Deskripsi Penelitian ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

91

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas PTK ini dilaksanakan pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 11 Yogyakarta pada hari senin dan selasa, 29-30 Oktober 2012 pada pukul 08.45-10.15 dan 10.30-12.00 WIB. Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti telah melakukan observasi pendahuluan dan wawancara secara lisan dengan siswa untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar yang biasa dilakukan oleh guru mitra di kelas. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan dan wawancara tersebut, maka dibuatlah suatu perencanaan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Langkah- langkah penerapan PTK dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Kegiatan Pendahuluan Observasi pada guru, siswa, dan kelas dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Oktober 2012 di kelas XII IPS 1 di SMA Negeri 11 Yogyakarta dengan guru mitra Bapak Ruswidaryanto S.Pd. Bapak Ruswidaryanto merupakan guru bidang studi ekonomi untuk kelas X dan guru ekonomi akuntansi untuk kelas XII. Jumlah siswa kelas XII IPS 1 berjumlah 36 siswa, yang terdiri dari 18 laki-laki dan 18 perempuan. Ada tiga observasi yang dilakukan pada kegiatan pendahuluan ini, yaitu : a. Observasi pada guru lampiran 2, halaman 162 Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran No Deskripsi Ya Tidak Keterangan 1 Guru membuka pelajaran √ Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca doa. 2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ Guru meminta siswa untuk duduk di tempat duduknya masing- masing kemudian memeriksa kehadiran siswa. 3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √ Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara singkat. 4 Guru melakukan apersepsi √ Guru sedikit mengulas materi sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari. 5 Guru menggunakan metode belajar yang bervariasi √ Guru tidak mempersiapkan metode pembelajaran yang bervariasi. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa dari awal hingga akhir pembelajaran. 6 Guru memberikan tugas √ Guru meminta siswa untuk mengerjakan beberapa soal latihan. 7 Guru menggunakan media √ Hanya papan tulis. 8 Guru menegur siswa √ Guru menegur siswa yang tidak memperhatikan penjelasannya. 9 Guru memberikan penghargaan kepada siswa √ Masih perlu ditingkatkan 10 Guru memunculkan rasa ingin tahu √ Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran. 11 Guru menggunakan simulasi dan permainan √ Guru tidak menggunakan simulasi dan permainan karena hanya menggunakan metode ceramah. 12 Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas di depan kelas √ Hanya beberapa siswa yang tertarik untuk mengerjakan tugas di depan kelas. 13 Guru berinteraksi dengan siswa √ Membantu siswa saat kesulitan dalam mengerjakan soal dan menjawab pertanyaan dari siswa. 14 Guru menutup pelajaran √ Menutup dengan mengucapkan salam dan berdoa. Aktivitas guru mitra selama proses pembelajaran tampak pada tabel 5.1. Pada awal kegiatan pembelajaran, guru mitra memasuki ruang kelas dan membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Pelajaran dimulai dengan membaca doa. Setelah itu, guru mitra memeriksa kesiapan siswa. Guru mitra meminta siswa untuk duduk di tempat duduknya masing-masing kemudian dilanjutkan dengan memeriksa kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara singkat. Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan apersepsi, yaitu mengulas kembali materi yang disampaikan pada pertemuan lalu dan mengaitkannya dengan pertemuan hari ini. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak mempersiapkan metode pembelajaran yang bervariasi. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa dari awal hingga akhir pembelajaran. Selanjutnya guru mitra meminta siswa untuk mengerjakan beberapa soal latihan untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja disampaikan. Media yang digunakan oleh guru mitra hanya papan tulis dan spidol. Pada pertengahan jam, guru mitra menegur siswa yang tidak memperhatikan penejelasannya. Guru juga memberikan soal-soal untuk memancing rasa ingin tahu siswa. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengerjakan di depan kelas. Tetapi hanya beberapa siswa yang tertarik untuk mengerjakan tugas di depan kelas. Selama proses pembelajaran guru mitra berusaha membantu siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal. Pemberian penghargaan dari guru mitra kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan masih perlu ditingkatkan. Setelah jam pelajaran berakhir, guru mitra menutup pelajaran dengan memberi salam dan berdoa. b. Observasi pada Siswa lampiran 2, halaman 163 Tabel 5.2 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 29 siswa siap mengikuti pembelajaran, sekitar 7 siswa belum siap mengikuti pelajaran, masih berbicara dengan teman sebangkunya. 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ Ada 7 siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, mereka asyik dengan kegiatannya sendiri, tetapi guru sempat menegur. 3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran √ Hanya ada beberapa siswa yang menanggapi pembahasan pembelajaran, sekitar 7-8 siswa. 4 Siswa mencatat hal- hal penting √ Sekitar 10-12 siswa tidak mencatat hal-hal penting. 5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik √ Ada 10 siswa yang mengerjakan dengan serius, ada 13 siswa yang mengerjakan sambil bercanda, dan 13 siswa hanya mengerjakan setengah bahkan cenderung tidak mengerjakan. Kegiatan siswa selama proses pembelajaran terangkum pada tabel 5.2. Saat guru mitra memasuki ruang kelas, 29 siswa siap mengikuti pembelajaran, sekitar 7 siswa masih belum siap mengikuti pelajaran. Ada yang masih berbicara dengan teman, bermain HP, dan acuh. Ketika pembelajaran dimulai, sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru, tetapi ada 7 siswa asyik sendiri dengan kegiatannya, namun guru sempat menegur siswa yang tidak memperhatikan. Saat guru membahas materi pelajaran, hanya beberapa siswa 7-8 yang menanggapi materi pembelajaran. Guru mitra juga memberikan catatan-catatan penting yang ditulis di papan tulis, tetapi sekitar 10-12 siswa tidak ikut mencatat. Saat guru memberikan tugas, ada 10 siswa yang mengerjakan dengan serius, 13 siswa mengerjakan sambil bercanda, dan 13 siswa hanya mengerjakan setengah bahkan cenderung tidak selesai. Di samping pengamatan di atas, peneliti melakukan pengukuran dan penilaian terhadap motivasi belajar siswa. Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi variabel motivasi belajar dalam pembelajaran akuntansi di kelas. Tabel disusun berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut: Tabel 5.3 Motivasi Belajar Siswa Sebelum Penelitian Based- Line No. Interval Frek. Frek. Relatif Interpretasi 1. 69 – 80 Sangat Tinggi 2. 60 – 68 2 6,67 Tinggi 3. 54 – 59 11 36,67 Sedang 4. 48 – 53 14 46,67 Rendah 5. 20- 47 3 10 Sangat Rendah Total 30 100 Sumber : Data primer Dari tabel 5.3 tampak bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi adalah 0 siswa 0, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi adalah 2 siswa 6,67, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sedang adalah 11 siswa 36,67, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar rendah adalah 14 siswa 46,67, dan persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat rendah adalah 3 siswa 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat motivasi belajar yang rendah yaitu sebanyak 14 siswa atau 46,67. c. Observasi pada kelas lampiran 2, halaman 165 Tabel 5.4 Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran Sebelum Penelitian No Deskripsi Ya Tidak Keterangan 1. Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran  Papan tulis, white board, viewer , meja dan kursi guru, buku kemajuan belajar di kelas, kalender, meja dan kursi siswa, jam dinding. 2. Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran  Kondisi kelas cukup bersih walaupun ruangan terlihat tidak begitu luas. 3. Siswa membuat keributankegaduhan  Suasana kelas tidak begitu ribut atau gaduh. Hanya ketika ada yang membuat lelucon, tetapi setelah itu kembali tenang. 4. Siswa mengerjakan latihan soal  Sekitar 24 siswa mengerjakan latihan soal. 5. Siswa aktif bertanya pada guru jika mengalami kesulitan  Hanya ada sekitar 5 orang yang bertanya tentang materi yang dipelajari. 7. Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran  Guru memberikan contoh yang kontekstual dan sedikit bercanda saat siswa mulai merasa bosan 8. Adanya sumber belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran  Sumber belajar tidak ada di kelas, tetapi ada di perpustakaan. Dari tabel 5.4, tampak bahwa secara fisik, ruang kelas XII IPS 1 cukup memadai untuk kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa fasilitas yang disediakan, antara lain viewer, white board, meja dan kursi guru, jam dinding, meja dan kursi siswa, dan lemari. Selain itu, ada buku kemajuan kelas untuk mencatat kemajuan kelas tersebut dalam pembelajaran dan juga buku presensi siswa. Ruang kelas XII IPS 1 berada di lantai satu. Kondisi kelas cukup bersih walaupun ruangan terlihat tidak begitu luas. Suasana kelas juga tidak begitu ribut atau gaduh. Tetapi jika ada yang membuat lelucon kelas terlihat agak gaduh, setelah guru menegur menjadi tenang kembali. Saat mengerjakan soal, sekitar 24 siswa mengerjakan latihan soal. Ada sekitar 5 siswa yang bertanya tentang materi yang baru saja disampaikan oleh guru. Hal yang menarik dalam proses pembelajaran adalah guru memberikan contoh yang mudah dipahami siswa dan sedikit bercanda saat siswa mulai merasa bosan. Adanya sumber belajar yang mendukung di perpustakaan juga membantu siswa dalam belajar. d. Wawancara pada siswa lampiran 9, halaman 260 Tabel 5.5 Hasil Wawancara kepada Siswa No Pertanyaan wawancara Rangkuman jawaban siswa 1 Apa metode yang biasa digunakan guru dalam proses pembelajaran selama ini? Menggunakan metode ceramah 2 Bagaimana kesan kalian terhadap metode ceramah yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran? Terlalu tegang dan serius, terkadang bikin ngantuk, bosen, jenuh, apalagi kalau jam pelajarannya ada di akhir pelajaran. 3 Apakah kalian puas dengan metode ceramah yang diterapkan oleh guru? Terkadang guru ngomong panjang lebar hanya untuk menasihati, jadi yang seharusnya mengejar materi malah cuma habis buat ceramah yang lain. 4 Menurut kalian apa kekurangan dari metode ceramah? Pelajaran jadi terlalu tegang dan serius, terkadang juga di sindir. Kalau jam pelajaran terletak di akhir pelajaran bikin ngantuk dan nggak termotivasi. 5 Metode seperti apa yang kalian harapkan untuk menunjang motivasi kalian dalam belajar? Ya metode yang santai, asyik, menyenangkan, ada permainannya, tapi tetap membuat kita berpikir. 6 Harapan kalian untuk proses pembelajaran selanjutnya? Harus lebih kreatif lagi dalam memilih model pembelajaran. Hasil wawancara kepada siswa sebagaimana tersaji pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa metode yang biasa digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah metode ceramah. Menurut pengakuan mereka, metode ceramah yang diterapkan guru di dalam kelas sangat monoton. Pembelajaran di dalam kelas menjadi begitu tegang dan serius sehingga siswa sulit menerima pelajaran dengan baik. Apalagi jika jam pelajaran tersebut terletak di akhir pelajaran, siswa menjadi ngantuk dan tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Mereka berharap adanya model pembelajaran yang lebih bervariasi dan kreatif untuk menciptakan suasana menyenangkan di dalam kelas seperti adanya permainan saat pembelajaran berlangsung. Hal itu diharapkan mampu menciptakan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku guru, observasi kegiatan siswa, observasi pada kelas, dan wawancara pada siswa, berikut ini akan disajikan identifikasi permasalahan dan alternatif solusi. 