diterapkannya pembelajaran dengan metode Teams-Games- Tournament.
C. Pembahasan
1. Peningkatan Motivasi Belajar Berdasarkan hasil pengujian statistik tampak bahwa penerapan
menggunakan model
pembelajaran kooperatif
tipe TGT
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi pembelajaran jurnal
khusus kelas XII IPS 1 SMA Negeri 11 Yogyakarta secara signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara signifikan rerata sebelum penelitian = 52,7 dan rerata sesudah
penelitian = 59,93; sig. 2-tailed = 0,000 α = 0,05.
Sebelum dilakukannya PTK, aktivitas siswa di kelas belum menunjukkan adanya motivasi siswa untuk belajar. Siswa tidak
memiliki antusiasme dalam mengikuti pembelajaran. Siswa cenderung merasa bosan dan jenuh ketika guru sedang menyampaikan materi
pembelajaran. Beberapa siswa ada yang tidak mendengarkan penjelasan guru dan ada yang melakukan aktivitasnya sendiri. Hal ini disebabkan
tidak tepatnya metode yang diterapkan oleh guru sehingga berdampak pada rendahnya motivasi belajar siswa. Oleh karena itu guru mitra dan
peneliti bekerja sama untuk menerapkan suatu model pembelajaran yang tepat untuk memotivasi siswa dalam belajar. Dalam PTK ini guru
mitra dan peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
. Selama PTK, siswa terlihat sangat antusias dan senang untuk mengikuti pembelajaran. Masing-masing siswa mampu bekerja sama
dalam kelompoknya dan bersaing sehat dengan kelompok yang lain. Pembelajaran dengan menggunakan metode TGT ini membuat suasana
belajar menjadi lebih menyenangkan dan variatif. Siswa tidak merasa bosan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
mempelajari akuntansi pada materi jurnal khusus. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang
dilaksanakan Yustina Dwi Riyanti 2012 pada materi pembelajaran jurnal penyesuaian. Peneliti menemukan bahwa dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT, secara umum siswa mengalami peningkatan motivasi belajar. Rerata motivasi belajar siswa
sebelum PTK mencapai 53,91 sedangkan rerata motivasi belajar siswa sesudah PTK mencapai 60,78; sig. 2-tailed
= 0,000 α = 0,005. 2. Peningkatan Pemahaman Siswa
Berdasarkan hasil pengujian statistik di atas, tampak bahwa dengan penerapan metode TGT dapat memberikan perbedaan yang
signifikan dalam hal pemahaman siswa pada materi jurnal khusus. Peningkatan pemahaman siswa secara signifikan tampak pada rata-rata
pre-test sebesar 73 dan rata-rata post-test sebesar 92,33. Sementara
hasil pengujian beda rata-rata berdasarkan paired samples test menunjukkan bahwa nilai sig. 2-Tailed
=
0,000 α
=
0,05 yang
berarti terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan metode TGT.
Sebelum dilakukannya PTK dapat dikatakan pemahaman siswa dalam materi jurnal khusus belum begitu memuaskan. Beberapa siswa
masih memiliki pemahaman yang rendah terhadap materi pembelajaran. Pada saat peneliti melakukan observasi sebelum PTK, sebagian besar
siswa tidak antusias selama mengikuti proses pembelajaran. Beberapa siswa kurang terlibat dalam aktivitas pembelajaran dan tidak merespon
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Maka dampak yang akan terjadi dapat dilihat dari hasil ulangan siswa. Dapat dikatakan hasil ulangan
siswa belum memuaskan. Sebagian siswa mendapat nilai di bawah KKM yaitu kurang dari 75. Dalam PTK ini guru mitra dan peneliti
akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Banyak keuntungan dan manfaat yang telah siswa dapatkan ketika
diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dalam aktivitas pembelajaran, siswa dapat bekerja sama dengan kelompok dan
mengorganisasikan ide-ide individu maupun kelompok. Dengan adanya game
dan tournament akan meningkatkan partisipasi seluruh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa akan belajar
dalam kondisi yang menyenangkan. Keberhasilan yang dapat dicapai oleh siswa antara lain siswa dapat belajar dengan mandiri dan tidak
ketergantungan dengan guru. Siswa akan berusaha memecahkan masalahnya sendiri dan secara berkelompok sehingga terjadilah
interaksi sosial terhadap sesama. Hal ini akan mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran. Dengan menggunakan berbagai
media, siswa tidak hanya mendengar tetapi juga berpikir kritis dengan bantuan media-media tersebut. Penggunaan berbagai media dapat
mengikat ingatan siswa terhadap materi jurnal khusus. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Florentina Sita
Puspitasari 2012 pada mata pelajaran akuntansi menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan pemahaman
siswa setelah
diterapkannya pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT. Peningkatan ini
terlihat pada rata-rata hasil pre-test dan post-test siswa. Dengan nilai rata-rata pre-test siswa 55,21 dan rata-rata nilai post-test siswa yang
mencapai 74,37, sig. 2-tailed adalah 000 α = 0,05, maka ada
peningkatan pemahaman sebesar 19,38 atau 26. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dapat membantu siswa kelas XII IPS SMA N 11 Yogyakarta dalam meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa
terhadap materi jurnal khusus.
148
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN