan  dan  tingkat  pekerjaan  yang  sesuai,  serta
mempertimbangkan kebutuhan, minat, kapasitas, dan nilai pribadi. 25
Kematangan  karir  dipengaruhi  oleh  locus  of  control.  Locus  of  control adalah kecenderungan individu untuk meyakini penyebab dari peristiwa-peristiwa
yang dialaminya sebagai sesuatu yang bersumber dari dalam dirinya sendiri locus of control internal, atau lingkungan disekitar dirinya locus of control eksternal.
Individu dengan tingkat kematangan karir yang baik cenderung memiliki orientasi locus  of  control  internal.  Individu  dengan  locus  of  control  internal,  ketika
dihadapkan  pada  pemilihan  karir,  maka  akan  melakukan  usaha  untuk  mengenal diri,  mencari  tahu  tentang  pekerjaan  dan  langkah-langkah  pendidikan,  serta
berusaha  mengatasi  masalah  yang  dihadapi.  Hal  tersebut  akan  membuat kematangan  karir  individu  menjadi  tinggi.  Akbulut  2010  menyatakan  bahwa
orang  yang  matang  dalam  berkarir  cenderung  memiliki  keyakinan  bahwa  untuk mencapai  karir  yang  diinginkan,  hanya  bisa  dilakukan  oleh  usahanya  sendiri
bukan karena keberuntungan, nasib atau takdir. Faktor  kematangan  karir  yang  lain  yaitu  efikasi  diri,  efikasi  diri  adalah
keyakinan  atau kemantapan individu  memperkirakan kemampuan  yang  ada pada dirinya untuk melaksanakan tugas tertentu. Siswa dengan efikasi diri yang tinggi
lebih  berhasil  dalam  menyelesaikan  pekerjaan  dan  merencanakan  masa  depan daripada individu dengan efikasi yang rendah.
Prestasi  belajar  juga  mempengaruhi  kematangan  karir.  Prestasi  belajar adalah  hasil  yang  telah  di  capai  oleh  peserta  didik  dalam  proses  pembelajaran
yang  ditunjukkan  dengan  nilai  tes  atau  angka  dari  hasil  evaluasi  yang  dilakukan oleh guru. Siswa dengan prestasi belajar yang tinggi lebih memiliki aspirasi dalam
merencanakan  karir  yang  akan  dijalaninya.  Dan  sebaliknya  siswa  yang  memiliki 26
prestasi  yang  rendah  memiliki  aspirasi  yang  kurang  dalam  merencanakan karirnya.  Survey  yang  dilakukan  National  Employers  tahun  2012  Herizon  dan
wirda  IP atau prestasi hanyalah nomor 17 dari 20 kualitas yang dianggap penting dalam  dunia  kerja.  Kesuksesaan  seseorang  tidak  ditentukan  semata-mata  oleh
pengetahuan  dan  keterampilan  teknis  hard  skill,  tetapi  oleh  keterampilan mengolah diri dan orang lain.
Dari  kajian  teori  di  atas,  peneliti  berasumsi  bahwa  kematangan  karir  dapat dipengaruhi  oleh  locus  of  control,  efikasi  diri  dan  prestasi  belajar.  Apabila
tingakat  locus  of  control,  efikasi  diri  dan  prestasi  belajar  yang  tinggi  maka kematangan karir siswa juga akan tinggi.
Kerangka berpikir tersebut digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1  Kerangka Berpikir Keterangan :