Pengembangan media video tematik kelas V tema 2 subtema 1 pembelajaran 2 kurikulum 2013 tahun ajaran 2014/2015.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO TEMATIK KELAS V TEMA 2 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 2 KURIKULUM 2013

TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh:

Dhahiru Laila Ramadanti Nim: 111134280 Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan memaparkan kualitas media video tematik kelas V Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 2 Kurikulum 2013 di SD Jetis. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Penelitian ini menggunakan lima tahap, yaitu: analisis kebutuhan; kompetensi inti dan tema; pengembangan program pembelajaran; memproduksi media video tematik; uji coba dan revisi produk. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Jetis Bantul. Uji coba dilakukan pada dua tahap yaitu uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk media video tematik yang dikembangkan layak digunakan dalam tema 2 subtema 1 pembelajaran 2 Kurikulum 2013 kelas V SD. Hal ini ditunjukkan oleh: (1) Penilaian dari ahli media (dosen) termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 3,7. (2) Hasil penilaian dari guru termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 3,6. (3) Hasil uji coba perorangan termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 3,5. (4) Hasil uji coba kelompok kecil menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 3,6. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pengembangan media video tematik tema 2 subtema 1 pembelajaran 2 Kurikulum 2013 untuk kelas V SD layak digunakan sebagai media pembelajaran.


(2)

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF A THEMATIC VIDEO MEDIA ON CURRICULUM 2013 FOR THE FIFTH GRADE OF ELEMENTARY

SCHOOL ON THE SECOND THEME, FIRST THEME, SECOND LEARNING ACADEMIC YEAR 2014/2015

By:

Dhahiru Laila Ramadanti Nim: 111134280 Sanata Dharma University

This research is aimed to develop and describe the quality of a thematic video media of the fifth grade of SD Jetis on the second theme, first subtheme. The type of this research is a Research and Development (R&D). This research has five steps which are: need analysis; theme and main competency; development of learning program; thematic video media production; trials and revision of the product. The subject of this research is the students of the fifth grade of SD Jetis Bantul. There are two tests performed in this research; individual and small group test.

The research result shows that the thematic video media product is worthy to use in the second theme, first subtheme, second learning curriculum 2013 for the fifth grade of elementary school. It is proved by: (1) media expert assessment (lecturers) is included in the very good criteria with the average score 3.7. (2) teacher assessment is included in the very good criteria with the average score 3.6. (3) individual test result is included in the very good criteria with the average score 3.5. (4) small group test result proved that the product is included in the very good criteria with an average score 3.6. In brief, the development of thematic video media on curriculum 2013 for the fifth grade in elementary school on second theme, first subtheme, second learning is worthy to be used as a learning media.


(3)

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO TEMATIK KELAS V

TEMA 2 SUB TEMA 1 PEMBELAJARAN 2 KURIKULUM 2013

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Dhahiru Laila Ramadanti NIM: 111134280

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015


(4)

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO TEMATIK KELAS V

TEMA 2 SUB TEMA 1 PEMBELAJARAN 2 KURIKULUM 2013

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Dhahiru Laila Ramadanti NIM: 111134280

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015


(5)

(6)

(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur, skripsi saya persembahkan kepada:

 Allah SWT yang telah melimpahkan berkat, rahmat serta hidayah-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan studi saya dengan lancar.

 Kedua orang tua Bapak Sumardi dan Ibu Siti Wasingah yang telah

menyayangi, merawat, memberikan kasih sayang yang tulus, selalu mendoakan dan mendukung di setiap langkah hidup saya.

 Kakakku tersayang Abdan Syakura Hutama yang telah mendoakan,

mendukung, serta membantu saya.

 Wahyu Tri Setyannowo yang telah memberikan semangat, motivasi dan

membantu saya.

 Sahabat-sahabatku tersayang Lies mira Yuniarti, Arien Dwi Rahmawati,

Retno Cahyaningtyas, Geza Tonica Dewi, Risna Pramudita Wili, Susana Budiarti, Cyntia Riski Purnamasari, Liesma Yuhelvia, Bonaventura Dian Patria, dan Andi S, Terima kasih atas segala dukungan, perhatian, dan motivasi yang luar biasa.

 Teman-teman kelas F angkatan 2011 yang sudah memberikan banyak

pengalaman yang luar biasa selama kita berproses menjadi guru.  Almameterku Universitas Sanata Dharma.


(8)

MOTTO

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al-Mujadillah:11).

Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk

melakukan dengan cara yang berbeda. (Dale Carnegie)

Be yourself, love yourself, and always work to better yourself


(9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 4 Maret 2015 Penulis


(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Dhahiru Laila Ramadanti

NIM : 111134280

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO TEMATIK KELAS V

TEMA 2 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 2 KURIKULUM 2013

TAHUN AJARAN 2014/2015

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 17 Februari 2015

Yang menyatakan,


(11)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO TEMATIK KELAS V TEMA 2 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 2 KURIKULUM 2013

TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh:

Dhahiru Laila Ramadanti Nim: 111134280 Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan memaparkan kualitas media video tematik kelas V Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 2 Kurikulum 2013 di SD Jetis. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Penelitian ini menggunakan lima tahap, yaitu: analisis kebutuhan; kompetensi inti dan tema; pengembangan program pembelajaran; memproduksi media video tematik; uji coba dan revisi produk. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Jetis Bantul. Uji coba dilakukan pada dua tahap yaitu uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk media video tematik yang dikembangkan layak digunakan dalam tema 2 subtema 1 pembelajaran 2 Kurikulum 2013 kelas V SD. Hal ini ditunjukkan oleh: (1) Penilaian dari ahli media (dosen) termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 3,7. (2) Hasil penilaian dari guru termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 3,6. (3) Hasil uji coba perorangan termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 3,5. (4) Hasil uji coba kelompok kecil menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 3,6. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pengembangan media video tematik tema 2 subtema 1 pembelajaran 2 Kurikulum 2013 untuk kelas V SD layak digunakan sebagai media pembelajaran.


(12)

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF A THEMATIC VIDEO MEDIA ON CURRICULUM 2013 FOR THE FIFTH GRADE OF ELEMENTARY

SCHOOL ON THE SECOND THEME, FIRST THEME, SECOND LEARNING ACADEMIC YEAR 2014/2015

By:

Dhahiru Laila Ramadanti Nim: 111134280 Sanata Dharma University

This research is aimed to develop and describe the quality of a thematic video media of the fifth grade of SD Jetis on the second theme, first subtheme. The type of this research is a Research and Development (R&D). This research has five steps which are: need analysis; theme and main competency; development of learning program; thematic video media production; trials and revision of the product. The subject of this research is the students of the fifth grade of SD Jetis Bantul. There are two tests performed in this research; individual and small group test.