1 Identifikasi masalah pembelajaran Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa permasalahan yang terjadi adalah minimnya kreativitas guru dalam menciptakan model pembelajaran yang menarik sehingga siswa menjadi pasif dan tidak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Akibatnya, pemahaman siswa akan materi pelajaran menjadi rendah. 2 Alternatif solusi permasalahan pembelajaran Berdasarkan kondisi pembelajaran tersebut, maka peneliti bersama dengan guru mitra bermaksud menerapkan metode Teams-Games- Tournament TGT untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam pembelajaran akuntansi pada materi jurnal khusus perusahaan dagang. Penerapan metode tersebut berdasarkan landasan bahwa jika siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran yang menarik, maka siswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dengan adanya motivasi yang besar di dalam diri siswa, maka siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang sedang dipelajari tanpa adanya rasa bosan, mengantuk serta tegang. Penerapan metode TGT akan melibatkan siswa secara aktif baik secara individu maupun kelompok dalam memecahkan suatu permasalahan dalam menganalisa bukti transaksi ke dalam jurnal khusus. Dengan keterlibatan siswa secara langsung, maka akan lebih mudah untuk mengingat apa yang sudah dipelajari. 2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan tindakan kelas diselenggarakan pada hari senin dan selasa, 29-30 Oktober 2012 pukul 08.45-10.15 dan 10.30-12.00 WIB. Jumlah siswa kelas XII IPS 1 pada tahun ajaran 2012-2013 yang hadir adalah 30 siswa. Dengan kata lain, ada 6 siswa yang tidak hadir pada saat penelitian tindakan kelas. Berikut ini diuraikan tahap penelitian tindakan kelas dari perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. a. Perencanaan Tindakan Kelas. Berdasarkan hasil analisis pada kegiatan pendahuluan, peneliti bersama guru mitra menyusun perencanaan tindakan kelas. Berikut ini disajikan langkah-langkah perencanaan tindakan: 1 Peneliti bersama dengan guru mitra akan mengumpulkan data awal para siswa yang meliputi daftar nilai ujian siswa dan jenis kelamin. Kemudian peneliti bersama dengan guru mitra membagi siswa dalam kelompok-kelompok secara heterogen sesuai dengan data yang telah diperoleh. Satu kelompok terdiri dari 5-6 siswa. lampiran 11, halaman 266 Tabel 5.6 Daftar Pembagian Kelompok No Nama Kelompok 1 1.Ririn Putri 2.Mohammad Iqbal Putra 3.Putri Wulandari 4.Ovaning Sungsang 5.Aditya Pramudito 6.Irfan Rosyid ORANGE 2 1.Febda Risha Lestiana 2.Fitri Dwi Astuti 3.River Palguna Sugiar 4.Rendy Wiranda Aditya 5.Ajeng Triana Kusuma 6.Yuwantoro Winduajie MERAH 3 1.Seli Anjas Pratiwi 2.Giza Feristya Sari 3.Eva Nurul Fatimah 4.M Dzaky Attaq 5.Digdo Tri Widagdo 6.Ndaru Nur W BIRU 4 1.Akhmad Naufal 2.Bayu Dwi Sasmita 3.Risa Cahya Mediana 4.Sekar Widya Sista 5.Yulio Iqbal Cahyo 6.Fery Firmansyah KUNING 5 1.Hana Trioktaviyanti 2.Annisafalah Nurintan 3.Alifah Shofarisa 4.Vedo Dian Imanda 5.Muhammad Robhikuun 6.Ida Bagus Putu S HIJAU 6 1.Lainun Hulwana 2.Dellanisa Aryani 3.Elly Nur Hidayah 4.Hafizh Jodi P 5.Farchan Nabil 6.Fajar Miftakhul UNGU 2 Peneliti bersama dengan guru mitra mempersiapkan perangkat belajar yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Adapun perangkat pembelajaran yang dipersiapkan oleh peneliti dan guru mitra adalah sebagai berikut: a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP RPP disusun untuk dua kali pertemuan 4x45 menit. Dalam RPP terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, sumber dan evaluasi, dan skenario pembelajaran yang telah dibuat secara sistematis lampiran 3, halaman 173. b Materi Pembelajaran Materi pembelajaran pada pertemuan ini adalah jurnal khusus pada siklus akuntansi perusahaan dagang. Peneliti bersama dengan guru mitra akan membuat handout. Handout ini berisi materi tentang macam-macam dan pencatatan jurnal khusus pada akuntansi perusahaan dagang. Handout dibagikan pada setiap anggota kelompok siswa. Handout ini diharapkan dapat memudahkan proses pembelajaran bagi siswa. c Media Pembelajaran Peneliti bersama dengan guru mitra akan membuat media pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses pembelajaran. Media yang dipersiapkan meliputi papan meja untuk tiap-tiap kelompok, karton untuk menjodohkan, kotak soal dan jawaban untuk tiap-tiap kelompok, lembar jawaban di papan tulis, bendera, dan soal-soal yang berupa bukti-bukti transaksi. d Lembar Kerja Siswa LKS Peneliti bersama dengan guru mitra membuat Lembar Kerja Siswa LKS yang harus dikerjakan masing-masing kelompok setelah membaca hand out. Pengerjaan LKS ini bertujuan sebagai sarana latihan masing-masing kelompok sebelum masuk pada tahap games dan tournament. e Skenario Pembelajaran Peneliti bersama dengan guru mitra membuat skenario pembelajaran agar mempermudah proses pembelajaran. f Soal Pre-test Soal pre-test dan kunci jawaban dibuat untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum PTK. g Soal Post-test Soal post-test dan kunci jawaban dibuat untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah PTK. h Lembar Refleksi Siswa Lembar refleksi siswa berisi pertanyaan tentang proses pembelajaran menggunakan metode TGT . Refleksi dilakukan setelah pembelajaran selesai. i Pemberian Penghargaan Kelompok terbaik akan memperoleh penghargaan dari guru berupa hadiah. Akan ada tida kelompok terbaik yang dipilih oleh guru sesuai dengan skor yang diperoleh oleh masing- masing kelompok. 