d. Refleksi
Setelah dilaksanakan bimbingan dengan metode ceramah pada pra
tindakan, selanjutnya dilaksanakan refleksi terhadap bimbingan yang telah berlangsung. Guru dan peneliti mendiskusikan hasil pengamatan
yang dilakukan selama pelaksanaan pra tindakan dan melakukan
evaluasi.
Secara umum, pelaksanaan bimbingan klasikal telah sesuai dengan SPB yang telah disusun. Namun demikian, masih terdapat hambatan
yang muncul saat pelaksanaan sehingga perlu dilakukan perbaikan. Beberapa hambatan itu antara lain:
1 Saat guru menjelaskan di depan kelas, sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.
2 Siswa sering bercanda dengan teman, sehingga tidak berkonsetrasi selama mengikuti layanan bimbingan.
3 Siswa datang terlambat saat masuk kelas dengan alasan solat, lapar, dan bosan.
4 Motivasi siswa mengikuti bimbingan klasikal masih rendah, ini terlihat dari rata-rata skor motivasi siswa pra tindakan.
2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam 1 x pertemuan, dengan alokasi waktu 1 x 45 menit. Pada siklus I, tindakan yang dilakukan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Siklus I dilaksanakan untuk memperbaiki hambatan-hambatan yang terjadi pada saat pra tindakan, yaitu pembimbing lebih
meningkatkan layanan bimbingan dengan menghadirkan media audi visual, siswa diingatkan untuk lebih memperhatikan materi yang akan
disampaikan oleh pembimbing. Pada tahap perencanaan tindakan siklus I, peneliti menyusun Satuan Layanan Bimbingan SPB dan
lembar kerja siswa LKS. Pada bimbingan ini, peneliti lebih memfokuskan pada motivasi siswa mengikuti bimbingan klasikal dan
berdasarkan refleksi dari pra tindakan. Selanjutnya peneliti juga menyusun instrumen penelitian seperti pedoman observasi, angket, dan
pedoman wawancara.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan SPB dan media audio visual yang telah disusun. Peneliti sebelumnya telah
mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru yang bersangkutan. Selama bimbingan berlangsung peneliti dibantu oleh 2
mitra kolaboratif peneliti dalam melakukan pengamatan. Materi yang dibahas dalam pelaksanaan tindakan siklus I adalah “Problem Solving”
Pemecahan Masalah. Siklus I dilakasanakan pada tanggal 30 Januari 2013 mulai pukul 13.45 WIB sampai 14.30 WIB. Jumlah siswa yang
hadir pada siklus I berjumlah 32 siswa. Aktivitas-aktivitas bimbingan yang terjadi pada siklus I sebagai berikut :
1 Kegiatan Awal Pada kegiatan awal peneliti membuka kegiatan dengan
salam pembuka dan memberikan pengantar tentang metode serta materi yang akan diberikan. Peneliti juga menjelaskan
tugas yang harus dikerjakan siswa selama kegiatan berlangsung. Peneliti memberitahu bahwa bimbingan pada hari
ini menggunakan media audio visual beda jauh seperti sebelumnya pra tindakan. Peneliti menghimbau siswa agar
memperhatikan instruksi yang diberikan. Peneliti juga mengingatkan kepada siswa agar tidak ramai. Sebelum
memasuki materi, peneliti mengingatkan siswa mengenai materi-materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang
akan dipelajari yaitu tentang motivasi, tanggung jawab, dan percaya diri.
2 Kegiatan Inti Pada siklus I, peneliti memberikan materi mengenai
“Problem Solving” Pemecahan Masalah menggunakan media
audio visual.
Sebelum melakukan
tindakan, peneliti
menyiapkan materi dalam bentuk power point. Di power point, peneliti menyelipkan sebuah permainan yang mengandung
media audio visual dengan ciri-ciri memiliki suara, gerak, dan bergambar. Sebelum memulai bimbingan klasikal peneliti
memberikan pengantar mengenai problem solving yang
bertujuan supaya siswa yang belum tahu mengenai problem solving
menjadi tahu. Selanjutnya, peneliti menyajikan slide power point
yang mengajak siswa untuk ikut dalam memecahkan masalah. Sebelum siswa memecahkan masalah,
terlebih dahulu peneliti memberikan aturan main dan membagi siswa dalam 3 kelompok. Setelah selesai membagi dalam
kelompok sesuai dengan urutan duduk, peneliti meminta setiap perwakilan kelompok untuk mengambil undian urutan maju.