The research result shows that the thematic video media product is worthy to use in the second theme, first subtheme, second learning curriculum 2013 for the fifth grade of elementary school. It is proved by: (1) media expert assessment (lecturers) is included in the very good criteria with the average score 3.7. (2) teacher assessment is included in the very good criteria with the average score 3.6. (3) individual test result is included in the very good criteria with the average score 3.5. (4) small group test result proved that the product is included in the very good criteria with an average score 3.6. In brief, the development of thematic video media on curriculum 2013 for the fifth grade in elementary school on second theme, first subtheme, second learning is worthy to be used as a learning media.


(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME), karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO TEMATIK KELAS V TEMA 2 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 2 KURIKULUM 2013 TAHUN

AJARAN 2014/2015”. Skripsi disusun dalam rangka memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu serta memberikan motivasi sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma. 3. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi arahan, bimbingan, masukan, dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan saran, masukan, bimbingan, semangat serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staff karyawan PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan. 7. Bapak Drs. Suharyana selaku Kepala Sekolah SD Jetis yang telah memberikan


(14)

8. Ibu Ngatinem, S.Pd.,SD. selaku guru kelas V SD Jetis yang membantu dan bekerja sama saat proses penelitian berlangsung.

9. Kedua orangtuaku Bapak Sumardi dan Ibu Siti Wasingah yang selalu sabar, mendukung, mendoakan, dan memperhatikan selama proses mengerjakan skripsi.

10.Kakakku Abdan Syakura Hutama yang selalu memberikan saran dan dukungan selama menyelesaikan skripsi.

11.Sahabat-sahabatku Falingga Galang Asa, Hasto Birowo, Wahyu Nurasih, Rita Arum Kusuma, Barbara Sekar Ciptaningtyas, Anisa Ridho Rinanda dan Mentari Kharisma Putri dan teman-teman yang lain yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman skripsi payung media video tematik (Lies Mira Yuniarti, Arin Dwi Rahmawati, Achmad Faizal Khodam, Fransiskus Asisi Handito Hanuswaraga, Ignatius Bayu Prayoga, Muhammad Khoiri Zaroh, Aggradatu Deraniyandi Putratama, dan Gregorius Andika Bayu) terima kasih atas bantuan dan kebersamaan kita selama mengerjakan skripsi.

13.Teman-teman kelas F angkatan 2011 terima kasih atas semangat, bantuan, dan kebersamaan kita selama ini.

14.Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada saya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna,untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya semoga karya tulis ini bermanfaat bagi siapa saja yang berkepentingan.

Yogyakarta, 17 Februari 2015 Penulis


(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT .. ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 8

F. Definisi Operasional ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 10

1. Kurikulum 2013 ... 10

a. Hakikat Kurikulum 2013 ... 10

b. Keunggulan Kurikulum 2013 ... 11

c. Pembelajaran Tematik Terpadu di SD ... 12


(16)

e. Pembelajaran Berbasis Masalah dalam

Kurikulum 2013 ... 17

f. Penilaian Otentik ... 19

2. Media Pembelajaran ... 20

a. Definisi Media Pembelajaran ... 20

b. Kegunaan Media Pembelajaran ... 21

3. Video Pembelajaran... 21

a. Definisi Video Pembelajaran ... 22

b. Karakteristik Video Pembelajaran ... 23

c. Manfaat Penggunaan Media Video ... 23

d. Kelebihan dan Kelemahan Video ... 24

4. Pembelajaran di Sekolah Dasar ... 26

a. Definisi Pembelajaran ... 26

b. Mata Pelajaran di Sekolah Dasar ... 27

B. Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berpikir ... 35

D. Pertanyaan Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Setting Penelitian ... 39

1. Subjek Penelitian ... 39

2. Tempat Penelitian ... 39

3. Sumber Data ... 39

4. Data Penelitian... 39

C. Prosedur Pengembangan ... 40

D. Uji Coba Produk ... 45

1. Desain Uji Coba ... 45

2. Subjek Uji Coba ... 46

E. Instrumen Penelitian ... 46

1. Instrumen Analisis Kebutuhan ... 46

2. Instrumen Validasi Ahli ... 51

3. Instrumen Validasi Uji Coba Produk ... 52

F. Teknik Pengumpulan Data ... 54

G. Teknik Analisis Data ... 54

1. Data Kualitatif ... 55

2. Data Kuantitatif ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan... 57

1. Data Analisis Kebutuhan Siswa ... 57

2. Data Hasil Analisis Wawancara dengan Guru ... 67

3. Data Hasil Analisis Wawancara dengan Siswa ... 71

4. Data Hasil Observasi di Kelas ... 73


(17)

1. Konsep Produk ... 74

2. Pembuatan Story Board ... 75

3. Pengumpulan Bahan ... 75

4. Pembuatan dan Pemograman ... 75

C. Uji Coba dan Revisi Produk ... 81

1. Data Validasi Ahli Media ... 81

a. Deskripsi Data Validasi Ahli Media ... 81

b. Revisi Produk ... 84

2. Data Validasi Guru ... 85

a. Deskripsi Data Validasi oleh Guru ... 85

b. Revisi Produk ... 87

3. Data Uji Coba Perorangan ... 88

a. Deskripsi Data Uji Coba Perorangan ... 88

b. Revisi Produk Uji Coba Perorangan ... 90

4. Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 90

a. Deskripsi Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 90

b. Revisi Produk Uji Coba Kelompok Kecil ... 92

D. Analisis Data ... 92

1. Analisis Data Penilaian Ahli Media ... 93

2. Analisis Data Penilaian Guru ... 94

3. Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan ... 95

4. Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 107

E. Kajian Produk Akhir ... 119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 121

B. Keterbatasan Penelitian ... 122

C. Saran ... 122

DAFTAR REFERENSI ... 123

LAMPIRAN ... 125


(18)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Analisis Kebutuhan ... 125

Lampiran 2 Gambar Story board ... 128

Lampiran 3 Panduan Penggunaan Media Video Tematik... 132

Lampiran 4 Lembar Penilaian untuk Ahli Media (dosen) ... 134

Lampiran 5 Lembar Penilaian untuk Guru ... 137

Lampiran 6 Lembar Penilaian untuk Siswa ... 140

Lampiran 7 Panduan Wawancara Pendidik ... 142

Lampiran 8 Panduan Wawancara Peserta Didik ... 143

Lampiran 9 Panduan Observasi di Kelas ... 144

Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 145

Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 176

Lampiran 12 Hasil Penilaian Ahli Media (dosen)... 180

Lampiran 13 Hasil Penilaian Guru ... 183

Lampiran 14 Contoh Penilaian Siswa Uji Coba Perorangan ... 186

Lampiran 15 Contoh Penilaian Siswa Uji Coba Kelompok Kecil ... 188

Lampiran 16 Hasil Wawancara Pendidik ... 190

Lampiran 17 Hasil Wawancara Siswa ... 194

Lampiran 18 Hasil Observasi di Kelas ... 195

Lampiran 19 Hasil Uji Coba Perorangan ... 197

Lampiran 20 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ... 198

Lampiran 21 Daftar Presensi Uji Coba Perorangan ... 199

Lampiran 22 Daftar Presensi Uji Coba Kelompok Kecil... 200

Lampiran 23 Foto Penelitian ... 201

Lampiran 24 Surat Izin Penelitian... 202


(19)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan ... 35 Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan ... 35


