53
disebutkan siswa cukup logis, selain nyaman, susunan tempat duduk siswa yang baru juga menunjukkan suasana yang baru.
Peneliti mengamati bahwa kebanyakan siswa pada siklus 1 ini lebih mudah berbicara daripada mendengarkan orang lain yang sedang berbicara.
Ketika peneliti bertanya kepada para siswa tentang kegiatan mendengarkan yang mereka lakukan selama pelajaranan berlangsung, mereka membuat pengakuan
bahwa mereka seperti Cit, Vit, Hes, Hai, Kri, Rag, Ton sudah mendengarkan dengan baik ketika ada orang yang berbicara. Namun ketika peneliti bertanya
tentang apakah ketika mereka berbicara teman-teman yang lain sudah mendengarkannya. Kemudian hampir seluruh siswa menjawabnya “belum bu.”
Ada perubahan yang peneliti temukan pada siklus 2. Don, Bob, Iba, Sel memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan. Jika semua siswa sudah bisa
menunjukkan sikap mendengarkan orang lain ketika sedang berbicara, maka hal itu berarti mereka sudah melakukan partisipasi yang baik untuk menunjukkan
perilaku kebebasan berpendapat karena mau menghargai hak milik orang lain. Setelah melakukan pengamatan dan melihat rekaman video, peneliti
menyimpulkan bahwa selama penelitian, ada siswa sudah menunjukkan adanya perubahan sikap hormatnya dalam perilaku kebebasan berpendapat dengan
mendengarkan orang lain ketika sedang berbicara seperti Don, Bob, Iba, Sel, Vit, Dil, Hes, Ton, Zig, dan Kri, walaupun beberapa siswa lain masih sulit untuk
melakukannya.
4.3.2 Berani Berbicara secara Spontan
Peneliti menginterpretasikan pendapat yang dinyatakan Suseno tentang kebebasan menurut dirinya sendiri. Peneliti membuatnya ke dalam sebuah
indikator yaitu berani berbicara secara spontan. Peneliti memiliki pendapat bahwa berbicara secara spontan merupakan hal yang bebas menurut dirinya sendiri
karena berasal dari dalam diri tanpa paksaan dari orang lain. Batasan pengertian tentang berbicara secara spontan adalah berani berbicara di depan orang banyak
tanpa disuruh dan tidak ada paksaan dari pihak mana pun. Pada awal kegiatan penelitian, peneliti mengamati bahwa ada siswa yang
berani berbicara secara spontan tanpa ditunjuk di depan teman-temannya untuk
54
menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa tersebut adalah Dit. Dit menjawab bahwa ia memiliki kebebasan ketika ia bermain Play Station PS dengan gayanya
yang khas, yang terkadang sambil bercanda dan jawabannya ngawur. Dit adalah salah seorang siswa yang cukup aktif namun sering bercanda dalam menjawab
pertanyaan atau memberikan pendapatnya. Saat peneliti memberikan sebuah pertanyaan tentang hal apakah yang membuat para siswa membuat merasa senang
dan dengan tiba- tiba Dit menjawab “ketika masuk surga”. Secara spontan seluruh
isi kelas tertawa mendengar jawaban dari Dit. Jawaban Dit bisa digambarkan sebagai jawaban yang mengandung daya khayal. Walaupun jawaban Dit
terkadang masih belum pas, namun keberaniannya untuk berbicara secara spontan di depan teman-teman yang lain patut untuk dihargai.
Kemudian siswa lain yang menunjukkan sikap pada indikator kedua ini adalah Cit. Cit nampak memberikan jawabannya secara spontan dari pertanyaan
yang diajukan oleh peneliti. Sudah beberapa kali Cit menyampaikan pendapatnya secara spontan meskipun terkadang justru memotong pembicaraan orang lain.
Pada siklus 2, peneliti menemukan adanya perubahan yang terjadi. Siswa lain ada yang terlihat berani berbicara secara spontan sesuai pengamatan peneliti
yaitu seperti Cri, Ton, Dil, Ver, Naa, Sal, dan Sel. Saat melakukan diskusi di kelompok kecil untuk mengerjakan LKS, Sal, Dil, dan Hes mengeluarkan
pendapat mereka. Ketika mereka menyampaikan pendapatnya dalam kelompok kecil,
nampak bahwa
teman lain
dalam kelompok
kecil tersebut
mendengarkannya. Jika semua siswa sudah berani untuk berbicara secara spontan, itu berarti
para siswa sudah menggunakan kebebasannya untuk menentukan dirinya sendiri. Peneliti menyimpulkan bahwa ada perubahan yang terjadi, yaitu siswa berani
berbicara secara spontan di depan orang lain.
4.3.3 Memberikan Pendapat dengan Cara yang Santun