Peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal melalui penggunaan media audio visual pada siswa kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) Di SMK Negeri 2 Depok tahun ajaran 2012/2013.

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIPASI SISWA DALAM MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO PISUAL

PADA SISWA KELAS X A TKJ (TEKNIK KOMPUTER JARINGAN) DI SMK NEGERI 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013

Wiratama Rahman Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) di SMK Negeri 2 Depok dalam bimbingan klasikal menggunakan media audio visual. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru. Subjek penelitian berjumlah 32 siswa kelas X A TKJ.

Penelitian terdiri dari tiga siklus, setiap pertemuan dilakukan 1 x 45 menit. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, skala kiraan sifat, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Pedoman observasi digunakan setiap bimbingan berlangsung, angket digunakan setiap akhir siklus. Pedoman wawancara dan catatan lapangan digunakan setiap bimbingan berlangsung.

Berdasarkan hasil analisis angket motivasi mengikuti bimbingan, observasi motivasi mengikuti bimbingan, wawancara kepada guru dan siswa, dan catatan lapangan ada peningkatan motivasi siswa mengikuti bimbingan klasikal menggunakan media audio visual. Hal ini ditunjukkan dengan: (1) data hasil observasi motivasi siswa siklus I dengan persentase 5J,J % dengan kategori sedang dilakukan tindakan siklus II dengan persentase 7J,J % dengan kategori tinggi. Dari hasil observasi siklus II dilakukan tindakan siklus III mengalami peningkatan menjadi 8J,J % dengan kategori sangat tinggi. Data hasil angket motivasi siswa mengalami dari siklus I ke siklus II sebesar 72,75 % menjadi 81 %. Data hasil tindakan siklus II ke siklus III sebesar 81 % menjadi 85,95 %. Dari hasil wawancara, catatan lapangan, skala kiraan sifat dan dokumentasi diperoleh keterangan bahwa secara umum siswa termotivasi dalam bimbingan. Berdasarkan data hasil observasi motivasi, hasil angket motivasi, skala kiraan sifat, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa meningkat setelah bimbingan klasikal menggunakan media audio visual.


(2)

ABSTRACT

THE ENHANCEMENT OF STUDENTS’ MOTIPATION IN JOINING CLASSICAL GUIDANCE

SERPICE THROUGH AUDIO PISUAL MEDIA ON STUDENTS OF CLASS X A NCE (NETWORK COMPUTER ENGINEERING)

AT SMK NEGERI 2 DEPOK IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR

by

Wiratama Rahman Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

This research aims to increase the motivation of students class X A NCE (Network Computer Engineering) at SMK Negeri 2 Depok in joining classical guidance using audio-visual media. This study is an action research of guidance and counseling which is carried out in collaboration with the teachers. The subject of this research is 32 students of class X A NCE.

This research consists of three cycles, each meeting lasts for 1 x 45 minutes. The technique of data collection is using observation, questionnaire, the scale of nature estimation, interview, field notes, and documentation. Observation guidelines are used in every guidance, while questionnaire is used at the end of each cycle. The interview guidelines and field notes are also used during guidance.

Based on the result of analysis from the questionnaire of motivation in joining guidance, observation of motivation in joining guidance, interview with teachers and students, and field notes, there is an increase of students’ motivation in joining classical guidance using audiovisual media. This can be indicated by: (1) the data of students’ motivation observation in cycle I with the percentage of 5J.J% in medium category; and in cycle II with the percentage of 7J.J% in high category. From the observation of cycle II with an action of cycle III, there is an increase with the percentage of 8J.J% in very high category. The students’ motivation questionnaire from cycle I to cycle II increases from 72.75% to 81%. The action result of cycle II to cycle III increases from 81% to 85.95%. According to the interview result, field notes, the scale of nature estimation, and documentation, students are generally quite motivated in guidance service. Based on motivation observation data, motivation questionnaire, the scale of nature estimation, interview, field notes, and documentation, it can be concluded that students’ motivation increases after joining classical guidance using audiovisual media.


(3)

i

PENINGKATAN MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

PADA SISWA KELAS X A TKJ (TEKNIK KOMPUTER JARINGAN) DI SMK NEGERI 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh : Wiratama Rahman

NIM: 091114066

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(4)

(5)

(6)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi, yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 November 2013

Penulis


(7)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Wiratama Rahman

No Induk Mahasiswa : 091114066

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENINGKATAN MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X A TKJ (TEKNIK KOMPUTER JARINGAN) DI SMK NEGERI 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013”. Beserta perangkat yang diperlukan bila ada. Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan dalam internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin saya maupun yang memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 18 November 2013

Yang menyatakan


(8)

vi MOTTO

“NOTHING IS IMPOSSIBLE”

Disiplin, tertib dan tanggung jawab adalah modal utama

dalam mencapai kesuksesan”

“ Hidup adalah perjuangan, berusahalah menjadi manusia

yang berguna bagi diri, sesama, bangsa serta agama”

“Awali segala sesuatu dengan berdoa, tetap semangat dan

pantang menyerah”

“Impian bagaikan semangat yang ada dalam diri, bisa

menjadi motivasi untuk mengapai mimpi”

Skripsi ini kupersembahkan untuk : Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan kesehatan untuk menyelesaikan skripsi.

Suparno, Wahyuning Haryati, Yan, dan Ully Arta yang telah Memberikan kasih sayang dan doa sehingga dapat

Berhasil dalam studi.

Kekasihku tercinta yang telah mendukung dan Senantiasa menjadi motivasi bagiku.

Almamater Universitas Sanata Dharma, khususnya Buat Program Studi Bimbingan dan Konseling.


(9)

vii ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

PADA SISWA KELAS X A TKJ (TEKNIK KOMPUTER JARINGAN) DI SMK NEGERI 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013

Wiratama Rahman Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) di SMK Negeri 2 Depok dalam bimbingan klasikal menggunakan media audio visual. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru. Subjek penelitian berjumlah 32 siswa kelas X A TKJ.

Penelitian terdiri dari tiga siklus, setiap pertemuan dilakukan 1 x 45 menit. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, skala kiraan sifat, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Pedoman observasi digunakan setiap bimbingan berlangsung, angket digunakan setiap akhir siklus. Pedoman wawancara dan catatan lapangan digunakan setiap bimbingan berlangsung. Berdasarkan hasil analisis angket motivasi mengikuti bimbingan, observasi motivasi mengikuti bimbingan, wawancara kepada guru dan siswa, dan catatan lapangan ada peningkatan motivasi siswa mengikuti bimbingan klasikal menggunakan media audio visual. Hal ini ditunjukkan dengan: (1) data hasil observasi motivasi siswa siklus I dengan persentase 56,6 % dengan kategori sedang dilakukan tindakan siklus II dengan persentase 76,6 % dengan kategori tinggi. Dari hasil observasi siklus II dilakukan tindakan siklus III mengalami peningkatan menjadi 86,6 % dengan kategori sangat tinggi. Data hasil angket motivasi siswa mengalami dari siklus I ke siklus II sebesar 72,75 % menjadi 81 %. Data hasil tindakan siklus II ke siklus III sebesar 81 % menjadi 85,95 %. Dari hasil wawancara, catatan lapangan, skala kiraan sifat dan dokumentasi diperoleh keterangan bahwa secara umum siswa termotivasi dalam bimbingan. Berdasarkan data hasil observasi motivasi, hasil angket motivasi, skala kiraan sifat, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa meningkat setelah bimbingan klasikal menggunakan media audio visual.


(10)

viii ABSTRACT

THE ENHANCEMENT OF STUDENTS’ MOTIVATION IN JOINING CLASSICAL GUIDANCE

SERVICE THROUGH AUDIO VISUAL MEDIA ON STUDENTS OF CLASS X A NCE (NETWORK COMPUTER ENGINEERING)

AT SMK NEGERI 2 DEPOK IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR by

Wiratama Rahman Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

This research aims to increase the motivation of students class X A NCE (Network Computer Engineering) at SMK Negeri 2 Depok in joining classical guidance using audio-visual media. This study is an action research of guidance and counseling which is carried out in collaboration with the teachers. The subject of this research is 32 students of class X A NCE.

