maupun mental, terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam.
Menurut Soewondo 1993 stres kerja adalah suatu kondisi dimana satu atau beberapa faktor di tempat kerja berinteraksi dengan pekerja sedemikian
rupa sehingga mengganggu keseimbangan fisiologik dan psikologik. Faktor- faktor tersebut misalnya beban kerja yang terlalu berat, pekerjaan yang terlalu
sedikit, hubungan atasan bawahan yang kurang serasi dan peran yang tidak jelas.
Stres kerja adalah respon dari bahaya fisik dan emosional yang terjadi ketika persyaratan ataupun tuntutan kerja tidak sesuai dengan kapabilitas,
sumber daya, atau kebutuhan dari pekerja NIOSH, 1998. Lebih jauh Selye 1983 membedakan bentuk stres menjadi dua, yaitu :
Eustres dan Distres. Eustres adalah respon positif dari suatu kejadian yang menghasilkan perasaan yang menyenangkan, menantang dan menghasilkan
prestasi yang tinggi. Sedangkan distres adalah respon negatif dari suatu kejadian yang dipersepsikan sebagi sesuatu yang merugikan atau yang
menyakitkan.
2.1.2. Tahapan Stres Kerja
Gejala – gejala stres pada diri seseorang sering kali tidak disadari karena
perjalanan awal tahapan stres timbul secara lamban. Baru dirasakan bila tahapan stres sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupan di rumah, di
tempat kerja ataupun di lingkungan sosial lainnya. Menurut hasil penelitian
Amberg dalam Hawari 2001 bahwa tahapan stres terbagi menjadi beberapa
tahapan berikut ini :
1. Stres Tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan, dan biasanya disertai dengan perasaan
– perasaan sebagai berikut : a.
Merasakan gangguan dengan perutnya. b.
Merasa diluar kendali serta berlebihan dalam semua kegiatan. c.
Semangat bekerja besar, berlebihan over acting. d.
Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya. e.
Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya; namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan all out disertai rasa gugup
yang berlebihan. 2.
Stres Tahap II T
ahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan” mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena
cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh
seseorang yang berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut: a.
Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman serta meningkatnya nafsu makan.
b. Tidak bisa santai melamun, suka merokok, dan merasa resah.
c. Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar.
d. Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
e. Detakan jantung lebih keras dari biasanya berdebar-debar.
f. Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang
3. Stres Tahap III
Stres tahap III akan menunjukkkan keluhan-keluhan yaitu : a.
Koordinasi tubuh terganggu badan serasa mau pingsan, pusing dan sering merasakan sakit kepala.
b. Gangguan lambung dan usus semakin nyata ; misalnya keluhan
“maag” gastritis, buang air besar tidak teratur diare. c.
Ketegangan otot-otot semakin terasa. d.
Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin
meningkat. e.
Gangguan pola tidur insomnia, misalnya sukar untuk mulai masuk tidur early insomnia, atau terbangun tengah malam dan sukar
kembali tidur middle insomnia, atau bangun terlalu pagidini hari dan tidak dapat kembali tidur late insomnia.
4. Stres Tahap IV
Gejala stres tahap IV, yaitu: a.
Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan serta sering mengkonsumsi kafein.
b. Merasa
jengkel, pesimis, turunnya rasa percaya diri, kurang berkoordinasi, dan suka menggigit kuku.
c. Aktivitas
pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.
d. Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan
untuk merespon secara memadai adequate. e.
Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari. f.
Seringkali menolak ajakan negativism karena tiada semangat dan kegairahan.
g. Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.
h. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan
apa penyebabnya 5.
Stres Tahap V Stres tahap V ditandai dengan hal-hal berikut :
a. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang
ringan dan sederhana serta selalu mengambil inisiatif terlebih dahulu. b.
Gangguan sistem pencernaan semakin berat gastro-intestinal
disorder dan sembelit. c.
Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam physical and psychological exhaustion.
d. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat,
mudah bingung dan panik, merasa cemburuan, curiga, gelisah, serta kurangnya motivasi.
6. Stres Tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan panik panic attack dan perasaan takut mati. Gambaran stres
tahap VI ini adalah sebagai berikut :
a. Sukar mengambil keputusan.
b. Debaran jantung teramat keras.
c. Susah bernafas sesak.
d. Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran.
e. Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan.
f. Pingsan atau kolaps collapse.
g. Rambut rontok dan mengalami iritasi pada tenggorokan.
h. Suka mengkonsumsi obat.
2.1.3. Dampak Stres Kerja