Proses media audio visual akan dijalankan, kelompok satu maju dan menyelesaikan masalah yang diberikan. Kelompok
satu mendapat pemecahan masalah mengenai “logic bridge” mengenai sebuah keluarga yang terdiri kakek, nenek, ayah, ibu,
dan anak. Setiap anggota keluarga mempunyai kecepatan menyebrang yang berbeda dan dalam menyebrang hanya ada
waktu 30 detik. Kelompok satu sangat antusias dalam menyelesaikan masalah yang diberikan peneliti, akan tetapi
kelompok satu gagal dalam memecahkan masalah karena seluruh anggota dalam “logic bridge” tidak terselamatkan.
Kelompok dua maju, untuk memilih masalah yang akan dipecahkan. Masalah yang dipilih adalah mengenai kuis “Who
Want To Be Millioner” . Siswa antusias dalam menyelesaikan
kuis tersebut, banyak yang memperhatikan dan teman-teman kelompok lain sambil berteriak-teriak untuk membantu
menjawab. Kelompok dua juga mengalami kegagalan dalam menyelesaikan kuis. Ada beberapa siswa yang menyuruh untuk
mengulang lagi kuisnya. Kelompok tiga merupakan kelompok terakhir untuk menyelesaikan masalah yang diberikan peneliti.
Masalah yang diberikan peneliti adalah kuis “Prampam”. Pada saat kelompok tiga mendapat kuis “Prampam”, kelompok lain
iri karena mendapat pemecahan masalah yang mudah sendiri. Pada saat proses menyelesaikan masalah, banyak siswa yang
berteriak-teriak dan memberi tahu cara menyelesaikan. Pada level 49, kelompok tiga mengalami kegagalan karena
konsentrasinya terganggu oleh kelompok lain. Sebagian siswa merasa bimbingan ini melelahkan dan beberapa siswa sulit
untuk menyimpulkan materi yang diberikan. Selesai memainkan media audio visual, peneliti menuntun
siswa untuk membuat kesimpulan di lembar kerja siswa LKS. Peneliti meminta semua siswa memberikan applouse karena
kegiatan bimbingan berjalan dengan lancar. 3 Penutup
Sebelum mengakhiri tindakan dalam siklus I, peneliti memberikan angket dan skala kiraan kepada siswa. Setelah
semua angket dan skala kiraan selesai diisi oleh siswa peneliti memintanya kembali. Selanjutnya dilakukan pengolahan data
dan mengamati sejauh mana terjadi peningkatan motivasi
dalam bimbingan klasikal. Setelah bimbingan klasikal selesai, peneliti mengajak observer sebagai mitra kolaboratif untuk
memberikan masukan dan melakukan refleksi mengenai tindakan di siklus I. Peneliti juga meminta hasil lembar
observasi yang dilakukan oleh observer pada siklus I supaya data dapat segera diolah secepatnya oleh peneliti.
c. Data Hasil Observasi, Skala Kiraan Sifat, dan Angket Siklus I
1 Data Hasil Observasi Pada siklus I, observasi dilakukan oleh peneliti bersama dua
mitra kolaboratif selama bimbingan berlangsung. Observasi ini dipandu oleh pedoman observasi kegiatan bimbingan klasikal
menggunakan media audio visual. Selain itu peneliti juga membuat catatan lapangan yang dapat dilihat pada lampiran.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, tampak beberapa siswa yang tidak memperhatikan pada saat bimbingan
dengan menggunakan media audio visual. Beberapa siswa tampak mengobrol dengan siswa lain sambil bercanda. Berikut ini tabel
analisis hasil observasi motivasi bimbingan menggunakan media audio visual.
