Gereja Katolik Roma Melakukan Pembaharuan Rohani yang Membangkitkan Semangat Baru

156 dipersatukan oleh pengakuan iman Kristiani yang sama serta penerimaan sakramen-sakramen yang sama, di bawah bimbingan gembala-gembala yang sah dan terutama di bawah satu wakil Kristus: Paus di Roma. Juga ke lima pasal dari “controverise generales”, Bellamirnus memberi gambaran Gereja yang sama: 1 Sabda Allah; 2 Kristus, kepala seluruh Gereja; 3 Paus, kepala Gereja yang berjuang; 4 Gereja baik dalam konsili maupun dalam penyebaran di seluruh dunia 5 Para anggota Gereja berjuang; rohaniwan, biarawan, awam. Dengan Bellarminus, mulailah Gereja Katolik berusaha untuk memperlihatkan dan membuktikan bahwa Gereja Katolik Roma adalah Gereja Kristus yang sejati. Dengan demikian, Gereja menjadi suatu sistem yang berbentuk piramida, dan Gereja tidak dilihat sebagai organisme yang diirikan oleh Kristus dan yang kewibawaannya harus dipertahankan oleh Roh Kudus. 12

4. Gereja Katolik Roma Melakukan Pembaharuan Rohani yang Membangkitkan Semangat Baru

Bentuk kekuasaan lahir Gereja, yang kelihatan dari corak bangunan gaya Barok yang sangat megah dan mewah, kini diimbangi oleh kehidupan batin. Hal ini terlihatdari kesiapsiagaan dan kesungguhan hati para biarawan yang menganut cita-cita Ignasius, serta didukung oleh Humanisme Kristiani. Bila pikiran Gereja Katolik Roma, pada masa sebelum reformasi Gereja, sebagian besar berpusat pada misteri Allah, maka pada jaman baru ini yang menjadi pemikiran Gereja Katolik 12 T. Jacobs, Dinamika Gereja, Yogyakarta, Kanisius, 1990,, hlm. 46-45. 157 Roma adalah misteri manusia yang menanggung beban dosa asal, namun tetap mampu mengarahkan dirinya kepada Allah. 13 Setelah Konsili Trente memutuskan untuk didirikannya seminari-seminari, maka para biarawan segera melaksanakannya. Pelaksanaan ini berawal dari Ordo Yesuit untuk mendirikan seminari, maka para biarawan dari ordo lain segera mengambil bagian untuk mendirikan seminari. Kegiatan pembaruan pendidikan calon imam ini dapat terlihat jelas di Italia, yaitu Philipus Neri mendirikan sebuah Oratorium pada tahun 1560. Oratorium adalah suatu konggregasi imam yang memperluas pendidikan para calon imam. Kardinal Perancis de Berulle memasukkan Oratorium di Perancis pada tahun 1613. Tiga puluh tahun berikutnya, Yohanes Eudes dengan maksud yang sama mendirikan Konggregasi Eudis. Sementara itu Vincentus a Paulo mendirikan Konggregasi Lazaris. 14 Kaum rohaniwan paroki yang dididik dengan cara serupa itu, tidak sendirian bertugas dalam mempertinggi taraf rohaniwan kaum beriman Katolik. Misi rakyat pada waktu itu timbul atas jerih payah Ordo Yesuit. Sedangkan kaum Oratorian terjun ke lapangan kerja secara langsung. Selain di bidang pendidikan para calon imam, para imam dan rohaniwan ini juga prihatin pada nasib penduduk pedesaan yang terlantar. Para imam dan para rohaniwan tersebut memberikan pembinaan pengajaran rakyat, perawatan orang sakit serta pemberian bantuan kepada orang miskin. Gereja Katolik Roma terhadap Protestantisme yang berpaham adanya takdir Allah yang mempertentangkan ketiadaan harga manusia dengan Allah yang Maha 13 Ibid. 14 Ibid., hlm. 178. 158 Kuasa, Gereja Katolik Roma mengemukakan sakramen-sakramen kepada umatnya. Sakramen bukan sebagai hadiah bagi kebajikan yang istimewa, melainkan sakramen itu adalah sebagai alat Allah untuk memberi pertolongan kepada kelemahan-kelemahan manusia. 15

B. Dampak Reformasi Gereja bagi Eropa