91
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas PTK ini dilaksanakan pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 11 Yogyakarta pada hari senin dan selasa, 29-30
Oktober 2012 pada pukul 08.45-10.15 dan 10.30-12.00 WIB. Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti telah melakukan observasi pendahuluan
dan wawancara secara lisan dengan siswa untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar yang biasa dilakukan oleh guru mitra di kelas.
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan dan wawancara tersebut, maka dibuatlah suatu perencanaan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Langkah-
langkah penerapan PTK dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kegiatan Pendahuluan Observasi pada guru, siswa, dan kelas dilaksanakan pada hari
Selasa, 8 Oktober 2012 di kelas XII IPS 1 di SMA Negeri 11 Yogyakarta dengan guru mitra Bapak Ruswidaryanto S.Pd. Bapak
Ruswidaryanto merupakan guru bidang studi ekonomi untuk kelas X dan guru ekonomi akuntansi untuk kelas XII. Jumlah siswa kelas XII
IPS 1 berjumlah 36 siswa, yang terdiri dari 18 laki-laki dan 18 perempuan. Ada tiga observasi yang dilakukan pada kegiatan
pendahuluan ini, yaitu :
a. Observasi pada guru lampiran 2, halaman 162
Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran
No Deskripsi
Ya Tidak
Keterangan
1 Guru
membuka pelajaran
√
Guru membuka pelajaran dengan
memberi salam dan memulai
pelajaran dengan membaca doa.
2 Guru
memeriksa kesiapan siswa
√
Guru meminta siswa untuk
duduk di tempat duduknya
masing- masing kemudian
memeriksa kehadiran siswa.
3 Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran
√
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
secara singkat.
4 Guru
melakukan apersepsi
√
Guru sedikit mengulas materi
sebelumnya dan mengaitkan
dengan materi yang akan
dipelajari.
5 Guru
menggunakan metode
belajar yang
bervariasi
√
Guru tidak mempersiapkan
metode pembelajaran
yang bervariasi. Guru hanya
menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab kepada siswa dari
awal hingga akhir pembelajaran.
6 Guru memberikan tugas
√
Guru meminta siswa untuk
mengerjakan beberapa soal
latihan.
7 Guru
menggunakan media
√
Hanya papan tulis.
8 Guru menegur siswa
√
Guru menegur siswa yang tidak
memperhatikan penjelasannya.
9 Guru
memberikan penghargaan
kepada siswa
√
Masih perlu ditingkatkan
10 Guru memunculkan
rasa ingin tahu
√
Guru memberikan
beberapa pertanyaan
kepada siswa yang
berhubungan dengan materi
pembelajaran.
11 Guru menggunakan
simulasi dan permainan
√
Guru tidak menggunakan
simulasi dan permainan karena
hanya menggunakan
metode ceramah.
12 Guru meminta
siswa untuk
mengerjakan tugas di depan kelas
√
Hanya beberapa siswa yang
tertarik untuk mengerjakan
tugas di depan kelas.
13 Guru berinteraksi
dengan siswa
√
Membantu siswa saat kesulitan
dalam mengerjakan soal
dan menjawab pertanyaan dari
siswa.
14 Guru menutup pelajaran
√
Menutup dengan mengucapkan
salam dan berdoa.
Aktivitas guru mitra selama proses pembelajaran tampak pada tabel 5.1. Pada awal kegiatan pembelajaran, guru mitra
memasuki ruang
kelas dan
membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam. Pelajaran dimulai dengan membaca doa.
Setelah itu, guru mitra memeriksa kesiapan siswa. Guru mitra meminta siswa untuk duduk di tempat duduknya masing-masing
kemudian dilanjutkan dengan memeriksa kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara singkat. Kegiatan
dilanjutkan dengan melakukan apersepsi, yaitu mengulas kembali materi yang disampaikan pada pertemuan lalu dan mengaitkannya
dengan pertemuan hari ini. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak mempersiapkan metode pembelajaran yang bervariasi. Guru
hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa dari awal hingga akhir pembelajaran. Selanjutnya guru mitra
meminta siswa untuk mengerjakan beberapa soal latihan untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja
disampaikan. Media yang digunakan oleh guru mitra hanya papan tulis dan spidol. Pada pertengahan jam, guru mitra menegur siswa
yang tidak memperhatikan penejelasannya. Guru juga memberikan soal-soal untuk memancing rasa ingin tahu siswa. Setelah itu guru
meminta siswa untuk mengerjakan di depan kelas. Tetapi hanya beberapa siswa yang tertarik untuk mengerjakan tugas di depan
kelas. Selama proses pembelajaran guru mitra berusaha membantu
siswa yang
kesulitan dalam
mengerjakan soal.
Pemberian penghargaan dari guru mitra kepada siswa yang berhasil menjawab
pertanyaan masih perlu ditingkatkan. Setelah jam pelajaran berakhir, guru mitra menutup pelajaran dengan memberi salam dan
berdoa. b. Observasi pada Siswa lampiran 2, halaman 163
Tabel 5.2 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa
No Aspek yang
diamati Ya
Tidak Keterangan
1 Siswa siap
mengikuti proses pembelajaran
√
29 siswa siap mengikuti
pembelajaran, sekitar 7 siswa belum siap
mengikuti pelajaran, masih berbicara
dengan teman sebangkunya.
2 Siswa
memperhatikan penjelasan guru
√
Ada 7 siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan guru, mereka asyik dengan
kegiatannya sendiri, tetapi guru sempat
menegur.
3 Siswa menanggapi
pembahasan pembelajaran
√
Hanya ada beberapa siswa yang
menanggapi pembahasan
pembelajaran, sekitar 7-8 siswa.
4 Siswa mencatat hal-
hal penting
√
Sekitar 10-12 siswa tidak mencatat hal-hal
penting.
5 Siswa mengerjakan
tugas dengan baik
√
Ada 10 siswa yang mengerjakan dengan
serius, ada 13 siswa yang mengerjakan
sambil bercanda, dan
13 siswa hanya mengerjakan setengah
bahkan cenderung tidak mengerjakan.