3 Peneliti bersama dengan guru mitra menyusun dan menyiapkan instrumen pengumpulan data yang berupa: a Kuesioner Motivasi sebelumsesudah Instrumen kuesioner bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. b Lembar observasi guru selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. c Lembar observasi aktivitas siswa di kelas selama penerapan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. d Lembar observasi kondisi kelas selama penerapan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. e Lembar refleksi bagi para siswa setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. b. Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas diselenggarakan pada hari senin dan selasa, 29-30 Oktober 2012 pukul 08.45-10.15 dan 10.30- 12.00 WIB. Jumlah siswa kelas XII IPS 1 pada tahun ajaran 2012- 2013 yang hadir adalah 30 siswa. Dengan kata lain, ada 6 siswa yang tidak hadir pada saat penelitian tindakan kelas. Pada tahap tindakan, peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan. Langkah- langkah pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1 Kegiatan awal pembelajaran a Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media Sebelum dimulainya pembelajaran, guru mitra terlebih dahulu memeriksa kesiapan ruang kelas seperti kursi, papan tulis, dan menyiapkan alat-alat serta media yang akan digunakan dalam pembelajaran. b Memeriksa kesiapan siswa Guru mitra memeriksa kehadiran dan kesiapan siswa sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru mitra juga memastikan bahwa setiap siswa sudah duduk di tempat duduknya masing- masing. c Melakukan kegiatan apersepsi Guru mitra melakukan kegiatan apersepsi untuk membantu siswa mengingat kembali materi sebelumnya dan merangsang siswa agar tertarik mengikuti pembelajaran hari ini. Dalam hal ini guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. d Menyampaikan kompetensi dasar dan rencana kegiatan Setelah melakukan apersepsi, guru mitra menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran. e Melaksanakan pre-test Sebelum pembelajaran dilanjutkan, guru mitra terlebih dahulu memberikan pre-test dan kuesioner motivasi pada siswa untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi jurnal khusus dan tingkat motivasi siswa pada awal pembelajaran. Tabel 5.7 Deskripsi Awal Pemahaman Siswa Sebelum Penelitian No Interval Frek Frek Relatif Interpretasi 1 2 3 4 5 81-100 66-80 56-65 46-55 45 9 9 8 3 1 30 30 26,67 10 3,33 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Total 30 100 Sumber : Data primer Tabel 5.7 menunjukkan analisis pemahaman siswa mengenai jurnal khusus sebelum diterapkannya games dan tournament . Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa persentase siswa yang memiliki pemahaman sangat tinggi adalah 9 siswa 30, persentase siswa yang memiliki pemahaman tinggi adalah 9 siswa 30, persentase siswa yang memiliki pemahaman sedang adalah 8 siswa 26,67, persentase siswa yang memiliki pemahaman rendah adalah 3 siswa 10, sedangkan persentase pemahaman siswa yang memiliki pemahaman sangat rendah adalah 1 siswa 3,33. Rata-rata pemahaman siswa adalah 73. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa memiliki tingkat pemahaman yang tinggi. 2 Kegiatan Inti Pembelajaran a Kegiatan teams 1 Mengecek kembali kelompok siswa Guru mitra mengecek kembali kelengkapan anggota kelompok pada setiap kelompok. Guru mitra memastikan bahwa masing-masing siswa sudah duduk di kelompoknya masing-masing. Pada saat penelitian tindakan kelas, ternyata ada beberapa siswa yang tidak hadir dikarenakan izin dan sakit. 2 Membagikan handout Guru mitra dibantu oleh fasilitator membagikan handout . Setiap siswa dalam kelompok mendapatkan handout yang harus didiskusikan dengan teman kelompoknya. 3 Membagikan LKS Guru mitra dibantu oleh fasilitator membagikan Lembar Kerja Siswa LKS. Setiap kelompok mendiskusikan LKS yang telah dibagikan dan diperkenankan melihat handout. 4 Membacakan prosedur dan aturan permainan. Setelah selesai mengerjakan LKS, guru mitra mengarahkan siswa pada sesi games, kemudian guru mitra membacakan prosedur dan aturan permainan. Prosedur dan aturan permainan tersedia pada lampiran 11, halaman 268 b Pelaksanaan games make a macth 1 Guru membacakan prosedur dan peraturan permainan dengan metode TGT. lampiran 11, halaman 268 2 Guru memastikan nomor urut siswa sudah terpasang semua. 3 Melaksanakan games menggunakan metode make a match . Soal permainan terlampir pada lampiran 7, halaman 220. c Pelaksanaan tournament 1 Guru membacakan prosedur dan peraturan dalam tournament lampiran 11, halaman 270 2 Guru memastikan kembali nomor urut siswa masih terpasang. 3 Pada sesi ini, siswa disediakan spidol, bendera warna sesuai nama kelompok mereka, dan karton untuk menjawab yang sudah ditempel di papan tulis. Soal tournament terlampir pada lampiran 7 halaman 226. 4 Melaksanakan tournament. Setiap siswa dalam kelompok yang dipanggil nomor urutnya harus maju ke depan kelas untuk berebut menjawab soal tournament . d Penghargaan Kelompok 1 Skor dari hasil games dan tournament dicatat oleh fasilitator kemudian dijumlahkan untuk menentukan kelompok yang menjadi juara. 2 Akan terpilih 3 juara dari 6 kelompok. 3 Berdasarkan perhitungan skor, kelompok yang mendapatkan juara 1 adalah kelompok hijau, juara 2 adalah kelompok ungu, dan juara 3 adalah kelompok kuning. Hasil perhitungan skor terlampir dalam lampiran 13, halaman 282. 4 Guru memberi hadiah kepada kelompok yang menjadi juara. 