1
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah-istilah yang digunakan dalam
penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan, dan diberikan sarana maupun prasarana. Aspek kualitas,
pendidikan kita memang sungguh sangat memprihatinkan dibandingkan dengan kualitas pendidikan bangsa lain. Segi pelayanan bimbingan di
SMAK terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak termasuk bagi siswa.
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 sampai dengan 22 tentang standar proses pendidikan
disebutkan, bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses pendidikan ditekankan keteladanan pendidik, adanya perencanaan,
pelaksanaan, penilaian dan perlu pengawasan yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan antara
peserta didik dengan pendidik seharusnya dapat menggunakan media,
karena penggunaan media dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Peningkatan mutu pendidikan sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi. Perkembangan pesat di bidang
teknologi, informasi, dan komunikasi dewasa ini, dirasakan pengaruhnya dalam perkembangan layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam
memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai motivasi dengan mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya.
Menurut Winkel 2004: 29, bimbingan adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada individu secara berkesinambungan, agar
individu dapat memahami dirinya, sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak dengan wajar sesuai dengan tuntutan dan masyarakat
sekitarnya. Moegiadi dalam Winkel, 2004: 29 menyatakan bahwa bimbingan merupakan suatu cara pemberian pertolongan atau bantuan
kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadi.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling diberikan kepada semua peserta didik, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali
peserta didik agar memiliki kemampuan dalam mengembangkan diri, mengenal tugas perkembangan, mengenali emosi, dan memotivasi.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk menghadapi keadaan yang selalu berubah dan tidak pasti.
Pembimbing adalah salah satu komponen penting yang menentukan arah pilihan dan tujuan siswa dalam kegiatan layanan bimbingan.
Pembimbing memiliki peranan yang sangat vital dalam kegiatan bimbingan di kelas. Pengelolaan kelas yang efektif dan efisien adalah
salah satu tugas seorang pembimbing dalam setiap kegiatan bimbingan di kelas.
Pembimbing sebagai fasilitator dalam kegiatan bimbingan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas motivasi siswa terutama
dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Pembimbing harus benar-benar memperhatikan, memikirkan, dan sekaligus merencanakan
proses bimbingan yang menarik bagi siswa, agar siswa semangat dalam mengikuti bimbingan dan mau terlibat dalam proses bimbingan, sehingga
bimbingan tersebut menjadi efektif. Untuk mengikuti layanan melaksanakan bimbingan secara efektif
diperlukan dorongan yang kuat dalam diri siswa sendiri. Dorongan ini lazim disebut dengan motivasi. Seseorang yang mempunyai motivasi
tinggi akan melakukan sesuatu dengan penuh semangat, terarah, dan penuh rasa percaya diri. Hal ini berlaku juga pada kegiatan bimbingan bagi siswa.
Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi akan lebih bersemangat dalam mengikuti layanan bimbingan, bersungguh-sungguh dalam kegiatan
bimbingan, maka efek bantuan yang diberikan akan meningkat lebih optimal.
Motivasi merupakan hal yang penting dan perlu ditumbuhkan oleh setiap pembimbing untuk meningkatkan gairah, rasa senang, dan semangat
siswa dalam mengikuti layanan bimbingan. Motivasi berkaitan dengan sejumlah keterlibatan siswa dalam aktivitas di kelas seperti dorongan
untuk melakukan sesuatu berdasarkan tujuan tertentu, melakukan kebiasaan-kebiasaan positif, dan melakukan hasrat tertentu. Hal ini akan
erat kaitannya dalam usaha untuk mencapai tujuan bimbingan, keuletan dalam mengikuti bimbingan, dan kepuasan terhadap bimbingan.
Berdasarkan observasi pada kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan di SMK Negeri 2 Depok, khususnya pada kelas X A TKJ
Teknik Komputer Jaringan pada bulan Januari 2013, diketahui bahwa pada saat bimbingan klasikal berlangsung siswa kurang memperhatikan
penjelasan guru pembimbing, hal tersebut terlihat ketika siswa tidak memberikan umpan balik kepada pembimbing. Pada saat guru
pembimbing menjelaskan materi bimbingan di depan kelas, sebagian siswa tidak memiliki motivasi untuk mengikuti bimbingan. Mereka sibuk
dengan kegiatan masing-masing. Siswa tampak asyik mengobrol dengan teman sebangkunya, melamun, tidak mendengarkan penjelasan guru,
bahkan ada yang mengerjakan tugas pelajaran lain, dan terlambat datang mengikuti bimbingan.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan siswa kelas X A TKJ Teknik Komputer Jaringan
SMK Negeri 2 Depok, belum berkembang secara optimal. Model pelayanan bimbingnan yang diimplementasikan guru selama ini kurang
mendukung peningkatan motivasi siswa. Adanya berbagai kecenderungan situasi yang muncul, perlu adanya penerapan media bimbingan yang
diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan.
Proses layanan bimbingan menggunakan media bimbingan yang tepat mampu mempengaruhi motivasi siswa. Penggunaan media bimbingan
yang tepat, dapat menjadikan siswa memiliki motivasi yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi diri. Motivasi yang tinggi mampu
membuat siswa lebih tertarik, senang, tidak bosan, dan meningkatkan antusias siswa dalam mendengarkan materi bimbingan.
Salah satu media yang mampu membuat suasana bimbingan menarik, memotivasi siswa, dan menyenangkan adalah media audio visual. Menurut
Daryanto 2010: 91 penggunaan suatu media dapat menyampaikan pesan lebih menarik perhatian. Unsur perhatian inilah yang penting dalam proses
belajar, karena dari adanya perhatian akan timbul rangsanganmotivasi untuk belajar. Melalui penggunaan media audio visual dalam layanan
bimbingan klasikal, diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa. Menurut Sanjaya, 2006: 172 menyatakan bahwa pembelajaran
menggunakan media audio visual dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab memiliki dua unsur media. Unsur pertama memiliki suara yang
disebut audio. Unsur kedua memiliki gambar yang disebut visual. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam upaya mencapai tujuan
penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti
layanan bimbingan klasikal, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Motivasi Siswa dalam Mengikuti
Layanan Bimbingan Klasikal Melalui Penggunaan Media Audio Visual pada Siswa Kelas X A TKJ Teknik Komputer Jaringan Di SMK Negeri 2
Depok Tahun Ajaran 20122013”.
B. Rumusan Masalah