Penandatanganan Kontrak Kerja Sama KKS Migas. Untuk mengusahakan suatu Rekomendasi Wilayah Kerja, dilakukan oleh Badan Geologi melalui kegiatan survei Pemanfaatan gas bumi dalam negeri. Mulai tahun 2013 untuk pertama kalinya Pemenuhan batubara domestik a

20 Laporan Kinerja Kementerian ESDM 2016

2.4 Indikator Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja

A. Mengoptimalkan Kapasitas Penyediaan Energi Fosil

Sasaran strategis ini terdiri dari indikator kinerja sebagai berikut:

1. ProduksiLifting Energi fosil, yang terdiri dari:

a. Produksi minyak bumi. Trend produksi hingga tahun 2019 relatif menurun, meskipun

terjadi peningkatan di tahun 2016. Produksi minyak bumi tahun 2016 ditargetkan sebesar 820 MBOPD sebagaimana APBN-P 2016. Adanya Full scale lapangan Banyu Urip Blok Cepu yang terjadi pada akhir 2015, menyebabkan peningkatan produksi minyak bumi di tahun 2016. Selanjutnya, produksi minyak bumi dilakukan pengendalian laju penurunannya hingga mencapai pada kisaran 720-850 ribu bpd pada tahun 2019.

b. Lifting gas bumi tahun hingga tahun 2019 diperkirakan relatif stabil pada kisaran

1.200-1.300 MBOEPD. Tahun 2016 lifting gas bumi direncanakan sebesar 1.150 MBOEPD. Beberapa proyek yang menjadi andalan peningkatan produksi gas bumi antara lain lapangan Kepodang, Donggi Senoro, Indonesian Deep Water Development IDD Bangka-Gendalo-Gehem, lapangan Jangkrik Blok Muara Bakau, dan Tangguh Train-3.

c. Produksi batubara tahun 2016 direncanakan sebesar 419 juta ton. Dalam rangka

konservasi, maka dilakukan pengendalian produksi batubara sehingga produksi tahun 2019 menjadi sebesar 400 juta ton, dengan upaya peningkatan DMO secara signiikan dan penurunan ekspor. Apabila batubara dihitung bersama minyak dan gas bumi, maka produksi energi fosil untuk tahun 2015 mencapai 6,93 juta BOEPD dan menurun pada tahun 2019 menjadi sebesar 6,75 juta BOEPD.

2. Penandatanganan Kontrak Kerja Sama KKS Migas. Untuk mengusahakan suatu

Wilayah Kerja WK Migas diawali dengan penyiapan dan lelang WK reguler tender or direct proposal, penetapan pemenang WK dan penandatanganan Kontrak Kerja Sama KKS migas. Penandatanganan KKS Migas selama 5 tahun kedepan direncanakan minimal sebanyak 40 KKS atau 8 KKS per tahun, yang dapat terdiri dari 6 KKS migas konvensional per tahun dan 2 KKS Migas non-konvensional per tahun. Untuk tahun 2016 direncanakan sebanyak 8 KKS migas yang akan ditandatangani.

3. Rekomendasi Wilayah Kerja, dilakukan oleh Badan Geologi melalui kegiatan survei

geologi dalam rangka mendukung penetapan Wilayah Pengusahaan Migas, CBM, Panas Bumi, Batubara dan Mineral melalui pendanaan dari APBN, yaitu migas melalui survei umum, minerba melalui penyelidikan umum, dan panas bumi melalui survei pendahuluan. Untuk tahun 2016 direncanakan sebanyak 43 rekomendasi wilayah kerja. PERENC ANAAN KERJA 21 EnergiBerkeadilan

B. Meningkatkan Alokasi Energi Domestik

Sasaran strategis ini terdiri dari indikator kinerja sebagai berikut:

1. Pemanfaatan gas bumi dalam negeri. Mulai tahun 2013 untuk pertama kalinya

dalam sejarah Indonesia, pemanfaatan gas bumi dalam negeri lebih besar daripada untuk ekspor. Kondisi tersebut akan terus dipertahankan, dimana untuk tahun 2016 ditargetkan porsi pemanfaatan gas domestik sebesar 61 dan meningkat menjadi 64 pada tahun 2019. Target DMO gas bumi didukung dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur gas nasional seperti FSRU, LNG receiving terminal, dan pipa transmisi. Sehingga, gas dari sumber-sumber besar yang ada di Kalimantan, Indonesia Timur dan hasil dari impor dapat dialirkan ke daerah konsumen gas utamanya di Jawa dan Sumatera.

2. Pemenuhan batubara domestik atau Domestic Market Obligation DMO tahun 2016

direncanakan sebesar 111 juta ton atau 26 dari total produksi nasional, namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2016 disesuaikan menjadi 86 Juta Ton. Kebijakan batubara kedepan adalah meningkatkan pemanfaatan domestik hingga 60 dan pengendalian produksi batubara. “Dari sisi supply batubara, Indonesia sangat mampu menyediakan batubara untuk domestik, namun tantangannya adalah dari sisi demand domestik yang harus dapat menyerap batubara domestik tersebut. Saat ini pembangkit listrik dan sektor industri merupakan konsumen terbesar dalam batubara di dalam negeri. Tabel 5. Sasaran 1 : Mengoptimalkan kapasitas penyediaan energi fosil 22 Laporan Kinerja Kementerian ESDM 2016

C. Menyediakan Akses dan Infrastruktur Energi

Sasaran strategis ini terdiri dari indikator kinerja sebagai berikut:

1. Akses dan Infrastruktur BBM, yang terdiri dari: