B. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang
artinya mengerjakan segala sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu
tim Isjoni dan Ismail, 2008:150. Menurut Slavin Isjoni dan Ismail, 2008:150 pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran
di mana kelompok belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat orang secara kolaboratif sehingga dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran
dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai
enam orang dengan strukrur kelompok yang bersifat heterogen Rusman, 2010:202. Sedangkan menurut Sugiyanto 2009:37,
pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama
dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran
dengan membentuk
kelompok kecil
dengan memperhatikan
keanekaragaman anggota kelompok sebagai wadah bagi siswa untuk bekerja sama dan memecahkan suatu permasalahan melalui interaksi
sosial, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berpikir kritis
dan mandiri dalam mempelajari sesuatu, dan belajar menjadi nara sumber yang bagi teman-teman yang lain.
2. Prinsip Dasar dalam Pembelajaran Kooperatif Menurut Nur 2000 dalam Daryanto Muljo 2012:242,
prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: a. Setiap anggota kelompok siswa bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. b. Setiap anggota kelompok siswa harus mengetahui bahwa semua
anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. c. Setiap anggota kelompok siswa harus membagi tugas dan
tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. d. Setiap anggota kelompok siswa akan dikenai evaluasi
e. Setiap anggota kelompok siswa berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya. f. Setiap
anggota kelompok
siswa akan
diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani
dalam kelompok kooperatif
3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut Rusman, 2010:208: a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajarnya. b. Kelompok dibentuk dan siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah. c. Anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis
kelamin yang berbeda-beda. d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok ketimbang
individu.
Menurut Daryanto dan Muljo 2012:242, ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
a. Siswa dalam berkelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
c. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing- masing individu.
Sedangkan menurut Lie 2004 dalam Sugiyanto 2009:40, ciri- ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
a. Saling ketergantungan positif. Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa
saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling
ketergantungan dapat dicapai melalui: saling ketergantungan mencapai tujuan, saling ketergantungan menyelesaikan tugas,
saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran dan saling ketergantungan hadiah.
b. Interaksi tatap muka. Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam kelompok sehingga mereka dapat
berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru. Interaksi semacam itu sangat penting karena siswa merasa lebih mudah
belajar dari sesamanya.
c. Akuntabilitas individual. Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditujukan untuk
mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual selanjutnya
disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan
bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.
d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi. Keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman,
mengkritik ide
dan bukan
mengkritik teman,
berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain,
mandiri, dan berbagai sifat lainnya yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi, tidak hanya diasumsikan tetapi
secara sengaja diajarkan.
4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial Ibrahim, dkk, 2000:7: a. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan.
Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain. c. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan
kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
5. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas
empat tahap, yaitu Wina Sanjaya, 2006:246: a. Penjelasan Materi
Tahap penjelasan materi diartikan sebagai proses panyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam
kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru
memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam
pembelajaran kelompok tim.
b. Belajar dalam Kelompok Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok
materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya.
c. Penilaian Penilaian dalam model pembelajaran kooperatif bisa dilakukan
dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan
memberikan informasi kemampuan setiap siswa dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok.
d. Pengakuan Tim Pengakuan tim team recognition adalah penetapan tim yang
dianggap paling menonjol atau paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah.
6. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Dalam setiap model pembelajaran, selalu terdapat keunggulan
dan kelemahan. Adapun keunggulan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
a. Keunggulan model pembelajaran kooperatif Wina Sanjaya, 2006:247:
1 Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,
menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.
2 Dapat mengembangkan kemampuan mengembangkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan
dengan ide-ide orang lain. 3 Membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari
akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. 4 Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar. 5 Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide
dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat
kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
6 Interaksi selama kooperatif berlangsung, dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan berpikir. Hal ini berguna
untuk proses pendidikan jangka panjang.
b. Kelemahan model pembelajaran kooperatif Wina Sanjaya, 2006:248:
1 Untuk memahami dan mengerti filosofis model pembelajaran kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau
kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning.
2 Ciri utama dalam model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa
peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan
pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak
pernah dicapai oleh siswa.
3 Penilaian yang diberikan berdasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa
sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
4 Keberhasilan model pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode
waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak dapat mungkin tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan
strategi ini.
5 Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas
dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual.
C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament