Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

20 Tingkatan pada ranah psikomotorik siswa terdiri atas tujuh bagian, yaitu 1 persepsi, merupakan reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada, 2 kesiapan yang mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai sesuatu gerakan atau rangkaian gerakan, 3 gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang diberikan, 4 gerakan terbiasa, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak dengan lancar tanpa memperlihatkan lagi contoh yang diberikan, 5 gerakan kompleks, mencakup kemampuan untuk melaksanakan ketrampilan, yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat dan efisien, 6 penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan persyaratan khusus yang berlaku. Kemampuan ini dinyatakan dalam menunjukkan suatu taraf ketrampilan yang telah mencapai kemahiran, 7 kreativitas, mencakup kemampuan untuk melahirkan pola gerak-gerik yang baru berdasarkan inisiatif sendiri Winkel, 2004:278-279.

2.1.2.6 Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Teori belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Jean Piaget. Teori ini menjadi penting dalam kaitannya dengan material dan teknik apa yang akan diberikan kepada siswa. Anak berkembang dari bayi sampai dewasa dan perkembangannya tidak hanya dilihat dari fisiknya, namun anak juga berkembang dari segi intelektual atau kognitifnya. Menurut Piaget dalam Djiwandono 2006, manusia berkembang melalui empat tahap. 1 Tahap sensori-motorik mencakup anak berusia 0-2 tahun. Pada tahap ini perkembangan kognitif anak didapat dari pengalaman langsung di lingkungan. Anak menggunakan refleks sensori yang dimiliki untuk belajar. 2 Tahap pra operasional mencakup anak berusia 2-7 tahun. Perkembangan kognitif anak pada tahap pra operasional didapat dari pemikiran mereka melalui panca indera yang mereka miliki. Anak sudah bisa menjelaskan tentang objek yang mereka lihat dengan bahasa. Cara berpikir anak masih egosentris dan berpusat. 3 Tahap operasional konkret mencakup anak berusia 7-12 tahun. Pada tahap ini 21 biasanya anak sudah memasuki masa sekolah yaitu sekolah dasar. Pada tahap ini anak belajar dengan menggunakan benda-benda konkret untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya. Anak bisa berpikir logis namun anak belum bisa berpikir secara abstrak. 4 Tahap operasional formal mencakup anak berusia 12-14 tahun. Anak yang telah masuk dalam tahap formal bisa disebut sebagai anak remaja, mereka sudah bisa berpikir secara logis, ilmiah dan abstrak ketika menyelesaikan suatu persoalan. Siswa kelas V SD termasuk ke dalam tahap operasional konkret. Pada tahap ini siswa sudah mulai berpikir logis. Mereka mampu memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan menghubungkan dimensi yang satu dengan dimensi yang lain. Siswa pada tahap operasional masih belum bisa berpikir abstrak, jadi mereka masih perlu diberi benda-benda konkret untuk membantunya dalam berpikir.

2.1.3 Hasil Penelitian yang Relevan