Bidang Sosial: Pengejaran Secara Gila-gilaan Terhadap Tukang Sihir

163 Jerman yang baru mulai mengadakan perundingan guna mengakhiri perang. Pada bulan Desember 1644, di kota Westphalia diadakan pertemuan yang dihadiri oleh para diplomat dari Spanyol, Perancis, Swedia, Belanda, Swiss, berbagai negara bagian Italia dan Vatikan. Para diplomat ini berdebat selama empat tahun. Barulah pada tanggal 24 Oktober 1648, Kaisar Jerman dan para diplomat ini sepakat untuk menandatangani Perdamaian Westphalia, yang menjadi penyelesaian masalah keagamaan. 22 Perdamaian Westphalia ini juga memberikan pengaruh dalam merombak peta Eropa dan memperbaharui konsep hubungan internasional. Perjanjian tersebut juga memperbaharui asas Perdamaian Augsburg yang menentukan wilayah- wilayah agama, tetapi dengan mengakui aliran Kalvinis. Dan sejak saat itu, Gereja Protestan dan Katolik dimantapkan.

3. Bidang Sosial: Pengejaran Secara Gila-gilaan Terhadap Tukang Sihir

Pada abad ke-15 dan awal abad ke-16, tukang sihir merupakan hal yang biasa di Eropa. Sudah tidak dipertanyakan bahwa setan ada di mana-mana, dan bahwa beberapa orang menyerah pada bujukannya serta menjual jiwa mereka kepadanya. Tujuan setan dalam jual beli yang amat menentukan ini ialah memberikan kekuatan tertentu kepada tukang sihir yang baru berlatih sehingga mereka sanggup mempengaruhi cuaca dan mencelakakan sesama orang. Kemalangan- kemalangan yang terjadi, seperti; tukang bir yang tertumpah, panen yang gagal, 22 Ibid., hlm. 170. 164 bayi yang menangis terus-menerus, atau istri yang jatuh cinta kepada lelaki yang bukan suaminya. Semuanya merupakan bukti yang jelas bahwa tukang sihir sedang melakukan pekerjaan iblis. Orang mengetahui bahwa sekali-sekali para tukang sihir mengadakan pertemuan pada suatu Sabat Penyihir yang tidak senonoh. Pada saat itu, para penyihir menyembah setan dan merayakan upacara gila-gilaan bersama para pengikut setan, atau iblis-iblis kecil. 23 Semangat keagamaan pada abad ke-16, terutama setelah terjadi gerakan reformasi Gereja yang dilakukan oleh Martin Luther maka pengejaran terhadap tukang sihir dilakukan secara gila-gilaan. Kesadaran rohani yang semakin tebal pada Zaman Reformasi telah meningkatkan kepekaan terhadap kuasa kejahatan setan yang selalu ada, sehingga kegilaan akan tukang sihir semakin meningkat, bencana dan malapetaka apapun menyebabkan orang mengejar tukang sihir. Oleh karena itu, orang yang satu dengan orang yang lain menjadi saling tidak percaya dan saling mencurigai. Pengejaran yang dilakukan tukang sihir ini semakin memuncak, di mana adanya tuduhan bila melakukan sihir berarti mendapatkan hukuman. Penghukuman ini memerlukan pengakuan dari orang yang dituduh sebagai tukang sihir. Cara-cara yang dilakukan untuk memaksa pengakuan dari orang yang tertuduh sebagai tukang sihir antara lain; meletakkan beban yang berat di atas dada korban hingga si tukang sihir mengaku atau mati, menusukkan jarum di bawah kuku, memasukkan kaki ke dalam api dan merentangkan tubuh di atas papan siksaan. 23 Ibid., hlm. 163. 165 Tukang sihir yang mengaku terkadang dibebaskan sesudah dicambuki, tetapi tak jarang pula mereka dihukum mati dengan cara dibakar ke dalam api. Pada pelaksanaan hukuman, tukang sihir dibawa atau diseret menuju tiang besar yang didirikan di tempat umum dengan tumpukan kayu disekitarnya. Sementara korban yang malang dibakar, orang-orang banyak yang menonton sambil bersorak-sorak tanda setuju. Kejadian yang mengerikan terhadap para tukang sihir ini melanda sebagian besar Eropa. Perang yang bersemangat terhadap tukang sihir merupakan sebagian dari suasana penuh takhyul yang meliputi masyarakat Eropa. Kebanyakan warganya masih percaya akan hantu, ramalan, dan mantera. Tetapi sekelompok para ahli pikir pada abad ke-16, yang terpengaruh oleh semangat ingin tahu renaisance dan reformasi secara diam-diam mempelajari dunia yang benar-benar dapat mereka lihat dan mereka raba. 24

4. Bidang Ekonomi: Muncul Kapitalisme sebagai Asas Perekonomian yang Dominan