PERENC ANAAN
KERJA
23
EnergiBerkeadilan
Pemerintah Swasta KPS di Bontang dengan nilai proyek sekitar US 10 miliar yang ditargetkan dapat selesai tahun 2019, sehingga kapasitas kilang BBM
dapat meningkat menjadi 1.467 ribu BPD. Selain pembangunan kilang grassroot tersebut, juga terdapat rencana pengembangan Kilang Pertamina lainnya yaitu:
• Reinery Development Master Plan RDMP, mencakup upgrading dan
modernisasi 5 kilang minyak Pertamina dengan nilai proyek sekitar US 25 miliar yaitu: Kilang Balikpapan, Kilang Cilacap, Kilang Dumai, Kilang
Plaju dan Kilang Balongan. Pengembangan kilang minyak tersebut akan meningkatkan produksi sebanyak 2 kali lipat dari saat ini sekitar 820 ribu
bpd menjadi 1,6 juta bpd. RDMP tidak akan selesai dalam waktu 5 tahun, tetapi memiliki time frame proyek hingga tahun 2025. Untuk tahap pertama
akan dimulai pada tahun 2018 melalui modernisasi untuk 4 kilang, yaitu Plaju, Balikpapan, Cilacap dan Balongan. Sementara Kilang Dumai akan
dimulai tahun 2021. Calon investor proyek RDMP yang telah melakukan MOU dengan Pertamina antara lain Saudi Aramco, Sinopec dan JX Nippon
dengan investasi sekitar 25 miliar US.
• Residual Fluid Catalytic Cracking RFCC di kilang Cilacap yang beroperasi
tahun 2015 sehingga akan memberikan tambahan produk gasoline sekitar 12.579 BPD.
• Proyek Langit Biru Cilacap PLBC merupakan kelanjutan dari
pembangunan Residual Fluid Catalytic Cracking RFCC Cilacap untuk meningkatkan kapasitas produksi BBM nasional dan mengurangi
ketergantungan impor. PLBC berfokus untuk mengkonversi BBM jenis Premium menjadi BBM jenis Pertamax.
2. Akses dan infrastruktur gas bumi, yang terdiri dari:
a. Volume LPG bersubsidi sampai tahun 2019 akan mengalami peningkatan
menjadi 7,28 juta MT. Pada tahun 2016 direncanakan sebesar 6,25 Juta MT, namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2016 disesuaikan menjadi 6,6 Juta MT.
b. Pembangunan jaringan gas kota Jargas pada periode 2016-2019 rencananya
dilakukan di 210 lokasi, melalui pendanaan APBN 10 lokasi, PGN 172 lokasi dan Pertamina 28 lokasi dengan target Rumah Tangga tersambung sebanyak 1,14
juta sambungan rumah. Untuk memperlancar pembangunan jargas khususnya yang melalui pendanaan APBN, maka pembangunan diupayakan agar dilakukan
melalui penugasan kepada BUMN yang selanjutnya dapat bertindak sebagai operator. Untuk tahun 2016 direncanakan pembangunan di 6 lokasi.
c. Pembangunan infrastruktur SPBG pada periode sampai tahun 2019
rencananya dilakukan di 118 lokasi, melalui pendanaan APBN 10 SPBG, PGN 69 SPBG dan Pertamina 39 SPBG. Rencana penyediaan gas untuk SPBG juga
24
Laporan Kinerja Kementerian ESDM 2016
didukung dengan alokasi gas sekitar 40-58 MMSCFD per tahun. Untuk tahun 2016 direncanakan pembangunan di 2 lokasi.
d. Kapasitas kilang LPG terus ditingkatkan seiring dengan meningkatnya
kebutuhan LPG dalam negeri, meskipun impor LPG juga tetap dilakukan. Saat ini impor LPG sekitar 60 dari kebutuhan dalam negeri. Pada tahun 2016 kapasitas
kilang LPG direncanakan sekitar 4,62 juta MT dengan hasil produksi LPG sebesar 2,39 juta MT. Selanjutnya pada tahun 2019 kapasitas kilang LPG ditingkatkan
menjadi 4,68 juta MT dengan hasil produksi sebesar 2,43 juta MT.
e. Pembangunan FSRU, Regasiication Unit dan LNG Terminal dalam 4 tahun
kedepan direncanakan sebanyak 7 unit yaitu Receiving Terminal gas Arun, LNG Donggi-Senoro, LNG South Sulawesi, Receiving Terminal Banten, FSRU Jawa
Tengah, LNG Tangguh Train-3 dan LNG Masela. Untuk tahun 2016 direncanakan pembangunan 1 Unit FSRU.
f. Pipa transmisi danatau wilayah jaringan distribusi gas bumi merupakan
salah satu infrastruktur penting untuk menyalurkan gas bumi dalam negeri sehingga porsi pemanfaatan gas domestik semakin meningkat. Pada tahun
2016, pipa gas direncanakan menjadi sepanjang 15.330 km, namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2016 disesuaikan menjadi 10.296 km. Beberapa proyek
pipa gas yang akan diselesaikan antara lain pipa gas Arun-Belawan, Kepodang- Tambak Lorok, Gresik-Semarang dan Muara Karang-Muara Tawar-Tegal Gede.
3. Akses dan infrastruktur ketenagalistrikan, yang terdiri dari:
a. Rasio elektriikasi ditargetkan menjadi sebesar 97 tahun 2019, dan pada
tahun 2016 direncanakan 90,15. Beberapa kegiatan yang diperlukan dalam rangka mendorong rasio elektriikasi pada tahun 2015-2019, antara lain akan
dilistrikinya 2500 desa yang belum memiliki akses listrik, penambahan kapasitas pembangkit listrik dan penambahan penyaluran tenaga listrik.
b. Infrastruktur ketenagalistrikan •
Penambahan kapasitas pembangkit listrik, dengan rencana penyelesaian
proyek dengan total kapasitas 42,9 GW sampai tahun 2019, terdiri dari 35,5 GW proyek baru dan 7,4 GW proyek yang sudah berjalan. Dengan adanya
tambahan pembangunan pembangkit tersebut maka kapasitas terpasang pembangkit pada tahun 2019 meningkat menjadi 95 GW. Pada tahun 2016
direncanakan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 4.212 MW.
• Penambahan penyaluran tenaga listrik, dengan rencana pembangunan
sekitar 46 ribu KMS sampai tahun 2019 atau rata-rata sekitar 9.000 KMS per tahun. Pada tahun 2016 direncanakan penambahan penyaluran tenaga
listrik sepanjang 8.295 km.
c. Susut jaringan pada tahun 2016 direncanakan sebesar 8,7.