(20)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 47

Tabel 3.2 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 47

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Analisis Untuk Guru ... 49

Tabel 3.4 Pertanyaan Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ... 49

Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara Siswa ... 50

Tabel 3.6 Pertanyaan Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ... 50

Tabel 3.7 Kisi-kisi Pedoman Observasi Kelas ... 51

Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Ahli Media dan Guru ... 52

Tabel 3.9 Kuesioner Validasi Ahli Media dan Guru ... 52

Tabel 3.10 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Siswa ... 53

Tabel 3.11 Kuesioner Validasi Untuk Siswa ... 53

Tabel 3.12 Konversi Nilai Skala Likert ... 56

Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Media (dosen) ... 82

Tabel 4.2 Pedoman Konversi ... 84

Tabel 4.3 Hasil Validasi oleh Guru Kelas ... 86

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Uji Coba Perorangan ... 89

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 91

Tabel 4.6 Analisis Data Penilaian Ahli Media ... 93

Tabel 4.7 Analisis Data Penilaian Guru ... 94

Tabel 4.8 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Indikator 1 ... 95

Tabel 4.9 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Indikator 2 ... 96

Tabel 4.10 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Indikator 3 ... 97

Tabel 4.11 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Indikator 4 ... 98

Tabel 4.12 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Indikator 5 ... 99

Tabel 4.13 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Indikator 6 ... 100

Tabel 4.14 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Indikator 7 ... 101

Tabel 4.15 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Indikator 8 ... 102

Tabel 4.16 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Indikator 9 ... 103

Tabel 4.17 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Indikator 10 ... 104

Tabel 4.18 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Perorangan ... 105

Tabel 4.19 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 1 ... 107

Tabel 4.20 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 2 ... 108


(21)

Tabel 4.21 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 3 ... 109 Tabel 4.22 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 4 ... 110 Tabel 4.23 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 5 ... 111 Tabel 4.24 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 6 ... 112 Tabel 4.25 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 7 ... 113 Tabel 4.26 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 8 ... 114 Tabel 4.27 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 9 ... 115 Tabel 4.28 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 10 ... 116 Tabel 4.29 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 117 Tabel 4.30 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Keseluruhan ... 118


(22)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Tampilan Awal Video Tematik ... 76 Gambar 4.2 Tampilan Cuplikan Tokoh dalam Video ... 76 Gambar 4.3 Tampilan Cuplikan Setting dalam Video ... 76 Gambar 4.4 Tampilan Judul dalam Video ... 77 Gambar 4.5 Tampilan Bermain Basket di Halaman Rumah ... 77 Gambar 4.6 Tampilan Anak sedang Beristirahat ... 78 Gambar 4.7 Tampilan Percakapan tentang Manfaat Air ... 78 Gambar 4.8 Tampilan Petualangan Jejak Air di Sumur ... 79 Gambar 4.9 Tampilan Petualangan Jejak Air di Sungai ... 79 Gambar 4.10 Tampilan Petualangan Jejak Air di Sawah ... 79 Gambar 4.11 Tampilan Petualangan Jejak Air di Pantai ... 80 Gambar 4.12 Tampilan Judul, Tema, Subtema dan Pembelajaran ... 80 Gambar 4.13 Tampilan Ucapan Terima kasih ... 80 Gambar 4.14 Tampilan Judul Video Sebelum Revisi ... 85 Gambar 4.15 Tampilan Judul Video Setelah Revisi ... 85 Gambar 4.16 Tampilan Akhir Video Sebelum dilakukan Revisi ... 88 Gambar 4.17 Tampilan Akhir Video Setelah dilakukan Revisi ... 88 Gambar 4.18 Diagram Batang Penilaian oleh Ahli Media ... 93 Gambar 4.19 Diagram Batang Penilaian oleh Guru ... 94 Gambar 4.20 Diagram Batang Uji Coba Perorangan

Indikator 1 ... 95 Gambar 4.21 Diagram Batang Uji Coba Perorangan

Indikator 2 ... 96 Gambar 4.22 Diagram Batang Uji Coba Perorangan

Indikator 3 ... 97 Gambar 4.23 Diagram Batang Uji Coba Perorangan

Indikator 4 ... 99 Gambar 4.24 Diagram Batang Uji Coba Perorangan

Indikator 5 ... 100 Gambar 4.25 Diagram Batang Uji Coba Perorangan

Indikator 6 ... 101 Gambar 4.26 Diagram Batang Uji Coba Perorangan

Indikator 7 ... 102 Gambar 4.27 Diagram Batang Uji Coba Perorangan

Indikator 8 ... 103 Gambar 4.28 Diagram Batang Uji Coba Perorangan

Indikator 9 ... 104 Gambar 4.29 Diagram Batang Uji Coba Perorangan

Indikator 10 ... 105 Gambar 4.30 Diagram Batang Penilaian Uji Coba Perorangan ... 106 Gambar 4.31 Diagram Batang Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 1 ... 108 Gambar 4.32 Diagram Batang Uji Coba Kelompok Kecil


(23)

Gambar 4.33 Diagram Batang Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 3 ... 110 Gambar 4.34 Diagram Batang Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 4 ... 111 Gambar 4.35 Diagram Batang Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 5 ... 112 Gambar 4.36 Diagram Batang Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 6 ... 113 Gambar 4.37 Diagram Batang Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 7 ... 114 Gambar 4.38 Diagram Batang Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 8 ... 115 Gambar 4.39 Diagram Batang Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 9 ... 116 Gambar 4.40 Diagram Batang Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator 10 ... 117 Gambar 4.41 Diagram Batang Penilaian Uji Coba

Kelompok Kecil ... 118 Gambar 4.42 Diagram Batang Penilaian Uji Coba Keseluruhan ... 119


(24)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk yang diharapkan, dan (6) definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Setiap negara yang ada di dunia memiliki tujuan pendidikan yang berbeda-beda. Salah satu tujuan pendidikan dari bangsa Indonesia ialah mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Langkah-langkah pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu salah satunya dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Demi meraih tujuan pendidikan ini, pemerintah harus jeli dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu dengan cara melakukan perubahan dan pengembangan kurikulum. Perubahan dan pengembangan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan di Indonesia. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah serta mengikuti perkembangan masyarakat yang begitu cepat. Dengan demikian, peningkatan mutu pembelajaran di sekolah memerlukan perbaikan oleh pemerintah.

