Hubungan antara Rutinitas Kerja dengan Stres Kerja pada Dosen Fakultas

Beban kerja dosen seperti yang tercantum dalam UU No. 14 Tahun 2005, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat. Beban kerja sekurang-kurangnya sepadan dengan 12 dua belas satuan kredit semester. Sedangkan yang terjadi masih ada dosen yang mendapat beban kerja yang hanya mengajar telah melebihi 12 sks. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres kerja yang dialami seorang dosen adalah dengan menyesuaikan beban kerja yang diterima seorang dosen baik itu beban kerja fisik maupun mental dengan kemampuan atau kapasitas yang dimiliki oleh dosen tersebut.

6.7. Hubungan antara Rutinitas Kerja dengan Stres Kerja pada Dosen Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menurut Kahn dalam Lelyana 2003 bahwa pekerjaan yang rutin yang dilakukan berulang-ulang dapat menimbulkan kejenuhan karena sifatnya monoton. Kemudian Cooper 1987 juga menambahkan bahwa rutinitas yang berulang-ulang dapat mempengaruhi terjadinya stres kerja. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa distribusi responden sebagian besar menyatakan rutinitas kerja membosankan yaitu 58.0. Sedangkan berdasarkan hasil analisis hubungan antara rutinitas kerja dengan stres kerja, diketahui bahwa responden yang mengalami stres kerja lebih banyak memiliki rutinitas kerja yang membosankan dibandingkan dengan responden yang memiliki rutinitas kerja tidak membosankan. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan chi square diketahui bahwa tidak ada hubungan antara rutinitas dengan stres kerja. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Herawati 2006, yang didapatkan p value antara hubungan rutinitas dengan stres kerja adalah 0.138. Selain itu hasil penelitian Rahmaniaty 2010 juga menyatakan tidak adanya hubungan yang signifikan antara rutinitas dengan stres kerja dimana nilai p value 0.238. Namun hasil penelitian Nugrahani 2008 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara rutinitas kerja dengan stres kerja. Tidak adanya hubungan antara rutinitas dengan stres kerja dikarenakan sebagian besar dosen sudah terbiasa menghadapi pekerjaan yang berulang-ulang dan monoton. Meskipun menurut Munandar 2001 rutinitas kerja yang terlaku monoton menimbulkan kebosanan, disertai dengan lingkungan kerja yang sangat terbatas membuat pekerja menjadi jenuh. Namun hal ini dikarenakan dosen mengajar sehari – harinya pada kelas yang berbeda. Dalam kegiatan belajar mengajar dosen bertemu pada mahasiswa yang berbeda –beda karakteristiknya. Hal ini menjadikan dosen merasa bahwa kegiatan belajar mengajar itu membosankan namun karena mengajar pada kelas yang berbeda, cara belajar mengajar yang berbeda, maka hal ini dapat dirasakan tidak membosankan. Selain itu menurut Anoraga 1998 bahwa motivasi merupakan faktor yang dapat menetralisir kejenuhan. Seseorang yang bermotivasi tinggi akan kurang rasa kebosanannya dibandingkan orang lain yang bermotivasi rendah. Begitu pula dengan motivasi seorang dosen yang mempunyai tujuan mulia yaitu mecerdaskan anak bangsa sehingga sebaik mungkin akan memberikan pembelajaran yang optimal. Untuk mengurangi perasaan membosankan diantara beberapa orang dosen, sebaiknya dosen tersebut membuat program inovasi dalam rangka meminimalkan rutinitas kerja yang dialami, misalnya dengan membuat kelas belajar mengajar dengan suasana baru contohnya mengubah susunan kursi mahasiswa, belajar dialam terbuka, sistem diskusi baik panel maupun terbuka, kuis, dan lain –lain.

6.8. Hubungan antara Struktur dan Iklim Organisasi dengan Stres Kerja pada