Baik responden yang menyatakan puas terhadap pengembangan karir yang ada maupun tidak, sama
– sama mengalami stres ringan lebih banyak dibandingkan stres berat. Hal ini dapat disebabkan oleh kemampuan dosen yang mendapat
promosi bisa beradaptasi dengan keadaan yang ada. Selain itu dosen tidak menjadikan promosi karir sebagai suatu penghambat untuk bekerja. Karena seperti
pendapat Wantoro 1999, jika pekerja merasa terhalang promosi kerjanya maka hal itu merupakan salah satu penyakit karyawan.
Untuk mengurangi ketidakpuasan dalam pengembangan karir agar tidak menjadikan stres ke tingkat yang lebih tinggi, sebaiknya institusi membagi rata
kesempatan dosen untuk mendapatkan promosi, kesempatan mengembangkan bakat, serta memperoleh pendidikan tambahan, agar tidak ada rasa cemburu dan
rasa tidak adil antar dosen, yang jika ini terjadi berkepanjangan maka akan menimbulkan stres bagi dosen yang merasa tidak puas dengan pengembangan karir
yang ada.
6.11. Hubungan antara Gaji dengan Stres Kerja pada Dosen Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Menurut Herzberg dalam Munandar 2001, orang yang menganggap gajinya rendah, biasanya akan merasa tidak puas. Ketidakpuasan inilah yang
akhirnya dapat memicu munculnya stres kerja. Uang atau imbalan akan mempunyai dampak terhadap motivasi kerjanya jika imbalan atau gaji disesuaikan
dengan tinggi prestasi kerjanya.
Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa distribusi responden sebagian besar menyatakan gaji yang diterima tidak sesuai yaitu 80.0. Sedangkan
berdasarkan hasil analisis hubungan antara gaji dengan stres kerja diketahui bahwa responden yang mengalami stres kerja lebih banyak memiliki gaji yang tidak
sesuai, dibandingkan dengan responden yang memiliki gaji yang sesuai. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan chi square, diketahui bahwa
ada hubungan antara gaji dengan stres kerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nugrahani 2008 yang
menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara gaji dengan stres kerja. Hasil penelitian Siswanti 2004 yang meneliti stres kerja pada karyawan PT. Pandu
Dayatama Patria, didapatkan hasil p value sebesar 0,023 serta hasil penelitian Bida 1995 yang meneliti stres kerja pada karyawan Connoco dan Kontraktor di Pulau
Natuna menyatakan 46,6 responden menyatakan bahwa mereka tidak puas
terhadap gaji yang diterima sehingga menyebabkan stres kerja.
Menurut Cooper 1987 dalam Munandar 2001 bahwa salah satu penyebab stres kerja pada pekerja adalah kepuasan terhadap gaji. Gaji sebagai
upah dalam bekerja merupakan hal yang penting bagi pekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Apabila gaji yang diterima tidak mencukupi maka
akan menimbulkan berbagai masalah diantaranya adalah stres yang akan berdampak pada gangguan kesehatan, keselamatan, dan produktivitas kerja yang
juga akan merugikan perusahaan. Adanya hubungan antara gaji dengan stres kerja dosen, dikarenakan
sebagian besar dosen merasa bahwa gaji yang mereka terima belum sesuai dengan
beban kerja yang mereka lakukan serta sistem penggajian yang kurang memuaskan. Sebaiknya institusi melakukan pengecekan dan penyesuaian gaji
terhadap beban kerja yang diterima dosen secara berkala, sehingga permasalahan gaji yang tidak sesuai dengan beban kerja dapat diatasi.
6.12. Hubungan antara Lingkungan Kerja Fisik dengan Stres Kerja pada Dosen