konvensional.  Hipotesis  statistik  dalam  penelitian  ini  diuji  dengan menggunakan  uji  t,  dengan  t
araf  signifikansi  α  5.  Penghitungan  uji  t tersebut  diselesaikan  dengan  program  SPSS  for  windows  13.0.  Kriteria
hipotesis  diterima  apabila  harga lebih  kecil  dari
pada  taraf signifikasi  5,  maka  hipotesis  ditolak.  Sebaliknya,  kriteria  hipotesis  diterima
apabila  harga lebih  besar  dari
pada  taraf  signifikasi  5,  maka hipotesis diterima. Hasil analisis uji t dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.5. Hasil Uji t Motivasi Belajar IPS Siswa
Sumber Mean  t
hitung
t
tabel
Sig. Ket.
Post-test Kelas Eksperimen Post-test Kelas Kontrol
76,05 67,55
3,830  2,042 0,000
t
hitung
t
tabel
atau sig0,05 =
signifikan
Berdasarkan  tabel  di  atas  diketahui  bahwa  nilai  t
hitung
motivasi  belajar IPS sebesar 3,830 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kemudian nilai t
hitung
tersebut  dikonsultasikan  dengan  nilai  t
tabel
pada  taraf  signifikansi
=  0,05, diperoleh t
tabel
2,042 pada df sebesar 38. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t
hitung
lebih  besar  daripada  t
tabel
3,8302,042,  apabila  dibandingkan  dengan  nilai signifikansi  sebesar  0,000  lebih  kecil  dari  nilai  taraf  signifikansi  5
0,0000,05,  maka  hipotesis  pertama  diterima.  Artinya  terdapat  perbedaan
motivasi belajar IPS antara siswa kelas  IV  yang mengikuti model  cooperative learning tipe STAD dengan siswa kelas IV yang mengikuti model pembelajaran
konvensional.
b. Hipotesis Kedua
Hipotesis  kedua  yang  diujikan  dalam  penelitian  ini  adalah  terdapat perbedaan  hasil  belajar  IPS  antara  siswa  kelas  IV  yang  mengikuti  model
cooperative learning tipe STAD dengan siswa kelas IV yang mengikuti model pembelajaran  konvensional.  Ha  yang  disebut  dengan  hipotesis  alternatif,
sedangkan  hipotesis  nol  Ho  pada  penelitian  ini    adalah  tidak  terdapat perbedaan  motivasi  dan  hasil  belajar  IPS  antara  siswa  kelas  IV  SD  yang
mengikuti  model  cooperative  learning  tipe  STAD  dengan  siswa  kelas  IV  SD yang  mengikuti  model  pembelajaran  konvensional.  Hipotesis  statistik  dalam
penelitian ini diuji dengan menggunakan uji t, dengan t araf signifikansi α 5.
Penghitungan  uji  t  tersebut  diselesaikan  dengan  program  SPSS  for  windows 13.0.  Kriteria  hipotesis  diterima  apabila  harga  t
hitung
lebih  kecil  dari  t
tabel
pada taraf  signifikasi  5,  maka  hipotesis  ditolak.  Sebaliknya,  kriteria  hipotesis
diterima  apabila  harga  t
hitung
lebih  besar  dari  t
tabel
pada  taraf  signifikasi  5, maka hipotesis diterima. Hasil analisis uji t dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6. Hasil Uji t Post-test Hasil Belajar IPS Siswa
Sumber Mean  t
hitung
t
tabel
Sig. Ket.
Post-test Kelas Eksperimen Post-test Kelas Kontrol
75,75 64,40
3,002  2,042 0,005
t
hitung
t
tabel
atau sig0,05 =
signifikan
Berdasarkan  tabel  di  atas  diketahui  bahwa  nilai  t
hitung
post-test  sebesar 3,002  dengan  nilai  signifikansi  sebesar  0,005.  Kemudian  nilai  t
hitung
tersebut dikonsultasikan  dengan  nilai  t
tabel
pada  taraf  signifikansi
=  0,05,  diperoleh t
tabel
2,042  pada  df  sebesar  38.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  nilai  t
hitung
lebih
besar  daripada  t
tabel
3,0022,042,  apabila  dibandingkan  dengan  nilai signifikansi  sebesar  0,005  lebih  kecil  dari  nilai  taraf  signifikansi  5
0,0050,05,  hipotesis  kedua  diterima.  Artinya  terdapat  perbedaan  hasil
belajar  IPS antara siswa kelas IV  yang mengikuti model  cooperative learning tipe  STAD  dengan  siswa  kelas  IV  yang  mengikuti  model  pembelajaran
konvensional.
B. Pembahasan
1. Motivasi  Belajar  IPS  Antara  Siswa  Kelas  IV  Yang  Mengikuti  Model
Cooperative Learning Tipe STAD Dengan Siswa Kelas IV Yang Mengikuti Model Pembelajaran Konvensional
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perbedaan motivasi
belajar  IPS  antara  siswa  kelas  IV  SD  yang  mengikuti  model  cooperative learning  tipe  STAD  dengan  siswa  kelas  IV  SD  yang  mengikuti  model
pembelajaran  konvensional.  Hal  ini  ditunjukkan  dari  nilai  t
hitung
lebih  besar daripada  t
tabel
3,8302,042,  apabila  dibandingkan  dengan  nilai  signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai taraf signifikansi 5 0,0000,05.
Berdasarkan  pengamatan  yang  dilakukan  oleh  peneliti  selama  proses pembelajaran berlangsung guru masih menggunakan model konvensional. Pada
proses  pembelajaran  menggunakan  model  konvensional  siswa  kelas  IV  SD belum  menunjukkan  motivasi  yang  tinggi  pada  pembelajaran  mata  pelajaran
IPS.  Hal  ini  disebabkan  karena  siswa  malas,  mengantuk,  bosan,  dan  lain-lain sehingga  tidak  memiliki  motivasi  yang  tinggi  saat  mengikuti  pembelajaran
mata  pelajaran  IPS.  Sebaliknya,  berbeda  dengan  kondisi  sebelumnya.  Setelah siswa diterapkan perlakuan dengan menggunakan  model  cooperative learning