Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas pada tahap perkembangan karir tertentu Super dalam Zulkaida dkk,. 2007. Dan tahap
perkembangan karir siswa SMK ada pada tahap eksplorasi 15-24 tahun. Kematangan karir meliputi pengetahuan akan diri, pengetahuan akan pekerjaan,
kemampuan memilih suatu pekerjaan, dan kemampuan untuk merencanakan langkah-langkah menuju karir yang diharapkan Crite dalam Zulkaida dkk.,
2007 Individu dengan tingkat kematangan karir yang tinggi akan memperoleh
karir yang sukses dan memuaskan. Individu akan menunjukan kesadaran yang lebih pada proses pengambilan keputusan karir, berfikir tentang alternatif
pekerjaan lain, dan menghubungkan perilaku saat ini dengan tujuan masa depan. Untuk itu bagi siswa SMK kelas XII kematangan karir sangatlah penting agar
mereka dapat memilih dan mempersiapkan karir mereka Dari observasi awal yang dilakukan pada bulan September 2013 di SMK
Ma’arif NU 1 Cilongok khususnya program keahlian Akuntansi dari aspek keterserapan didunia kerja belum memuaskan. Berikut data penelusuran lulusan
Program Keahlian Akuntansi SMK Ma’arif NU 1 Cilongok tiga tahun terakhir.
Tabel 1.1 Data Penelusuran Lulusan Program Keahlian Akuntansi
SMK Ma’arif NU 1 Cilongok
Tahun Jumlah siswa
Kerja Kuliah
Lain-lain 20102011
124 44
8 72
20112012 102
11 4
87 20122013
93 31
3 61
Total 319
86 15
220 Sumber : Dokumentasi SMK Ma’arif Nu 1 Cilongok pada lampiran 1
3
Dari data penelusuran kelulusan siswa program keahlian Akuntansi 20102011, 20112012 dan 20122013 diatas dapat di lihat rata-rata lulusan yang
terserap didunia kerja hanya sekitar 26,95 dari jumlah lulusan dan yang melanjutkan keperguruan tinggi hanya sekitar 4,70 dan sisanya 68,97 lain-lain
tidak melapor, menikah, usaha sendiri. Dari wawancara dengan salah satu guru di SMK Ma’arif NU 1 Cilongok
menunjukan bahwa siswa memberikan jawaban yang belum jelas terkait pekerjaan apa yang akan mereka tekuni sesudah lulus sekolah. Siswa pada saat
mereka masih sekolah tidak terlalu memikirkan apa yang akan mereka lakukan setelah mereka lulus sekolah. Dan dari data yang ada terlihat bahwa rata-rata
lulusan yang terserap di dunia kerja hanya berkisar 26,95. Hal ini bisa diidentifikasikan bahwa mereka memiliki kematangan karir yang masih rendah,
karena hanya seperempat dari lulusan SMK M’arif NU 1 Cilongok yang terserap ke dunia kerja.
Dalam mencapai karir yang diinginkan siswa mengalami hambatan- hambatan baik hampatan dari dalam diri siwa sendiri kebingunagn, keragu-
raguan, dan perasaan takut untuk gagal maupun hambatan dari luar. Sehingga diperlukan usaha mengatasi hambatan tersebut.
Usaha untuk mengatasi hambatan tersebut dipengaruhi oleh locus of control. Locus of control merupakan keyakinan individu dalam memandang faktor
penyebab keberhasilan maupun kegagalan yang dialami, termasuk hadiah dan hukuman yang diterimanya. Perbedaan locus of control pada seseorang ternyata
dapat menimbulkan perbedaan pada aspek-aspek kepribadian yang lain. Remaja 4
yang memiliki locus of control internal memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat mengatur dan mengarahkan hidupnya serta bertanggungjawab terhadap
pencapaian penguat apapun yang diterimanya. Remaja yang memiliki locus of control eksternal memiliki keyakinan bahwa pengendali dari segala aspek dalam
kehidupannya dan penguat yang diterimanya adalah keberuntungan, nasib, atau orang lain di luar dirinya. Siswa yang mempunyai locus of control internal, ketika
dihadapkan pada pemilihan karir, maka ia akan melakukan usaha untuk mengenali diri, mencari tahu tentang pekerjaan dan langkah-langkah pendidikan serta
berusaha mengatasi masalah berkaitan dengan pemilihan karir Zulkaida dkk., 2007.