Saat ini pemerintah sedang melakukan perubahan dan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Kurikulum bersifat dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan


(25)

perkembangan dan tantangan zaman. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk menghadapi berbagai tantangan-tantangan yang akan terjadi. Kurikulum 2013 mengembangkan beberapa aspek, yaitu: sikap, pengetahuan dan keterampilan. Selain itu, desain Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan pada aspek ilmiah saja namun pada nilai-nilai seni budaya dan moral. Hal ini penting karena tidak ada kinerja yang baik tanpa moral yang tinggi (Mulyasa, 2013:58). Pada tingkat pendidikan dasar (SD), Kurikulum 2013 berbeda dengan Kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, sikap dan minat peserta didik, agar siswa dapat melakukan sesuatu dengan penuh tanggung jawab, berpikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, dan dapat memberikan pengalaman lapangan yang bermakna serta dapat mengakrabkan hubungan antara guru dan siswa.

Penyampaian materi pada Kurikulum 2013 ini menggunakan model pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik (Rusman, 2011:254). Pembelajaran tematik menuntut siswa untuk aktif menggali pengetahuan yang ingin diketahui. Pembelajaran tematik ini diharapkan dapat membantu siswa memahami setiap materi yang diajarkan oleh guru. Siswa dapat secara mandiri menemukan setiap masalah yang muncul serta mencari jawaban di setiap permasalahan tersebut.


(26)

Salah satu ciri khusus Kurikulum 2013 adalah bersifat tematik integratif. Dalam metode tematik integratif, materi ajar tidak disampaikan berdasarkan mata pelajaran tertentu, melainkan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Tema merupakan pokok pemikiran yang menjadi pokok pembahasan sehingga tema akan menjadi penggerak mata pelajaran lain (Mulyasa, 2013:68). Pada masing-masing kelas akan disediakan banyak tema. Dalam satu buku terdapat satu tema yang dibagi ke dalam beberapa subtema. Satu tema terdapat empat subtema sedangkan dalam satu subtema terdapat 6 pembelajaran. Satu tema tersebut harus dihabiskan dalam tenggang waktu yang sudah ditentukan yaitu satu bulan. Dengan mengintegrasikan tema ke dalam beberapa mata pelajaran diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran dan dapat memberikan pengalaman langsung yang bermakna kepada siswa. Disamping itu, juga dapat memberikan peluang kepada guru untuk lebih mandiri dan kreatif dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas, termasuk dalam berkreasi memanfaatkan sumber atau media pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik guna mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan demikian, peranan guru sangat penting dalam menciptakan bentuk pembelajaran, guru harus dapat memilih media pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran serta dapat menyenangkan dan juga menarik bagi siswa.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2008:7). Dalam konteks pendidikan, media pembelajaran pada dasarnya merupakan perantara


(27)

yang digunakan guru untuk membantu dalam menjelaskan suatu materi pembelajaran kepada siswa. Dengan media pembelajaran, siswa dapat dengan mudah menyerap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain mudah menyerap materi pembelajaran, media pembelajaran juga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, bahkan dapat memotivasi belajar siswa dan membuat siswa menjadi senang serta dapat juga menumbuhkan semangat pada siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM). Siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap melalui media. Salah satu jenis media yang dapat dimanfaatkan adalah media video. Video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran individual, kelompok, maupun massal (Daryanto, 2013:86). Dengan penggunaan media video ini, pesan atau informasi yang dikomunikasikan dapat mudah diserap oleh siswa sebagai penerima. Informasi yang ada diharapkan dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Media video ini dapat digunakan untuk pembelajaran tematik dengan kurikulum 2013 di Sekolah Dasar.

Pembelajaran dengan menggunakan media video tematik pada Kurikulum 2013 belum pernah diterapkan di sekolah dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Sebagai contoh, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas V di SD Jetispada tanggal 20 Oktober 2014. Darihasil wawancara yang dilakukan peneliti, terlihat beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman guru terkait dengan pembelajaran pada Kurikulum 2013 di SD Jetis belum dilaksanakan secara maksimal. Pertama, guru belum mampu mengelola proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Dalam proses pembelajaran


(28)

Kurikulum 2013 guru hendaknya tidak lagi berperan sebagai aktor utama dalam proses pembelajaran melainkan berpusat pada siswa (student centre). Siswa ditempatkan sebagai subyek belajar sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator. Dalam proses pembelajaran, terlihat bahwa guru masih menjadi aktor utama selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, guru belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri. Alasan kedua, guru belum mampu mengembangkan secara mandiri media pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Guru masih sangat kesulitan untuk mengaplikasikan media ke dalam pembelajaran. Banyaknya materi yang harus disampaikan oleh guru serta guru juga harus mengaitkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya membuat guru sulit mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, terlihat bahwa siswa perlu adanya media pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami materi/kegiatan pembelajaran yang disampaikan guru. Dengan demikian, guru harus mampu mengembangkan media serta mengaplikasikan media tersebut ke dalam sebuah pembelajaran tematik terpadu yang menarik.

Ketiga, guru belum mampu menciptakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif guru harus memberikan contoh-contoh yang konkret dan juga mengajak siswa untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek dari materi yang sedang diajarkan. Selain itu, guru juga harus dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif, misalnya dengan menggunakan sebuah media video atau permainan yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.


(29)

Keempat, tugas administrasi yang banyak harus diselesaikan serta waktu yang sangat terbatas dalam melaksanakan satu pembelajaran secara penuh menjadi kendala guru. Dalam satu pembelajaran, guru harus menyelesaikannya dalam sehari padahal banyak terdapat kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa sehingga sering menjadi kendala guru dalam mengatur waktu. Beberapa faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap gaya belajar anak, karena anak hanya menghafal, mencatat, dan mendengarkan. Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tematik terpadu pada Kurikulum 2013 masih kurang optimal dan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti mencoba untuk mengembangkan video tematik kelas V dengan Kurikulum 2013. Peneliti memilih media video tematik karena media ini merupakan media yang efektif untuk membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Sedangkan Kurikulum 2013 dipilih karena Kurikulum ini baru diterapkan oleh pemerintah. Produk yang dikembangkan berisi materi pada pembelajaran kedua dengan tema peristiwa dalam hidup dan subtema macam-macam peristiwa dalam kehidupan kelas V Sekolah Dasar. Tema, subtema serta pembelajaran kedua tersebut dipilih karena disesuaikan dengan waktu penelitian yaitu semester ganjil. Peneliti memilih kelas V semester ganjil SD Jetis karena belum ada yang mengembangkan video tematik untuk kelas V di SD Jetis. Dengan demikian, peneliti mengambil judul penelitian “Pengembangan Media Video Tematik Kelas V Tema 2 Sub Tema 1 Pembelajaran 2 Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015”.


(30)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, masalah dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut.

1. Bagaimana prosedur pengembangan media video tematik kelas V Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 2 Kurikulum 2013?

2. Bagaimana kualitas pengembangan media video tematik kelas V Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 2 Kurikulum 2013?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan yang diuraikan sebagai berikut.

