Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi 1 latar belakang masalah, 2 rumusan masalah, 3 tujuan penelitian, 4 manfaat penelitian, 5 spesifikasi produk yang diharapkan, dan 6 definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Setiap negara yang ada di dunia memiliki tujuan pendidikan yang berbeda- beda. Salah satu tujuan pendidikan dari bangsa Indonesia ialah mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Langkah-langkah pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu salah satunya dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Demi meraih tujuan pendidikan ini, pemerintah harus jeli dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu dengan cara melakukan perubahan dan pengembangan kurikulum. Perubahan dan pengembangan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan di Indonesia. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah serta mengikuti perkembangan masyarakat yang begitu cepat. Dengan demikian, peningkatan mutu pembelajaran di sekolah memerlukan perbaikan oleh pemerintah. Saat ini pemerintah sedang melakukan perubahan dan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP menjadi Kurikulum 2013. Kurikulum bersifat dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk menghadapi berbagai tantangan-tantangan yang akan terjadi. Kurikulum 2013 mengembangkan beberapa aspek, yaitu: sikap, pengetahuan dan keterampilan. Selain itu, desain Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan pada aspek ilmiah saja namun pada nilai-nilai seni budaya dan moral. Hal ini penting karena tidak ada kinerja yang baik tanpa moral yang tinggi Mulyasa, 2013:58. Pada tingkat pendidikan dasar SD, Kurikulum 2013 berbeda dengan Kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, sikap dan minat peserta didik, agar siswa dapat melakukan sesuatu dengan penuh tanggung jawab, berpikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, dan dapat memberikan pengalaman lapangan yang bermakna serta dapat mengakrabkan hubungan antara guru dan siswa. Penyampaian materi pada Kurikulum 2013 ini menggunakan model pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu integrated instruction yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik Rusman, 2011:254. Pembelajaran tematik menuntut siswa untuk aktif menggali pengetahuan yang ingin diketahui. Pembelajaran tematik ini diharapkan dapat membantu siswa memahami setiap materi yang diajarkan oleh guru. Siswa dapat secara mandiri menemukan setiap masalah yang muncul serta mencari jawaban di setiap permasalahan tersebut. Salah satu ciri khusus Kurikulum 2013 adalah bersifat tematik integratif. Dalam metode tematik integratif, materi ajar tidak disampaikan berdasarkan mata pelajaran tertentu, melainkan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Tema merupakan pokok pemikiran yang menjadi pokok pembahasan sehingga tema akan menjadi penggerak mata pelajaran lain Mulyasa, 2013:68. Pada masing-masing kelas akan disediakan banyak tema. Dalam satu buku terdapat satu tema yang dibagi ke dalam beberapa subtema. Satu tema terdapat empat subtema sedangkan dalam satu subtema terdapat 6 pembelajaran. Satu tema tersebut harus dihabiskan dalam tenggang waktu yang sudah ditentukan yaitu satu bulan. Dengan mengintegrasikan tema ke dalam beberapa mata pelajaran diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran dan dapat memberikan pengalaman langsung yang bermakna kepada siswa. Disamping itu, juga dapat memberikan peluang kepada guru untuk lebih mandiri dan kreatif dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas, termasuk dalam berkreasi memanfaatkan sumber atau media pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik guna mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan demikian, peranan guru sangat penting dalam menciptakan bentuk pembelajaran, guru harus dapat memilih media pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran serta dapat menyenangkan dan juga menarik bagi siswa. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan Sadiman, 2008:7. Dalam konteks pendidikan, media pembelajaran pada dasarnya merupakan perantara yang digunakan guru untuk membantu dalam menjelaskan suatu materi pembelajaran kepada siswa. Dengan media pembelajaran, siswa dapat dengan mudah menyerap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain mudah menyerap materi pembelajaran, media pembelajaran juga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, bahkan dapat memotivasi belajar siswa dan membuat siswa menjadi senang serta dapat juga menumbuhkan semangat pada siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar KBM. Siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap melalui media. Salah satu jenis media yang dapat dimanfaatkan adalah media video. Video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran individual, kelompok, maupun massal Daryanto, 2013:86. Dengan penggunaan media video ini, pesan atau informasi yang dikomunikasikan dapat mudah diserap oleh siswa sebagai penerima. Informasi yang ada diharapkan dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Media video ini dapat digunakan untuk pembelajaran tematik dengan kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Pembelajaran dengan menggunakan media video tematik pada Kurikulum 2013 belum pernah diterapkan di sekolah dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Sebagai contoh, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas V di SD Jetis pada tanggal 20 Oktober 2014. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, terlihat beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman guru terkait dengan pembelajaran pada Kurikulum 2013 di SD Jetis belum dilaksanakan secara maksimal. Pertama, guru belum mampu mengelola proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013 guru hendaknya tidak lagi berperan sebagai aktor utama dalam proses pembelajaran melainkan berpusat pada siswa student centre. Siswa ditempatkan sebagai subyek belajar sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator. Dalam proses pembelajaran, terlihat bahwa guru masih menjadi aktor utama selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, guru belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri. Alasan kedua, guru belum mampu mengembangkan secara mandiri media pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Guru masih sangat kesulitan untuk mengaplikasikan media ke dalam pembelajaran. Banyaknya materi yang harus disampaikan oleh guru serta guru juga harus mengaitkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya membuat guru sulit mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, terlihat bahwa siswa perlu adanya media pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami materikegiatan pembelajaran yang disampaikan guru. Dengan demikian, guru harus mampu mengembangkan media serta mengaplikasikan media tersebut ke dalam sebuah pembelajaran tematik terpadu yang menarik. Ketiga, guru belum mampu menciptakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif guru harus memberikan contoh-contoh yang konkret dan juga mengajak siswa untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek dari materi yang sedang diajarkan. Selain itu, guru juga harus dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif, misalnya dengan menggunakan sebuah media video atau permainan yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Keempat, tugas administrasi yang banyak harus diselesaikan serta waktu yang sangat terbatas dalam melaksanakan satu pembelajaran secara penuh menjadi kendala guru. Dalam satu pembelajaran, guru harus menyelesaikannya dalam sehari padahal banyak terdapat kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa sehingga sering menjadi kendala guru dalam mengatur waktu. Beberapa faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap gaya belajar anak, karena anak hanya menghafal, mencatat, dan mendengarkan. Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tematik terpadu pada Kurikulum 2013 masih kurang optimal dan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti mencoba untuk mengembangkan video tematik kelas V dengan Kurikulum 2013. Peneliti memilih media video tematik karena media ini merupakan media yang efektif untuk membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Sedangkan Kurikulum 2013 dipilih karena Kurikulum ini baru diterapkan oleh pemerintah. Produk yang dikembangkan berisi materi pada pembelajaran kedua dengan tema peristiwa dalam hidup dan subtema macam-macam peristiwa dalam kehidupan kelas V Sekolah Dasar. Tema, subtema serta pembelajaran kedua tersebut dipilih karena disesuaikan dengan waktu penelitian yaitu semester ganjil. Peneliti memilih kelas V semester ganjil SD Jetis karena belum ada yang mengembangkan video tematik untuk kelas V di SD Jetis. Dengan demikian, peneliti mengambil judul penelitian “Pengembangan Media Video Tematik Kelas V Tema 2 Sub Tema 1 Pembelajaran 2 Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 20142015 ”.

B. Rumusan Masalah