Kerangka Konsep Analisis Stres Kerja dan Hubungannya dengan Karakteristik Pekerja, Kondisi Pekerjaan, dan Lingkungan Kerja pada Dosen di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

69 BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan studi kepustakaan diketahui bahwa faktor – faktor penyebab stres kerja bervariasi berdasarkan tempat dan situasi berbeda. Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan dan penggabungan dari beberapa pendapat para ahli serta hasil penelitian sebelumnya. 1. Karakteristik Individu a. Usia Semakin muda usia dosen maka semakin kecenderungan untuk mendapatkan stressor kerja semakin besar. Hal ini disebabkan karena pengalaman bekerja yang didapat dosen dengan usia muda masih sedikit, pengalaman berinteraksi dengan mahasiswa serta pengalaman mengatasi tuntutan institusi masih sedikit, sehingga ada kemungkinan dosen yang lebih muda kurang dapat mengatasi stres kerja secara efektif. Sedangkan dosen yang telah mempunyai pengalaman kerja yang lama dapat bertindak lebih bijaksana dan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri yang lebih baik terhadap perubahan – perubahan di sekitar lingkungan kerjanya dan karena sudah bekerja lama, maka dosen tersebut sudah lebih mengenal dan mampu beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. b. Masa Kerja Sama halnya dengan usia, semakin lama seorang dosen bekerja dan berinteraksi dengan pekerjaannya maka semakin berpengalaman seorang dosen tersebut menghadapi stressor kerja yang ada. 2. Kondisi Pekerjaan a. JurusanProgram Studi Perbedaan jurusanprogram studi tentu berbeda pula materi, cara pembelajaran dan beban kerja yang diterima dosen. b. Beban kerja Berdasarkan UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam pasal 72 ayat 1 dijelaskan bahwa beban kerja dosen mencakup kegiatan yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat. Ayat 2 disebutkan beban kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sekurang-kurangnya sepadan dengan 12 dua belas satuan kredit semester dan sebanyak-banyaknya 16 enam belas satuan kredit semester.Sedangkan ayat 3 ketentuan lebih lanjut mengenai beban kerja dosen sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur oleh setiap satuan pendidikan tinggi sesuai dengan peraturan perundang- undangan.Sedangkan berdasarkan observasi masih ditemukan beberapa dosen yang mendapat beban kerja melebihi ketentuan satuan kredit semester. c. Rutinitas kerja Pekerjaan yang cenderung monoton akan menyebabkan kejenuhan dalam bekerja sehingga dapat menyebabkan stres kerja. d. Struktur dan iklim organisasi Jika sorang dosen kurang dapat beradaptasi dengan iklim organisasi yang ada, maka hal ini dapat menimbulkan stressor kerja. e. Peran dalam organisasi Kurangnya peran serta atau partisipasi dalam pengambilan keputusan berhubungan dengan suasana hati dan perilaku yang negatif, terlalu sedikittidak ada partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, kurang efektifnya konsultasi dan komunikasi, politik yang ada dalam sebuah organisasi di institusi dapat memicu timbulnya stres kerja pada dosen. f. Pengembangan karir sistem promosi Jika seorang dosen merasa pengembangan karir terhadap sistem promosi yang didapat kurang, maka hal ini akan menimbulkan ketidakpuasan dalam bekerja yang jika dipaksakan terus menerus bekerja akan menimbulkan stres kerja pada dosen. g. Gaji Sama halnya seperti sistem promosi, jika seorang dosen merasa gaji yang didapat tidak sesuai atau kurang sesuai dengan beban kerja yang dilakukan, maka hal ini akan menimbulkan ketidakpuasan dalam bekerja yang jika dipaksakan terus menerus bekerja akan menimbulkan stres kerja pada dosen. 3. Lingkungan Kerja a. Lingkungan fisik Variabel lingkungan fisik, seperti penerangan, kebisingan, suhu tidak dilakukan pengukuran secara langsung karena dianggap homogen dan dosen bekerja dalam ruangan perkantoran yang tidak memiliki resiko melebihi nilai ambang batas NAB yang telah ditetapkan, maka untuk variabel lingkungan fisik hanya ditanyakan pendapat responden tentang kondisi lingkungan kerja fisik. b. Lingkungan sosialhubungan interpersonal dengan rekan kerja Hubungan kerja yang tidak baik misalnya adanya kepercayaan yang rendah, taraf pemberian support yang rendah dan minat yang rendah dalam pemecahan masalah dalam berorganisasi, keputusan atasan yang berubah – ubah, tidak cocok dengan teman sekerja, serta kurang terbuka antara atasan dengan bawahan, dapat mungkin bisa mengakibatkan seseorang dala tekanan sehingga dapat memicu terjadinya stres kerja. Sedangkan untuk variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini diantaranya : a. Tingkat Pendidikan Seorang dosen tentunya memiliki kualifikasi yang dibutuhkan masing – masing program studi untuk mengajar. Berdasarkan hasil observasi diketahui lebih dari 60 dosen yang ada telah memiliki gelar strata 2 yang sebagaimana dalam UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 46 ayat 1 dijelaskan bahwa kualifikasi akademik dosen diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian. b. Status Perkawinan Variabel status perkawinan tidak diteliti karena hampir seluruh dosen telah berkeluarga. c. Shift Kerja Variabel shift kerja tidak diteliti karena dosen bekerja tidak menggunakan shiftwaktu kerja bergilir. Hubungan antara beberapa variabel tersebut digambarkan pada bagan di bawah ini : Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konsep Variabel Independent Variabel Dependent Stres Kerja Karakteristik Pekerja : - Usia - Masa Kerja Kondisi Pekerjaan : - Asal Program Studi - Beban Kerja - Rutinitas Kerja - Struktur dan Iklim Organisasi - Peran dalam Organisasi - Pengembangan Karir - Gaji Lingkungan Kerja : - Lingkungan Kerja Fisik - Lingkungan Kerja Sosial

3.2. Definisi Operasional