Teori Perkembangan Moral Jean Piaget

15

2.1.2 Teori yang Relevan

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perkembangan moral Jean Piaget dan Kohlberg, teori perkembangan kecerdasan moral Borba, teori sosial kognitif Albert Bandura, teori belajar Bloom dan Jean Piaget.

2.1.2.1 Teori Perkembangan Moral Jean Piaget

Piaget memulai langkah awal untuk mengetahui perkembangan moral anak dengan memperhatikan anak-anak pada saat bermain kelereng. Piaget menanyakan pada anak-anak tersebut tentang aturan permainan mereka, bagaimana mereka mempertimbangan aturan yang sudah ada dan dari situ Piaget bisa mengerti perkembangan moral mereka. Hal pertama yang Piaget temukan dalam Djiwandono, 2006 adalah kira- kira anak pada usia kurang dari 6 tahun tidak memiliki aturan yang benar. Anak- anak yang berusia kira-kira 2 tahun, jika mereka bermain kelereng, mereka bermain kelereng dengan cara yang masih sederhana. Piaget membuat kesimpulan bahwa anak-anak yang berusia antara 2 sampai 6 tahun sudah mengekspresikan tentang kesadaran aturan, namun mereka belum mengerti untuk apa mereka melakukan aturan. Piaget melanjutkan pengamatannya pada anak usia 6 sampai 10 tahun. Piaget menjumpai bahwa anak-anak pada usia itu sudah mulai mengetahui adanya aturan, walaupun seringkali mereka masih tidak konsisten dengan aturan yang ada. Mereka memahami bahwa aturan itu dibuat oleh orang dewasa dan aturan- aturan dalam satu permainan itu tidak bisa diubah, meskipun dalam kenyataannya, aturan yang ada dalam permainan dapat berubah. Piaget menemukan hal berbeda lagi tentang pengamatannya pada anak usia 10 sampai 12 tahun. Ketika melakukan suatu permainan, anak-anak pada usia ini sudah sadar untuk menggunakan dan mengikuti aturan. Anak-anak mengerti bahwa aturan dapat dipakai untuk mengurangi perselisihan di antara pemain dan aturan merupakan sesuatu yang sederhana, di mana setiap orang menyetujuinya. Mereka paham jika setiap orang setuju untuk mengubah aturan, aturan itu dapat diubah. 16 Piaget mengemukakan bahwa tahap-tahap perkembangan moral anak baru dimulai pada usia 6 tahun, ketika anak-anak melakukan transisi dari tahap praoperasional ke tahap konkret operasional. Menurut Piaget dalam Djiwandono 2006 ada dua tahap perkembangan moral. Tahap pertama perkembangan moral adalah heteronomous morality atau disebut juga moral realism atau morality of constraint. Heteronomous berarti tunduk pada peraturan yang berlaku tanpa penalaran dan penilaian. Selama periode ini, anak-anak kecil secara konsisten dihadapkan pada orang tua dan orang dewasa lain yang mengatakan kepada mereka tentang apa yang boleh mereka lakukan dan yang tidak boleh mereka lakukan. Bila anak melanggar aturan, maka secara otomatis mereka akan mendapat hukuman. Tahap kedua adalah moralitas otonomi autonomous morality atau moralitas atas kerjasama atau hubungan timbal balik morality of cooperation. Tahap ini muncul sebagai akibat berkembangnya dunia sosial anak yang semakin luas, termasuk dunia remaja beserta kelompok-kelompoknya. Setelah berinteraksi dan bekerjasama secara terus-menerus dengan orang lain, pikiran tentang moral mulai berubah. Anak menilai perilaku atas dasar tujuannya. Tahap ini biasanya dimulai pada anak yang berusia 7 atau 8 tahun dan berlanjut sampai umur 12 tahun atau lebih. Konsep anak tentang keadilan berubah pada anak yang berusia 5 dan 7 atau 8 tahun. Gagasan tentang benar salah yang diajarkan oleh orang tua secara bertahap dimodifikasi. Bagi anak usia 5 tahun, berbohong adalah salah, tapi anak yang lebih besar, menilai bahwa berbohong tidak selalu salah pada situasi tertentu. Tahap moralitas otonomi bertepatan dengan tahap operasional formal dan memungkinkan anak untuk melihat masalahnya dari berbagai sudut pandang dan mempertimbangkan berbagai faktor untuk menyelesaikannya.

2.1.2.2 Teori Perkembangan Moral Kohlberg