Kegiatan siswa selama proses pembelajaran terangkum pada tabel 5.2. Saat guru mitra memasuki ruang kelas, 29 siswa siap
mengikuti pembelajaran, sekitar 7 siswa masih belum siap mengikuti pelajaran. Ada yang masih berbicara dengan teman,
bermain HP, dan acuh. Ketika pembelajaran dimulai, sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru, tetapi ada 7 siswa
asyik sendiri dengan kegiatannya, namun guru sempat menegur siswa yang tidak memperhatikan. Saat guru membahas materi
pelajaran, hanya beberapa siswa 7-8 yang menanggapi materi pembelajaran. Guru mitra juga memberikan catatan-catatan penting
yang ditulis di papan tulis, tetapi sekitar 10-12 siswa tidak ikut mencatat. Saat guru memberikan tugas, ada 10 siswa yang
mengerjakan dengan
serius, 13
siswa mengerjakan sambil bercanda, dan 13 siswa hanya mengerjakan setengah bahkan
cenderung tidak selesai. Di
samping pengamatan
di atas,
peneliti melakukan pengukuran dan penilaian terhadap motivasi belajar siswa. Berikut
ini disajikan tabel distribusi frekuensi variabel motivasi belajar dalam pembelajaran akuntansi di kelas. Tabel disusun berdasarkan
Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut:
Tabel 5.3 Motivasi Belajar Siswa Sebelum Penelitian
Based- Line
No. Interval
Frek. Frek. Relatif
Interpretasi
1. 69
– 80 Sangat Tinggi
2. 60
– 68 2
6,67 Tinggi
3. 54
– 59 11
36,67 Sedang
4. 48
– 53 14
46,67 Rendah
5. 20- 47
3 10
Sangat Rendah Total
30 100
Sumber : Data primer Dari tabel 5.3 tampak bahwa persentase siswa yang memiliki
motivasi belajar sangat tinggi adalah 0 siswa 0, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi adalah 2 siswa 6,67,
persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sedang adalah 11 siswa 36,67, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah adalah 14 siswa 46,67, dan persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat rendah adalah 3 siswa 10.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat motivasi belajar yang rendah yaitu sebanyak 14
siswa atau 46,67. c. Observasi pada kelas lampiran 2, halaman 165
Tabel 5.4 Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran
Sebelum Penelitian No
Deskripsi Ya Tidak
Keterangan
1. Fasilitas di dalam kelas mendukung proses
pembelajaran
Papan tulis, white board, viewer
, meja dan kursi guru, buku kemajuan belajar di
kelas, kalender, meja dan kursi siswa, jam dinding.
2. Kondisi kelas
mendukung proses
pembelajaran
Kondisi kelas cukup bersih walaupun ruangan terlihat
tidak begitu luas. 3. Siswa membuat
keributankegaduhan
Suasana kelas tidak begitu ribut atau gaduh. Hanya ketika
ada yang membuat lelucon, tetapi setelah itu kembali
tenang.
4. Siswa mengerjakan latihan soal
Sekitar 24 siswa mengerjakan
latihan soal. 5. Siswa
aktif bertanya pada
guru jika
mengalami kesulitan Hanya ada sekitar 5 orang
yang bertanya tentang materi yang dipelajari.
7. Adanya kegiatan yang menarik dalam proses
pembelajaran Guru memberikan contoh
yang kontekstual dan sedikit bercanda saat siswa mulai
merasa bosan
8. Adanya sumber belajar dalam
kelas yang
mendukung proses
pembelajaran Sumber belajar tidak ada di
kelas, tetapi ada di perpustakaan.
Dari tabel 5.4, tampak bahwa secara fisik, ruang kelas XII IPS 1 cukup memadai untuk kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa
fasilitas yang disediakan, antara lain viewer, white board, meja dan kursi guru, jam dinding, meja dan kursi siswa, dan lemari. Selain itu,
ada buku kemajuan kelas untuk mencatat kemajuan kelas tersebut dalam pembelajaran dan juga buku presensi siswa.
Ruang kelas XII IPS 1 berada di lantai satu. Kondisi kelas cukup bersih walaupun ruangan terlihat tidak begitu luas. Suasana
kelas juga tidak begitu ribut atau gaduh. Tetapi jika ada yang membuat lelucon kelas terlihat agak gaduh, setelah guru menegur
menjadi tenang kembali. Saat mengerjakan soal, sekitar 24 siswa
mengerjakan latihan soal. Ada sekitar 5 siswa yang bertanya tentang materi yang baru saja disampaikan oleh guru. Hal yang menarik dalam
proses pembelajaran adalah guru memberikan contoh yang mudah dipahami siswa dan sedikit bercanda saat siswa mulai merasa bosan.
Adanya sumber belajar yang mendukung di perpustakaan juga membantu siswa dalam belajar.
d. Wawancara pada siswa lampiran 9, halaman 260
Tabel 5.5 Hasil Wawancara kepada Siswa
No Pertanyaan wawancara
Rangkuman jawaban siswa
1 Apa
metode yang
biasa digunakan guru dalam proses
pembelajaran selama ini? Menggunakan metode
ceramah
2 Bagaimana
kesan kalian
terhadap metode ceramah yang diterapkan oleh guru dalam
proses pembelajaran? Terlalu tegang dan serius,
terkadang bikin ngantuk, bosen, jenuh, apalagi kalau
jam pelajarannya ada di akhir pelajaran.
3 Apakah kalian puas dengan
metode ceramah
yang diterapkan oleh guru?
Terkadang guru ngomong panjang lebar hanya untuk
menasihati, jadi yang seharusnya mengejar materi
malah cuma habis buat ceramah yang lain.
4 Menurut
kalian apa
kekurangan dari
metode ceramah?
Pelajaran jadi terlalu tegang dan serius, terkadang juga di
sindir. Kalau jam pelajaran terletak di akhir pelajaran
bikin ngantuk dan nggak termotivasi.
5 Metode seperti apa yang kalian
harapkan untuk
menunjang motivasi kalian dalam belajar?
Ya metode yang santai, asyik, menyenangkan, ada
permainannya, tapi tetap membuat kita berpikir.
6 Harapan kalian untuk proses
pembelajaran selanjutnya? Harus lebih kreatif lagi dalam
memilih model pembelajaran.
Hasil wawancara kepada siswa sebagaimana tersaji pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa metode yang biasa digunakan guru dalam
proses pembelajaran adalah metode ceramah. Menurut pengakuan mereka, metode ceramah yang diterapkan guru di dalam kelas sangat
monoton. Pembelajaran di dalam kelas menjadi begitu tegang dan serius sehingga siswa sulit menerima pelajaran dengan baik. Apalagi
jika jam pelajaran tersebut terletak di akhir pelajaran, siswa menjadi ngantuk dan tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Mereka
berharap adanya model pembelajaran yang lebih bervariasi dan kreatif untuk menciptakan suasana menyenangkan di dalam kelas seperti
adanya permainan saat pembelajaran berlangsung. Hal itu diharapkan mampu menciptakan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran
sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku guru, observasi kegiatan siswa, observasi pada kelas, dan wawancara pada siswa,
berikut ini akan disajikan identifikasi permasalahan dan alternatif solusi.