This research consists of three cycles, each meeting lasts for 1 x 45 minutes. The technique of data collection is using observation, questionnaire, the scale of nature estimation, interview, field notes, and documentation. Observation guidelines are used in every guidance, while questionnaire is used at the end of each cycle. The interview guidelines and field notes are also used during guidance.

Based on the result of analysis from the questionnaire of motivation in joining guidance, observation of motivation in joining guidance, interview with teachers and students, and field notes, there is an increase of students’ motivation in joining classical guidance using audiovisual media. This can be indicated by: (1) the data of students’ motivation observation in cycle I with the percentage of 56.6% in medium category; and in cycle II with the percentage of 76.6% in high category. From the observation of cycle II with an action of cycle III, there is an increase with the percentage of 86.6% in very high category. The students’ motivation questionnaire from cycle I to cycle II increases from 72.75% to 81%. The action result of cycle II to cycle III increases from 81% to 85.95%. According to the interview result, field notes, the scale of nature estimation, and documentation, students are generally quite motivated in guidance service. Based on motivation observation data, motivation questionnaire, the scale of nature estimation, interview, field notes, and documentation, it can be concluded that students’ motivation increases after joining classical guidance using audiovisual media.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, cinta dan hidayah, kekuatan dan dukungan serta kasih-Nya yang begitu besar pada saya dalam proses pembuatan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bimbingan dan Konseling.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu saya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Pembimbing yang tulus memberi petunjuk, bimbingan, perhatian selama proses skripsi, dan memberikan dukungannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

2. Segenap Dosen dan Karyawan Bimbingan dan Konseling yang telah banyak mendukung studi sehingga dapat menyelesaikan skripsi pada waktunya.

3. Drs. Aragani Mizan Zakaria sebagai Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Depok yang telah mengizinkan pelaksanaan penelitian dan memberikan dukungan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Rismiyanti, S.Pd dan Bangun Parikesit, S.Pd, selaku guru Bimbingan dan Konseling SMK Negeri 2 Depok yang berkenan menerima, mendampingi, dan membantu saya dalam melaksanakan penelitian.


(12)

x

5. Para siswa-siswi kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) SMK Negeri 2 Depok (STEMBAYO) yang senang hati menerima peneliti, bekerjasama, dan memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian.

6. Orang tuaku tercinta bapak Suparno dan ibu Wahyuning Haryati yang telah memberi dukungan doa, perhatian, dan kasih sayang selama menjalani studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

7. Kakak tercinta Ully Artha yang telah memberi semangat, doa, dan biaya selama menjalani studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

8. Bapak Wijo Purnomo, BA dan Mama Diah Pancawati yang telah memberi dukungan doa, perhatian, dan kasih sayang.

9. Widya Wulan Hapsari yang telah mendukung dalam doa, perhatian, dan kasih sayang selama ini.

10.Teman-teman Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2009 yang telah menjalin kebersamaan dan persahabatan selama saya mengikuti perkuliahan dan segala bentuk bantuan dalam penyelesaian skripsi.

11.Temen-temenku tercinta Galih, Deddy, Uut, Mas Anno, Mas Ony, Jarot, Lis Aviani, Arista dan Pokis terimakasih atas doa dan dukungan kalian.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tentu memiliki banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun demikian, penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Penulis


(13)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK... vii

ABTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C.Tujuan Penelitian... 6

D.Manfaat Penelitian... 7

E. Batasan Istilah ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Pelayanan Bimbingan di Sekolah... 10

1. Pengertian Bimbingan... 10

2. Bimbingan Klasikal... 11

B. Motivasi... 12

1. Pengertian Motivasi... 12

2. Jenis Motivasi... 14

3. Hal-hal yang Mempengaruhi Motivasi... 15


(14)

xii

5. Peran Bimbingan dalam Memotivasi... 19

C. Media Pembelajaran... 21

1. Pengertian Media Pembelajaran... 21

2. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran... 22

3. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran... 23

4. Media Bimbingan dan Konseling... 24

D. Media Audio Visual... 25

1. Pengertian Media Audio Visual... 25

2. Macam-macam Media Audio Visual... 25

3. Bentuk-bentuk Media Audio Visual... 26

4. Peran dan Keunggulan Media Audio Visual dalam Layanan Bimbingan Klasikal... 27

E. Hipotesis Tindakan... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 30

B. Subjek dan Objek Penelitian... 31

C. Tempat dan Waktu Penelitian... 31

D. Jadwal Kegiatan Penelitian... 31

E. Prosedur Penelitian... 32

F. Instrumen Penelitian... 35

G. Validasi dan Reliabilitas... 40

H. Teknik Analisis Data... 42

I. Indikator Keberhasilan... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas... 47

1. Pra tindakan... 48

a. Perencanaan... 48

b. Pelaksanaan Pra Tindakan... 50

c. Data Hasil Observasi, Skala Kiraan Sifat, dan Angket Pra Tindakan... 52


(15)

xiii

d. Refleksi... 55

2. Siklus I... 55

a. Perencanaan... 56

b. Pelaksanaan Tindakan... 56

c. Data Hasil Observasi, Skala Kiraan Sifat, dan Angket Siklus I... 60

d. Refleksi... 62

3. Siklus II... 64

a. Perencanaan... 64

b. Pelaksanaan Tindakan... 64

c. Data Hasil Observasi, Skala Kiraan Sifat, dan Angket Siklus II... 66

d. Refleksi... 69

4. Siklus III... 70

a. Perencanaan... 70

b. Pelaksanaan Tindakan... 71

c. Data Hasil Observasi, Skala Kiraan Sifat, dan Angket Siklus III... 73

d. Refleksi... 76

B. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling... 77

1. Hasil Angket Motivasi Siswa... 77

2. Hasil Lembar Observasi... 82

3. Hasil Skala Kiraan Sifat... 84

4. Hasil Wawancara... 85

5. Hasil Uji t Motivasi Siswa... 87

C. Pembahasan... 88

D. Keterbatasan Penelitian... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 94


(16)

xiv

DAFTAR PUSTAKA... 96 LAMPIRAN... 99


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Bab III Halaman

3. 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian... 32

3. 2 : Kisi-kisi Panduan Observasi Siswa... 36

3. 3 : Kisi-kisi Skala Motivasi Siswa dalam Layanan Bimbingan Klasikal... 38

3. 4 : Pedoman Wawancara Guru dan Siswa... 39

3. 5 : Kriteria Hasil Presentase Skor Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal... 43

3. 6 : Kriteria Kategori Hasil Persentase Skor Observasi Terhadap Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan... 45

3. 7 : Rentang Skor Penilaian Setiap Siklus Terhadap Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan... 46

Tabel Bab IV 4. 1 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas X A TKJ... 48

4. 2 : Analisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Pada Pra Tindakan... 53

4. 3 : Penggolongan Motivasi Subjek dalam Lima (5) Kategori... 54

4. 4 : Analisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Pada Siklus I... 61

4. 5 : Penggolongan Motivasi Subjek dalam Lima (5) Kategori... 62

4. 6 : Analisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Pada Siklus II... 67

4. 7 : Penggolongan Motivasi Subjek dalam Lima (5) Kategori... 69

4. 8 : Analisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Pada Siklus III... 74

4. 9 : Penggolongan Motivasi Subjek dalam Lima (5) Kategori... 76

4. 10 : Persentase dan Kriteria Perkembangan Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal... 77

4. 11 : Data Hasil Observasi Motivasi Siswa Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III... 83


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 : Grafik Hasil Skala Kiraan Sifat Pra Tindakan... 54

2 : Grafik Hasil Skala Kiraan Sifat Siklus I... 62

3 : Grafik Hasil Skala Kiraan Sifat Siklus II... 68

4 : Grafik Hasil Skala Kiraan Sifat Siklus III... 75

5 : Grafik Hasil Angket Motivasi Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II... 79

