10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Bab ini memuat mengenai bimbingan klasikal, motivasi, media audio visual, media pembelajaran dan media bimbingan dan konseling.
A. Pelayanan Bimbingan di Sekolah
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada individu secara berkesinambungan, agar individu dapat memahami dirinya,
sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak dengan wajar sesuai dengan tuntutan dan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian
individu dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti Winkel, 2004:29.
Menurut Moegiadi dalam Winkel, 2004: 29 bimbingan dapat berarti 1 suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan,
pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri. 2 Suatu cara pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk memahami
dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya. 3 Suatu proses pemberian
bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya
sendiri dan tuntutan dari lingkungan.
11
Berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah No 29. 1992, bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka untuk
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Bimbingan dalam menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta
didik menemukan kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik
secara obyektif mengenal lingkungan, baik sosial maupun fisik. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
bimbingan adalah bantuan yang dilakukan pembimbing konselor, bagi individu untuk memahami dirinya melalui pengetahuan, pengalaman, dan
informasi tentang dirinya, sehingga dapat meningkatkan realisasi pribadi, karena dengan memahami diri sendiri akan memudahkan untuk bertindak
sesuai tujuan hidup.
2. Bimbingan Klasikal
Bimbingan Klasikal adalah bimbingan yang berorientasi pada kelompok siswa dalam jumlah yang cukup besar antara 30‐40 orang
siswa sekelas. Bimbingan klasikal lebih bersifat preventif dan berorientasi pada pengembangan pribadi siswa yang meliputi bidang
pembelajaran, bidang sosial, dan bidang karir Siwabessy dan Hastoeti 2008:136 dalam Lisna. Dalam bimbingan klasikal terjadi interaksi antara
siswa dengan guru pembimbing. Di mana guru pembimbingkonselor
12
sebagai sumber informasi memiliki kebutuhan untuk menyampaikan informasi bahan ajar kepada siswa sebagai penerima informasi.
B. Motivasi