1 Identifikasi masalah pembelajaran Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa permasalahan
yang terjadi adalah minimnya kreativitas guru dalam menciptakan model pembelajaran yang menarik sehingga siswa menjadi pasif
dan tidak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran di dalam
kelas. Akibatnya, pemahaman siswa akan materi pelajaran menjadi rendah.
2 Alternatif solusi permasalahan pembelajaran Berdasarkan kondisi pembelajaran tersebut, maka peneliti bersama
dengan guru mitra bermaksud menerapkan metode Teams-Games- Tournament
TGT untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam
pembelajaran akuntansi
pada materi
jurnal khusus
perusahaan dagang. Penerapan metode tersebut berdasarkan landasan
bahwa jika siswa dilibatkan secara aktif dalam
pembelajaran yang menarik, maka siswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dengan adanya motivasi yang
besar di dalam diri siswa, maka siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang sedang dipelajari tanpa adanya rasa bosan,
mengantuk serta tegang. Penerapan metode TGT akan melibatkan siswa secara aktif baik secara individu maupun kelompok dalam
memecahkan suatu
permasalahan dalam
menganalisa bukti
transaksi ke dalam jurnal khusus. Dengan keterlibatan siswa secara langsung, maka akan lebih mudah untuk mengingat apa yang sudah
dipelajari. 2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan tindakan kelas diselenggarakan pada hari senin dan selasa, 29-30 Oktober 2012 pukul 08.45-10.15 dan 10.30-12.00
WIB. Jumlah siswa kelas XII IPS 1 pada tahun ajaran 2012-2013 yang
hadir adalah 30 siswa. Dengan kata lain, ada 6 siswa yang tidak hadir pada saat penelitian tindakan kelas. Berikut ini diuraikan tahap
penelitian tindakan kelas dari perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi.
a. Perencanaan Tindakan Kelas. Berdasarkan hasil analisis pada kegiatan pendahuluan,
peneliti bersama guru mitra menyusun perencanaan tindakan kelas.
Berikut ini
disajikan langkah-langkah
perencanaan tindakan:
1 Peneliti bersama dengan guru mitra akan mengumpulkan data awal para siswa yang meliputi daftar nilai ujian siswa dan jenis
kelamin. Kemudian peneliti bersama dengan guru mitra membagi siswa dalam kelompok-kelompok secara heterogen
sesuai dengan data yang telah diperoleh. Satu kelompok terdiri dari 5-6 siswa. lampiran 11, halaman 266
Tabel 5.6 Daftar Pembagian Kelompok
No Nama
Kelompok
1 1.Ririn Putri
2.Mohammad Iqbal Putra 3.Putri Wulandari
4.Ovaning Sungsang 5.Aditya Pramudito
6.Irfan Rosyid
ORANGE
2 1.Febda Risha Lestiana
2.Fitri Dwi Astuti 3.River Palguna Sugiar
4.Rendy Wiranda Aditya 5.Ajeng Triana Kusuma
6.Yuwantoro Winduajie
MERAH
3 1.Seli Anjas Pratiwi
2.Giza Feristya Sari 3.Eva Nurul Fatimah
4.M Dzaky Attaq 5.Digdo Tri Widagdo
6.Ndaru Nur W
BIRU
4 1.Akhmad Naufal
2.Bayu Dwi Sasmita 3.Risa Cahya Mediana
4.Sekar Widya Sista 5.Yulio Iqbal Cahyo
6.Fery Firmansyah
KUNING
5 1.Hana Trioktaviyanti
2.Annisafalah Nurintan 3.Alifah Shofarisa
4.Vedo Dian Imanda 5.Muhammad Robhikuun
6.Ida Bagus Putu S
HIJAU
6 1.Lainun Hulwana
2.Dellanisa Aryani 3.Elly Nur Hidayah
4.Hafizh Jodi P 5.Farchan Nabil
6.Fajar Miftakhul
UNGU
2 Peneliti bersama dengan guru mitra mempersiapkan perangkat belajar yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Adapun
perangkat pembelajaran yang dipersiapkan oleh peneliti dan guru mitra adalah sebagai berikut:
a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP RPP disusun untuk dua kali pertemuan 4x45 menit. Dalam
RPP terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
tujuan pembelajaran,
materi, metode
pembelajaran, strategi pembelajaran, sumber dan evaluasi, dan skenario pembelajaran yang telah dibuat secara
sistematis lampiran 3, halaman 173. b Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran pada pertemuan ini adalah jurnal khusus pada siklus akuntansi perusahaan dagang. Peneliti
bersama dengan guru mitra akan membuat handout. Handout
ini berisi materi tentang macam-macam dan pencatatan
jurnal khusus
pada akuntansi perusahaan
dagang. Handout dibagikan pada setiap anggota kelompok siswa. Handout ini diharapkan dapat memudahkan proses
pembelajaran bagi siswa. c Media Pembelajaran
Peneliti bersama dengan guru mitra akan membuat media pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses
pembelajaran. Media yang dipersiapkan meliputi papan meja untuk tiap-tiap kelompok, karton untuk menjodohkan,
kotak soal dan jawaban untuk tiap-tiap kelompok, lembar jawaban di papan tulis, bendera, dan soal-soal yang berupa
bukti-bukti transaksi. d Lembar Kerja Siswa LKS
Peneliti bersama dengan guru mitra membuat Lembar Kerja Siswa
LKS yang
harus dikerjakan
masing-masing kelompok setelah membaca hand out. Pengerjaan LKS ini
bertujuan sebagai sarana latihan masing-masing kelompok
sebelum masuk pada tahap games dan tournament. e Skenario Pembelajaran
Peneliti bersama dengan guru mitra membuat skenario pembelajaran agar mempermudah proses pembelajaran.
f Soal Pre-test Soal pre-test dan kunci jawaban dibuat untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa sebelum PTK. g Soal Post-test
Soal post-test dan kunci jawaban dibuat untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah PTK.
h Lembar Refleksi Siswa Lembar refleksi siswa berisi pertanyaan tentang proses
pembelajaran menggunakan
metode TGT
. Refleksi
dilakukan setelah pembelajaran selesai. i Pemberian Penghargaan
Kelompok terbaik akan memperoleh penghargaan dari guru berupa hadiah. Akan ada tida kelompok terbaik yang dipilih
oleh guru sesuai dengan skor yang diperoleh oleh masing- masing kelompok.
3 Peneliti bersama dengan guru mitra menyusun dan menyiapkan instrumen pengumpulan data yang berupa:
a Kuesioner Motivasi sebelumsesudah
Instrumen kuesioner bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa sebelum dan sesudah menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT. b Lembar
observasi guru
selama penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
c Lembar observasi
aktivitas siswa
di kelas selama
penerapan proses
pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
d Lembar observasi kondisi kelas selama penerapan proses pembelajaran
menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
e Lembar refleksi bagi para siswa setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
b. Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas diselenggarakan pada hari senin
dan selasa, 29-30 Oktober 2012 pukul 08.45-10.15 dan 10.30- 12.00 WIB. Jumlah siswa kelas XII IPS 1 pada tahun ajaran 2012-
2013 yang hadir adalah 30 siswa. Dengan kata lain, ada 6 siswa yang tidak hadir pada saat penelitian tindakan kelas.
Pada tahap tindakan, peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-
langkah pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1 Kegiatan awal pembelajaran
a Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media Sebelum dimulainya pembelajaran, guru mitra terlebih
dahulu memeriksa kesiapan ruang kelas seperti kursi, papan tulis, dan menyiapkan alat-alat serta media yang akan
digunakan dalam pembelajaran. b Memeriksa kesiapan siswa
Guru mitra memeriksa kehadiran dan kesiapan siswa sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru mitra juga
memastikan bahwa setiap siswa sudah duduk di tempat duduknya masing- masing.
c Melakukan kegiatan apersepsi Guru mitra melakukan kegiatan apersepsi untuk membantu
siswa mengingat
kembali materi
sebelumnya dan
merangsang siswa agar tertarik mengikuti pembelajaran hari ini. Dalam hal ini guru menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab. d Menyampaikan kompetensi dasar dan rencana kegiatan
Setelah melakukan apersepsi, guru mitra menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran. e Melaksanakan pre-test
Sebelum pembelajaran dilanjutkan, guru mitra terlebih dahulu memberikan pre-test dan kuesioner motivasi pada
siswa untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi jurnal khusus dan tingkat motivasi siswa pada awal
pembelajaran.
Tabel 5.7 Deskripsi Awal Pemahaman Siswa Sebelum Penelitian
No Interval
Frek Frek Relatif
Interpretasi
1 2
3 4
5 81-100
66-80 56-65
46-55
45 9
9 8
3 1
30 30
26,67 10
3,33 Sangat tinggi
Tinggi Sedang
Rendah Sangat rendah
Total 30
100 Sumber : Data primer
Tabel 5.7 menunjukkan analisis pemahaman siswa mengenai jurnal khusus sebelum diterapkannya games dan
tournament . Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
persentase siswa yang memiliki pemahaman sangat tinggi adalah 9 siswa 30, persentase siswa yang memiliki
pemahaman tinggi adalah 9 siswa 30, persentase siswa yang
memiliki pemahaman
sedang adalah
8 siswa
26,67, persentase siswa yang memiliki pemahaman rendah adalah 3 siswa 10, sedangkan persentase
pemahaman siswa
yang memiliki
pemahaman sangat
rendah adalah 1 siswa 3,33. Rata-rata pemahaman siswa adalah 73. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebagian siswa memiliki tingkat pemahaman yang tinggi. 2 Kegiatan Inti Pembelajaran
a Kegiatan teams 1 Mengecek kembali kelompok siswa
Guru mitra mengecek kembali kelengkapan anggota kelompok
pada setiap
kelompok. Guru
mitra memastikan bahwa masing-masing siswa sudah duduk
di kelompoknya masing-masing. Pada saat penelitian tindakan kelas, ternyata ada beberapa siswa yang tidak
hadir dikarenakan izin dan sakit. 2 Membagikan handout
Guru mitra
dibantu oleh
fasilitator membagikan
handout . Setiap siswa dalam kelompok mendapatkan
handout yang harus didiskusikan dengan teman
kelompoknya. 3 Membagikan LKS
Guru mitra
dibantu oleh
fasilitator membagikan
Lembar Kerja
Siswa LKS.
Setiap kelompok
mendiskusikan LKS
yang telah
dibagikan dan
diperkenankan melihat handout. 4 Membacakan prosedur dan aturan permainan.
Setelah selesai
mengerjakan LKS,
guru mitra
mengarahkan siswa pada sesi games, kemudian guru mitra membacakan prosedur dan aturan permainan.
Prosedur dan aturan permainan tersedia pada lampiran 11, halaman 268
b Pelaksanaan games make a macth 1
Guru membacakan
prosedur dan
peraturan permainan dengan metode TGT. lampiran 11,
halaman 268 2
Guru memastikan nomor urut siswa sudah terpasang semua.
3 Melaksanakan games menggunakan metode make a
match . Soal permainan terlampir pada lampiran 7,
halaman 220. c Pelaksanaan tournament
1 Guru membacakan prosedur dan peraturan dalam
tournament lampiran 11, halaman 270
2 Guru memastikan kembali nomor urut siswa masih
terpasang. 3
Pada sesi ini, siswa disediakan spidol, bendera warna sesuai nama kelompok mereka, dan karton
untuk menjawab yang sudah ditempel di papan tulis. Soal tournament terlampir pada lampiran 7 halaman
226. 4
Melaksanakan tournament. Setiap siswa dalam kelompok yang dipanggil nomor urutnya harus maju
ke depan kelas untuk berebut menjawab soal tournament
. d Penghargaan Kelompok
1 Skor dari hasil games dan tournament dicatat oleh
fasilitator kemudian dijumlahkan untuk menentukan kelompok yang menjadi juara.
2 Akan terpilih 3 juara dari 6 kelompok.
3 Berdasarkan perhitungan skor, kelompok yang
mendapatkan juara 1 adalah kelompok hijau, juara 2 adalah kelompok ungu, dan juara 3 adalah kelompok
kuning. Hasil perhitungan skor terlampir dalam lampiran 13, halaman 282.
4 Guru memberi hadiah kepada kelompok yang
menjadi juara. 3 Kegiatan Penutup
a Guru melakukan post-test lampiran 8, halaman 249 Hasil post-test siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.8 Hasil Post-test Siswa
No Nama
Post-Test
1 Aditya Pramudito
90 2
Akhmad Naufal 100
3 Alifah Shofarisa
100 4
Annisafalah Nurintan 100
5 Bayu Dwi Sasmita
100 6
Dellanisa Aryani 100
7 Digdo Tri W
80 8
Elly Nur Hidayah 100
9 Eva Nurul Fatimah
80 10
Fajar Miftakhul 100
11 Farchan Nabil
80 12
Febda Risha L 90
13 Ferry Firmansyah
90 14
Fitri Dwi Astuti 100
15 Giza Feristya Sari
100 16
Hafizh Jodi 100
17 Hana Trioktaviyanti
100 18
Irfan Rosyid 80
19 Lainun Hulwana
100 20
Moh. Iqbal Putra 100
21 M Dzakky Attaq
80 22
Muhammad Robhikun 80
23 Ndaru Nur W
100 24
Putri Wulandari 80
25 Ririn Putri
100 26
Risa Cahya Mediana 100
27 River Palguna
80 28
Sekar Widya 80
29 Vedo Dian Amanda
100 30
Yuwantoro Windu 80
Rata-rata 92,3
Tabel 5.8 menunjukkan skor yang dicapai oleh siswa
setelah diterapkannya metode TGT . Skor tertinggi yang dicapai oleh siswa adalah 10 sebanyak 17 siswa, sedangkan
skor terendah adalah 8. Rata-rata pemahaman siswa adalah 92,33. Berikut ini disajikan analisis pemahaman siswa
dalam post-test yang telah dilakukan setelah games dan tournament
dilaksanakan.
Tabel 5.9 Analisis Pemahaman Siswa dalam Post-test
No Pencapaian skor
prepost test Frek
Frek Relatif
Kategori
1 81-100
20 66,67
Sangat tinggi
2 66-80
10 33,33
Tinggi 3
56-65 Sedang
4 46-55
Rendah 5
0-45 Sangat
rendah Konversi dalam satuan 100
Tabel 5.9 menunjukkan analisis pemahaman siswa yang
telah diukur melalui post-test. Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki pemahaman sangat
tinggi adalah 20 siswa 66,67, persentase siswa yang memiliki pemahaman tinggi adalah 10 orang 33,33,
sedangkan persentase siswa yang memiliki pemahaman sedang, rendah, dan sangat rendah adalah 0 siswa. Rata-rata
pemahaman siswa adalah 92,33. Dengan demikian dapat disimpulkan
sebagian besar
siswa memiliki
tingkat pemahaman sangat tinggi.
b Guru membagikan
kuesioner motivasi
belajar siswa
lampiran 4, halaman 185 Hasil kuesioner motivasi belajar siswa sesudah penelitian
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.10 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Sesudah
Penelitian
No. Res Sesudah Penelitian
1. 60
2. 65
3. 58
4. 65
5. 68
6. 60
7. 55
8. 57
9. 57
10. 61
11. 67
12. 56
13. 63
14 58
15. 56
16. 64
17. 60
18. 58
19. 53
20. 60
21. 57
22. 62
23. 60
24. 53
25. 65
26. 59
27. 56
28. 58
29. 65
30. 62
Rata-rata
59,93 Tabel 5.10 menunjukkan skor motivasi yang dicapai oleh
siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT . Skor motivasi tertinggi yang dicapai oleh siswa
adalah 68 dan yang terendah adalah 53. Rata-rata skor motivasi adalah 59,93.
Tabel 5.11 Analisis Motivasi Belajar Siswa Sesudah Penelitian
No Pencapaian skor
motivasi Frek
Frek Relatif
Kategori
1 69-80
Sangat tinggi
2 60-68
16 53,33
Tinggi 3
54-59 12
40 Sedang
4 48-53
2 6,67
Rendah 5
20-47 Sangat
rendah Sumber : Data primer
Dari tabel 5.11 tampak bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi adalah 0 siswa
0, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi adalah 16 siswa 53,33, persentase siswa yang
memiliki motivasi belajar sedang adalah 12 siswa 40, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
adalah 2 siswa 6,67, dan persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat rendah adalah 0 siswa
0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi
yaitu sebanyak 16 siswa atau 53,33. c Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.
Refleksi siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT tersaji pada tabel berikut ini lampiran
6, halaman 195
Tabel 5.12 Rangkuman Refleksi Siswa terhadap Perangkat dan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT No
Uraian Komentar
1 Bagaimana perasaan anda
tentang proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT Topik, pembahasan, media
pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru,
lingkungan kelas, dll Keseluruhan siswa
menyatakan bahwa pembelajaran
menggunakan metode TGT
sangat menarik, menyenangkan, dan
tidak membosankan
2 Hambatan apa yang anda
temui selama
melaksanakan proses
pembelajaran dengan
menggunakan metode
TGT ?
Keseluruhan siswa menjawab bahwa
hambatan yang ditemui selama proses
pembelajaran adalah masalah waktu yang
singkat sehingga mereka harus berfikir
dengan cepat.
3 Keuntungan
apa yang
telah anda capai ketika diterapkannya
pembelajaran kooperatif
tipe TGT tersebut? Keseluruhan siswa
berpendapat bahwa keuntungan yang
dicapai ketika pembelajaran
menggunakan metode TGT
adalah lebih memahami materi
karena belajar tidak terlalu tegang, dan
semua siswa berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran
4 Menurut
anda, hal-hal
mana saja
yang masih
perlu ditingkatkan
dan diperbaiki
dalam pembelajaran
kooperatif tipe TGT?
Keseluruhan siswa
berpendapat bahwa
hal-hal yang
perlu ditingkatkan
adalah dari segi waktu dan
penjelasan tentang
aturan bermain oleh
gurupembimbing. 5
Apakah anda
berminat mengikuti
pembelajaran dengan
menggunakan metode TGT?
Sebagian siswa berminat mengikuti
pembelajaran dengan metode TGT dan
beberapa siswa menjawab ragu-ragu.
Tabel 5.12 mendeskripsikan refleksi siswa setelah melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Pada akhir kegiatan, siswa diajak untuk melakukan refleksi atas kegiatan pembelajaran dengan metode TGT yang telah
dilakukannya. Dari hasil refleksi siswa, dapat kita lihat secara umum bahwa siswa senang dengan metode TGT
karena metode ini sangat menarik dan tidak membosankan. Dalam proses pembelajaran, siswa menemui hambatan
selama diterapkannya metode TGT, yaitu waktu yang diberikan sangat singkat sehingga siswa harus berpikir
cepat. Keuntungan
yang dicapai
siswa setelah
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah siswa lebih memahami materi karena belajar tidak
terlalu tegang dan seluruh siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang harus ditingkatkan
untuk memperbaiki metode ini adalah perencanaan waktu dan
penjelasan tentang
aturan bermain
oleh gurupembimbing. Secara umum, siswa merasa berminat
mengikuti pembelajaran
dengan model
pembelajaran
kooperatif tipe TGT dan beberapa siswa menjawab ragu- ragu.
d Guru menyusun rangkuman dan kesimpulan pembelajaran dengan melibatkan siswa.
c. Observasi Saat pembelajaran berlangsung, peneliti bertugas untuk
mengamati kegiatan yang dilakukan oleh guru, kegiatan siswa dan kondisi kelas saat berlangsungnya pembelajaran dengan
menggunakan metode TGT. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tindakan pada kegiatan pembelajaran.
1 Observasi terhadap kegiatan guru Adapun kegiatan guru saat pembelajaran di kelas disajikan
dalam tabel sebagai berikut lampiran 2, halaman 166
Tabel 5.13 Aktivitas Guru pada Saat Penerapan Metode TGT
No Deskripsi
Ya Tidak Catatan
1 Guru
membuka pelajaran
√
Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam pembuka.
2 Guru
menjelaskan metode TGT.
√
Guru menjelaskan dengan singkat
metode TGT
3 Guru
berperan dalam
pembentukan kelompok.
√
Guru memastikan siswa berada dalam
kelompoknya masing- masing.
4 Guru
mengorganisasikan pokok
bahasan untuk
membantu siswa
memahami
√
Guru memberikan point-point
penting dalam pembelajaran
materi. 5
Guru memberikan
dorongan bagi
siswa untuk lebih aktif
berperan dalam TGT.
√
Guru memotivasi siswa untuk
sungguh-sungguh mengikuti metode
TGT
6 Guru
memberikan dorongan
bagi siswa
untuk bekerja
sama dengan baik dalam
kelompok.
√
Guru membantu kelompok yang
mengalami kesulitan
7 Guru
memberikan kesempatan
bagi siswa
untuk menentukan peran
masing-masing anggota
dalam kelompok.
√
Pada saat siswa kurang terlibat aktif
dalam kelompok
8 Guru
mengamati kegiatan
kelas selama
proses belajar
mengajar berlangsung.
√
Guru mengamati dengan sungguh-
sungguh.
9 Guru
berinteraksi dengan
siswa di depan kelas untuk
menjelaskan prosedur TGT.
√
Pada awal pembelajaran.
10 Guru berinteraksi
dengan siswa di
dalam kelompok
untuk menjelaskan prosedur TGT.
√
Jika ada siswa yang bertanya dan tidak
mengerti terhadap prosedur TGT
11 Guru berinteraksi
dengan siswa
secara perorangan untuk menjelaskan
prosedur TGT.
√
Jika ada siswa yang bertanya.
12 Guru berinteraksi
dengan siswa
untuk menumbuhkan
motivasi dan
semangat melaksanakan
√
Jika ada siswa yang terlihat tidak
semangat
pembelajaran dalam
mencapai tujuan.
13 Guru kurang
berinteraksi dengan siswa.
√
Guru selalu menjawab
pertanyaan dari siswa
14 Guru tidak
membantu siswa
yang kesulitan
menentukan peran dalam kelompok.
√
Guru memberikan semangat kepada
siswa yang kurang aktif
15 Guru tidak
membantu siswa
yang kurang
mengerti prosedur
TGT .
√
Guru selalu menjawab
pertanyaan siswa yang belum paham
terhadap prosedur TGT
16 Guru hanya
berinteraksi dalam kelompok tertentu.
√
Guru berinteraksi dengan semua
kelompok
17 Guru membiarkan
siswa yang
membuat kegaduhan
di dalam kelas.
√
Siswa terlalu bersemangat dalam
memberikan dukungan kepada
anggotanya sehingga guru
kewalahan menghadapi siswa
yang gaduh
18 Guru kurang
memainkan perannya
dalam TGT
.
√
Guru memainkan perannya dengan
baik
19 Guru hanya
mengamati kelas
selama pembelajaran
berlangsung.
√
Dari awal persiapan kegiatan sampai
pelaksanaan PTK berakhir.
20 Guru mengajak
siswa untuk
melakukan refleksi.
√
Pada akhir pembelajaran
Tabel 5.13 secara umum menunjukkan bahwa guru mampu mengelola model pembelajaran kooperatif tipe TGT
dengan baik. Pada awal pembelajaran guru mitra membuka pelajaran dengan salam pembuka dan memeriksa kehadiran
siswa. Guru mitra juga membacakan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran hari ini.
Setelah itu guru mitra memberi penjelasan singkat atau gambaran
tentang kegiatan
pembelajaran yang
akan dilakukan dengan metode TGT. Sebelum masuk pada
kegiatan inti, guru mitra menjelaskan dengan singkat tentang metode TGT. Guru memastikan siswa sudah berada dalam
kelompoknya masing-masing. Guru juga membantu siswa memahami materi dengan mengorganisasikan point-point
penting dalam pembelajaran. Guru mitra juga memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran,
kemudian guru mitra melakukan apersepsi singkat untuk merangsang pengetahuan siswa mengenai jurnal khusus.
Kegiatan dilanjutkan pada tahap teams, dimana siswa secara berkelompok melakukan diskusi dan mengerjakan
lembar kerja siswa. Guru memberikan dorongan bagi siswa untuk bekerja sama dengan baik, selain itu guru juga
membantu kelompok
yang mengalami
kesulitan. Guru
mengamati kegiatan kelas selama proses belajar mengajar
berlangsung. Guru selalu berusaha menumbuhkan semangat siswa jika ada siswa yang terlihat tidak semangat dan selalu
menjawab pertanyaan dari siswa jika ada yang bertanya. Pada akhir kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa
membuat rangkuman hasil belajar dan mengajak siswa untuk melakukan refleksi.
2 Observasi terhadap siswa Observasi terhadap siswa dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan aktivitas kegiatan siswa selama proses pembelajaran pada PTK. Hasil observasi siswa disajikan dalam
tabel sebagai berikut lampiran 2, halaman 169:
Tabel 5.14 Hasil Observasi Terhadap Perilaku Siswa Saat
Penerapan Metode TGT No
Deskriptor Ya Tidak
Catatan
1 Siswa
siap mengikuti
proses pembelajaran.
√
Sebagian besar siswa 97 telah
mempersiapkan diri dan peralatan untuk
belajar seperti buku dan alat tulis.
2 Siswa
memperhatikan penjelasan
guru.
√
Hampir seluruh siswa mendengarkan
penjelasan guru 99
3 Siswa
menanggapi pembahasan
pelajaran.
√
Sebagian besar siswa 50 menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4 Siswa
mengerjakan memainkan
peran
dalam TGT
dengan
√
Hampir seluruh siswa 98 mengerjakan
perannya dalam TGT dengan baik
baik. 5
Siswa memperhatikan
tugas dari
masing-masing peran.
√
Hampir seluruh siswa 98 memperhatikan
tugas dari masing- masing peran.
6 Siswa
berinteraksi dengan
baik selama
TGT berlangsung.
√
Hampir seluruh siswa 99 Berinteraksi
dengan baik selama TGT berlangsung.