6 : Grafik Hasil Angket Motivasi Siklus II dan Siklus III... 80

7 : Grafik Hasil Angket Motivasi Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III... 81

8 : Perbandingan Persentase Angket Motivasi Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III... 82

9 : Grafik Observasi Siswa Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III... 84

10 : Grafik Skala Kiraan Sifat Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III... 85


(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1... 99

1. 1 SPB Pra Tindakan (Motivasi Hidup)... 100

1. 2 SPB Siklus I (Problem Solving/Pemecahan Masalah)... 107

1. 3 SPB Siklus II (Kritis dalam Bekerja)... 113

1. 4 SPB Siklus III (Konsentrasi)... 120

1. 5 Daftar Hadir Siswa... 126

LAMPIRAN 2... 127

2. 1 Lembar Observasi Motivasi Siswa... 128

2. 2 Hasil Lembar Observasi Motivasi Siswa... 129

2. 3 Analisis Hasil Lembar Observasi Motivasi Siswa... 133

LAMPIRAN 3... 134

3. 1 Lembar Skala Kiraan Sifat Motivasi Siswa... 135

3. 2 Hasil Lembar Skala Kiraan Sifat Motivasi Siswa... 136

3. 3 Analisis Hasil Lembar Skala Kiraan Sifat Motivasi Siswa... 137

LAMPIRAN 4... 139

4. 1 Lembar Angket Motivasi Siswa... 140

4. 2 Hasil Perolehan Skor Angket Motivasi Siswa... 141

4. 3 Analisis Hasil Angket Motivasi Siswa... 145

LAMPIRAN 5... 149

5. 1 Catatan Lapangan... 150

5. 2 Dokumentasi Foto-foto Penelitian... 153

LAMPIRAN 6... 155

6. 1 Validitas dan Reliabilitas... 156

LAMPIRAN 7... 157


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan, dan diberikan sarana maupun prasarana. Aspek kualitas, pendidikan kita memang sungguh sangat memprihatinkan dibandingkan dengan kualitas pendidikan bangsa lain. Segi pelayanan bimbingan di SMA/K terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak termasuk bagi siswa.

Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 sampai dengan 22 tentang standar proses pendidikan disebutkan, bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses pendidikan ditekankan keteladanan pendidik, adanya perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan perlu pengawasan yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan antara peserta didik dengan pendidik seharusnya dapat menggunakan media,


(21)

karena penggunaan media dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Peningkatan mutu pendidikan sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi. Perkembangan pesat di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi dewasa ini, dirasakan pengaruhnya dalam perkembangan layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai motivasi dengan mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya.

Menurut Winkel (2004: 29), bimbingan adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada individu secara berkesinambungan, agar individu dapat memahami dirinya, sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak dengan wajar sesuai dengan tuntutan dan masyarakat sekitarnya. Moegiadi (dalam Winkel, 2004: 29) menyatakan bahwa bimbingan merupakan suatu cara pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadi. Pelayanan Bimbingan dan Konseling diberikan kepada semua peserta didik, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan dalam mengembangkan diri, mengenal tugas perkembangan, mengenali emosi, dan memotivasi. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki


(22)

kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk menghadapi keadaan yang selalu berubah dan tidak pasti.

Pembimbing adalah salah satu komponen penting yang menentukan arah pilihan dan tujuan siswa dalam kegiatan layanan bimbingan. Pembimbing memiliki peranan yang sangat vital dalam kegiatan bimbingan di kelas. Pengelolaan kelas yang efektif dan efisien adalah salah satu tugas seorang pembimbing dalam setiap kegiatan bimbingan di kelas.

Pembimbing sebagai fasilitator dalam kegiatan bimbingan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas motivasi siswa terutama dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Pembimbing harus benar-benar memperhatikan, memikirkan, dan sekaligus merencanakan proses bimbingan yang menarik bagi siswa, agar siswa semangat dalam mengikuti bimbingan dan mau terlibat dalam proses bimbingan, sehingga bimbingan tersebut menjadi efektif.

Untuk mengikuti layanan melaksanakan bimbingan secara efektif diperlukan dorongan yang kuat dalam diri siswa sendiri. Dorongan ini lazim disebut dengan motivasi. Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi akan melakukan sesuatu dengan penuh semangat, terarah, dan penuh rasa percaya diri. Hal ini berlaku juga pada kegiatan bimbingan bagi siswa. Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi akan lebih bersemangat dalam mengikuti layanan bimbingan, bersungguh-sungguh dalam kegiatan bimbingan, maka efek bantuan yang diberikan akan meningkat lebih optimal.


(23)

Motivasi merupakan hal yang penting dan perlu ditumbuhkan oleh setiap pembimbing untuk meningkatkan gairah, rasa senang, dan semangat siswa dalam mengikuti layanan bimbingan. Motivasi berkaitan dengan sejumlah keterlibatan siswa dalam aktivitas di kelas seperti dorongan untuk melakukan sesuatu berdasarkan tujuan tertentu, melakukan kebiasaan-kebiasaan positif, dan melakukan hasrat tertentu. Hal ini akan erat kaitannya dalam usaha untuk mencapai tujuan bimbingan, keuletan dalam mengikuti bimbingan, dan kepuasan terhadap bimbingan.

Berdasarkan observasi pada kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan di SMK Negeri 2 Depok, khususnya pada kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) pada bulan Januari 2013, diketahui bahwa pada saat bimbingan klasikal berlangsung siswa kurang memperhatikan penjelasan guru pembimbing, hal tersebut terlihat ketika siswa tidak memberikan umpan balik kepada pembimbing. Pada saat guru pembimbing menjelaskan materi bimbingan di depan kelas, sebagian siswa tidak memiliki motivasi untuk mengikuti bimbingan. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Siswa tampak asyik mengobrol dengan teman sebangkunya, melamun, tidak mendengarkan penjelasan guru, bahkan ada yang mengerjakan tugas pelajaran lain, dan terlambat datang mengikuti bimbingan.

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan siswa kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) SMK Negeri 2 Depok, belum berkembang secara optimal. Model pelayanan bimbingnan yang diimplementasikan guru selama ini kurang


(24)

mendukung peningkatan motivasi siswa. Adanya berbagai kecenderungan situasi yang muncul, perlu adanya penerapan media bimbingan yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan.

Proses layanan bimbingan menggunakan media bimbingan yang tepat mampu mempengaruhi motivasi siswa. Penggunaan media bimbingan yang tepat, dapat menjadikan siswa memiliki motivasi yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi diri. Motivasi yang tinggi mampu membuat siswa lebih tertarik, senang, tidak bosan, dan meningkatkan antusias siswa dalam mendengarkan materi bimbingan.

Salah satu media yang mampu membuat suasana bimbingan menarik, memotivasi siswa, dan menyenangkan adalah media audio visual. Menurut Daryanto (2010: 91) penggunaan suatu media dapat menyampaikan pesan lebih menarik perhatian. Unsur perhatian inilah yang penting dalam proses belajar, karena dari adanya perhatian akan timbul rangsangan/motivasi untuk belajar. Melalui penggunaan media audio visual dalam layanan bimbingan klasikal, diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa. Menurut Sanjaya, (2006: 172) menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan media audio visual dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab memiliki dua unsur media. Unsur pertama memiliki suara yang disebut audio. Unsur kedua memiliki gambar yang disebut visual.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam upaya mencapai tujuan penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti


(25)

layanan bimbingan klasikal, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal Melalui Penggunaan Media Audio Visual pada Siswa Kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) Di SMK Negeri 2 Depok Tahun Ajaran 2012/2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus PTBK ini sebagai berikut:

1. Apakah motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dapat ditingkatkan melalui penggunaan media audio visual pada siswa kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok?

2. Seberapa tinggi kecenderungan peningkatan skor motivasi setiap antar siklus dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan media audio visual siswa kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok.