3 Kegiatan Penutup a Guru melakukan post-test lampiran 8, halaman 249 Hasil post-test siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.8 Hasil Post-test Siswa No Nama Post-Test 1 Aditya Pramudito 90 2 Akhmad Naufal 100 3 Alifah Shofarisa 100 4 Annisafalah Nurintan 100 5 Bayu Dwi Sasmita 100 6 Dellanisa Aryani 100 7 Digdo Tri W 80 8 Elly Nur Hidayah 100 9 Eva Nurul Fatimah 80 10 Fajar Miftakhul 100 11 Farchan Nabil 80 12 Febda Risha L 90 13 Ferry Firmansyah 90 14 Fitri Dwi Astuti 100 15 Giza Feristya Sari 100 16 Hafizh Jodi 100 17 Hana Trioktaviyanti 100 18 Irfan Rosyid 80 19 Lainun Hulwana 100 20 Moh. Iqbal Putra 100 21 M Dzakky Attaq 80 22 Muhammad Robhikun 80 23 Ndaru Nur W 100 24 Putri Wulandari 80 25 Ririn Putri 100 26 Risa Cahya Mediana 100 27 River Palguna 80 28 Sekar Widya 80 29 Vedo Dian Amanda 100 30 Yuwantoro Windu 80 Rata-rata 92,3 Tabel 5.8 menunjukkan skor yang dicapai oleh siswa setelah diterapkannya metode TGT . Skor tertinggi yang dicapai oleh siswa adalah 10 sebanyak 17 siswa, sedangkan skor terendah adalah 8. Rata-rata pemahaman siswa adalah 92,33. Berikut ini disajikan analisis pemahaman siswa dalam post-test yang telah dilakukan setelah games dan tournament dilaksanakan. Tabel 5.9 Analisis Pemahaman Siswa dalam Post-test No Pencapaian skor prepost test Frek Frek Relatif Kategori 1 81-100 20 66,67 Sangat tinggi 2 66-80 10 33,33 Tinggi 3 56-65 Sedang 4 46-55 Rendah 5 0-45 Sangat rendah Konversi dalam satuan 100 Tabel 5.9 menunjukkan analisis pemahaman siswa yang telah diukur melalui post-test. Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki pemahaman sangat tinggi adalah 20 siswa 66,67, persentase siswa yang memiliki pemahaman tinggi adalah 10 orang 33,33, sedangkan persentase siswa yang memiliki pemahaman sedang, rendah, dan sangat rendah adalah 0 siswa. Rata-rata pemahaman siswa adalah 92,33. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar siswa memiliki tingkat pemahaman sangat tinggi. b Guru membagikan kuesioner motivasi belajar siswa lampiran 4, halaman 185 Hasil kuesioner motivasi belajar siswa sesudah penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.10 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Sesudah Penelitian No. Res Sesudah Penelitian 1. 60 2. 65 3. 58 4. 65 5. 68 6. 60 7. 55 8. 57 9. 57 10. 61 11. 67 12. 56 13. 63 14 58 15. 56 16. 64 17. 60 18. 58 19. 53 20. 60 21. 57 22. 62 23. 60 24. 53 25. 65 26. 59 27. 56 28. 58 29. 65 30. 62 Rata-rata 59,93 Tabel 5.10 menunjukkan skor motivasi yang dicapai oleh siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT . Skor motivasi tertinggi yang dicapai oleh siswa adalah 68 dan yang terendah adalah 53. Rata-rata skor motivasi adalah 59,93. Tabel 5.11 Analisis Motivasi Belajar Siswa Sesudah Penelitian No Pencapaian skor motivasi Frek Frek Relatif Kategori 1 69-80 Sangat tinggi 2 60-68 16 53,33 Tinggi 3 54-59 12 40 Sedang 4 48-53 2 6,67 Rendah 5 20-47 Sangat rendah Sumber : Data primer Dari tabel 5.11 tampak bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi adalah 0 siswa 0, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi adalah 16 siswa 53,33, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sedang adalah 12 siswa 40, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar rendah adalah 2 siswa 6,67, dan persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat rendah adalah 0 siswa 0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi yaitu sebanyak 16 siswa atau 53,33. c Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa. Refleksi siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT tersaji pada tabel berikut ini lampiran 6, halaman 195 Tabel 5.12 Rangkuman Refleksi Siswa terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT No Uraian Komentar 1 Bagaimana perasaan anda tentang proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT Topik, pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan kelas, dll Keseluruhan siswa menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan metode TGT sangat menarik, menyenangkan, dan tidak membosankan 2 Hambatan apa yang anda temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT ? Keseluruhan siswa menjawab bahwa hambatan yang ditemui selama proses pembelajaran adalah masalah waktu yang singkat sehingga mereka harus berfikir dengan cepat. 3 Keuntungan apa yang telah anda capai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut? Keseluruhan siswa berpendapat bahwa keuntungan yang dicapai ketika pembelajaran menggunakan metode TGT adalah lebih memahami materi karena belajar tidak terlalu tegang, dan semua siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran 4 Menurut anda, hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT? Keseluruhan siswa berpendapat bahwa hal-hal yang perlu ditingkatkan adalah dari segi waktu dan penjelasan tentang aturan bermain oleh gurupembimbing. 5 Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode TGT? Sebagian siswa berminat mengikuti pembelajaran dengan metode TGT dan beberapa siswa menjawab ragu-ragu. Tabel 5.12 mendeskripsikan refleksi siswa setelah melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pada akhir kegiatan, siswa diajak untuk melakukan refleksi atas kegiatan pembelajaran dengan metode TGT yang telah dilakukannya. Dari hasil refleksi siswa, dapat kita lihat secara umum bahwa siswa senang dengan metode TGT karena metode ini sangat menarik dan tidak membosankan. Dalam proses pembelajaran, siswa menemui hambatan selama diterapkannya metode TGT, yaitu waktu yang diberikan sangat singkat sehingga siswa harus berpikir cepat. Keuntungan yang dicapai siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah siswa lebih memahami materi karena belajar tidak terlalu tegang dan seluruh siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang harus ditingkatkan untuk memperbaiki metode ini adalah perencanaan waktu dan penjelasan tentang aturan bermain oleh gurupembimbing. Secara umum, siswa merasa berminat mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan beberapa siswa menjawab ragu- ragu. d Guru menyusun rangkuman dan kesimpulan pembelajaran dengan melibatkan siswa. c. Observasi Saat pembelajaran berlangsung, peneliti bertugas untuk mengamati kegiatan yang dilakukan oleh guru, kegiatan siswa dan kondisi kelas saat berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan metode TGT. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tindakan pada kegiatan pembelajaran. 1 Observasi terhadap kegiatan guru Adapun kegiatan guru saat pembelajaran di kelas disajikan dalam tabel sebagai berikut lampiran 2, halaman 166 Tabel 5.13 Aktivitas Guru pada Saat Penerapan Metode TGT No Deskripsi Ya Tidak Catatan 1 Guru membuka pelajaran √ Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam pembuka. 2 Guru menjelaskan metode TGT. √ Guru menjelaskan dengan singkat metode TGT 3 Guru berperan dalam pembentukan kelompok. √ Guru memastikan siswa berada dalam kelompoknya masing- masing. 4 Guru mengorganisasikan pokok bahasan untuk membantu siswa memahami √ Guru memberikan point-point penting dalam pembelajaran materi. 5 Guru memberikan dorongan bagi siswa untuk lebih aktif berperan dalam TGT. √ Guru memotivasi siswa untuk sungguh-sungguh mengikuti metode TGT 6 Guru memberikan dorongan bagi siswa untuk bekerja sama dengan baik dalam kelompok. √ Guru membantu kelompok yang mengalami kesulitan 7 Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk menentukan peran masing-masing anggota dalam kelompok. √ Pada saat siswa kurang terlibat aktif dalam kelompok 8 Guru mengamati kegiatan kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. √ Guru mengamati dengan sungguh- sungguh. 9 Guru berinteraksi dengan siswa di depan kelas untuk menjelaskan prosedur TGT. √ Pada awal pembelajaran. 10 Guru berinteraksi dengan siswa di dalam kelompok untuk menjelaskan prosedur TGT. √ Jika ada siswa yang bertanya dan tidak mengerti terhadap prosedur TGT 11 Guru berinteraksi dengan siswa secara perorangan untuk menjelaskan prosedur TGT. √ Jika ada siswa yang bertanya. 12 Guru berinteraksi dengan siswa untuk menumbuhkan motivasi dan semangat melaksanakan √ Jika ada siswa yang terlihat tidak semangat pembelajaran dalam mencapai tujuan. 13 Guru kurang berinteraksi dengan siswa. √ Guru selalu menjawab pertanyaan dari siswa 14 Guru tidak membantu siswa yang kesulitan menentukan peran dalam kelompok. √ Guru memberikan semangat kepada siswa yang kurang aktif 15 Guru tidak membantu siswa yang kurang mengerti prosedur TGT . √ Guru selalu menjawab pertanyaan siswa yang belum paham terhadap prosedur TGT 16 Guru hanya berinteraksi dalam kelompok tertentu. √ Guru berinteraksi dengan semua kelompok 17 Guru membiarkan siswa yang membuat kegaduhan di dalam kelas. √ Siswa terlalu bersemangat dalam memberikan dukungan kepada anggotanya sehingga guru kewalahan menghadapi siswa yang gaduh 18 Guru kurang memainkan perannya dalam TGT . √ Guru memainkan perannya dengan baik 19 Guru hanya mengamati kelas selama pembelajaran berlangsung. √ Dari awal persiapan kegiatan sampai pelaksanaan PTK berakhir. 20 Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi. √ Pada akhir pembelajaran Tabel 5.13 secara umum menunjukkan bahwa guru mampu mengelola model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan baik. Pada awal pembelajaran guru mitra membuka pelajaran dengan salam pembuka dan memeriksa kehadiran siswa. Guru mitra juga membacakan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran hari ini. Setelah itu guru mitra memberi penjelasan singkat atau gambaran tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan metode TGT. Sebelum masuk pada kegiatan inti, guru mitra menjelaskan dengan singkat tentang metode TGT. Guru memastikan siswa sudah berada dalam kelompoknya masing-masing. Guru juga membantu siswa memahami materi dengan mengorganisasikan point-point penting dalam pembelajaran. Guru mitra juga memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, kemudian guru mitra melakukan apersepsi singkat untuk merangsang pengetahuan siswa mengenai jurnal khusus. Kegiatan dilanjutkan pada tahap teams, dimana siswa secara berkelompok melakukan diskusi dan mengerjakan lembar kerja siswa. Guru memberikan dorongan bagi siswa untuk bekerja sama dengan baik, selain itu guru juga membantu kelompok yang mengalami kesulitan. Guru mengamati kegiatan kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Guru selalu berusaha menumbuhkan semangat siswa jika ada siswa yang terlihat tidak semangat dan selalu menjawab pertanyaan dari siswa jika ada yang bertanya. Pada akhir kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa membuat rangkuman hasil belajar dan mengajak siswa untuk melakukan refleksi. 2 Observasi terhadap siswa Observasi terhadap siswa dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan aktivitas kegiatan siswa selama proses pembelajaran pada PTK. Hasil observasi siswa disajikan dalam tabel sebagai berikut lampiran 2, halaman 169: Tabel 5.14 Hasil Observasi Terhadap Perilaku Siswa Saat Penerapan Metode TGT No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran. √ Sebagian besar siswa 97 telah mempersiapkan diri dan peralatan untuk belajar seperti buku dan alat tulis. 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru. √ Hampir seluruh siswa mendengarkan penjelasan guru 99 3 Siswa menanggapi pembahasan pelajaran. √ Sebagian besar siswa 50 menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 4 Siswa mengerjakan memainkan peran dalam TGT dengan √ Hampir seluruh siswa 98 mengerjakan perannya dalam TGT dengan baik baik. 5 Siswa memperhatikan tugas dari masing-masing peran. √ Hampir seluruh siswa 98 memperhatikan tugas dari masing- masing peran. 6 Siswa berinteraksi dengan baik selama TGT berlangsung. √ Hampir seluruh siswa 99 Berinteraksi dengan baik selama TGT berlangsung. Tabel 5.14 menunjukkan aktivitas siswa di dalam kelas saat penerapan model pembelajaran tipe TGT. Pada awal pembelajaran, siswa tampak mempersiapkan diri dengan baik. Siswa mempersiapkan peralatan belajarnya seperti buku dan alat tulis. Saat guru menjelaskan, hampir seluruh siswa mendengarkan penjelasan dari guru 99. Sebagian besar siswa 50 juga menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru. Saat masuk pada kegiatan inti pelajaran, hampir seluruh siswa 98 mengerjakan perannya di dalam kelompok dan memperhatikan tugas dari masing-masing peran. Siswa juga mampu berinteraksi dengan baik selama TGT berlangsung. 3 Observasi terhadap kondisi kelas Observasi terhadap kegiatan di kelas dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Adapun kegiatan di kelas dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut lampiran 2 halaman 170: Tabel 5.15 Hasil Observasi Kelas selama Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Kelas terdiri dari beberapa individu yang berbeda dalam hal kemampuan belajar. √ Kondisi kelas sangat heterogen dari segi akademik, budaya, dan agama 2 Siswa menaati aturan-aturan yang ada di dalam pembelajaran. √ Ada 1-2 siswa yang tidak menaati peraturan. 3 Siswa membentuk kelompok-kelompok tertentu di dalam kelas. √ Siswa berkelompok dengan anggota kelompoknya saat pembelajaran 4 Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan dalam lingkungan siswa. √ Tidak ditemukan di kelas tetapi dapat ditemukan di perpustakaan 5 Ruang kelas tertata dengan bersih dan rapi. √ Layout ruang kelas ditata sebagaimana untuk melakukan kegiatan pembelajaran tipe TGT 6 Lingkungan kelas kondusif untuk pembelajaran. √ Hanya agak sempit untuk jumlah 36 siswa 7 Aktifitas di kelompok kurang baik karena ada siswa yang tidak memainkan perannya dengan baik. √ Semua memainkan perannya dengan baik walaupun sedikit gaduh. 8 Siswa kurang mampu untuk membagi peran di dalam kelompok. √ Masing-masing siswa mampu mengambil peran dalam kelompoknya. 9 Siswa tidak mampu memanfaatkan waktu dengan baik di dalam TGT. √ Ada siswa yang acuh saat peluit sudah dibunyikan ketika kegiatan games 10 Siswa kurang mengenal teman satu kelasnya. √ Semua siswa saling mengenal. 11 Kondisi kelas berjalan dengan baik selama pembelajaran dengan menggunakan TGT dengan baik. √ Hanya karena siswa terlalu bersemangat sehingga terkadang kelas terlihat gaduh. Tabel 5.15 menunjukkan bahwa kondisi yang terjadi di dalam kelas terdiri dari beberapa individu yang berbeda. Kondisi kelas sangat heterogen dari segi akademik, budaya, dan agama. Sudah sebagian besar siswa menaati peraturan dalam pembelajaran. Hanya ada 1-2 siswa yang tidak menaati peraturan. Pada saat pembelajaran, siswa membentuk kelompok dengan anggota kelompoknya masing-masing. Buku sebagai sumber belajar siswa juga mudah ditemukan dilingkungan belajar siswa seperti perpustakaan. Ruang kelas juga tetata sangat rapi dan bersih, kemudian ditata sedemikian rupa agar dapat digunakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Lingkungan kelas cukup kondusif untuk kegiatan belajar mengajar, hanya tidak terlalu lebar untuk jumlah 36 siswa. Saat pembelajaran, semua siswa memainkan perannya dengan baik walaupun sedikit gaduh. Setiap anggota kelompok mampu mengambil peran dalam kelompoknya. Dalam pembelajaran, ada siswa yang acuh saat peluit sudah dibunyikan ketika kegiatan games, tetapi kerjasama siswa dalam tiap kelompok sangat baik. Hanya saja, karena siswa terlalu bersemangat dalam mengikuti permainan, terkadang kelas terlihat gaduh. d. Evaluasi dan refleksi 1 Wawancara guru Wawancara guru mitra terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT tersaji pada tabel berikut ini lampiran 10 halaman 261: Tabel 5.16 Hasil Wawancara terhadap Guru Setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT No Pertanyaan wawancara Jawaban guru mitra 1 Metode apa yang biasa Bapak pakai dalam proses pembelajaran di kelas? Biasanya menggunakan metode ceramah. 2 Menurut Bapak apa kelebihan dan kekurangan dari metode ceramah? Kelebihannya lebih praktis dan cepat untuk mengejar materi, tidak perlu perencanaan yang rumit. Kekurangannya kalau selalu menerapkan metode ceramah siswa menjadi bosan dan jenuh, akhirnya tidak paham dengan materi yang saya sampaikan. 3 Bagaimana perasaan Bapak setelah menggunakan metode TGT ? Sebenarnya sangat menarik, tetapi masih ada yang harus diperbaiki. Jika memungkinkan dapat diperbaiki pada penelitian selanjutnya. 4 Apakah metode TGT cukup membantu Bapak dalam proses pembelajaran? Ya. Karena siswa menjadi termotivasi, metodenya sangat menarik, siswa tidak mengantuk dan semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran. 5 Apa kelebihan dan kekurangan metode TGT? Kelebihannya, metode TGT sangat menarik dan menyenangkan. Semua siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, tidak ada siswa yang hanya duduk diam dan mengantuk. Kekurangannya, dibutuhkan waktu yang banyak dan perencanaan yang cukup rumit. 6 Apakah metode TGT sudah dapat diterapkan dalam proses pembelajaran terutama dalam materi jurnal khusus? Ya, untuk menambah variasi model pembelajaran. Tabel 5.16 menunjukkan hasil wawancara terhadap guru. Dari hasil wawancara, guru merasa senang dengan model pembelajaran tipe TGT ini. Metode ini sangat menarik jika diterapkan dalam proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih termotivasi dalam mengikuti pelajaran sehingga sangat membantu guru mitra dalam mengajar. Menurut guru mitra, proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT ini sangat menarik karena semua siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Tidak ada siswa yang mengantuk atau bermalas-malasan dalam kegiatan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Menurut guru mitra, kekurangan dari metode ini adalah dibutuhkan waktu yang lama dalam hal perencanaannya. Selain itu, guru merasa kerepotan jika menggunakan metode TGT tanpa melibatkan team teaching . Tetapi secara keseluruhan, metode ini sudah dapat diterapkan dalam proses pembelajaran untuk menambah variasi model pembelajaran dalam kegiatan belajar sehari-hari. 2 Wawancara siswa Wawancara siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT tersaji pada tabel berikut ini lampiran 10 halaman 260: Tabel 5.17 Hasil Wawancara Terhadap Siswa Setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT No Pertanyaan wawancara Jawaban siswa 1 Bagaimana perasaan kalian setelah menggunakan model pembelajaran tipe TGT? Siswa 1. Asyik, lucu, seru, nggak ngebosenin. Siswa 2. Lebih bebas berekspresi, semua siswa jadi ikutan belajar. Biasanya Cuma beberapa siswa yang serius belajar. Siswa 3. Semua siswa ikut berpastisipasi. Tidak ada yang diam. Asyik. 2 Apakah kalian lebih termotivasi dan lebih paham dengan menggunakan metode TGT ? Siswa 1 Iya, karena lebih menarik Siswa 2. Sangat memotivasi dan cukup meningkatkan pemahaman. Games- games nya secara tidak langsung mengajarkan ke praktek yang sesungguhnya. Siswa 3. Sama seperti yang lain. 3 Menurut kalian apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran tipe TGT ? Secara keseluruhan, ketiga siswa menjawab sama. Kelebihannya, metode ini sangat menarik, terutama bagi anak-anak yang biasanya tidur dan malas-malasan di dalam kelas, mereka menjadi lebih senang mengikuti pembelajaran. Kemudian suasana belajar juga tidak menjadi tegang. Santai tapi bisa paham. Kekurangannya ada pada waktu yang terlalu cepat, karena tidak semua siswa bisa berpikir cepat. Kemudian, siswa juga tidak pede dengan jawabannya karena tidak dibahas oleh guru secara langsung. 4 Menurut kalian apa-apa saja yang perlu Waktunya ditambah, dan pemberian sanki- ditingkatkan pada model pembelajaran tipe TGT ini? sanksi harus lebih tegas. Tabel 5.17 menunjukkan hasil wawancara terhadap siswa. Dari hasil wawancara, siswa merasa sangat senang dan bersemangat ketika mengikuti pembelajaran. Mereka merasa metode yang diterapkan sangat menarik, asyik, lucu, seru, dan tidak membosankan. Siswa merasa lebih bebas dalam berekspresi karena semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Biasanya siswa yang aktif bertanya dan menjawab adalah siswa yang pintar. Tetapi dengan metode ini, semua siswa baik yang memiliki kemampuan tinggi sampai yang berkemampuan rendah memiliki hak yang sama untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, siswa juga merasa lebih termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Gamesnya secara tidak langsung mengajarkan ke praktek yang sesungguhnya sehingga siswa lebih paham dengan materi pembelajaran. Menurut siswa, selain menyenangkan, metode ini juga memiliki kekurangan yaitu masalah waktu. Siswa merasa waktu yang diberikan terlalu cepat. Untuk beberapa anak yang memiliki kemampuan tinggi, waktu yang cepat memang akan memberi tantangan tersendiri untuk menjadi juara dalam games dan tournament, tetapi tidak semua siswa bisa berpikir cepat dengan waktu yang sangat singkat. Hal-hal yang perlu ditingkatkan bagi siswa pada model pembelajaran ini adalah perencanaan dalam hal waktu dan pemberian sanksi-sanksi yang jelas dan tegas. 3 Refleksi Guru Refleksi guru mitra terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT tersaji pada tabel berikut ini lampiran 6 halaman 199: Tabel 5.18 Refleksi Guru Mitra No Uraian Komentar 1 Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunkaan metode teams games tournament. Metode ini menarik, tetapi perlu persiapan yang matang. 2 Kesan guru terhadap aktifitas, partisipasi dan minat siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode teams games tournament. Murid lebih berkesan dari pada metode ceramah biasa. 3 Kesan guru terhadap pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode teams games tournament . Siswa lebih mudah memahami karena bekerja dengan team dan suasananya lebih menyenangkan. 4 Hambatan yang dihadapi apabila nanti Sebenarnya hanya butuh persiapan yang lebih guru hendak melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode teams games tournament . panjang saja, terutama untuk media. 5 Hal-hal yang mendukung apabila guru nanti akan menggunakan metode pembelajaran teams games tournament. Fasilitas di sekolah memadai. Murid mudah dikendalikan dan tingkat pemahaman siswa relatif merata 6 Manfaat yang diperoleh dengan merencanakan rencana pembelajaran dan membuat perangkat pembelajaran dengan menggunakan metode teams games tournament . Jika sudah direncanakan dengan baik proses KBM dapat berjalan baik dan lancar. 7 Hal-hal apa saja yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran dengan menggunakan metode teams games tournament Persiapan media yang matang serta pemilihan waktu yang pas. Tabel 5.18 mendeskripsikan refleksi guru setelah melaksanakan serangkaian kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Kesan guru terhadap model pembelajaran tipe TGT ini adalah sangat menarik. Siswa lebih berkesan dengan menggunakan metode TGT daripada metode ceramah yang biasa diterapkan. Menurut guru, siswa lebih mudah memahami materi pelajaran karena bekerja sama dengan team dan suasananya lebih menyenangkan dari pada pembelajaran sebelumnya. Hambatan yang dihadapi apabila nanti guru hendak melaksanakan pembelajaran dengan metode TGT adalah butuh persiapan yang lebih panjang terutama untuk media. Hal-hal yang mendukung apabila guru akan menggunakan metode ini adalah fasilitas di sekolah yang memadai, murid mudah dikendalikan, dan tingkat pemahaman siswa yang relatif merata. Manfaat yang diperoleh dengan merencanakan rencana pembelajaran dan membuat perangkat pembelajaran dengan menggunakan metode TGT adalah proses KBM dapat berjalan baik dan lancar. Hal-hal yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran dengan menggunakan metode TGT adalah persiapan media yang matang dan waktu.

B. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa pada materi jurnal penyesuaian.

0 2 334

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa kelas XII IPS pada materi jurnal khusus perusahaan dagang

0 10 307

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa pada materi jurnal penyesuaian

0 2 332

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN

0 8 321

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI PEMBELAJARAN JURNAL UMUM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 3 289