Tabel 5.14 menunjukkan aktivitas siswa di dalam kelas saat penerapan model pembelajaran tipe TGT. Pada awal
pembelajaran, siswa tampak mempersiapkan diri dengan baik. Siswa mempersiapkan peralatan belajarnya seperti buku dan
alat tulis. Saat guru menjelaskan, hampir seluruh siswa mendengarkan penjelasan dari guru 99. Sebagian besar
siswa 50 juga menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru. Saat masuk pada kegiatan inti pelajaran, hampir seluruh
siswa 98 mengerjakan perannya di dalam kelompok dan memperhatikan tugas dari masing-masing peran. Siswa juga
mampu berinteraksi dengan baik selama TGT berlangsung. 3 Observasi terhadap kondisi kelas
Observasi terhadap kegiatan di kelas dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Adapun kegiatan di kelas
dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut lampiran 2 halaman 170:
Tabel 5.15 Hasil Observasi Kelas selama Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT No
Deskriptor Ya Tidak
Catatan
1 Kelas
terdiri dari
beberapa individu
yang berbeda dalam hal
kemampuan belajar.
√
Kondisi kelas sangat heterogen
dari segi akademik, budaya,
dan agama
2 Siswa
menaati aturan-aturan
yang ada
di dalam
pembelajaran.
√
Ada 1-2 siswa yang tidak
menaati peraturan.
3 Siswa
membentuk kelompok-kelompok
tertentu di
dalam kelas.
√
Siswa berkelompok
dengan anggota kelompoknya saat
pembelajaran
4 Buku-buku
dan fasilitas
pembelajaran mudah ditemukan
dalam lingkungan siswa.
√
Tidak ditemukan di kelas tetapi
dapat ditemukan di perpustakaan
5 Ruang kelas tertata
dengan bersih dan rapi.
√
Layout ruang kelas ditata
sebagaimana untuk melakukan
kegiatan pembelajaran tipe
TGT
6 Lingkungan
kelas kondusif
untuk pembelajaran.
√
Hanya agak sempit untuk
jumlah 36 siswa
7 Aktifitas
di kelompok
kurang baik
karena ada
siswa yang
tidak memainkan
perannya dengan
baik.
√
Semua memainkan
perannya dengan baik walaupun
sedikit gaduh.
8 Siswa
kurang mampu
untuk membagi
peran di dalam kelompok.
√
Masing-masing siswa mampu
mengambil peran dalam
kelompoknya.
9 Siswa tidak mampu
memanfaatkan waktu dengan baik
di dalam TGT.
√
Ada siswa yang acuh saat peluit
sudah dibunyikan ketika kegiatan
games
10 Siswa kurang
mengenal teman satu kelasnya.
√
Semua siswa saling mengenal.
11 Kondisi kelas
berjalan dengan baik selama pembelajaran
dengan menggunakan
TGT dengan baik.
√
Hanya karena siswa terlalu
bersemangat sehingga
terkadang kelas terlihat gaduh.
Tabel 5.15 menunjukkan bahwa kondisi yang terjadi di dalam kelas terdiri dari beberapa individu yang berbeda.
Kondisi kelas sangat heterogen dari segi akademik, budaya, dan agama. Sudah sebagian besar siswa menaati peraturan
dalam pembelajaran. Hanya ada 1-2 siswa yang tidak menaati peraturan.
Pada saat
pembelajaran, siswa
membentuk kelompok dengan anggota kelompoknya masing-masing. Buku
sebagai sumber
belajar siswa
juga mudah
ditemukan dilingkungan belajar siswa seperti perpustakaan. Ruang kelas
juga tetata sangat rapi dan bersih, kemudian ditata sedemikian rupa agar dapat digunakan dalam model pembelajaran
kooperatif tipe TGT. Lingkungan kelas cukup kondusif untuk kegiatan belajar mengajar, hanya tidak terlalu lebar untuk
jumlah 36 siswa. Saat pembelajaran, semua siswa memainkan perannya dengan baik walaupun sedikit gaduh. Setiap anggota
kelompok mampu mengambil peran dalam kelompoknya. Dalam pembelajaran, ada siswa yang acuh saat peluit sudah
dibunyikan ketika kegiatan games, tetapi kerjasama siswa dalam tiap kelompok sangat baik. Hanya saja, karena siswa
terlalu bersemangat dalam mengikuti permainan, terkadang kelas terlihat gaduh.
d. Evaluasi dan refleksi 1 Wawancara guru
Wawancara guru mitra terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT tersaji pada tabel
berikut ini lampiran 10 halaman 261:
Tabel 5.16 Hasil Wawancara terhadap Guru Setelah Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT No
Pertanyaan wawancara Jawaban guru mitra
1 Metode apa yang biasa
Bapak pakai dalam proses pembelajaran di kelas?
Biasanya menggunakan metode ceramah.
2 Menurut
Bapak apa
kelebihan dan kekurangan dari metode ceramah?
Kelebihannya lebih praktis dan cepat untuk
mengejar materi, tidak perlu perencanaan yang
rumit. Kekurangannya kalau
selalu menerapkan metode ceramah siswa
menjadi bosan dan jenuh, akhirnya tidak
paham dengan materi yang saya sampaikan.
3 Bagaimana
perasaan Bapak
setelah menggunakan
metode TGT
? Sebenarnya sangat
menarik, tetapi masih ada yang harus
diperbaiki. Jika
memungkinkan dapat diperbaiki pada
penelitian selanjutnya.
4 Apakah
metode TGT
cukup membantu Bapak dalam
proses pembelajaran?
Ya. Karena siswa menjadi termotivasi,
metodenya sangat menarik, siswa tidak
mengantuk dan semua siswa terlibat dalam
proses pembelajaran.
5 Apa
kelebihan dan
kekurangan metode TGT? Kelebihannya, metode
TGT sangat menarik dan menyenangkan.
Semua siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, tidak ada siswa yang hanya
duduk diam dan mengantuk.
Kekurangannya, dibutuhkan waktu yang
banyak dan perencanaan yang
cukup rumit.
6 Apakah
metode TGT
sudah dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran
terutama dalam
materi jurnal khusus?
Ya, untuk menambah variasi model
pembelajaran.
Tabel 5.16 menunjukkan hasil wawancara terhadap guru. Dari hasil wawancara, guru merasa senang dengan
model pembelajaran tipe TGT ini. Metode ini sangat menarik jika diterapkan dalam proses pembelajaran. Siswa
menjadi lebih
termotivasi dalam mengikuti pelajaran sehingga sangat membantu guru mitra dalam mengajar.