1. Memaparkan prosedur pengembangan media video tematik kelas V Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 2 Kurikulum 2013.

2. Memaparkan kualitas pengembangan media video tematik kelas V Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 2 Kurikulum 2013.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian pengembangan ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis yang akan diuraikan sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang positif bagi peneliti untuk mengembangkan dunia pendidikan khususnya dalam hal Pengembangan Video Pembelajaran Tematik pada pembelajaran Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 2 Kelas V Kurikulum 2013.


(31)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Sebagai pengetahuan mengenai apakah pemanfaatan video tematik yang dikembangkan pada Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 2 kelas V Kurikulum 2013 dapat berpengaruh pada prestasi siswa.

b. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan baru bagi siswa sehingga dapat meningkatkan minat serta motivasi siswa dalam belajar dan akan berdampak pada peningkatan hasil belajarnya. c. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik serta dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru, khususnya di kelas V Sekolah Dasar agar dapat memilih, mengembangkan, serta menggunakan media pembelajaran yang kreatif, menyenangkan, menarik perhatian siswa, mudah pelaksanaannya, dan terjangkau. d. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran kepada sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tematik di Sekolah Dasar dengan mengembangkan media pembelajaran yang mendidik dan menyenangkan bagi siswa.

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah media video tematik dan RPP sebagai prosedur penggunaan media video tematik. Hasil


(32)

produk pengembangan berupa video pembelajaran tematik yang berisikan materi pada mata pelajaran PJOK, Bahasa Indonesia, IPA, dan SBdP. Dalam pembuatan video pembelajaran ini, peneliti akan membahas tentang materi asal air dan peranan serta manfaat air bagi kehidupan. Dalam hal ini, peneliti akan menampilkan contoh-contoh yang konkret dalam kehidupan sehari-hari dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengajak siswa untuk melakukan kegiatan ilmiah.

F. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan menimbulkan perbedaan pemahaman tentang suatu istilah yang akan dipakai, perlu adanya definisi operasional dalam penelitian ini.

1. Kurikulum 2013 adalah kurikulum lanjutan yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

2. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.

3. Media pembelajaran merupakan sarana atau sumber yang dapat digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan pesan guru atau pendidik kepada anak didiknya sehingga dapat membangkitkan semangat peserta didik.

4. Video pembelajaran adalah alat atau sumber belajar yang dapat menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.


(33)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini diuraikan tentang landasan teori, yaitu (1) kajian pustaka, (2) kerangka berpikir, (3) penelitian yang relevan, dan (4) pertanyaan penelitian. A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka memaparkan tentang Kurikulum 2013, media pembelajaran, video pembelajaran dan pembelajaran di Sekolah Dasar.

1. Kurikulum 2013

Dalam subbab kurikulum 2013 dijelaskan tentang hakikat kurikulum 2013, keunggulan kurikulum 2013, pembelajaran tematik terpadu di SD, pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik terpadu, pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran Kurikulum 2013 dan penilaian otentik.

a. Hakikat Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 disusun untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya serta merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan KTSP yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Dalam Kurikulum 2013, sudah tidak lagi menggunakan standar kompetensi (SK) sebagai acuan dalam mengembangkan kompetensi dasar (KD). Sebagai gantinya, Kurikulum 2013 menyusun kompetensi inti (KI). Kompetensi Inti memuat kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD). Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk


(34)

meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Fadlillah, 2014).

Sejalan dengan definisi tersebut, Yani (2014:54) mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang sarat dengan pendidikan karakter. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 adalah kurikulum lanjutan yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Dalam Kurikulum 2013 istilah pembelajaran terpadu dikenal sebagai pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan saintifik. b. Keunggulan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 yang diterapkan oleh Pemerintah terdapat beberapa keunggulan. Menurut Mulyasa (2013:163-164), ada beberapa keunggulan Kurikulum 2013 dibandingkan kurikulum sebelumnya yaitu.

1) Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing.

2) Kurikulum 2013 berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain.

3) Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.

Setiap Kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah pasti ada keunggulannya masing-masing, begitu juga dengan Kurikulum 2013. Kurikulum


(35)

2013 merupakan Kurikulum yang baru diterapkan oleh pemerintah. Untuk jenjang Sekolah Dasar, Kurikulum 2013 lebih menekankan kepada siswa. Siswa banyak terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran, seperti: siswa melakukan kegiatan ilmiah diluar kelas. Dalam kegiatan ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator sehingga siswa dapat mengembangkan setiap pengetahuan yang diperolehnya secara mandiri.

c. Pembelajaran Tematik Terpadu di SD

Berikut ini akan diuraikan tentang definisi pembelajaran tematik dan kelebihan pembelajaran tematik.

1) Definisi Pembelajaran Tematik

Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, pembelajaran untuk tingkat SD/MI sederajat melaksanakan pembelajaran tematik terpadu. Sebagaimana tercantum dalam salinan lampiran Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses bahwa pembelajaran tematik terpadu di SD/MI/SDLB disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.

Menurut Rusman (2011:254), pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik.

Sedangkan menurut Trianto (2010), model pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik (individual/kelompok) aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep.


(36)

Sejalan dengan pengertian diatas, Majid (2014) mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran atau sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan area isi/materi, keterampilan, dan sikap ke dalam suatu tema tertentu sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.

2) Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

Suatu pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran tematik terpadu apabila memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut adalah berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel, menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (Trianto, 2010:91).

Sehubungan dengan hal tersebut diungkapkan pula oleh Depdikbud (dalam Trianto, 2010:93-94) bahwa pembelajaran tematik sebagai bagian dari pembelajaran terpadu memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu: holistik, bermakna, otentik, dan aktif.


(37)

3) Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik terpadu dalam penerapannya memiliki beberapa kelebihan. Adapun kelebihan pembelajaran tematik terpadu menurut Majid (2014:92-93) antara lain sebagai berikut.

a) menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak didik

b) memberikan pengalaman dan kegiatan belajar-mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak didik

c) hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna

d) mengembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi

e) menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerjasama

f) memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain

g) menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan anak didik.

Selain kelebihan yang dimiliki, menurut Indrawati (dalam Trianto, 2010:90), pembelajaran tematik juga memiliki keterbatasan atau kekurangan, terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, guru harus melakukan pengamatan kepada masing-masing siswa untuk melakukan evaluasi.


(38)

d. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik

Berikut ini akan diuraikan tentang definisi pendekatan saintifik dan langkah-langkah pendekatan saintifik.

1) Definisi Pendekatan Saintifik

Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Hosnan, 2014).

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada dasarnya dapat memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk memperoleh pengetahuan berdasarkan metode ilmiah secara mandiri. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka untuk secara aktif mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengkomunikasikan dan membangun jejaring (Mulyasa, 2014).

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan ilmiah dengan proses mengamati,


(39)

mencoba, menalar, mengkomunikasikan dan mengembangkan pengetahuannya sendiri.

2) Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Ada beberapa langkah dalam pendekatan saintifik yang dapat digunakan saat pembelajaran. Menurut Yani (2014:125-126), ada lima langkah pendekatan saintifik pada Kurikulum 2013 yaitu.

a) Mengamati yaitu kegiatan peserta didik diperoleh untuk memperoleh dunia nyata melalui berbagai alat indera penglihatan, pembau, poendengar, pengecap dan peraba. Proses mengamati dapat dilakukan melalui kegiatan observasi lingkungan, menonton video, mengamati gambar, membaca tabel dan grafik data, menganalisi peta, membaca buku, mengengar radio, menyimak cerita, dan berselancar mencari informasi yang ada di media masa atau dan jejaring internet.

b) Menanya yaitu kegiatan peserta didik untuk menyatakan secara eksplisit dan rasional apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru, nara sumber, atau kepada peserta didik lainnya.

c) Mengeksperimen/mencoba yaitu kegiatan yang berupa mengumpulkan data melalui kegiatan observasi, wawancara atau uji coba di laboratorium. Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba, wawancara, menyebarkan kuesioner.


(40)

d) Mengasosiasikan/mengolah informasi yaitu kegiatan peserta didik untuk mengkritisi, menilai, membandingkan, interpretasi data atau mengajukan pendapatnya berdasarkan data hasil penelitian. Secara khusus, aerti mengasosiasi dapat diartikan dengan proses membandingkan antara data yang telah diperolehnya dengan teori yang telah diketahuinya sehingga dapat ditarik kesimpulan dan atau ditemukannya pronsip dan konsep penting. Kegiatan mengasosiasi dapat berupa kategori, dan menyimpulkan dari hasil analisis data e) Mengkomunikasikan yaitu kegiatan peserta didik untuk menyampaikan hasil temuannya di hadapan orang lain. Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan yang dapat dibantu oleh perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi. Artinya, peserta didik dapat menyampaikan dalam forim diskusi kelas atau diunggah (upload) di internet. e. Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kurikulum 2013

Berikut ini akan diuraikan tentang definisi pembelajaran berbasis masalah dan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah.

1) Definisi Pembelajaran Berbasis Masalah

Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran yang dilakukan oleh guru mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah disiapkan oleh guru sebelum mengajar. Kegiatan dalam RPP tersebut memuat 2 hal yang penting dalam menjalankan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013, yaitu: pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis proyek. Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan kedua pembelajaran tersebut.


(41)

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah atau Problem-based Learning adalah pembelajaran yang dapat dikolaborasikan dengan pembelajaran saintifik. Problem-based Learning memungkinkan bagi peserta didik untuk aktif dan berani mengajukan solusi dai masalah yang sedang dihadapi (Yani, 2014).

Sejalan dengan pengertian di atas, Mulyasa (2014) mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, dihubungkan dengan pengetahuan yang dipelajarinya.Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar.

2) Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Langkah-langkah pembelajaran dalam project-based learning adalah sebagai berikut (Mulyasa, 2014).

a) Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini dilakukan untuk memfokuskan peserta didik (mengamati) masalah yang menjadi objek pembelajaran.

b) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran merupakan salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (menanya) terhadap masalah yang disajikan.


(42)

c) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.

d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik menghubungkan data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber (mengkomunikasikan).

e) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.

f. Penilaian Otentik

Salah satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam pembelajaran adalah penilaian. Dalam kurikulum 2013, penilaian yang dipakai adalah penilaian otentik. Kunandar (2013:35-36) mengungkapkan pendapat bahwa penilaian autentik adalah kegiatan menilai siswa yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Menurut Nurgiyantoro (2011:23), penilaian otentik merupakan penilaian terhadap tugas-tugas yang menyerupai kegiatan membaca dan menulis sebagimana halnya di dunia nyata dan di sekolah. Tujuan penilaian itu adalah untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata dimana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan.


(43)

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan selama maupun sesudah proses pembelajaran. Penilaian otentik menjadi salah satu ciri dalam implementasi kurikulum 2013. Penilaian otentik dilaksanakan untuk memperoleh nilai proses dan hasil pembelajaran yang meliputi tiga aspek atau ranah yaitu kognitif, sikap/afektif, dan psikomotor.

2. Media Pembelajaran

Dalam subbab media pembelajaran dijelaskan tentang definisi media pembelajaran dan kegunaan media pembelajaran.

a. Definisi Media Pembelajaran

Dalam melaksanakan suatu pembelajaran di kelas hendaknya guru menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mempelajari materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Menurut Kustandi (2011:9), media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Menurut Munadi (2010:5), media pembelajaran merupakan sumber-sumber belajar selain guru yang disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan/ atau diciptakan secara terencana oleh guru atau pendidik.

Sejalan dengan pengertian di atas Sadiman (2008:7) juga mengungkapkan pendapatnya bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan sarana atau sumber yang dapat digunakan untuk


(44)

menyampaikan atau menyalurkan pesan guru atau pendidik kepada anak didiknya sehingga dapat membangkitkan semangat peserta didik.

b. Kegunaan Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat penting untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas, selain itu media pembelajaran juga memiliki beberapa kegunaan. Menurut Sudjana dan Rifai (dalam Sukiman, 2012:43), kegunaan media pembelajaran adalah pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, metode mengajar dan lebih bervariasi, peserta didik dapat lebih banyak kegiatan belajar.

Secara umum media mempunyai suatu kegunaan, yaitu (1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra, (3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, (4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestiknya, (5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

3. Video Pembelajaran

Dalam subbab video pembelajaran dijelaskan tentang definisi video pembelajaran, karakteristik video pembelajaran, manfaat penggunaan video dalam pembelajaran, kelebihan dan kelemahan pembelajaran dengan menggunakan media video.


(45)

a. Definisi Video Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, video merupakan rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televisi, atau dengan kata lain video merupakan tayangan gambar gerak yang disertai dengan suara. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat. Media video merupakan salah satu jenis media audio visual. Media audio visual merupakan media yang mengandalkan indera pendengaran dan indera penglihatan. Media ini dapat menambah minat serta dapat membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Menurut Daryanto (2013:86), video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran individual, kelompok, maupun massal. Sejalan dengan definisi di atas, Arsyad (2011:49) mengungkapkan pendapatnya bahwa video merupakan gambar-gambar dalam frame, dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup.