A
Siklu
2 Data H Sk
yang m mengg
diguna bimbin
mening melaku
motiva
2 4
6 8
10 12
14 16
18
Tabel 4. 4 Analisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Pad
klus Presentase Rata-rata
Aktivitas Siswa I
56,6
Hasil Skala Kiraan Sifat Skala motivasi diberikan pada akhir siklus I b
mewakili kondisi perasaan setelah mengi ggunakan media audio visual. Hasil skala m
nakan untuk melihat peningkatan motivasi s ingan menggunakan media audio visual. P
ingkat menjadi 82 dan negatif menurun 3 kukan tindakan siklus I. Di bawah ini grafi
vasi siswa:
N g
o b
ro l
T id
u r
B e
rm a
ib -m
a ib
B a
d u
t Ja
la b
-j a
la b
R ib
u t
M e
m b
a ca
M e
la m
u b
M a
ib a
b H
p
M e
b g
a b
g g
u A
sa l
b ic
a ra
P a
si f
T e
rb u
ru -b
u ru
…
T e
rl a
m b
a t …
ada Siklus I
Kategori
Sedang
I berupa check list gikuti bimbingan
motivasi ini yang siswa mengikuti
Perasaan positif 35 saat peneliti
afik analisis skala
T e
rl a
m b
a t …
B o
sa b
Siklus I
3 Data Ha An
bimbin tabel a
klasika
P
No Rentang Skor
K 1.
20-31 Sang
2. 31-37
R 3.
37-43 4.
43-49 5.
49-60 San
d. Refleksi
Setela siklus I, s
5 10
15 20
25 30
Gambar 2 Grafik Hasil Skala Kiraan Sifat Siklu
asil Angket Angket diberikan pada akhir siklus I ya
bingan klasikal menggunakan media audio visu l analisis hasil angket motivasi siswa terha
ikal menggunakan media audio visual.
Tabel 4. 5 Penggolongan Motivasi Subjek dalam Lima
Kategori No Subjek
ngat Rendah -
Rendah 2
Sedang 1,6,8,19,26,29,31
Tinggi 3,4,5,10,11,12,13,14,15,17,18
20,22,23,24,25,27,28,30,32 angat Tinggi
7,9,16,21 Jumlah
lah dilaksanakan bimbingan dengan media au , selanjutnya dilaksanakan refleksi terhadap b
Grafik Skala Kiraan Sifat Siklus I
lus I
yaitu pada akhir sual. Di bawah ini
rhadap bimbingan
ma 5 Kategori
Jumlah Subjek
Persentase
1 3,1
7 21,9
20 62,5
4 12,5
32 100
audio visual pada bimbingan yang
Siklus I
telah berlangsung. Peneliti dan mitra kolaboratif mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan dan
melakukan evaluasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tampak bahwa antusias
siswa mengikuti bimbingan pada saat menggunakan media audio visual pada siklus I lebih baik dibandingkan dengan pra tindakan. Hal
ini dilihat dari sikap siswa yang memperhatikan peneliti yang sedang menjelaskan materi menggunakan power point. Namun masih ada
sebagian siswa yang tidak memperhatikan, pasif, dan bosan dalam mengikuti bimbingan. Pada siklus I ada hambatan-hambatan yang
dialami yaitu siswa masuk terlambat, siswa ramai dikelas, dan viewer sulit dihidupkan. Meskipun demikian, kegiatan bimbingan pada siklus
I berjalan lebih efektif karena sebagian besar siswa merasa lebih terbantu dengan diberikannya contoh nyata yang materi bimbingan
lebih mudah dimengerti. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, siswa mengungkapkan bahwa dia merasa senang dan berharap
bimbingan berikutnya juga menggunakan media audio visual. Siswa merasa bahwa dengan adanya bimbingan menggunakan media audio
visual, dia menjadi lebih termotivasi mengikuti bimbingan daripada dengan penggunaan metode ceramah.
Peneliti pada saat siklus I mempunyai kekurangan dalam menyampaikan materi dan kurang interaktif. Peneliti belum tegas
dalam menegur siswa yang ramai.
3. Siklus II