Menurut guru
mitra, proses
pembelajaran dengan
menggunakan metode TGT ini sangat menarik karena
semua siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Tidak ada siswa yang mengantuk atau bermalas-malasan dalam
kegiatan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Menurut guru mitra, kekurangan dari metode ini adalah
dibutuhkan waktu
yang lama
dalam hal
perencanaannya. Selain itu, guru merasa kerepotan jika menggunakan
metode TGT
tanpa melibatkan team teaching
. Tetapi secara keseluruhan, metode ini sudah dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran untuk
menambah variasi model pembelajaran dalam kegiatan belajar sehari-hari.
2 Wawancara siswa Wawancara
siswa terhadap
pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT tersaji pada tabel berikut ini lampiran 10 halaman 260:
Tabel 5.17 Hasil Wawancara Terhadap Siswa Setelah Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT No
Pertanyaan wawancara Jawaban siswa
1 Bagaimana
perasaan kalian
setelah menggunakan
model pembelajaran tipe TGT?
Siswa 1. Asyik, lucu, seru,
nggak ngebosenin. Siswa 2.
Lebih bebas berekspresi, semua
siswa jadi ikutan belajar. Biasanya Cuma
beberapa siswa yang
serius belajar. Siswa 3.
Semua siswa ikut berpastisipasi. Tidak
ada yang diam. Asyik.
2 Apakah
kalian lebih
termotivasi dan
lebih paham
dengan menggunakan
metode TGT
? Siswa 1
Iya, karena lebih menarik
Siswa 2. Sangat memotivasi dan
cukup meningkatkan pemahaman. Games-
games
nya secara tidak langsung mengajarkan
ke praktek yang sesungguhnya.
Siswa 3. Sama seperti yang lain.
3 Menurut
kalian apa
kelebihan dan kekurangan model pembelajaran tipe
TGT ?
Secara keseluruhan, ketiga siswa menjawab
sama. Kelebihannya, metode ini sangat
menarik, terutama bagi anak-anak yang
biasanya tidur dan malas-malasan di
dalam kelas, mereka menjadi lebih senang
mengikuti pembelajaran.
Kemudian suasana belajar juga tidak
menjadi tegang. Santai tapi bisa paham.
Kekurangannya ada pada waktu yang terlalu
cepat, karena tidak semua siswa bisa
berpikir cepat. Kemudian, siswa juga
tidak pede dengan jawabannya karena
tidak dibahas oleh guru secara langsung.
4 Menurut
kalian apa-apa
saja yang
perlu Waktunya ditambah,
dan pemberian sanki-
ditingkatkan pada model pembelajaran
tipe TGT
ini? sanksi harus lebih
tegas.
Tabel 5.17 menunjukkan hasil wawancara terhadap siswa. Dari hasil wawancara, siswa merasa sangat senang
dan bersemangat ketika mengikuti pembelajaran. Mereka merasa metode yang diterapkan sangat menarik, asyik,
lucu, seru, dan tidak membosankan. Siswa merasa lebih bebas dalam berekspresi karena semua siswa terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Biasanya siswa yang aktif bertanya dan menjawab adalah siswa yang pintar. Tetapi
dengan metode ini, semua siswa baik yang memiliki kemampuan tinggi sampai yang berkemampuan rendah
memiliki hak yang sama untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu,
siswa juga merasa lebih
termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Gamesnya secara tidak
langsung mengajarkan
ke praktek
yang sesungguhnya sehingga siswa lebih paham dengan materi
pembelajaran. Menurut siswa, selain menyenangkan, metode ini
juga memiliki kekurangan yaitu masalah waktu. Siswa merasa waktu yang diberikan terlalu cepat. Untuk beberapa
anak yang memiliki kemampuan tinggi, waktu yang cepat memang akan memberi tantangan tersendiri untuk menjadi
juara dalam games dan tournament, tetapi tidak semua siswa bisa berpikir cepat dengan waktu yang sangat
singkat. Hal-hal yang perlu ditingkatkan bagi siswa pada model pembelajaran ini adalah perencanaan dalam hal
waktu dan pemberian sanksi-sanksi yang jelas dan tegas. 3 Refleksi Guru
Refleksi guru
mitra terhadap
pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT tersaji pada tabel berikut ini lampiran 6 halaman 199:
Tabel 5.18 Refleksi Guru Mitra
No Uraian
Komentar
1 Kesan guru terhadap
komponen pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran dengan
menggunkaan metode teams games
tournament. Metode ini menarik,
tetapi perlu persiapan yang matang.
2 Kesan guru terhadap
aktifitas, partisipasi dan minat siswa mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode
teams games tournament.
Murid lebih berkesan dari pada metode
ceramah biasa.
3 Kesan guru terhadap
pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode
teams games tournament
. Siswa lebih mudah
memahami karena bekerja dengan team
dan suasananya lebih menyenangkan.
4 Hambatan yang
dihadapi apabila nanti Sebenarnya hanya butuh
persiapan yang lebih
guru hendak melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan metode
teams games tournament
. panjang saja, terutama
untuk media.
5 Hal-hal yang
mendukung apabila guru nanti akan
menggunakan metode pembelajaran teams
games tournament. Fasilitas di sekolah
memadai. Murid mudah dikendalikan dan
tingkat pemahaman siswa relatif merata
6 Manfaat yang diperoleh
dengan merencanakan rencana pembelajaran
dan membuat perangkat pembelajaran dengan
menggunakan metode teams games
tournament
. Jika sudah direncanakan
dengan baik proses KBM dapat berjalan
baik dan lancar.
7 Hal-hal apa saja yang
masih harus diperbaiki dalam pembelajaran
dengan menggunakan metode teams games
tournament Persiapan media yang
matang serta pemilihan waktu yang pas.
Tabel 5.18 mendeskripsikan refleksi guru setelah melaksanakan serangkaian kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Kesan guru terhadap model pembelajaran tipe TGT ini
adalah sangat menarik. Siswa lebih berkesan dengan menggunakan metode TGT daripada metode ceramah yang
biasa diterapkan. Menurut guru, siswa lebih mudah memahami materi pelajaran karena bekerja sama dengan
team dan suasananya lebih menyenangkan dari pada
pembelajaran sebelumnya.
Hambatan yang
dihadapi apabila nanti guru hendak melaksanakan pembelajaran
dengan metode TGT adalah butuh persiapan yang lebih panjang terutama untuk media. Hal-hal yang mendukung
apabila guru akan menggunakan metode ini adalah fasilitas
di sekolah
yang memadai,
murid mudah
dikendalikan, dan tingkat pemahaman siswa yang relatif merata. Manfaat yang diperoleh dengan merencanakan
rencana pembelajaran
dan membuat
perangkat pembelajaran dengan menggunakan metode TGT adalah
proses KBM dapat berjalan baik dan lancar. Hal-hal yang masih
harus diperbaiki dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode TGT adalah persiapan media yang matang dan waktu.
B. Analisis Data