6.13. Hubungan antara Lingkungan Kerja Sosial dengan Stres Kerja pada Dosen
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jika lingkungan kerja sosial baik maka akan menciptakan pola hubungan interpersonal yang baik pula. Membina hubungan yang baik dengan rekan sekerja,
bawahan dalam hal ini mahasiswa, terutama atasan, merupakan hal yang penting karena secara tidak langsung mempengaruhi kinerja, membantu terciptanya
suasana kerja yang kondusif dan membantu meringankan beban psikologis. Menurut Cooper 1987, hubungan dan dukungan sosial yang kurang baik antara
atasan dengan bawahan dan rekan kerja dapat mempengaruhi suasana di tempat kerja, karena dapat menimbulkan ketegangan sehingga dapat menimbulkan stres
kerja. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa distribusi responden
sebagian besar menyatakan lingkungan kerja sosial baik yaitu 56.0. Sedangkan berdasarkan hasil analisis hubungan antara lingkungan kerja sosial dengan stres
kerja diketahui bahwa responden yang mengalami stres kerja lebih banyak memiliki lingkungan kerja sosial yang tidak baik, dibandingkan dengan responden
yang memiliki lingkungan kerja sosial. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan chi square, diketahui bahwa tidak ada hubungan antara lingkungan
kerja sosial dengan stres kerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil peneitian Rahmaniaty 2010 yang
menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara hubungan interpersonal dengan stres kerja dimana nilai p value 0.071. Hasil penelitian Siswanti 2004
yang menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara hubungan interpersonal dengan stres kerja dimana nilai p value 1.000.
Apabila pekerja merasa bahwa hubungan interpersonalnya tidak baik maka akan menimbulkan ketegangan psikologis, misalnya dalam bentuk kepuasan kerja
yang rendah dan penurunan kondisi kesehatan Wantoro, 1999. Hubungan kerja yang tidak baik terungkap dalam gejala-gejala adanya
kepercayaan yang rendah, taraf pemberian support yang rendah dan minat yang rendah dalam pemecahan masalah dalam organisasi. Ketidakpercayaan secara
positif berhubungan dengan role ambiguity yang tinggi, yang mengarah ke komunikasi antarpribadi yang tidak sesuai antara para tenaga kerja dan ketegangan
psikologikal dalam bentuk kepuasan pekerjaan yang rendah, penurunan dari kondisi kesehatan dan rasa diancam oleh atasan dan rekan-rekan kerjanya Kahn
dkk, 1964 dalam Munandar, 2001. Hubungan sosial yang menunjang supportive dengan rekan-rekan kerja,
atasan dan bawahan di pekerjaan, tidak akan menimbulkan tekanan-tekanan antarpribadi yang berhubungan dengan persaingan. Kelekatan kelompok,
kepercayaan antarpribadi dan rasa senang dengan atasan, berhubungan dengan penurunan dari stres pekerjaan dan kesehatan yang lebih baik. Perilaku yang
kurang menenggang rasa dari atasan yang ketat dan pemantauan unjuk-kerja yang kaku dapat dirasakan sebagai penuh stres Munandar, 2001.
Pada penelitian ini, lingkungan kerja sosial yang dirasakan responden buruk lebih banyak mengalami stres kerja berat. Hal ini dapat dikarenakan karena
dosen yang mengalami konflik atau hubungan yang tidak baik tidak langsung
menyelesaikan permasalahan yang ada secepat mungkin sehingga menjadi pemicu stres kerja. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan
kerja sosial yang baik harus dilakukan institusi, misalnya bentuk kegiatan sosial yang dilakukan bersama, meningkatkan komunikasi antar karyawan dengan baik,
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, menciptakan forum diskusi terbuka tentang masalah konflik antar individu dosen yang terjadi, serta rekreasi yang
mempererat hubungan interpersonal agar rasa kekeluargaan yang tercipta semakin erat.
128
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan