123
seorang Paus menjadi seseorang yang memberi ketegasan. Tanpa pengesahan Tahta Suci Roma, maka tidak ada satu keputusan konsili mengenai kebenaran
diterima dan dianggap syah. Kuasa seorang Paus terlihat ketika ajaran-ajaran Gereja mendapat
serangan dari orang-orang golongan sesat, di sini Paus harus mampu menunjukkan sikapnya sebagai pemimpin tertinggi dalam hirarki Gereja dan
sebagai pusat kesatuan Gereja yang mampu menentang kekeliruan. Keputusan yang datang dari pemimpin Tahta Suci Roma merupakan keputusan intansi
terakhir yang sah.
62
Gereja Katolik Roma juga menerapkan bahwa Kitab Suci adalah sumber kebenaran yang hanya dapat dijelaskan oleh kewibawaan
mengajar Gereja yang tidak mungkin salah.
1. Persamaan Pandangan antara Martin Luther dengan Gereja Katolik
Roma
Tidak semua hal yang diajarkan dan dipraktekkan oleh Gereja Katolik Roma ditolak oleh Martin Luther. Namun, masih ada beberapa ajaran dan praktek Gereja
Katolik Roma yang tetap dianut dan diakui oleh Martin Luther. Dengan demikian, antara Martin Luther dengan Gereja Katolik Roma tidak sepenuhnya berbeda,
tetapi masih memiliki persamaan pandangan dengan Gereja Katolik Roma. Hal yang masih menjadi persamaan pandangan antara Martin Luther dengan Gereja
Katolik Roma, antara lain:
a. Adanya Pernyataan Iman Kredo, 10 Perintah Allah, dan Doa Bapa
62
Ibid.
124
Kami
Martin Luther memiliki kesamaan dengan Gereja Katolik Roma yaitu tetap mengajarkan dan mempraktekkan adanya Pernyataan Iman Kredo
63
, menjalankan 10 Perintah Allah, dan berdoa Bapa Kami yang merupakan doa yang
diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Pada awalnya, rumusan pernyataan iman ini hanya digunakan di dalam
komunitas-komunitas kecil, tetapi karena pemimpin-pemimpin Kristen berkeliling ke seluruh dunia untuk menyebarkan Injil, maka rumusan yang dipakai para
pemimpin Kristen ini menyebar juga. Rumusan-rumusan itu terutama berguna untuk mengajar umat yang datang untuk minta dipermandikan. Rumusan
pernyataan iman sebagai cara untuk mempersiapkan calon baptis berkenaan dengan tahap-tahap iman itu, uskup akan membagi-bagikan pernyataan-
pernyataan singkat, yang mengulas ungkapan iman itu kata demi kata. Kemudian, pada waktu upacara pembaptisan, umat Kristiani yang baru dibaptis akan
mengucapkan kembali Kredo, sebagai cara untuk menyatakan komitmen pribadi mereka kepada Yesus Kristus.
64
Martin Luther pun tetap berusaha untuk menjalankan 10 Perintah Allah
65
yang selama itu diajarkan oleh Gereja Katolik Roma, dan ia pun mengajak umat
Kristiani yang lain untuk menaati dan menjalankan 10 perintah Allah. Martin Luther berpesan dalam tulisannya pada buku Luther’s Works volume 40: Church
and Ministry II, bahwa:
66
“ Sepuluh perintah harus diajarkan secara tekun dan
63
Teks Pernyataan Iman Credo, lihat lampiran 7, hlm. 198.
64
Michael Keene, op.cit., hlm. 52.
65
Teks isi 10 Perintah Allah, lihat lampiran 8 , hlm 199.
66
Martin Luther, Luther’s Works Volume 40: Church and Ministry II, op.cit., hlm. 277.
125
kebaikan dilakukan bukan karena untuk kesejahteraan semata, tetapi karena diperintahkan oleh Tuhan.”
Martin Luther juga mengatakan di dalam tulisannya yang terdapat dalam Katekismus Besar Martin Luther bahwa;
67
“Kesepuluh firman ini berbeda dengan pernyataan iman. Bila kesepuluh firman mengajarkan apa yang mesti umat Kristiani lakukan, maka pernyataan
iman memberi tahu umat Kristiani apa yang Allah lakukan bagi umat-Nya. Bagaimanapun juga, kesepuluh dituliskan dalam hati semua orang, tetapi tak
seorang pun manusia cukup pandai untuk mengerti pernyataan iman. Roh Kudus sendirilah yang mengajarkannya. Karena itu, kesepuluh firman saja
tidak dapat membuat seorang pun menjadi Kristen, sebab murka dan penolakan Allah masih meliputi kita, karena kita tidak dapat menaati
perintah-perintahNya. Sedangkan pernyataan iman hanya membawa rahmat Allah bagi kita dan membuat kita benar serta berkenan kepadaNya. Sebab,
dengan mengetahuinya kita mencintai semua perintah Allah, karena di sini kita melihat bahwa Allah memberi diriNya sendiri sepenuh-penuhnya kepada
kita dengan semua yang dimilikiNya dab dapat dilakukanNya, untuk menolong dan menopang kita dalam memelihara kesepuluh firman. Bapa
memberi kita semua yang telah Ia jadikan, Kristus memberi kita semua karyaNya, dan Roh Kudus memberi kita semua karuniaNya.”
Selain mengakui pernyataan iman dan menjalankan 10 Perintah Allah, Martin Luther juga tetap melakukan doa yang diajarkan oleh Yesus Kristus sendiri yaitu
Doa Bapa Kami.
68
Yesus Kristus mulai mengajarkan Doa Bapa Kami di bukit kepada para muridNya untuk digunakan apabila mereka berdoa.
Martin Luther juga menuliskan mengenai doa Bapa Kami dalam Katekismus Besar Martin Luther, sebagai berikut:
69
“...Sebab, di samping perintah-perintah dan janji-janji-Nya Allah sendiri menuntun kita dengan memberi syair dan lagu untuk doa-doa kita dan
menyediakan kata-kata yang dapat kita gunakan. Allah berbuat begitu agar kita melihat betapa Allah memperhatikan kita dengan penuh kasih, bilamana
kita berada dalam kesukaran dan agar kita tidak meragukan bahwa Allah menyukai doa ini, dan Allah pasti akan menjawabnya. Doa ini jauh lebih baik
67
Martin Luther, Katekismus Besar Martin Luther, op.cit., hlm. 140-141
68
Teks isi Doa Bapa Kami, lihat lampiran 9, hlm. 200.
69
Ibid., hlm. 150-151.
126
dari segala doa lainnya yang dapat kita reka buat diri kita sendiri...Karena itu, doa ini adalah doa terbaik di dunia ini. Sebab jaminan yang paling pasti ialah
bahwa Allah berkenan mendengarnya.”
b. Golongan Rohaniwan