Pendekatan Cooperative Learning Kajian Pustaka
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam model pembelajaran ini, siswa dibentuk ke dalam kelompoktim kecil yang
beranggotakan 4-5 orang siswa. Kelompok dibentuk secara campuran heterogen dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin,
suku, status sosial, agama, dan lain sebagainya. Setiap siswaanggota kelompok saling berkerjasama serta berinteraksi guna
mencapai tujuan bersama. Sejalan dengan Aqib, Trianto 2010:68 mengemukakan pembelajaran kooperatif STAD merupakan salah
satu jenis dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-
5 orang siswa SD secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis,
dan penghargaan kelompok. Slavin dalam Trianto, 2010:68-69 juga menyatakan pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar
beranggota 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.
Lebih lanjut Slavin dalam Rusman, 2011:214 memaparkan bahwa, “Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa
agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-
kelompok yang heterogen tingkat prestasi, jenis kelamin, budaya, dan suku yang terdiri dari 4-5 siswa. Kegiatan pembelajarannya
diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Ciri
terpenting dalam model pembelajaran kooperatif STAD adalah kerja tim.
b. Langkah-Langkah Cooperative Learning tipe STAD
Isjoni 2013:74 menguraikan beberapa langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:
1 Tahap penyajian materi, dalam tahap ini guru memulai
menyampaikan indikator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu peserta didik tentang materi yang
akan dipelajari.
2 Tahap kerja kelompok, pada tahap ini setiap siswa diberi
lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari.
3 Tahap tes individu, pada tahap ini guru memberi tes kepada
setiap peserta didik individu. Tujuan dari tes individu yaitu untuk mengetahui keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta
didik.
4 Tahap perhitungan skor perkembangan individu, pada tahap ini
perhitungan skor individu dapat dihitung dari skor awal, berdasarkan nilai evaluasi yang dilakukan sebelumnya. Lebih
lanjut Isjoni menjelaskan, penghitungan skor kelompok dilakukan
dengan cara
menjumlahkan masing-masing
perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai dengan jumlah
anggota kelompok.
Berbeda dengan
Isjoni, Aqib 2014:20 menguraikan beberapa langkah-langkah dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:
1 Membentuk kelompok yang anggotanya sebanyak 4 orang
secara heterogen campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain.
2 Guru menyajikan pelajaran.
3 Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu
mengerti. 4
Guru memberi kuispertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5 Memberi evaluasi.
6 Kesimpulan.
Menurut Rusman 2011:215-216 menguraikan langkah- langkah model pembelajaran kooperatif STAD, sebagai berikut:
1 Penyampaian tujuan dan motivasi.
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2 Pembagian kelompok.
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap
kelompoknya terdiri
dari 4-5
siswa yang
memprioritaskan heterogenitas kelas dalam prestasi akademik, jenis kelamin, ras, atau etnik.
3 Presentasi dari guru.
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari.
4 Kegiatan belajar dalam tim kerja tim.
Siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk. Kerja tim merupakan ciri terpenting dari pembelajaran
kooperatif tipe STAD. 5
Kuis evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis
evaluasi tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing
kelompok. 6
Penghargaan prestasi atas keberhasilan kelompok. Berdasarkan
langkah-langkah model
pembelajaran kooperatif STAD, langkah-langkah pembelajaran IPS pada
kelompok kontrol
menggunakan langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif STAD seperti tercantum di atas.
c. Kelebihan Cooperative Learning Tipe STAD
Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Hamdayama 2014:118 yaitu:
1 Siswa berkerja sama dalam mencapai tujuan dengan
menjunjung tinggi norma-nmorma kelompok. 2
Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
3 Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok. 4
Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
5 Meningkatkan kecakapan individu.
6 Meningkatkan kecakapan kelompok.
7 Tidak bersifat kompetitif.
8 Tidak memiliki rasa dendam.
Roestiyah dalam Sanjaya, 2011 menyebutkan beberapa kelebihan model pembelajaran kooperatif STAD, sebagai berikut:
1 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.