Cooperative Learning tipe STAD

kelompok kontrol menggunakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif STAD seperti tercantum di atas. c. Kelebihan Cooperative Learning Tipe STAD Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Hamdayama 2014:118 yaitu: 1 Siswa berkerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-nmorma kelompok. 2 Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. 3 Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. 4 Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. 5 Meningkatkan kecakapan individu. 6 Meningkatkan kecakapan kelompok. 7 Tidak bersifat kompetitif. 8 Tidak memiliki rasa dendam. Roestiyah dalam Sanjaya, 2011 menyebutkan beberapa kelebihan model pembelajaran kooperatif STAD, sebagai berikut: 1 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah. 2 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah. 3 Mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi. 4 Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya. 5 Siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran dan siswa lebih aktif dalam diskusi. 6 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain. d. Kelemahan Cooperative Learning tipe STAD Kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Hamdayama 2014:118 yaitu: 1 Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang. 2 Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena anggota yang pandai lebih dominan dalam proses pembelajaran. 3 Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum. 4 Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif STAD. 5 Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif STAD. 6 Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka berkerja sama.

6. Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial IPS menurut Susanto 2014:137 adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial yang humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah untuk memberikan wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah. Lebih lanjut Susanto menjelaskan hakikat IPS adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada dilingkungan siswa, sehingga dengan memberikan pendidikan IPS diharapkan dapat melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya. IPS merupakan bidang studi baru karena dikenal sejak diberlakukan kurikulum 1975. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan Sosial terdapat beberapa istilah seperti Ilmu Sosial social sciences, Studi Sosial social studies, dan IPS. Sanusi dalam Hidayati, 2004:5 memberikan batasan tentang Ilmu Sosial sebagai berikut, “Ilmu sosial terdiri dari disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi yang makin lanjut dan makin ilmiah”. Gross dalam Hidayati, 2004:5 juga mengemukakan Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makhluk sosial yang secara alamiah memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan kelompok atau masyarakat yang dibentuk. Berbeda dengan Ilmu Sosial, Sumaatmadja dalam Gunawan, 2011: 19 mengemukakan bahwa, “Studi sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial”. Gunawan 2011:36 mengemukakan bahwa IPS adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, disimpulkan pengertian IPS adalah suatu disiplin ilmu sosial atau bidang kajian sosial kemasyarakatan yang mempelajari manusia pada konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. b. Tujuan Mata Pelajaran IPS di SDMI Secara umum, tujuan pengajaran IPS diantaranya dikemukakan oleh The Multi of Performance Based Teacher Education di AS pada tahun 1973, sebagai berikut Gunawan, 2011:20 : 1 Mengetahui dan mampu menerapkan konsep-konsep ilmu sosial yang penting, generalisasi konsep dasar, dan teori-teori kepada situasi dan data baru. 2 Memahami dan mampu menggunakan beberapa struktur dari suatu disiplin atau antar disiplin untuk digunakan sebagai bahan analisis data baru. 3 Mengetahui teknik-teknik penyelidikan dan metode-metode penjelasannya yang dipergunakan dalam studi sosial secara bervariasi serta mampu menerapkannya sebagai teknik penelitian dan evaluasi suatu informasi. 4 Mampu mempergunakan cara berpikir yang lebih tinggi sesuai dengan tujuan dan tugas yang didapatnya. 5 Memiliki keterampilan dalam memecahkan permasalahan Problem Solving. 6 Memiliki self concept konsep atau prinsip sendiri yang positif. 7 Menghargai nilai-nilai kemanusiaan. 8 Kemampuan mendukung nilai-nilai demokrasi. 9 Adanya keinginan untuk belajar dan berpikir secara rasional. 10 Kemampuan berbuat berdasarkan sistem nilai yang rasional dan mantap. Pembelajaran IPS diajarkan pada jenjang sekolah dasar tentu memiliki tujuan tertentu. Adapun tujun pembelajaran IPS di SDMI menurut Sapriya 2012:194 sebagai berikut : 1 Peserta didik dapat mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2 Peserta didik memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3 Peserta didik memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan kemanusiaan. 4 Peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi, berkerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik tingkat lokal, nasional, maupun global. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran IPS di SD sangat penting diajarkan kepada peserta didik karena dengan menerapkan pembelajaran IPS, akan mempersiapkan peserta didik untuk lebih mantap menghadapi berbagai tantang kehidupan sosialnya baik secara lokal, nasional, maupun tantangan yang lebih luas yaitu tantangan globalisasi. c. Materi Pengajaran IPS Secara umum, materi pengajaran IPS diambil atau dipilih dari bagian-bagian pengetahuan atau konsep-konsep ilmu-ilmu sosial yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan kebutuhan siswa untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah. Oleh karena itu, bahannya harus disusun secara psikologis agar lebih menarik dan sesuai tujuan pendidikan. Hidayati 2004:17 mengemukakan materi IPS yang diambil dari penyederhanaan atau pengadaptasian bagian pengetahuan dari ilmu-ilmu sosial terdiri dari: 1 Fakta, konsep, generalisasi, dan teori. 2 Metodologi penyelidikan dari masing-masing ilmu sosial. 3 Keterampilan-keterampilan intelektual yang diperlukan dalam metodologi penyelidikan ilmu-ilmu sosial. Secara spesifik materi pembelajaran IPS yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah materi masalah sosial di lingkungan setempat. Pada Standar Kompetensi SK 2. Mengenal sumberdaya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupatenkota dan provinsi, dan Kompetensi Dasar KD 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.

B. Penelitian Yang Relevan

Pada bagian ini peneliti memaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan sebagai berikut: 1. Penelitian Ni Ketut 2010 yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Minat Terhadap Lingkungan Pada Siswa Kelas V SD Se-Desa Simbangkaja Tahun Pelajaran 20102011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran IPA kelas V dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe STAD memiliki dampak positif bagi siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPA pada siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. 2. P enelitian Sundari 2014 yang berjudul “Pengaruh Tipe Pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD Terhadap Motivasi Bel ajar IPS Siswa Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan terhadap motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang diajarkan dengan model pembelajaran Student

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Pengaruh Penggunaan Metode Cooperative Learning Tipe STAD Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Kendalsar

0 5 136

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUIMODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Tipe Stad Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri Rogomulyo 02 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 14

PENINGKATAN MOTIVSI BELAJAR IPS MELALUI MODELPEMBELAJARAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Tipe Stad Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri Rogomulyo 02 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

Perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Kramat 5 Magelang pada pelajaran Pkn menggunakan model Cooperative Learning tipe Stad.

0 0 164

Perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Kramat 5 Magelang pada pelajaran Pkn menggunakan model Cooperative Learning tipe Stad

0 5 161