Penerimaan Negara Sub Sektor Mineral dan Batubara

132 Laporan Kinerja Kementerian ESDM 2016

2. Penerimaan Negara Sub Sektor Mineral dan Batubara

Sampai dengan akhir Tahun 2016, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP sebesar Rp 27,21 Triliun atau 56,46 dari target awal tahun 2016 sebesar Rp 48,2 Triliun. Pencapaian realisasi PNBP tahun 2016 jika dibandingkan dengan target tahun 2016 dibawah target dengan besaran capaian sebesar 56,46. Namun, jika dibandingkan dengan target PNBP dalam APBN-P Tahun 2016 sebesar Rp 30,1 Triliun sesuai dengan Nota Keuangan Kementerian Keuangan, besaran capaian kinerja menjadi 90,59. Sebagai catatan target Perjanjian Kinerja Tahun 2016 tidak direvisi sesuai dengan perubahan Nota Keuangan Kemenkeu tersebut. Adapun rincian Nota Keuangan Kemenkeu pada APBN-P Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah. Berikut pula dijabarkan rincian realisasi PNBP Sub Sektor Minerba pada tabel di bawah. Pencapaian realisasi PNBP tahun 2016 jika dibandingkan dengan target tahun 2016 dibawah target dengan besaran capaian sebesar 90,39 karena disebabkan oleh: a Adanya penurunan harga komoditas mineral dan batubara periode triwulan ke III 2016 yang ditunjukkan dalam gambar graik trend HBA Agustus 2015-Juli 2016. b Musim hujan yang berkepanjangan sehingga perusahaan tidak berproduksi. URAIAN Rp Triliun Rencana 2016 Realisasi 2016 a SDA Mineral Batubara 16.539,9 15.528,8 Pendapatan Iuran Tetap 1.477,3 408,2 Pendapatan Royalti 15.062,6 15.120,6 b PNBP Lainnya Penjualan Hasil Tambang 13.566,2 11.683,8 TOTAL PENERIMAAN MINERBA 30.106,1 27.212,6 Tabel 72. Rencana dan Realisasi PNBP Minerba Tahun 2016 Gambar 53. Tren HBA Agustus 2015-Juli 2016 AKUNT ABILIT AS KERJA 133 EnergiBerkeadilan Target PNBP Minerba Tahun 2016 pada Renstra Kementerian ESDM 2015-2019 dan RPJMN 2015-2019 lebih tinggi yaitu sebesar Rp 48,2 Triliun. Namun dalam pembahasan dengan Banggar DPR yang dituangkan dalam Nota Keuangan target PNBP adalah sebesar Rp 30,1 Triliun. Hasil penyesuaian dengan RPJMN terhadap Nota Keuangan tersebut disebabkan penyusunan target PNBP SDA Minerba TA 2015 menggunakan asumsi revisi PP tarif KESDM sesuai surat MESDM kepada Menteri Keuangan Nomor 177380MEM.S2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang Revisi PP No 9 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yang Berlaku pada KESDM yaitu 7, 9 dan 13,5 untuk masing-masing batubara kalori rendah, kalori sedang, dan kalori tinggi. Padahal ketentuan saat ini, revisi PP nomor 9 tahun 2012 belum disetujui, sehingga tarif PNBP yang berlaku masih PP No. 9 tahun 2012 yaitu 3, 5 dan 7. Upaya-upaya kedepan untuk optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Sub Sektor Minerba adalah sebagai berikut: 1 Peningkatan kerjasama dengan Instansi terkait Pemda, KPK, BPKP, BPK, Kemendag,Kemenkeu. a. Audit Kewajiban PNBP SDA Mineral dan Batubara Tim OPN-BPKP, BPK RI dan Itjen- KESDM Tabel 73. Nota Keuangan Kementerian Keuangan pada APBN-P Tahun 2016 134 Laporan Kinerja Kementerian ESDM 2016 b. Rekonsiliasi produksi, penjualan dan PNBP IUP Mineral dan Batubara c. Kerjasama informasi data ekspor Mineral dan Batubara dengan Kemendag, Kemenhub dan Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu. 2 Penerapan Tata Cara Penyetoran Kewajiban PNBP dibayar di depan sebelum melakukan pengapalan serta penerbitan SE dirjen Minerba Nomor 05.E30DJB2016 tanggal 9 November 2016 tentang Penggunaan Surveyor Dalam Rangka Pelaksanaan Kegiatan PenjualanPengapalan Mineral Dan Batubara. 3 Penerapan syarat lunas kewajiban PNBP dalam pengurusan perijinanrekomendasi persetujuan di Ditjen Minerba. 4 Bimbingan teknis kepada pengusahaan mineral dan batubara dan pemerintah daerah terkait tata cara pembayaran PNBP secara online SIMPONI. 5 Menerbitkan surat pemberitahuan pemenuhan kewajiban PNBP TA 2016. 6 Veriikasi kewajiban PNBP pemegang IUP, PKP2B dan KK. Adapun perkembangan Penerimaan Negara Bukan Pajak Sub Sektor Minerba selama 2 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah. Realisasi PNBP 2016 Sub Sektor Minerba sebesar Rp 27,2 Triliun mengalami penurunan sebesar Rp 2,42 Triliun atau 8 dibandingkan dengan realisasi PNBP Tahun 2015 sebesar Rp 29,63 Triliun. Hal ini disebabkan oleh penurunan produksi mineral dan batubara tahun 2016.

3. Penerimaan Negara Sub Sektor EBTKE