G. Kerangka Teoritik
Bagi sebagian besar siswa SMA yang mengambil jurusan sosial, akuntansi merupakan mata pelajaran yang sulit dan juga membosankan.
Model pembelajaran yang tidak menarik bagi siswa dimana guru cenderung ceramah dan memberi tugaslatihan yang harus dikerjakan dan
dikumpulkan mendorong tertutupnya ruang kreatifitas bagi siswa dalam mengikuti pelajaran. Jika kegiatan belajar mengajar seperti ini terus
menerus dipertahankan tanpa adanya perubahan, siswa cenderung tidak termotivasi untuk belajar dan akan berakibat negatif pada pemahaman
siswa yang rendah. Agar kegiatan belajar mengajar menjadi optimal, guru perlu
melakukan perubahan terhadap proses belajar mengajar. Salah satu bentuknya adalah dengan merancang model pembelajaran yang
menyenangkan dan mudah bagi siswa untuk memahami materi yang akan dipelajari. Salah satu model pembelajaran yang menarik untuk
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan adalah TGT Teams Games Tournament
. TGT merupakan model pembelajaran secara berkelompok yang melibatkan seluruh siswa dalam proses pembelajaran.
Setiap anggota kelompok harus bisa saling bekerja sama dengan kelompoknya agar mereka dapat menjadi kelompok terbaik dalam games
dan tournament. Melalui cara ini, siswa akan termotivasi untuk menjadikan kelompok mereka sebagai kelompok terbaik dengan
memenangkan games dan tournament. Dengan adanya motivasi di dalam
diri siswa, mereka akan lebih mudah untuk memahami pelajaran dan berimplikasi terhadap peningkatkan pemahaman mereka tentang materi
yang sedang dipelajari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Florentina Sita
Puspitasari 2012 di SMA Negeri 6 Yogyakarta menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan pemahaman
siswa setelah
diterapkannya pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT. Peningkatan ini terlihat
pada rata-rata hasil pre-test dan post-test siswa. Dengan nilai rata-rata pre- test
siswa 55,21 dan rata-rata nilai post-test siswa yang mencapai 74,37, maka ada peningkatan pemahaman sebesar 19,38 atau 26. Sejalan
dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Yustina Dwi Riyanti 2012 di SMA Negeri 1 Kasihan Bantul menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai pre-test
siswa yaitu 64,34 sedangkan rata-rata nilai post-test siswa naik menjadi 81,74.
Berdasarkan kerangka teoritik dan beberapa fakta di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
H
a1
= terdapat perbedaan motivasi siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi
jurnal khusus.
H
a2
= terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi
jurnal khusus.
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. PTK merupakan suatu pencermatan terhadap suatu kegiatan pembelajaran
berupa tindakan yang sengaja diadakan dan terjadi di dalam suatu kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif antara guru sebagai
pelaku tindakan dan peneliti sebagai mitra kerja. Dengan PTK ini diharapkan masalah-masalah yang ada di dalam kelas dapat diatasi dan
terjadi perbaikan kualitas pembelajaran.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah SMA N 11, Jl A.M Sangaji No 50, Yogyakarta.
2. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29-30 Oktober 2012.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS SMAN 11 Yogyakarta
Tahun ajaran 20122013.