42
Laporan Kinerja Kementerian ESDM 2016
3.1.1 Sasaran Strategis I: Mengoptimalkan Kapasitas Penyediaan Energi Fosil
Sasaran 1 optimalisasi kapasitas penyediaan energi fosil dibagi menjadi tiga indikator kinerja, yaitu indikator kinerja atas lifting energi fosil, jumlah penandatanganan KKS migas, dan
rekomendasi wilayah kerja yang merupakan gabungan antara wilayah kerja konvensional dan wilayah kerja non-konvensional.
1. Produksilifting energi fosil
A. Lifting Minyak Bumi dan Gas Bumi
Lifting minyak dan gas bumi, adalah ”sejumlah minyak mentah danatau gas bumi yang dijual atau dibagi di titik penyerahan custody transfer point”. Sesuai
dengan Indikator Kinerja tahun 2016, dalam hal penentuan target lifting migas, ditetapkan bahwa target lifting minyak bumi pada tahun 2016 adalah sebesar 820
MBOPD dan target lifting gas bumi adalah sebesar 1.150 MBOEPD. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa untuk lifting minyak bumi,
capaian indikator kinerja mencapai 101,1 dari target dalam APBN 2016 dan Perjanjian Kinerja 2016 sementara capaian lifting gas bumi tahun 2016 telah berhasil
melampaui target yang ditetapkan dengan capaian sebesar 103 . Selain itu, apabila dibandingkan dengan target lifting minyak bumi APBN-P 2016 sebesar 820 MBOPD,
maka capaian lifting minyak bumi 2016 memiliki persentase capaian sebesar 101,1
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Target Realisasi
e. Nikelmatte f.
Feronikel 2. Pembangunan fasilitas
pengolahan dan pemurnian dalam negeri
80.000 Ton 651.000 Ton
4 Unit 78.748,13 Ton
860.114,10 Ton 2 Unit
Tabel 19. Sasaran Strategis I Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
Realisasi Mengoptimalkan
kapasitas penyediaan energi
fosil 1. Produksi lifting energi fosil
a. Lifting minyak bumi b. Lifting gas bumi
c. Produksi batubara b Penandatanganan KKS Migas
c Rekomendasi wilayah kerja 820 MBOPD
1.150 MBOEPD 419 Juta Ton
8 Kontrak 43 Wilayah
829 MBOPD 1.184 MBOEPD
434 Juta Ton 1 Kontrak
33 Wilayah
Tabel 19. Sasaran Strategis I
AKUNT ABILIT
AS KERJA
43
EnergiBerkeadilan
Gambar 8. Grafik Perbandingan APBNAPBN-P dan Realisasi lifting Minyak dan Gas Bumi
dari target APBNP 2016. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa persentase capaian kinerja lifting migas di 2016 berada dalam kategori baik. Bahkan, secara
persentase capaian kinerja tahun 2016 dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan capaian kinerja di tahun 2014 dan 2015 dimana pada periode dimaksud,
presentase capaian kinerja tahun 2014 dan 2015 tidak sebesar pencapaian di tahun 2016.
Tabel 20. Tabel Perkembangan Lifting Minyak dan Gas Bumi tahun 2012 – 2016:
Gambar 7. Graik Perkembangan lifting Minyak dan Gas Bumi Tahun 2012-2016
Gambar 8. Graik Perbandingan APBNAPBN-P dan Realisasi lifting Minyak dan Gas Bumi
Tahun Minyak Bumi MBOPD
Gas Bumi MBOEPD APBNAPBN-P
Realisasi APBN-APBN-P
Realisasi 2012
930 861
93 1.365
1.253 92
2013 840
825 98
1.237 1.229
99
2014 818
794 97
1.224 1.216
99
2015 825
779 94
1.221 1.190
97
2016 830
829 99.9
1.150 1.188
103 Sudah Berbasis Accrual Periode Januari – Desember 2016
44
Laporan Kinerja Kementerian ESDM 2016
Faktor seperti beroperasinya sumur migas baru sangat mempengaruhi pencapaian lifting minyak dan gas bumi di Indonesia terlepas dari upaya yang
dilakukan oleh Pemerintah untuk mengupayakan lifting migas. Ini terlihat dari besarnya prosentase pencapaian kinerja Ditjen Migas terkait lifting minyak dan gas
bumi periode tahun 2012-2016 yang dapat dikatakan luktuatif. Trendline capaian lifting minyak dan gas bumi tidak linier selama periode dimaksud. Selain itu, capaian
kinerja antara lifting minyak dan gas bumi berbeda. Realisasi lifting minyak bumi tahun 2016 mengalami peningkatan meskipun lifting gas bumi tahun 2016 sedikit
mengalami penurunan. Beberapa faktor yang menjadi faktor penentu dalam pencapaian kinerja tahun
2016 antara lain adalah: a.
Pengeboran sumur pengembangan, pengerjaan ulang sumur, serta perawatan sumur telah dilakukan dengan optimal.
b. Hingga akhir November 2016, KKKS telah mengebor 212 sumur pengembangan,
1.055 kegiatan pengerjaan ulang sumur dan 33.925 kegiatan perawatan sumur. c.
Lapangan Banyu Urip Blok Cepu sudah berproduksi pada kapasitas penuh 185.000 BOPD sejak Januari 2016. Beroperasinya lapangan Banyu Urip Blok Cepu
ini merupakan salah satu faktor penentu meningkatnya lifting minyak bumi pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
B eberapa langkah yang telah dilakukan
Pemerintah pada tahun 2016 untuk
mengupayakan agar produksilifting Migas tidak terus mengalami penurunan, antara lain:
a. Menyederhanakan proses perijinan dengan melimpahkan sebagian ijin-ijin
pengusahaan migas ke pelayanan terpadu satu pintu di BKPM. b.
Mempercepat proses pembebasan lahan melalui kerjasama pemanfaatan lahan secara bersama atau pinjam pakai dengan instansi terkait.
c. Optimalisasi proses pengembangan dan mengurangi kegagalan operasi
produksi dan pemboran untyuk meningkatkan produksi. d.
Meningkatkan pengawasan fasilitas produksi melalui rapat koordinasi jadwal pengapalan pengiriman minyak mingguan di SKK Migas Rapat Shipcord
e. Proses pengadaan peralatan dan perijianan penggunaan fasilitas produksi yang
masih panjang mengakibatkan keterlambatan pemasangan peralatan produksi dilapangan sehingga berdampak pada kontiunitas produksi.
f. Optimalisasi Stock Minyak dan Gas Bumi melalui monitoring stock bulanan oleh
SKK Migas.
AKUNT ABILIT
AS KERJA
45
EnergiBerkeadilan
B. Produksi Batubara
Sampai dengan akhir tahun 2016, realisasi produksi batubara sebesar 434 Juta Ton atau 103,57.
Jumlah produksi batubara pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara PKP2B dan Usaha Pertambangan Badan Usaha Milik Negara
IUP BUMN yaitu PT Bukit Asam PTBA diperoleh melalui laporan bulanan produksi batubara yang disampaikan oleh perusahaan kepada Ditjen Minerba, sedangkan data
produksi IUP diperoleh melalui laporan Dinas Pertambangan dan Energi Per Provinsi yang disampaikan kepada Ditjen Minerba. Pencapaian ini melebihi target produksi
sebesar 419 Juta Ton yang telah ditetapkan disebabkan oleh adanya peningkatan harga batubara yang cukup signiikan khususnya pada semester kedua tahun 2016
memberikan dorongan peningkatan produksi. Berikut adalah rincian produksi batubara di tahun 2016 untuk masing-masing perusahaan dapat dilihat pada tabel di
bawah.
Tabel 21. Rincian Produksi Natubara Tahun 2016
46
Laporan Kinerja Kementerian ESDM 2016
AKUNT ABILIT
AS KERJA
47
EnergiBerkeadilan
48
Laporan Kinerja Kementerian ESDM 2016
Berikut ini adalah beberapa program yang menunjang pencapaian kinerja produksi batubara, antara lain :
a Pelaksanaan evaluasi dan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya RKAB 2016.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahunnya untuk mengevaluasi capaian kinerja tahun 2016 termasuk di dalamnya adalah jumlah
produksi batubara dan rencana produksi tahun 2016 perusahaan PKP2B dan IUP Operasi Produksi OP dalam rangka penanaman modal asing IUP PMA yang
merupakan kewenangan pemerintah pusat. Kegiatan ini meliputi evaluasi terhadap program dan kegiatan yang telah
dilaksanakan pada RKAB 2016 yang disampaikan oleh perusahaan, rapat pembahasan dengan perusahaan, evaluasi terhadap perbaikan RKAB tahun 2016 terkait kewajiban-
kewajiban reklamasi lahan pasca kegiatan pertambangan, penyusunan draft persetujuan RKAB dan pengajuan draft persetujuan untuk ditandatangai oleh Direktur
Jenderal Mineral dan Batubara. Persetujuan RKAB 2016 ini, akan menjadi acuan bagi perusahaan untuk melaksanakan kegiatan selama tahun 2016.
b Pelaksanaan rekonsiliasi data produksi dan penjualan batubara tahun 2016.
Pelaksanaan rekonsiliasi data produksi dan penjualan batubara dilakukan antara Direktorat Pembinaan Pengusahaan Batubara dengan Dinas Pertambangan
dan Energi Provinsi yang bertujuan untuk mengumpulkan dan memveriikasi data produksi dan penjualan batubara perusahaan-perusahaan pemegang Ijin Usaha
Pertambangan IUP tahap Operasi Produksi yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.
Pelaksanan rekonsiliasi data produksi dan penjualan batubara rutin dilakukan setiap dua kali setahun, namun untuk tahun 2016 pelaksanaan rekonsiliasi yang
sudah direncanakan dua kali hanya bisa terealisasi satu kali, dikarenakan adanya penghematan anggaran yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan. Kementerian
ESDM juga melakukan kegiatan rekonsiliasi data produksi dan penjualan batubara dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonominan dan pihak EITI terkait
transparansi data di dalam industri ekstraktif.
AKUNT ABILIT
AS KERJA
49
EnergiBerkeadilan
Perbandingan produksi batubara dalam 2 tahun terakhir dapat dilihat pada Graik 9, dimana rencana produksi batubara tahun 2015 sebesar 425 Juta Ton dan
realisasi nya sebesar 461 Juta Ton. Sedangkan untuk tahun 2016, perbandingan rencana produksi batubara sebesar 419 Juta Ton dan realisasi nya sebesar 434 Juta
Ton. Berdasarkan graik tersebut terlihat bahwa usaha Kementerian ESDM dalam menurunkan produksi batubara sesuai amanah dalam Rencana Umum Energi
Nasional RUEN cukup berhasil meskipun realisasi produksi batubara tiap tahunnya masih melebihi target yang ditetapkan.
2. Penandatanganan KKS Migas