Siswa dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa ketrampilan skill, kemampuan ability, dan usaha efforts lebih menentukan
pencapaian dalam hidup mereka, termasuk pencapaian karirnya. Siswa akan mengembangkan usahanya untuk meningkatkan ketrampilan kerja dan
kemampuan belajar yang mereka miliki dalam rangka meraih karir yang mereka inginkan, serta berusaha mengatasi hambatan yang mereka hadapi dalam rangka
pencapaian karir Zulkaida dkk., 2007. Keragu-raguan dan takut akan kegagalan yang dimiliki siswa menyebabkan
siswa tidak yakin terhadap kemampuan yang dimiliki dan tidak yakin bahwa dia akan berhasil dalam melakukan tugas. Keyakinan terhadap kemampuan yang
dimiliki individu bahwa dirinya akan berhasil dalam melakukan suatu tugas disebut efikasi diri. Konsep efikasi diri menurut Albert Bandura termasuk dalam
teori sosial kognitif. Teori Bandura menekankan peran belajar observasional, 5
pengalaman sosial, dan determinisme timbal balik dalam pengembangan kepribadian. Cherry dalam Mahsunah, 2011.
―Self efficasy refers to beliefs in one’s capabilities to organize and execute the courses of action required to prodece guen attainments
” Bandura dalam mahsunah, 2011. Efikasi diri diartikan sebagai keyakinan individu terhadap
kemampuan yang dimiliki untuk mengatur dan mengerjakan tugas yang diperlukan agar mencapai hasil yang diinginkan.
Selain locus of control dan efikasi diri yang tidak kalah penting adalah prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan salah satu indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. wujud dari usaha belajar yang telah dilakukan.
Prestasi belajar siswa biasa ditunjukkan dengan nilai. Individu dengan prestasi belajar tinggi cenderung memiliki pengetahuan yang luas terutama dalam mata
pelajaran yang bersangkutan dan lebih mampu menghadapi masalah sehari-hari. Mereka yang memiliki prestasi belajar yang tinggi akan mampu merencanakan
masa depannya dan mereka memiliki aspirasi karir yang mantap. Aspirasi karir yang mantap, akan membuat individu lebih serius dalam mencari informasi
mengenai karir dan menyesuaikan antara kemampuan dan minat yang dimiliki dengan pemahaman mengenai karir. Mereka akan merencanakan jenjang
pendidikan dan pekerjaan mereka dimasa yang akan datang. Syahrul dan Jamaludin 2007 menemukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan variabel efikasi diri, pengalaman praktik dan prestasi belajar terhadap tingkat kematangan vokasional mahasiswa baik secara parsial maupun secara
6
simultan, dengan kontribusi sebanyak 20.22. Zulkaida, dkk menemukan bahwa Locus of control internal LOC-internal dan Efikasi Diri secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kematangan karir, dan LOC-internal perpengaruh positif terhadap kematangan karir, tetapi efikasi diri tidak berpengaruh secara parsial
terhadap kematangan karir sisa SMA 39 Jakarta. Aji,dkk 2010 dalam penelitiannya pada Siswa Kelas XII SMK N 4 Purworejo menemukan bahwa
LOC internal berpengaruh positif terhadap kematangan karir. Komandyahrini dan Hawadi dalam penelitiannya pada siswa SMAN 81 Jakarta dan SMA Labschool
Jakarta menemukan bahwa signifikan antara efikasi diri terhadap kematangan memilih pekerjaan sebesar 0,683.
Berdasarkan uraian di atas dan hasil penelitian sebelumnya, peneliti bermaksud meneliti kematangan karir pada siswa kelas XII program keahlian
Akuntansi di SMK Ma’arif NU 1 Cilongok berdasarkan. Locus of control , efikasi diri dan prestasi belajar. Oleh karena itu penulis mengambil penelitian dengan
judul
“PENGARUH LOCUS OF CONTROL, EFIKASI DIRI DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP KEMATANGAN KARIR SISWA XII
AKUNTANSI SMK MA’ARIF NU 1 CILONGOK