Perencanaan Pelaksanaan Observasi Siklus 2

48 beberapa siswa yang tidak membaca perintah yang tertera pada soal. Lalu saat pengerjaannya peneliti melihat dan langsung saat itu juga peneliti meminta untuk mengulangnya. Saat mengerjakan, para siswa sudah nampak cukup tertib. Tidak ada masalah lagi dan tidak ada banyak suara yang mereka timbulkan. Peneliti melakukan perhitungan dengan menggabungkan skor yang diperoleh siswa di siklus 1 yang berasal dari penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil prestasi belajar yang diperoleh siswa dalam siklus 1 menunjukkan bahwa 78 siswa tuntas mencapai nilai KKM. Rincian nilai yang diperoleh di siklus 1 dapat dilihat di tabel 4.1. setelah melihat hasil yang diperoleh siswa pada siklus 1, maka peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian ke siklus 2.

4.2.2 Siklus 2

Rata-rata nilai siswa yang diperoleh pada siklus 1 sebesar 81,18, terhitung 27 siswa 21 siswa yang sudah mencapai nilai KKM 75,00 dan 6 siswa belum mencapai nilai KKM. Sikap hormat siswa dalam kebebasan berpendapat pada pra siklus sudah mengalami peningkatan namun belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan kelas yang masih didominasi oleh beberapa siswa yang aktif meskipun dengan bahasa yang masih kurang santun dan masih sulitnya siswa untuk mau berpendapat dalam sebuah diskusi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti ingin menjawab masalah yang masih ada dengan melakukan tindak lanjut dari hasil siklus 1 pada siklus 2. Peneliti ingin meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan model Problem Based Learning melalui diskusi dengan anggota kelompok kecil untuk memecahkan masalah dan merundingkan sebuah keputusan bersama. Materi diskusi yang ada pada siklus 2 tidak sepenuhnya berbeda dengan yang ada di siklus 1. Penerapan modul Living Values digunakan peneliti untuk meningkatkan sikap hormat siswa pada perilaku kebebasan berpendapat yaitu melalui pelajaran tentang “Kebebasan dalan Diri” dan “Simbol-simbol Kebebasan dalam Diri.” Hasil penelitian siklus 2 adalah sebagai berikut:

4.2.2.1 Perencanaan

Pada tahap pertama dalam siklus 2, peneliti mempersiapkan diri dan perangkat pembelajaran untuk 3 jam pelajaran berupa RPP, materi pembelajaran, 49 soal evaluasi berupa soal pilihan ganda, lembar skala sikap, lembar observasi beserta rubrik penilaiannya, plastisun untuk membuat simbol-simbol kebebasan dalam diri dan pedoman wawancara. Peneliti juga mempersiapkan seperangkat alat perekam video untuk merekam proses kegiatan belajar mengajar selama penelitian.

4.2.2.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian siklus 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Maret 2013 dengan jumlah siswa 28 orang, namun karena ada salah satu siswa tidak mengikuti pertemuan di siklus 1, berarti syarat kehadirannya kurang dari 100, maka ssiwa tersebut dianggap gugur untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di siklus 2. Pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan mengambil waktu selama 3 jam pelajaran dengan model Problem Based Learning. Hal ini bertujuan agar siswa mampu berlatih untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam Kompetensi Dasar 4.2.Mematuhi keputusan bersama. Kegiatan yang dilakukan pada siklus 2 secara umum sudah sesuai dengan RPP yang dibuat oleh peneliti.