Berdasarkan pendapat yang dikemukan dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa video adalah alat atau sumber belajar yang dapat menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Video dapat membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Dengan adanya media video ini guru tidak lagi kesulitan menyampaikan materi karena materi dapat terangkum melalui media video. Dengan melihat dan mendengar, orang yang menerima pelajaran dapat lebih mudah dan cepat mengerti tentang apa


(46)

yang dimaksud oleh yang memberi pelajaran. Penggunaan media video bukan terutama hiburan melainkan suatu metode belajar yang efektif.

b. Karakteristik Video Pembelajaran

Dalam pembelajaran media video tidak hanya sebagai sarana yang dapat menyalurkan pesan secara cepat dan mudah diingat oleh siswa melainkan dapat dijadikan suatu rangsangan guru untuk menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Menurut Munadi (2010:127), video mempunyai karakteristik tersendiri apabila digunakan dalam suatu pembelajaran, antara lain: (1) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu; (2) Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan; (3) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa; (4) Mengembangkan imajinasi peserta didik; (5) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik; (6) Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang; (7) Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan, mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa; (8) Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun yang kurang pandai; (9) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

c. Manfaat Penggunaan Media Video dalam Pembelajaran

Penggunaan media video dalam pembelajaran memiliki beberapa manfaat. Menurut Prastowo (2012:302), manfaat media video antara lain: (1) Memberikan pengalaman yang tak terduga kepada peserta didik; (2) Memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin bisa dilihat; (3) Menganalisis perubahan dalam periode tertentu; (4) Memberikan pengalaman kepada peserta


(47)

didik untuk merasakan suatu keadaan tertentu, dan (5) Menampilkan prestasi studi kasus tentang kehidupan sebenarnya yang dapat memicu diskusi peserta didik.

Berdasarkan penjelasan di atas, keberadaan media video sangat tidak diasingkan lagi di dalam kelas. Dengan video siswa dapat menyaksikan suatu peristiwa yang nyata serta tidak dapat dibawa langsung ke dalam kelas, siswa hanya dapat memutar kembali video tersebut sesuai dengan kebutuhan. Pembelajaran menggunakan media video dapat menumbuhkan minat serta motivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran.

d. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Video

Daryanto (2013:89) memaparkan kelebihan penggunaan video dalam pembelajaran, antara lain.

1) Menggambarkan suatu proses atau kejadian yang dapat disaksikan berulang-ulang.

2) Mudah untuk menyajikannya.

3) Menarik, sehingga dapat mendorong dan meningkatkan motivasi siswa. 4) Efektif untuk menanamkan sikap dan aspek-aspek afektif, misalnya: pesan

moral yang ingin disampaikan dalam sebuah cerita melalui video lebih mudah ditangkap oleh siswa, sehingga pesan moral tersebut tertanam dalam diri siswa.

5) Dapat disajikan dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.

6) Dapat memperlambat atau mempercepat suatu peristiwa atau proses. Misalnya, proses pertumbuhan biji menjadi kecambah sampai menjadi


(48)

tumbuhan yang memerlukan waktu beberapa hari dapat ditampilkan dalam waktu dua menit saja.

Sedangkan kelemahan penggunaan video dalam pembelajaran menurut Daryanto (2013:89), antara lain.

1) Fine details, artinya media tayangannya tidak dapat menampilkan obyek sampai yang sekecil-kecilnya dengan sempurna.

2) Size information, artinya tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran yang sebenarnya.

3) Third dimention, artinya gambar yang diproyeksikan video umumnya berbentuk dua dimensi.

4) Opposition, artinya pengambilan yang kurang tepat menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya.

5) Setting, artinya bila ditampilkan adegan dua orang yang sedang bercakap-cakap diantara kerumunan banyak orang akan sulit bagi penonton untuk menebak dimana kejadian tersebut berlangsung.

6) Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada didalamnya.

7) Budget, artinya untuk membuat program video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Berdasarkan penjelasan tersebut, setiap media pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mempermudah menyampaikan informasi kepada siswa pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, begitu juga dengan media video. Media video ini tidak dapat berdiri sendiri tanpa alat


(49)

pendukung seperti komputer dan LCD yang digunakan untuk memproyeksikan/menampilkan gambar pada video serta sebuah speaker aktif yang digunakan untuk membantu memperjelas suara. Media video mempunyai sifat dapat diulang-ulang atau dihentikan. Dalam hal ini guru harus mengajak komunikasi dengan siswa. Saat siswa menyimak video, guru dapat menyampaikan isi/pesan video atau mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan isi/pesan video tersebut sehingga siswa yang merasa kesulitan memahami isi/pesan video tersebut dapat terbantu. Media video juga dapat menarik perhatian dan menumbuhkan motivasi siswa.

4. Pembelajaran di Sekolah Dasar

Dalam subbab pembelajaran di Sekolah Dasar dijelaskan tentang definisi pembelajaran dan mata pelajaran di Sekolah Dasar.

a. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluai secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Komalasari, 2010).

Pembelajaran merupakan sarana pembekalan diri untuk memecahkan berbagai persoalan hidup. Dalam proses pembelajaran diperlukan motivasi dan potensi dari masing-masing peserta didik (Aqib, 2013).

Sugandi (2000:25) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Tujuan pembelajaran adalah


(50)

membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman. Pengalaman yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa. Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran.

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran (Rusman, 2011:1).

Berdasarkan pengertian yang dikemukan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan dimana guru melakukan peran tertentu agar siswa dapat belajar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

b. Mata Pelajaran di Sekolah Dasar

Dalam implementasi Kurikulum 2013 untuk jenjang SD/MI, mata pelajaran dilakukan melalui pendekatan tematik integrasi. Hal ini tidak hanya terjadi pada kelas I, dan II melainkan pada kelas IV dan V. Untuk proses pembelajaran, Kompetensi Dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema. Dalam


(51)

berbagai tema tersebut terdapat beberapa subtema yang dibagi ke dalam 6 pembelajaran. Untuk tema 2 subtema 1 dan pembelajaran 2 kelas V terdapat mata pelajaran PJOK, Bahasa Indonesia, IPA dan SBdP.

Mata pelajaran PJOK merupakan pembelajaran yang menggunakan aktivitas jasmani. Dalam proses pembelajarannya, mata pelajaran PJOK membuat kesehatan peserta didik baik, memiliki pemahaman yang benar mengenai olahraga, menjadikan hiburan dan kesenangan sehingga dapat menjadikan peserta didik hidup sehat. Untuk tema 2 subtema 1 dan pembelajaran 2 kelas V, mata pelajaran PJOK membahas mengenai permainan bola basket.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang SD/MI diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD tidak lepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Untuk tema 2 subtema 1 dan pembelajaran 2 kelas V, mata pelajaran Bahasa Indonesia membahas mengenai cara berbicara dan menyimak dengan baik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik dilibatkan dalam kegiatan bercerita tentang pengalaman yang pernah dialami dan menyimak pendapat temannya.

Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran Ilmu pengetahuan alam (IPA). IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti pelajaran kimia, biologi, dan fisika (Susanto,


(52)

2013). Untuk tema 2 subtema 1 dan pembelajaran 2 kelas V, mata pelajaran IPA membahas mengenai manfaat dan peranan air dalam kehidupan sehari-hari.

