26
Laporan Kinerja Kementerian ESDM 2016
a. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP, direncanakan memiliki
kapasitas terpasang tahun 2016 sebesar 1.713 MW namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2016 disesuaikan
menjadi 1.657,5 MW . Penyelesaian PP dan
Permen turunan UU No. 212014 tentang Panas Bumi merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan investasi dan kepastian usaha pengembangan panas
bumi.
b. Pembangkit Listrik Tenaga PLT Bioenergi yang terdiri dari PLT biogas, biomass dan sampah kota direncanakan memiliki kapasitas terpasang tahun
2016 sebesar 2.069 MW dan meningkat menjadi 2.872 MW tahun 2019. Pembangunan PLT Bioenergi selama 3 tahun ke depan melalui pendanaan APBN
sebesar 18,6 MW dan swasta sebesar 1.112,8 MW.
c. PLTA dan PLTMH sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kementerian ESDM
direncanakan memiliki kapasitas terpasang tahun 2016 sebesar 6,12 MW. d. PLTS sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kementerian ESDM direncanakan memiliki
kapasitas terpasang tahun 2016 menjadi 15,59 MW. e.
PLT BayuHybrid direncanakan memiliki kapasitas terpasang tahun 2016 sebesar
11,5 MW namun sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2016 disesuaikan menjadi 0.85 MW. Peran pengembangan PLT BayuHybrid oleh swasta perlu didukung oleh
Peraturan Menteri ESDM yang mengatur mengenai kegiatan usaha dan harga pembelian tenaga listrik dari PLT Bayu.
Pengembangan EBT lainnya seperti tenaga nuklir dan arus laut juga mulai
dikembangkan pada periode 2015-2019 namun belum sampai pada tahap kapasitas terpasang komersial dan masih pada tahap penyiapan kebijakan, studi kelayakan dan
proyek percontohan. PLT Arus laut direncanakan terwujud tahun 2019 sebesar 1 MW.
Proyek ini pernah dilakukan melalui pendanaan APBN, namun beberapa kali gagal lelang karena peminat danatau belum memenuhi kriteria.
2. Produksi Biofuel sebagai campuran bahan bakar minyak BBM direncanakan pada
tahun 2016 sebesar 6,48 juta KL dan meningkat menjadi 7,21 juta KL pada tahun 2019. Pemanfaatan biofuel sebagai campuran BBM semakin meningkat dengan adanya
Permen ESDM No. 322008 tentang penyediaan, pemanfaatan, dan tata niaga bahan bakar nabati biofuel sebagai bahan bakar lain sebagaimana telah diubah melalui
Permen ESDM No. 202014, dengan target peningkatan campuran pada BBM untuk: •
Sektor transportasi dan industri : dari 10 tahun 2015 menjadi 20 mulai tahun 2016
• Sektor pembangkit listrik: dari 25 tahun 2015 menjadi 30 mulai tahun 2016
PERENC ANAAN
KERJA
27
EnergiBerkeadilan
E. Meningkatkan Eisiensi Pemakaian Energi dan Pengurangan Emisi.
Sasaran strategis ini terdiri dari indikator kinerja sebagai berikut:
1. Intensitas energi merupakan parameter untuk menilai eisiensi energi di sebuah
negara, yang merupakan jumlah konsumsi energi per Produksi Domestik Bruto PDB. Semakin rendah angka intensitas energi, semakin tinggi produktivitas ekonomi dari
penggunaan energi di sebuah negara. Peningkatan eisiensi di tahun 2016 pada intensitas energi ditargetkan sebesar 477,3 BOE miliar rupiah dan diproyeksikan
menurun menjadi 463,2 BOEmiliar rupiah pada tahun 2019.
2. Emisi CO2 atau Emisi Gas Rumah Kaca GRK meningkat seiring dengan
peningkatan penyediaan dan pemanfaatan energi. Upaya yang dilakukan adalah diversiikasi energi dari fosil fuel ke energi terbarukan dan melakukan konservasi
energi. Penurunan emisi pada tahun 2016 direncanakan sebesar 16,79 juta ton dan pada tahun 2019 penurunan mencapai 28,48 juta ton.
Tabel 8. Sasaran 4 : Meningkatkan Diversiikasi Energi
Tabel 9. Sasaran 5: Meningkatkan eisiensi pemakaian energi dan pengurangan emisi
28
Laporan Kinerja Kementerian ESDM 2016
F. Meningkatkan Produksi Mineral dan Peningkatan Nilai Tambah
Sasaran strategis ini terdiri dari indikator kinerja sebagai berikut:
1. Produksi mineral mengalami penurunan setelah penerbitan Peraturan Pemerintah