11
2.1.1.3 Modul Living Values
Living  Values:  An  Educational  Program  atau  modul  Living  Values  adalah program  pendidikan  nilai
–nilai.  Program  ini  menyajikan  berbagai  aktivitas pengalaman  dan  metodologi  praktis  bagi  guru  atau  fasilitator  untuk
mengembangkan  nilai –nilai  pribadi  dan  sosial  yaitu  kedamaian,  penghargaan,
cinta,  tanggungjawab,  kebahagiaan,  kerjasama,  kejujuran,  kerendahan  hati, toleransi, kesederhanaan, kebebasan dan persatuan Tillman, 2004:ix.
Aktivitas yang ada dalam modul Living Values dirancang untuk memotivasi siswa dan mengajak mereka untuk memikirkan diri sendiri, orang lain, dunia dan
nilai –nilai  dalam  cara  yang  berkaitan.  Para  siswa  diajak  untuk  berefleksi,
berimajinasi,  berdialog,  berkomunikasi,  berkreasi,  membuat  tulisan,  menyatakan diri lewat seni, dan bermain dengan nilai yang diajarkan.
Ada tiga asumsi dasar modul Living Values Tillman, 2004:xiii, yaitu nilai –
nilai  universal  mengajarkan  penghargaan  dan  kehormatan  tiap –tiap  manusia.
Kemudian  yang  kedua  adalah  setiap  siswa  benar –benar  memperhatikan  nilai–
nilai, mampu menciptakan dan belajar dengan positif. Asumsi yang terakhir yaitu para siswa berjuang dalam suasana berdasarkan nilai-nilai dalam lingkungan yang
positif. Salah  satu  unit  nilai  yang  dikembangkan  dalam  LVEP  adalah  nilai
kebebasan. Kebebasan adalah hadiah yang sangat berharga dan ada dalam pikiran dan  hati.  Kebebasan  akan  menjadi  utuh  bila  semua  orang  memiliki  hak  yang
setara  dan  diseimbangkan  dengan  tanggungjawab.  Semua  orang  memiliki  hak untuk  menjadi  bebas.  Agar  semua  orang  bisa  menjadi  bebas,  maka  setiap  orang
harus  menghargai  hak-hak  orang  lain  dan  orang  lain  bisa  memiliki  kebebasan dalam  diri  apabila  orang  itu  memiliki  pikiran  yang  positif  terhadap  diri  sendiri
Tillman, 2004:  224. Nilai-kebebasan  yang terdapat dalam  modul  Living  Values dapat dimodifikasi ke dalam mata pelajaran PKn karena nilai kebebasan yang ada
di modul Living Values dapat dikaitkan dengan mata pelajaran PKn. Maka dari itu peneliti mengambil 3 dari 11 pelajaran yang ada di dalam nilai kebebasan 2004:
226-234, di antaranya adalah:
12
Pelajaran 3: Ungkapan-ungkapan yang Paling Disukai tentang Kebebasan
Pada  pelajaran  3,  kegiatan  yang  dilakukan  guru  bersama  siswa  adalah belajar  untuk  mengidentifikasi  ungkapan-ungkapan  yang  paling  disukai  tentang
kebebasan.  Setelah  itu  guru  mempersilakan  siswa  untuk  menuliskan  ungkapan kebebasan yang diinginkan oleh para siswa. Kemudian guru meminta siswa untuk
berdiri  dalam  lingkaran  dan  setiap  anak  menyatakan  ungkapan  kebebasan  yang mereka tulis dengan suara yang lantang. Contoh bentuk ungkapannya yaitu “Aku
meras a  beruntung  aku  memiliki  kebebasan  untuk….”  ,  atau  para  siswa  dapat
melengkapi kalimat “Aku berharap semua orang memiliki kebebasan untuk….”
Pelajaran 4: Kebebasan dalam Diri
Pada pelajaran 4, guru mengajak siswa untuk melakukan latihan relaksasi dengan bimbingan dari guru. Guru membacakan bacaaan untuk melakukan latihan
relaksasi dari pelajaran 4 ini dengan mengkondisikan situasi dalam kelas menjadi senyaman mungkin. Siswa dipersilakan duduk dengan posisi paling rileks sambil
menutup  mata.  Setelah  kegiatan  relaksasi  selesai  dilakukan,  guru  mengajukan beberapa buah pertanyaan kepada siswa, yaitu: 1 bagaimana menurutmu rasanya
memiliki  kebebasan?  Apakah  kamu  menjadi  tidak  khawatir  karena  semua  orang ingin menjadi temanmu? Kapan kamu merasa paling bebas? Pemikiran-pemikiran
seperti  apa  yang  membuatmu  merasa  bebas?  Pemikiran-pemikiran  seperti  apa yang membuatmu merasa tidak bebas?
Pelajaran 5: Simbol-simbol Kebebasan dalam Diri
Pada pelajaran 5, guru memfasilitatori para siswa untuk membuat simbol- simbol kebebasan dalam diri. Simbol-simbol tersebut dapat dibuat dengan bentuk
yang  sesuai  dengan  keinginan  para  siswa.  Misalnya  saja  siswa  membuat  simbol kebebasan  dalam  dirinya  menggunakan  plastisis.  Siswa  bebas  membentuk
plastisin-plastisin  tersebut  sesuai  dengan  yang  ada  dalam  bayangan  mereka. Contohnya saja siswa membuat simbol kebebasan dari plastisin berupa lingkaran,
kemudian  simbol  tersebut  diartikan  bahwa  siswa  ingin  kebebasan  yang  tak berujung.  Kemudian  siswa  diminta  untuk  mengungkapkan  pemikiran-pemikiran
13
apa  yang  memperkaya  pengalaman  mereka  tersebut  dalam  membuat  simbol- simbol kebebasan diri.
2.1.1.4 Prestasi Belajar