2. Mengukur peningkatan motivasi siswa antar siklus dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok.


(26)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak: 1. Manfaat Teoritis

Mampu memberikan sumbangan terhadap tambahan pengetahuan bidang pendidikan khususnya dalam peningkatan kualitas pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) dengan penerapan media audio visual yang semakin inovatif.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan di kelas. Dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dan meningkatkan responsi positif (senang/suka, puas, gembira) terhadap kegiatan layanan BK di kelas.

b. Bagi Guru Pembimbing (sebagai Peneliti)

Guru Pembimbing mendapat kesempatan untuk berlatih dan mengasah keterampilan inquiry melalui penerapan penelitian tindakan bimbingan konseling sehingga dapat memperbaiki kinerja pelayanan bimbingan klasikal di masa-masa yang akan datang. Guru Pembimbing belajar menerapkan strategi penyajian layanan bimbingan klasikal secara lebih bervariasi, sehingga meningkatkan gairah peserta didik dalam mengikuti penyajian layanan bimbingan klasikal. Guru Pembimbing berefleksi dan selalu berniat atau termotivasi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas penyajian layanan bimbingan,


(27)

sehingga proses dan hasil layanan BK dapat ikut meningkatkan mutu pendidikan.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini berguna untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja sekolah, khususnya dalam pelayanan BK dalam konteks school reform menuju kualitas pendidikan yang lebih baik. Menggerakkan suasana pembelajaran dan pembimbingan yang lebih hidup, dinamis, bergairah, dan menyenangkan.

d. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain penelitian ini dapat memberikan inspirasi dan referensi untuk melakukan penelitian sejenisnya. Membantu peneliti lain dalam mengembangkan layanan bimbingan. Sebagai wacana baru untuk memperluas cakrawala pengetahuan tentang pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan motivasi siswa.

E. Batasan Istilah

1. Bimbingan Klasikal adalah salah satu pelayanan dasar bimbingan yang dirancang menuntut konselor untuk melakuka kontak langsung dengan para peserta didik dikelas secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan ini kepada peserta didik.

2. Motivasi adalah kekuatan yang bersifat internal dan ekternal untuk melakukan suatu kegiatan, sehingga menimbulkan dorongan untuk melakukan.


(28)

3. Motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dalam penelitian ini menunjukkan pada besarnya dorongan siswa dalam memperhatikan layanan bimbingan.

4. Media Audio Visual adalah pengantar pesan dari pengirim pada penerima dengan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang ada.


(29)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Bab ini memuat mengenai bimbingan klasikal, motivasi, media audio visual, media pembelajaran dan media bimbingan dan konseling.

A. Pelayanan Bimbingan di Sekolah 1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada individu secara berkesinambungan, agar individu dapat memahami dirinya, sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak dengan wajar sesuai dengan tuntutan dan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian individu dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti (Winkel, 2004:29).

Menurut Moegiadi (dalam Winkel, 2004: 29) bimbingan dapat berarti (1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri. (2) Suatu cara pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya. (3) Suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan.


(30)

11

Berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah No 29. 1992, bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka untuk menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Bimbingan dalam menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik menemukan kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik secara obyektif mengenal lingkungan, baik sosial maupun fisik.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah bantuan yang dilakukan pembimbing (konselor), bagi individu untuk memahami dirinya melalui pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya, sehingga dapat meningkatkan realisasi pribadi, karena dengan memahami diri sendiri akan memudahkan untuk bertindak sesuai tujuan hidup.

2. Bimbingan Klasikal

Bimbingan Klasikal adalah bimbingan yang berorientasi pada kelompok siswa dalam jumlah yang cukup besar antara 30‐40 orang siswa (sekelas). Bimbingan klasikal lebih bersifat preventif dan berorientasi pada pengembangan pribadi siswa yang meliputi bidang pembelajaran, bidang sosial, dan bidang karir (Siwabessy dan Hastoeti 2008:136 dalam Lisna). Dalam bimbingan klasikal terjadi interaksi antara siswa dengan guru pembimbing. Di mana guru pembimbing/konselor


(31)

12

sebagai sumber informasi memiliki kebutuhan untuk menyampaikan informasi (bahan ajar) kepada siswa sebagai penerima informasi.

B. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif (motive), yang berarti rangsangan, dorongan, dan pembangkit tenaga, yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan perilaku tertentu. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak untuk melakukan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). Sedangkan menurut pendapat ahli :

a. Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai (Sardiman, 1986: 75).

b. Motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu (Gray, dalam Winardi, 2008).

c. Sartain (dalam Purwanto, 2007 : 61) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme


(32)

13

yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu.

Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2008: 74), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

feeling (perasaan) dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pengertian motivasi ini dikemukakan oleh Mc. Donald dalam tiga elemen yakni (1) bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia karena menyangkut perubahan energi manusia, maka akan menyangkut kegiatan fisik manusia. (2) Motivasi ditandai dengan munculnya feeling (perasaan) atau afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. (3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul pada diri manusia, tetapi kemunculannya terdorong oleh unsur lain yaitu tujuan.

Mc. Donald (dalam Djamarah, 2008: 148) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afeksi (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu, berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Seseorang yang mempunyai tujuan


(33)

14

tertentu dalam aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha untuk meniadakan perasaan tidak suka itu. Dalam kegiatan, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa, yang menjamin kelangsungan diri kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan, sebagai tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan”, karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakan siswa untuk belajar (Sardiman, 2008: 75). Dari berbagai pendapat di atas mengenai motivasi dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan suatu perbuatan dengan tujuan tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Jenis Motivasi

Motivasi sebagai kekuatan mental individu, memiliki tingkat-tingkat. Para ahli ilmu jiwa mempunyai pendapat yang berbeda tentang tingkat kekuatan tersebut. Meskipun mereka berbeda pendapat tentang tingkat kekuatannya, tetapi mereka umumnya sependapat bahwa motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu primer dan sekunder.


(34)

15

1) Motivasi Primer

Motivasi primer adalah motivasi yang berdasarkan pada motif-motif dasar atau motif bawaan. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia yang timbul akibat proses kimiawi fisiologis yang terdapat pada setiap orang.

2) Motivasi sekunder

Motivasi sekunder adalah motivasi yang diperoleh dari belajar melalui pengalaman. Motivasi sekunder ini, sangat bergantung pada pengalaman individu. Menurut Handoko (1992: 25) menyatakan bahwa semakin bertambahnya usia seseorang semakin bertambah pula pengalamannya, makin bertambah pula hal-hal yang ia pelajari berarti makin banyak ia mempunyai motivasi sekunder.

3. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi a. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ektrinsik adalah motivasi yang disebabkan faktor-faktor ekternal individu. Peranan motivasi ekstrinsik menjadi penting sebagai penguat dan pendorong, dengan banyak cara seperti pujian kepada siswa, memiliki arti bahwa siswa itu dipandang memiliki kemampuan adanya rasa kepuasan dan tidak merasa sia-sia dengan usaha belajarnya (Slavin, 2009-103).

Menurut Sardiman (2008: 90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar.


(35)

16

Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, peraturan atau tata tertib sekolah, teladan orang tua, dan metode guru mengajar.

Motivasi ektrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar. Pembimbing yang berhasil adalah guru yang pandai membangkitkan motivasi siswa dalam menunjang proses interaksi layanan bimbingan klasikal.

b. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah suatu hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya untuk belajar. Menurut Sardiman (2008: 89) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Faktor-faktor yang menimbulkan motivasi intrinsik adalah adanya kebutuhan, memahami akan pentingnya kemajuan akan dirinya sendiri dan adanya cita-cita atau aspirasi dalam dirinya.


(36)

17

Motivasi intrinsik biasanya ditingkatkan dengan banyak cara, salah satunya dengan membuat siswa merasa tertarik dan tidak jenuh untuk melakukan proses belajar. Salah satu contohnya bisa dilakukan dengan guru pembimbing dan pendidik untuk mengajar dengan metode yang bervariasi, menarik, mengambil contoh kehidupan sehari-hari sesuai perkembangan belajar siswa. Adanya hal ini, siswa merasa selalu ingin tahu variasi belajar yang akan diberikan selanjutnya. Motivasi intrinsik seperti adanya rasa senang, kemauan, kecerdasan, dan kemandirian.

Djamarah (2010: 194) berpendapat bahwa motivasi itu intrinsik bila tujuan dapat melekat dengan situasi belajar, kebutuhan, serta tujuan siswa untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam pelajaran bukan karena keinginan untuk mendapat pujian, nilai yang tinggi atau hadiah.

4. Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar

Siswa yang melakukan kegiatan belajar mengalami suatu proses yang menghasilkan perubahan dari belum mampu menjadi mampu. Perubahan-perubahan yang terjadi tergantung pada bermacam-macam faktor. Faktor-faktor yang memotivasi belajar seseorang, dikumpulkan informasi. Informasi yang diperoleh mengemukakan ada 3 faktor yang memotivasi belajar adalah :


(37)

18

a. Metode Mengajar Guru

Menurut Slameto (Huda, 2007: 63) metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja, menyebabkan siswa bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progesif berani mencoba metode-metode baru, dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

b. Minat

Menurut Hurlock (1989: 114) mengungkapkan bahwa minat menjadi sumber motivasi. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Siswa yang berminat terhadap sebuah kegiatan selalu berusaha lebih keras untuk belajar dibanding siswa yang kurang berminat atau bosan. Jika siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan.

Menurut Slameto (Huda, 2007: 17) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diamati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jika siswa yang kurang berminat terhadap


(38)

19

belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajarinya.

c. Kemampuan Belajar

Darsono (Huda, 2006: 20) mengemukakan bahwa dalam belajar dibutuhkan beberapa kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat pada diri siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir, dan fantasi.

Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari. Pengamatan dilakukan dengan memfungsikan panca indra. Makin baik pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan yang terekam dalam dirinya dan makin mudah memproduksi atau mengingat. Siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses sehingga kesuksesan ini memperkuat motivasinya dalam belajar. 5. Peran Bimbingan dalam Memotivasi

Masalah belajar siswa memiliki bentuk yang banyak ragam, salah satunya adalah kurangnya motivasi dalam belajar. Kurang motivasi dalam belajar yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah jera dan malas untuk belajar (Prayitno & Amti, 2004). Siswa mungkin sudah memiliki motivasi untuk mengikuti layanan


(39)

20

bimbingan tetapi sebagian siswa belum memiliki motivasi dalam mengikuti layanan bimbingan yang kuat. Siswa yang kurang memiliki motivasi yang kuat dapat tercermin dalam tingkah laku yang kurang bersemangat, beraktivitas di luar bimbingan (misal berbicara dengan teman, tidak mengerjakan tugas, dan lainnya) saat di kelas, kurang mendengarkan pembimbing saat proses bimbingan.

Berdasarkan pada pemahaman tentang bimbingan itu sendiri, bahwa bimbingan yang berarti menunjukkan jalan, mengarahkan, menuntun. Bimbingan adalah sebuah bentuk bantuan, maka peran bimbingan dalam meningkatkan motivasi sangat memberikan bantuan kepada siswa dalam hal mengatasi beraneka masalah siswa. Siswa harus diarahkan untuk membantu merumuskan tujuan dalam mengikuti layanan bimbingan sehingga diharapkan siswa mulai memiliki motivasi layanan bimbingan klasikal yang semakin kuat. Upaya membantu siswa untuk meningkatkan motivasi layanan bimbingan dibutuhkan sebuah perencanaan yang mengarah pada proses bimbingan bagi siswa. Proses bimbingan di sekolah

dan terlaksananya layanan bimbingan yang diharapkan dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan sesuai dengan tahap-tahap kebutuhan siswa.


(40)

21

C. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium” yang berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Istilah media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.

Menurut Rossi dan Bridle (dalam Sanjaya, 2006: 163) konsep atau definisi media pendidikan atau media pembelajaran. Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat digunkan untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.

Selain pengertian di atas, Arsyad (2007: 6) berpendapat bahwa media pengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

(software). Hardware yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didegar, atau diraba dengan pencaindra. Software yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.


(41)

22

2. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan media yang sebaiknya digunakan oleh pembimbing dalam proses bimbingan. Media merupakan salah satu metode untuk memperoleh kemudahan ketika proses pembelajaran dirasakan menemui kerumitan dan kebosanan dalam pembelajaran. Menurut Sanjaya (2006: 169), secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan peran untuk:

a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu

Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio, kemudian perstiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan. b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu

Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Memanipulasi keadaan, media dapat menampilkan suatu proses atau gerakan yang terlalu cepat yang sulit diikuti seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang, gerakan-gerakan pelari atau gerakan yang sedang berolah raga; atau sebaliknya dapat

mempercepat gerakan-gerakan yang lambat, seperti gerakan

pertumbuhan tanaman, perubahan warna suatu zat, dan lain sebagainya.


(42)

23

c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa

Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai contoh sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap topik tersebut, maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri dan lain sebagainya.

3. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran

Sanjaya (2006: 172) mengatakan bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya. Dilihat dari sifatnya, media dibagi ke dalam:

a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.

c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur.


(43)

24

4. Media Bimbingan dan Konseling

Media Bimbingan dan Konseling adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat merangsang pikiran/perasaan, perhatian, dan kemauan siswa/konseli untuk memahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan serta memecahkan masalah yang dihadapi. Media Bimbingan dan Konseling selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya message (software).

Media Bimbingan dan Konseling memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi bimbingan dan konseling yang dibawakan oleh media.

Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan Bimbingan dan Konseling itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa atau konseli, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan Bimbingan Konseling tersebut (Nursalim, 2013: 6)


(44)

25

D. Media Audio Visual

1. Pengertian Media Audio Visual

Audio Visual adalah media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (pengelihatan), meliputi media yang dapat dilihat maupun didengar suaranya (Anitah, 2010: 54)

Media audio visual merupakan kombinasi antara media audio dan visual. Media audio visual adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkan adalah gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak. Penggunaan media ini, maka layanan bimbingan klasikal akan semakin lengkap dan optimal.

Media audio visual harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit memahami pelajaran pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif. Demikian juga sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan pengelihatan yang kurang, akan sulit menangkap bahan pembelajaran yang disajikan melalui media visual (Sanjaya, 2006: 174). 2. Macam-macam Media Audio Visual

Media ini dibagi dalam:

a. Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti video kaset.


(45)

26

b. Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slide proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recoder. Dilihat dari daya liputnya, media terbagi menjadi:

1) Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama seperti radio dan televisi serta internet.

2) Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat, penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat khusus seperti film, sound slide, dan film rangkai yang harus menggunakan tempat tertutup dan gelap.

3) Media untuk pembelajaran individual. Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri termasuk modul program dan pengajaran melalui komputer.

3. Bentuk-bentuk Media Audio Visual

Berbicara mengenai bentuk media, disini media memiliki bentuk yang bervariasi sebagaimana dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman belajar siswa, dan daya jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya. Dalam


(46)

27

pembahasan ini akan dipaparkan sebagian dari bentuk media audio visual yang dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelas yaitu:

a. Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada umumnya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.

b. Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.

c. Media audio semi gerak contoh, telewriter, mouse, dan media board. d. Media visual gerak contoh, film bisu

e. Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan sebagainya

f. Media seni gerak

g. Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya

Hal tersebut di atas adalah merupakan gambaran media sebagai sumber belajar, memberikan suatu alternatif dalam memilih dan menggunakan media bimbingan sesuai dengan karakteristik siswa. Media sebagai alat bantu bimbingan, tetapi harus disesuaikan dengan rumusan tujuan instruksional dan tentu saja dengan pembimbing itu sendiri.

4. Peran dan Keunggulan Media Audio Visual dalam Layanan Bimbingan Klasikal

Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang kongkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya


(47)

28

belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan di balik realitas. Media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukan hal-hal-hal-hal yang tersembunyi. Ketidak jelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran (Sutikno, 2009: 65).

Menurut Sutikno (2009: 102 - 103) Bahwa ada beberapa fungsi penggunaan media dalam proses belajar mengajar, di antaranya: menarik perhatian siswa, membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas

(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan), mengatasi keterbatasan ruang, pembelajaran lebih komunikatif dan produktif, waktu pembelajaran bisa

dikondisikan, menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar,

meningkatkan motivasi siswa yang mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar, melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, dan meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dale (dalam Arsyad, 2007: 43) memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indra pandang berkisar 75%, melalui indra dengar 13%, dan melalui indra lainnya sekitar 12%. Diambil dari data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses bimbingan klasikal dengan bantuan audio visual jauh lebih efektif dibandingkan dengan


(48)

29

hanya melalui ceramah biasa. Hal ini dilihat dari penjumlahan antara “melalui pendengaran 75% ” + “ melalui penglihatan 13 % = 88%. Dapat disimpulkan bahwa media audiovisual mempunyai banyak manfaat termasuk dalam meningkatkan motivasi siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesistindakandapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Motivasi siswa kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dapat ditingkatkan melalui penggunaan media audio visual.

2. Peningkatan skor motivasi setiap antar siklus dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan media audio visual siswa kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok.


(49)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, rencana tindakan penelitian, validitas dan reliabilitas, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK). Penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling merupakan bentuk suatu kajian yang bersifat reflektif dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi praktik pembelajaran yang telah dilakukan. Penelitian ini dapat dilaksanakan jika pembimbing sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses layanan bimbingan klasikal yang dihadapi di kelas. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK). Hidayat (2012: 18) menyatakan bahwa PTBK dalam pengertian ini dimaksudkan untuk meningkatkan program layanan BK, sehingga menjadi lebih baik. PTBK dilakukan oleh guru BK sendiri. Oleh karena itu masalah yang akan dipecahkan dalam rangka peningkatan layanan BK adalah masalah yang dirasakan dan dihadapi oleh guru BK sendiri. Menurut Kemmis & Mc Taggart (dalam Arikunto 2006: 94) penelitian yang akan dilakukan menggunakan penelitian tindakan (action research) yang didalamnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tindakan yang direncanakan dalam penelitian ini berupa penggunaan media audio visual


(50)

31

sebagai upaya peningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok. Pada saat memberikan bimbingan tindakan perbaikan, peneliti hanya meneliti satu kelas dengan instrumen yang sama.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X A TKJ SMK Negeri 2 Depok. Kelas X A TKJ terdapat 32 siswa terdiri dari 14 siswa putri dan 18 siswa putra. Objek dalam penelitian ini adalah motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan media audio visual.

C. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X A TKJ SMK Negeri 2 Depok yang beralamatkan Mrican, Caturtunggal Depok Sleman, Yogyakarta.

b. Waktu Penelitian

Semester II tahun ajaran 2012/2013 dimulai bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Februari 2013.

D. Jadwal Kegiatan Penelitian


(51)

32

Tabel 3. 1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Desember Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penyusunan

Proposal

√ √ √ 2. Persiapan

Penelitian

√ √ 3. Pelaksanaan

Penelitian

√ √ √ √ √ 4. Penyusunan

Laporan

√ √ √ √ √

E. Prosedur Penelitian

Prosedur kerja dalam penelitian tindakan ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini, akan dilaksanakan tiga siklus. Sebelum masuk ke siklus I, melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengetahui situasi kelas dan motivasi siswa mengikuti bimbingan klasikal.

Setelah melakukan observasi dan telah menentukan kelas yang akan dilakukan penelitian, selanjutnya secara rinci prosedur penelitian tindakan BK tersebut dijabarkan sebagai berikut.

Siklus I

1. Perencanaan (Planing)


(52)

33

a. Menyiapkan Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) yaitu problem

sloving, motivasi dan berfikir kritis.

b. Mempersiapkan lembar observasi kegiatan bimbingan, lembar catatan lapangan yang akan digunakan untuk mengetahui dan sebagai catatan aktivitas siswa selama proses bimbingan berlangsung.

c. Menyiapkan lembar evaluasi untuk evaluasi siklus I.

d. Menyusun dan mempersiapkan angket dan skala kiraan sifat untuk mungukur peningkatan motivasi siswa dalam proses bimbingan ketika menggunakan model audio visual (film pipa dan ember, ketrampilan manusia, kisah hidup, dan jangan pernah putus asa) diaplikasikan. 2. Pelaksanaan tindakan (Action)

Setelah dilakukan perencanaan secara memadai, selanjutnya dilaksanakan tindakan dengan penerapan media audio visual pada layanan bimbingan klasikal. Pada tahap tindakan ini peneliti melaksanakan layanan bimbingan yang telah direncanakan yaitu bimbingan klasikal menggunakan media audio visual. Tindakan yang dilakukan sifatnya fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

3. Observasi (observation) atau pengamatan

Observasi dilakukan ketika peneliti melaksanakan tindakan. Peneliti juga sebagai observer melakukan pengamatan terhadap tindakan yang diterapkan peneliti. Peneliti mengamati respon siswa terhadap tindakan


(53)

34

bimbingan. Observasi dilakukan oleh observer sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat.

4. Refleksi (reflection)

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar observasi. Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru dari hasil pengamatan yang dilakukan, baik kekurangan maupun ketercapaian bimbingan dari siklus pertama sebagai pertimbangan perencanaan bimbingan pada siklus selanjutnya.

Siklus II

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik dengan siklus pertama yaitu diawali dengan perencanaan (planning), dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi

(reflection). Jika hasil evaluasi pada akhir siklus kedua tidak terjadi peningkatan dilaksanakan siklus ketiga yang tahap-tahapnya seperti pada tahap siklus pertama dan kedua. Siklus ketiga, keempat, dan seterusnya tidak diperlukan jika sudah ada peningkatan motivasi siswa sebagai tolak ukur keberhasilan.


(54)

35

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa. 1. Lembar observasi kegiatan bimbingan

Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan bimbingan, seperti keterlaksanaan SPB dan keterlaksanaan rencana tindakan. Lembar observasi ini juga digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan, kemampuan siswa dalam menyimpulkan materi, dan antusias siswa dalam mengikuti bimbingan. Hasil observasi ini juga digunakan sebagai tolak ukur tindakan berikutnya. Tabel dibawah ini contoh lembar observasi:


(55)

36

Tabel 3. 2

Kisi-kisi Panduan Observasi Siswa

NO Situasi Yang Diamati Kualifikasi

Baik Cukup Kurang

A Respon Siswa

1. Siswa mendengarkan materi yang disampaikan.

2. Partisipasi siswa dalam mengikuti bimbingan.

3. Siswa ulet dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

4. Siswa senang saat mengikuti

bimbingan.

5. Siswa menyimpulkan materi yang disampaikan

B Situasi Pelaksanaan Media Audio Visual

1. Keaktifan siswa saat mengikuti bimbingan.

2. Siswa antusias dalam mengikuti bimbingan dengan media audio visual.

3. Siswa tidak sibuk dengan hal yang lain.

4. Siswa memperhatikan saat

bimbingan.

5. Siswa bertanya mengenai materi bimbingan.

Keterangan :

1) Baik = 3

2) Cukup = 2


(56)

37

2. Lembar skala pengukuran motivasi

Skala penilaian digunakan untuk mengukur motivasi siswa ketika model bimbingan menggunakan media audio visual diterapkan di dalam kelas. Skala motivasi siswa terdiri dari 20 butir. Masing-masing pernyataan terdapat 3 kriteria jawaban dan pedoman penskoran butir, yaitu Setuju (S) = 3, Kurang Setuju (KS) = 2, dan Tidak Setuju (TS) = 1. Siswa mengisi skala dengan memberikan tanda √ (check list) sesuai kondisi yang dialami siswa terhadap setiap pernyataan.

Kisi-kisi yang digunakan sebagai pedoman untuk menyusun pernyataan dalam skala motivasi siswa, aspek yang diamati adalah sebagai berikut.


(57)

38

Tabel 3. 3

Kisi-kisi Skala Motivasi Siswa dalam Layanan Bimbingan Klasikal

No Aspek Indikator No item Jumlah Positif Negatif

1. 2. Intrinsik a. Perasaan senang b. Kemauan c. Kecerdas-an d. Kemandi-rian Extrinsik Dorongan

1. Senang terhadap layanan bimbingan. 2. Senang terhadap guru

BK

3. Senang mengikuti

layanan bimbingan.

1. Kemauan siswa dalam

memahami materi Bimbingan.

2. Kemauan siswa

mengerjakan tugas.

3. Kemauan siswa

memperoleh nilai-nilai layanan

1. Siswa memahami

materi yang disampaikan

2. Siswa bertanya saat bimbingan

1. Kesadaran siswa untuk serius

1. Dorongan untuk

memperhatikan.

2. Dorongan untuk

memaknai. 1,2,3 4 10,11 6,9 7 13 15 17 20 18 5 8 14 16 12 19 3 1 2 3 2 2 2 1 1 2 1


(58)

39

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara disusun untuk menelusuri lebih lanjut tentang hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi dan pengisian skala. Selain itu pedoman wawancara juga mempermudah peneliti untuk melakukan tanya jawab tentang bagaimana respon siswa terhadap bimbingan dengan menggunakan media audio visual.

Tabel 3. 4

Pedoman Wawancara Guru dan Siswa Guru

1. Bagaimana sikap Anda terhadap bimbingan hari ini? 2. Apakah Anda merasa senang dengan bimbingan hari ini?

3. Bagaimana tanggapan Anda mengenai bimbingan

menggunakan media audio visual?

4. Manfaat apa saja yang Anda dapat jika bimbingan menggunakan media audio visual?

5. Apakah penting bimbingan menggunakan media audio

visual?Jelaskan!

Siswa

1. Menurut guru BK, bimbingan menggunakan media audio

visual bagus atau tidak?Jelaskan!

2. Bagaimana kondisi kelas, saat peneliti memberikan bimbingan menggunakan media audio visual? 3. Menurut guru BK, siswa yang mengikuti bimbingan

menggunakan media audio visual ada peningkatan(rasa senang, tertarik, dan hilang rasa bosan)

4. Apa saja yang harus diperbaiki untuk peneliti melakukan tindakan berikutnya saat bimbingan?

5. Menurut guru BK, bagaimana reaksi siswa saat diberikan bimbingan menggunakan media audio visual?


(59)

40

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang sangat penting. Pembuatan catatan lapangan bersama mitra kolaboratif (observer)

dilakukan berdasarkan hasil observasi berbagai aspek bimbingan di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, dan interaksi siswa di kelas.

5. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik untuk memperoleh gambaran visualisasi mengenai aktivitas siswa selama proses bimbingan berlangsung. Dokumentasi berupa hasil kerja siswa selama kegiatan berlangsung serta foto-foto kegiatan yang dilakukan selama bimbingan dengan menggunakan media kamera. Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan yang dilakukan dalam penelitian.

G. Validasi dan Reliabilitas

Uji coba instrumen dilakukan untuk menguji keandalan instrumen dan untuk menguji ketepatan dari segi teknik. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2005: 64-113). Baik tidaknya alat ukur yang digunakan harus dianalisis setelah uji coba instrumen, untuk mengetahui validitas dan reliabilitas data.

1. Validitas butir atau item

Menurut Sugiyono, valid berarti dapat digunakan untuk mengukur yang sebenarnya diukur (Sugiyono, 2004: 121). Validitas item memiliki


(60)

41

pengertian bahwa sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Dengan kata lain sebuah item memiliki validitas yang tinggi sehingga jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total (Arikunto, 2005: 72)

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut.

r

xy= N

∑xy

-

∑x∑y

(

N∑X2 – (∑x)2)(N∑y2 – (∑y)2

)

Keterangan :

rxy = koefisien validitas butir

x = skor masing-masing butir

y = skor total semua siswa

N = jumlah siswa

Setelah memperoleh harga dengan rumus korelasi product moment di atas kemudian dikonsultasikan dengan tabel harga kritik rxy product moment dengan menentukan taraf signifikannya lebih dahulu, jika rxy ≥

rtabel, maka item tersebut dikatakan valid sebaliknya jika rxy < rtabel, maka

item tersebut dikatakan tidak valid. 2. Reliabilitas

Reliabilitas berarti alat ukur menunjuk pada ketepatan dan kemantapan hasil pengukuran yang dilakukan terhadap suatu subyek


(61)

42

penelitian. Suatu intrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut mempunyai ketepatan hasil walaupun digunakan berulang-ulang. Maksudnya intrumen tersebut akan memberikan hasil yang sama.

Instrumen yang akan diuji dalam penelitian ini berupa angket yang skornya dari 1 sampai 3, maka untuk menghitung reliabilitas menggunakan rumus alpha, yaitu :

r

ii =

[

n

]

(

1

- )

(Arikunto, 2005 :109)

di mana :

r ii = koefisien reliabilitas

n = banyaknya item yang valid

= jumlah varians skor item

= jumlah varians skor total

H. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul berupa hasil observasi, hasil wawancara, skala, catatan lapangan, dan dokumentasi bimbingan. Data yang diperoleh dianalisi secara deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan dan hambatan-hambatan yang terjadi selama bimbingan klasikal. Analisis data dalam PTBK dilakukan secara langsung sejak data pra tindakan diperoleh dari hasil observasi. Hal ini bermanfaat untuk mempertimbangkan rencana perbaikan bimbingan pada

∑ѳ1 2

∑ѳ1 2 ∑ѳ1

2

n-1

∑ѳ1 2


(62)

43

siklus berikutnya. Adapun secara lebih rinci analisis datanya adalah sebagai berikut:

a. Analisis Data Skala Motivasi

Analisis data dilakukan untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa kelas X A TKJ SMK Negeri 2 Depok tahun ajaran 2012-2013. Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

pengkategorisasian jenjang ordinal. Norma pengkategorisasian

menggunakan kriteria Azwar (2011: 108). Terdapat lima kategorisasi yang digunakan dalam mengukur capaian motivasi dalam penelitian ini yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Kategorisasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 5

Kriteria Hasil Presentase Skor Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal

Rumus Kategori

X< -1,5σ Sangat Rendah

-1,5σ < X < - 0,5σ Rendah

- 0,5σ < X < + 0,5σ Sedang

+ 0,5σ < X< +1,5σ Tinggi

+1,5σ < X Sangat Tinggi

Keterangan :

X maximum teoritik : Rata-rata skor total tertinggi X minimum teoritik : Rata-rata skor total terendah


(63)

44

σ : Standar deviasi yaitu luas jarak

rentang skor yang dibagi dalam 6 satuan

M : Mean teoritik yaitu rata-rata teoritis

dari skor maximum dan minimum

b. Analisis Data Observasi dan Catatan Lapangan

Data hasil observasi dianalisis dengan mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan klasikal yaitu menggunakan lembar observasi motivasi siswa. Penilaian dapat dilihat dari skor pada lembar observasi yang digunakan. Persentase perolehan skor lembar observasi dikualifikasi untuk menentukan seberapa besar motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Setiap siklus persentase diperoleh dari rata-rata persentase motivasi siswa pada tiap pertemuan bimbingan. Berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat, maka dalam menghitung persentase skor hasil observasi digunakan cara sebagai berikut:

q = r

x100% t

q = persentase skor hasil observasi motivasi siswa

r = jumlah keseluruhan skor yang dipeoleh

t = skor maksimal

Selanjutnya persentase skor hasil observasi motivasi siswa dianalisis sesuai dengan pedoman kriteria observasi motivasi siswa sebagai berikut:


(64)

45

Tabel 3. 6

Kriteria Kategori Hasil Presentase Skor Observasi Terhadap Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan

(Riduwan, 2007: 15)

q = persentase skor hasil motivasi observasi siswa

Selain pedoman observasi, digunakan juga catatan lapangan untuk melengkapi catatan hasil observasi dalam mendiskripsikan hasil pengamatan tentang aktivitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan. c. Analisis data dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil observasi, angket, wawancara dan tes. Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan atau arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian. Data hasil dokumentasi dianalisis dengan mendiskripsikan sesuai gambar yang diambil.

d. Analisis data hasil wawancara

Data hasil wawancara dianalisis dengan mendiskripsikan atau merangkum hasil wawancara dengan berpedoman pada pedoman wawancara yang digunakan.