4.2.2.3 Observasi

Peneliti melakukan observasi sembari mengajar pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas V sedang berlangsung dan dibantu 3 rekan peneliti sebagai perekam video dan pembuat catatan anekdot. Pada saat melakukan penelitian di siklus 2 ini, peneliti juga melakukan dua fokus kegiatan sekaligus, yaitu mengajar sambil melakukan observasi kepada para siswa yang mengacu pada rubrik observasi yang sudah dibuat peneliti. Ketika mengajar, peneliti mengobservasi perilaku para siswa dan observasi peneliti ini dibantu dengan rekaman video untuk memperoleh hasil yang akurat dan lebih maksimal. Aspek yang diobservasi oleh peneliti dalam siklus 2 sama seperti di kegiatan pra siklus dan siklus 1, yaitu tentang peran serta siswa dan kesesuaian hasil kerja siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang diperoleh peneliti selama pembelajaran berlangsung adalah 1 siswa terlihat lebih antusias untuk mengikuti pelajaran; 2 kelas tidak lagi didominasi oleh beberapa siswa yang aktif untuk bertanya dan menjawab 50 pada siklus sebelumnya, namun keaktifan siswa sudah lebih merata; 3 cara bicara beberapa siswa masih kurang sopan, namun tingkat ketidak sopanan siswa sudah menurun dan dibuktikan dengan lebih sedikit siswa yang memotong pembicarann orang lain meskipun masih ada yang berbicara dengan bahasa Jawa ngoko. Berdasarkan wawancara dengan guru diperoleh informasi bahwa: 1 sikap siswa kini sudah mulai tenang; 2 siswa tidak terlihat banyak berbicara tentang hal-hal di luar pelajaran; 3 sudah menemui siswa yang berani untuk berpendapat; 4 melihat cara berbahasa mereka sudah cukup santun, meskipun beberapa di antara mereka memang masih sulit untuk berbicara dengan santun; 5 ada peningkatan perhatian mereka pada pelajaran. Pada akhir siklus 2, peneliti memberikan soal evaluasi untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dan perilaku kebebasan berpendapat yang dialami siswa. Nilai rata-rata gabungan kognitif, afektif, psikomotorik adalah 86,92 dengan persentase ketuntasan siswa sebesar 96 dan sebanyak 1 dari 27 siswa belum tuntas mencapai nilai KKM. Nilai rata-rata aspek kognitif dari 27 siswa yaitu 87,20. Nilai rata-rata aspek afektif siswa yaitu 92,18. Nilai rata-rata aspek psikomotorik siswa yaitu 81,39. Data hasil prestasi belajar siswa pada siklus 2 ini dapat dilihat pada tabel 4.1. 4.1.3.4.Refleksi Ketika mengerjakan soal evaluasi, sebagian besar siswa sudah menggunakan waktunya dengan baik. Ketika peneliti mengingatkan untuk diteliti kembali, mereka mau menelitinya. Selain itu, para siswa mau mencermati baik- baik soal-soal tersebut, walaupun ada beberapa di antara mereka mengatakan sudah pernah mengerjakan soal-soal tersebut. Namun, hasil yang diperoleh setelah peneliti melakukan perhitungan dengan menggabungkan skor yang diperoleh siswa di siklus II yang berasal dari penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik sudah baik. Persentase yang diperoleh yaitu 96 dari 27 siswa tuntas mencapai nilai KKM. Rincian nilai yang diperoleh siswa di siklus II dapat dilihat di tabel 4.1 51

4.3 Pembahasan Data Kualitatif

Berikut peneliti paparkan hasil observasi dan analisis data kualitatif dari sikap siswa selama penelitian. Hasil analisis data kualitatif menemukan 4 indikasi yang menunjukkan perilaku kebebasan berpendapat yaitu: 1 mendengarkan orang lain yang sedang berbicara, 2 berani berbicara secara spontan, 3 memberi pendapat dengan cara yang santun, dan 4 memperingatkan orang lain ketika melakukan tindakan yang merugikan sesama. Indikasi nomor 2,3, dan 4 mengacu pada teori yang disampaikan Tillman, Suseno dan Tocqueville. Indikasi nomor 1 merupakan temuan peneliti dalam proses analisis data kualitatif. Berikut pemaparan indikasi-indikasi tersebut.

4.3.1 Mendengarkan Orang Lain yang Sedang Berbicara

Indikator kebebasan berpendapat tersebut diperoleh berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan pembelajaran. Indikator tersebut adalah mendengarkan orang lain yang sedang berbicara. Hal ini dapat ditunjukkan oleh siswa dengan diam, memperhatikan teman yang sedang berbicara, menjalankan instruksi dengan benar tanpa bertanya-tanya lagi. Pada awal pelajaran, peneliti sudah menjelaskan dan melakukan konfirmasi kepada para siswa tentang cara yang baik untuk mendengarkan dan para siswa pun menyetujuinya. Namun pada kegiatan pembelajaran, peneliti menemukan siswa-siswa yang belum bisa mendengarkan orang yang sedang berbicara. Hal ini nampak pada diri Naa dan siswa lain yang mengobrol ketika peneliti sedang menjelaskan. Beberapa siswa putra seperti Dit dan Sel terlihat tidak serius. Mereka tertawa dan menumbulkan suara yang mengganggu saat pelajaran berlangsung. Di waktu selanjutnya peneliti memberikan instruksi untuk membagi siswa ke dalam dua kelompok besar. Ketika pembagian kelompok dengan penomoran belum selesai dilakukan, banyak siswa yang sudah mendapat nomor langsung sibuk mencari teman lain yang nomornya sama dengannya. Menurut peneliti, hal yang dilakukan siswa ini menunjukkan bahwa siswa cenderung tidak mendengarkan instruksi peneliti di awal pembagian kelompok tadi. Sehingga ada