Pertikaian antara Paus dengan Raja Perancis.

47

BAB II KEADAAN GEREJA KATOLIK PADA ABAD KE-16

Gereja Katolik pada Abad Pertengahan makin mengarah ke Eropa Barat dan berpusat di Roma. Keadaan Gereja Katolik pada Abad Pertengahan mengalami ketidakharmonisan dan kekacauan yang makin memuncak pada abad ke-16. Adapun hal yang menyebabkan ketidakharmonisan dan kekacauan dalam Gereja Katolik antara lain terjadinya krisis kewibawaan Paus, krisis rohani dan merosotnya semangat keagamaan, serta penyelewengan wewenang Gereja. Keadaan Gereja Katolik yang kacau balau ini mengakibatkan di dalam kesatuan umat Kristiani terjadi perpecahan Gereja.

A. Krisis Kewibawaan Paus

Wibawa dari pemimpin tertinggi Gereja Katolik yaitu Paus terlihat melemah sejak tahun 1300. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya peristiwa yang membuktikan kewibawaan seorang Paus yang makin melemah. Adapun peristiwa- peristiwa itu antara lain:

1. Pertikaian antara Paus dengan Raja Perancis.

Pada tahun 1294, terpilihlah Paus baru yaitu Paus Bonifacius VIII. Paus Bonifacius VIII ialah seorang yang cerdik dan kuat bekerja. Ia juga mendirikan Universitas Roma. Paus Bonifacius VIII bermaksud mendamaikan seluruh Eropa dan membebaskan kembali Palestina. Namun, ia bukan seorang ahli politik dan ia bukan orang yang rendah hati. Justru hal inilah yang membuat Paus Bonifacius 48 VIII mempunyai banyak musuh di Roma dan di luar Roma. Paus itu bertikai dengan Edward I dari Inggris dan dengan Philips IV dari Perancis. 1 Namun, pertikaian yang paling hebat yang terjadi dengan Philips IV. Pada tahun 1296, Raja Philips IV mengenakan pajak atas segala milik Gereja, agar dapat membiayai peperangannya melawan Edward I dari Inggris. Paus Bonifacius VIII menentang peraturan itu dengan mengeluarkan Bulla “Clericis Laicos”, dimana beliau melarang para biarawan untuk membayar pajak kepada seorang awam tanpa ijin Paus. Philips IV menanggapi perlakuan Paus itu dengan tindakan, bahwa uang tidak boleh dibawa keluar negara dan orang asing tidak diperbolehkan masuk negara atau berdagang tanpa ijin pemerintah. Philips IV di hadapan rakyat bahwa ia meragukan kesahan pemilihan Paus Bonifacius VIII. 2 Sebelum tahun 1300, raja-raja menganggap diri sebagai bawahan Paus. Namun, pada tahun 1300 situasi mulai berubah. Tahun 1300, raja-raja mulai merasa diri bebas dari kuasa tertinggi Paus. Para raja berpendapat bahwa kuasa politik raja-raja langsung berasal dari Allah, dan bukan merupakan pinjaman dari Paus. Pertentangan antara Paus Bonifacius VIII dengan Raja Philips IV dikarenakan perbedaan mentalitas. Berdasarkan pada watak dan pendidikannya, Paus Bonofacius VIII menjadi pribadi yang keras, tidak fleksibel, dan tidak mengenal kondisi jaman yang berubah. Paus tidak bisa lagi mengklaim otoritasnya atas para raja. Raja Philips IV dari Perancis, di lain sisi menguasai benar masalah politik yang dihadapinya. Ia mendasarkan diri pada hukum Romawi yang diperbaharui 1 H.Embuiru, op.cit., hlm. 113. 2 Ibid., hlm. 114. 49 pada Abad Pertengahan yaitu rex in suo regno est imperator, bahwa di dalam kerajaannya, raja adalah kaisar. Raja bebas dari penguasa lain baik itu kaisar maupun Paus. Dengan ini, Raja Philips IV di wilayah kerajaannya tidak mengakui otoritas Paus selain dalam bidang spiritual. Raja Philips IV akan mempertahankan posisinya yaitu dengan segala konsekuensinya. 3 Pertikaian yang terjadi antara Raja Philips IV dengan Paus Bonifacius VIII adalah suatu hal prinsipil. Alasan pertikaian ini adalah mempersoalkan tentang pembayaran pajak oleh para rohaniawan kepada Raja Perancis. Hubungan yang sudah tidak baik itu dipertajam dengan diangkatnya seorang Nunzio untuk Perancis yang dikenal dengan anti Philips IV. Pada tahun 1302, Raja Philips IV menyelenggarakan sidang umum dan berhasil mendapatkan persetujuan atas posisi politiknya yang bermusuhan dengan Roma. Paus Bonifacius VIII juga menegaskan posisinya melalui Bulla Unam Sanctam yaitu perlunya kesatuan Gereja Katolik di bawah satu kepala, perlunya menjadi anggota Gereja demi keselamatan, perlunya subordinasi sipil kepada Gereja. Namun, Raja Philips tidak menghiraukan petunjuk Paus, maka Paus Bonifacius VIII mengucilkan Raja Philips IV. Tetapi, Raja Perancis malah mengirim sekelompok tentara untuk menangkap Paus Bonifacius VIII di Anagni. Anagni merupakan kota di mana Paus Bonifacius VIII tinggal. Di tempat itu Paus dianiaya dan diejek, namun ia diselamatkan rakyat Anagni sehingga Paus bebas. Paus dengan perlindungan 3 Fl. Hasto Rosariyanto, op.cit., hlm. 6. 50 tentara diamankan ke Roma dan sebulan sesudahnya Paus meninggal di Roma. 4 Oleh karena penghinaan terhadap Paus dan kekalahan paus, maka kewibawaan Paus mengalami krisis.

2. Penawanan Paus di Avignon. 1305-1377