Persentase Yang Diperoleh Keterangan 85% ≤ ≤ 100% Sangat Tinggi

70% ≤ < 85% Tinggi

55% ≤ < 70% Sedang

40% ≤ < 55% Rendah


(65)

46

I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pencapaian peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal siswa kelas X A TKJ SMK Negeri 2 Depok dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut :

1. Adanya peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan klasikal setelah diterapkan media audio visual yang ditunjukkan dengan kenaikan persentase motivasi siswa dari siklus I ke siklus II dan III.

Tabel 3. 7

Rentang Skor Penilaian Setiap Siklus

Terhadap Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Rentang Skor Keterangan

20-31 Sangat Rendah

31-37 Rendah

37-43 Sedang

43-49 Tinggi

49-60 Sangat Tinggi

2. Rata-rata kelas berdasarkan observasi siswa ditunjukkan dengan kenaikan persentase dari siklus I ke siklus II dan III.


(66)

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan tentang deskripsi pelaksanaan tindakan, deskripsi hasil tindakan, dan pembahasan.

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Depok Sleman. Tindakan dalam penelitian ini adalah meningkatan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal melalui media audio visual. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Februari 2013. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus untuk setiap siklus direncanakan 1 kali pertemuan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian tindakan bimbingan konseling kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) SMK Negeri 2 Depok dijabarkan sebagai berikut :


(67)

Tabel 4. 1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas X A TKJ

Siklus Hari/Tanggal Topik Media Audio Visual

Pra Rabu, 16 Januari

2013

Motivasi Hidup - Tidak menggunakan

media audio visual

I Rabu, 30 Januari

2013

Problem Solving

(Pemecahan Masalah)

- Menggunakan 3 game

logic yaitu want to be millioner, prampam,

logic bridge

II Rabu, 13 Februari

2013

Kritis dalam Bekerja - Menggunakan media

audio visual mengenai kritis bekerja

menampilkan video amazing people, pipo embro, kisah

mengharukan.

III Rabu, 20 Februari

2013

Konsentrasi - Menggunakan media

audio visual mengenai konsentrasi yaitu anak cerdas bermain rubik, kreasi roti, froggy dance, game otak, dan senam tangan.

Penjabaran hasil penelitian dan pembahasan tiap siklus sebagai berikut:

1. Pra tindakan

Pra tindakan dilaksanakan selama 1 x pertemuan, dengan alokasi waktu 1 x 45, dan di akhir pertemuan dilakukan pengisian skala untuk mengetahui kondisi kelas seperti perilaku siswa terhadap layanan bimbingan. Tindakan yang pada dilakukan pra tindakan adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun SPB dengan pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru pembimbing kelas X A TKJ. Peneliti juga


(68)

menyusun instrumen penelitian lainnya seperti pedoman obsevasi, skala motivasi, pedoman wawancara, dan skala kiraan sifat yang telah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.

Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan dan merencanakan segala sesuatu sebelum pelaksanaan penelitian. Kegiatan yang dilaksanakan saat perencanaan meliputi :

1) Penyusunan Perangkat Bimbingan

a) Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB)

SPB disusun sebagai pedoman pelaksanaan bimbingan supaya sesuai dengan metode bimbingan yang digunakan. Metode yang digunakan adalah metode ceramah yang difokuskan untuk peningkatan motivasi siswa. Pada pra tindakan materi yang diberikan adalah motivasi hidup.

2) Penyusunan Instrumen Penelitian

a) Lembar Observasi

Lembar observasi disusun berdasarkan SPB yang telah dibuat dan digunakan untuk mencatat hasil pengamatan selam pelaksanaan pra tindakan. Hal yang diobservasi yaitu: aktivitas siswa saat diberikan tindakan, partisipasi siswa, keaktifan siswa, dan rasa senang siswa selama mengikuti bimbingan.

b) Angket Motivasi

Angket motivasi disusun untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal.


(1)

153

Lampiran 5. 2

DOKUMENTASI


(2)

154

Beberapa foto yang diambil saat peneliti melakukan tindakan siklus I,

II, dan III.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

155

LAMPIRAN 6

6. 1 Validitas dan Reliabilitas


(4)

156

Lampiran 6. 1

Correlations Spearman's rho

No. Item Parameter Uji Hasil Hitung Keputusan

Correlation Coefficient 0,368766879 valid

Sig. (2-tailed) 0,03781071

N 32

Correlation Coefficient 0,365142546 valid

Sig. (2-tailed) 0,5668454

N 32

Correlation Coefficient 0,324887044 valid

Sig. (2-tailed) 0,069632676

N 32

Correlation Coefficient 0,000516477 valid

Sig. (2-tailed) 0,997761627

N 32

Correlation Coefficient 0,316409901 gugur

Sig. (2-tailed) 0,314310842

N 32

Correlation Coefficient 0,312311649 valid

Sig. (2-tailed) 0,08181674

N 32

Correlation Coefficient 0,390565334 valid

Sig. (2-tailed) 0,027099212

N 32

Correlation Coefficient 0,534620095 valid

Sig. (2-tailed) 0,001620441

N 32

Correlation Coefficient 0,426585982 valid

Sig. (2-tailed) 0,014902218

N 32

Correlation Coefficient 0,325577985 valid

Sig. (2-tailed) 0,069006681

N 32

Correlation Coefficient -0,106724552 gugur

Sig. (2-tailed) 0,560991125

N 32

Correlation Coefficient 0,248644104 gugur

Sig. (2-tailed) 0,169986885

N 32

Correlation Coefficient 0,67991176 valid

Sig. (2-tailed) 1,86648E-05

N 32

Correlation Coefficient 0,332279798 valid

Sig. (2-tailed) 0,063159945

N 32

Correlation Coefficient 0,485176037 valid

Sig. (2-tailed) 0,004884149

N 32

Correlation Coefficient 0,44274641 valid

Sig. (2-tailed) 0,011161623

N 32

Correlation Coefficient 0,365698854 valid

Sig. (2-tailed) 0,039560426

N 32

Correlation Coefficient 0,64482078 valid

Sig. (2-tailed) 6,78258E-05

N 32

Correlation Coefficient 0,358391042 valid

Sig. (2-tailed) 0,043991428

N 32

Correlation Coefficient 0,447690283 valid

Sig. (2-tailed) 0,010189298

N 32 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 18 19 20 12 13 14 15 16 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

157

LAMPIRAN 7

7. 1 Surat Keterangan Ijin Penelitian


(6)

158

Lampiran 7. 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Efektifitas penggunaan media audio visual (VCD) dan media charta terhadap hasil belajar biologi konsep sirkulasi pada hewan dan manusia siswa kelas II semester II di SMU Negeri 2 Jember tahun ajaran 2003/2004

0 20 114

Efektivitas pemanfaatan media audio visual vidio pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah (penelitian kelas di SMP Bina Sejarah Depok)

2 9 235

Efektifitas penggunaan media audio visual terhadap keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam di SMK al-Hidayah Lebak Bulus

1 37 93

Peningkatan motivasi belajar siswa kelas X melalui media audio visual pada mata pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin

0 5 96

Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar PKN pada siswa kelas III di MI Dakwah Islamiyah Cawang Jakarta Timur Tahun pelajaran 2013/2014

0 8 103

Penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran fikih di MTS Fatahillah Buncit Jakarta Selatan

3 20 116

Peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V pada kompetensi dasar perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui media audio visual di MI Jauharotul Huda Cakung Jakarta Timur

0 17 122

Peningkatan kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual siswa kelas VIII semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun pelajaran 2013/2014

3 35 174

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42