SBdP merupakan mata pelajaran yang mengajarkan seni budaya dan prakarsa. Mata pelajaran SBdP terdiri dari seni musik, seni tari, dan seni lukis. Dalam proses pembelajarannya, peserta didik salah satunya dikenalkan dengan seni budaya di berbagai daerah yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Dengan mengenalkan seni budaya daerah masing-masing diharapkan peserta didik dapat menghargai dan menjaga kelestariaan budaya Indonesia. Untuk tema 2 subtema 1 dan pembelajaran 2 kelas V, mata pelajaran SBdP membahas mengenai menggambar ilustrasi dengan proporsi dan komposisi yang benar.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut ini akan dijabarkan penelitian tentang pembelajaran tematik dengan Kurikulum 2013 dan penelitian tentang video pembelajaran.

1. Hasil-Hasil Penelitian tentang Pembelajaran Tematik dengan Kurikulum 2013

Penelitian tentang pembelajaran tematik dengan Kurikulum 2013 sudah pernah dilakukan oleh Rezi (2013) dan Eka (2014).

Rezi (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui pengembangan sumber belajar berbasis tematik sebagai panduan pembelajaran untuk guru kelas IV SD berdasarkan Kurikulum 2013. Penelitian ini menemukan fakta bahwa guru kesulitan dalam mengembangkan pembelajaran. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 03 Alai Padang. Penelitian pengembangan ini diawali dengan analisis kebutuhan guru dalam mengajar untuk memperoleh gambaran


(53)

media yang akan dikembangkan dan menganalisis materi pokok termasuk mengidentifikasi kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian dan mengumpulkan materi. Penelitian ini menghasilkan panduan kegiatan belajar mengajar untuk guru kelas IV tema berbagai pekerjaan dengan sub tema jenis-jenis pekerjaan. Produk akhir dari penelitian pengembangan ini adalah sumber belajar berbasis tematik yang didalamnya terdapat pedoman kegiatan belajar mengajar bagi guru pada tema 4 berbagai pekerjaan, dengan sub tema 1 jenis-jenis pekerjaan pada Kurikulum 2013.

Sari (2014) melakukan penelitian untuk mengembangkan model pembelajaran tematik melalui media Adobe Flash untuk kelas III SD Islam Al Azhar 21 Pontianak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengembangan model pembelajaran tematik melalui media Adobe Flash di kelas III SD. Subjek penelitian ini adalah guru kelas III dan peserta didik kelas III SD Islam Al Azhar 21 Pontianak. Penelitian pengembangan ini diawali dengan analisis kebutuhan dan analisis karakteristik siswa dengan melakukan wawancara dengan guru kelas III. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan rancangan pembelajaran, penyusunan storyboard, penyusunan tampilan CD interaktif, validasi produk, uji coba produk dan revisi. Penelitian ini menghasilkan sebuah CD interaktif yang berisikan materi pembelajaran yang sangat menarik dengan program Adobe Flash. Hasil penelitian diperoleh bahwa penerapan model pembelajaran tematik melalui media Adobe Flash yang memuat beberapa mata pelajaran secara terintegrasi dapat meningkatkan perolehan belajar konsep beberapa mata pelajaran yang saling terintegrasi.


(54)

2.

Hasil-Hasil Penelitian tentang Video Pembelajaran

Penelitian tentang pengembangan media video pembelajaran sudah pernah dilakukan oleh Karta (2012), Sasmia (2012), Hajar (2014), dan Alfri (2014).

Karta (2012) melakukan penelitian untuk mengembangkan video pembelajaran menulis puisi baru untuk siswa kelas V di SD Negeri Mendis. Tujuan penelitian pengembangan ini untuk menghasilkan produk sebagai upaya untuk pengembangan video pembelajaran yang layak dari aspek materi, aspek tampilan, aspek kemenarikan dapat meningkatkan keefektifan dan kemenarikan pembelajaran menulis puisi baru dan menguji kelayakan video pembelajaran yang ditinjau dari aspek materi, tampilan, dan kemenarikan. Penelitian pengembangan ini diawali dengan analisis kebutuhan meliputi analisis kurikulum pembelajaran, analisis siswa, analisis sumber belajar, dan analisis referensi pengembangan. Hasil analisis selanjutnya dituangkan dalam tahap perencanaan yang mengacu pada sebuah model pengembangan. Produk akhir dari penelitian ini adalah video pembelajaran menulis puisi untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Hasil penelitian diperoleh bahwa video pembelajaran menulis puisi siswa kelas V Sekolah Dasar dinyatakan layak produk untuk diujicobakan di lapangan.

Sasmia (2012) melakukan penelitian untuk mengembangkan media video pembelajaran berbicara bahasa jawa untuk siswa kelas II. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menghasilkan model media video pembelajaran Bahasa Jawa yang sesuai dengan segi tampilan, isi, dan bahasa dalam keterampilan berbicara untuk siswa kelas II SD. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model prosedural. Produk dari pengembangan ini adalah


(55)

media pembelajaran video mendeskripsikan tumbuhan dan binatang untuk siswa kelas II SD. Hasil penelitian diperoleh bahwa model media pembelajaran video berbicara bahasa Jawa siswa kelas II SD untuk pembelajaran mendeskripsikan tumbuhan dan binatang di sekitar sesuai ciri-cirinya layak digunakan untuk proses pembelajaran bahasa jawa.

Hajar (2014) melakukan penelitian untuk mengembangkan media video boneka tangan dalam pembelajaran harga diri mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk siswa kelas 3 di SDN Sumberejo 2 Pakal Surabaya. Tujuan dari penelitian pengembangan ini untuk mengembangkan sebuah media video boneka tangan untuk siswa kelas III SDN Sumberejo 2 Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi harga diri. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 SDN Sumberejo 2 Surabaya. Penelitian pengembangan ini diawali dengan analisis kebutuhan siswa, kemudian melakukan perencanaan, mengembangkan desain produk, dan mengujikan produk tersebut. Produk media video boneka tangan dinilaikan pada ahli video dan diujicobakan secara lagsung dalam kegiatan pembelajaran. Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa media video boneka tergolong efektif.

Alfri (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui pengembangan media video pengenalan anak autis untuk guru Sekolah Dasar Inklusi. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk media video pengenalan anak autis, mengukur kelayakan media video dan mengetahui efektivitas media video guru dalam meningkatan pengetahuan dan kinerja guru sekolah dasar inklusi di SDN Sedati Agung Sidoarjo. Dalam penelitian ini


(56)

menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara, angket, dan tes. Produk akhir dari penelitian ini adalah media video pembelajaran yang dikemas dalam bentuk DVD dengan durasi 25 menit dan dilengkapi dengan bahan penyerta. Hasil penelitian diperoleh bahwa peneliti telah berhasil menghasilkan media video pengenalan anak autis untuk guru Sekolah Dasar Inklusi, media video pengenalan anak autis untuk guru Sekolah Dasar Inklusi layak digunakan dan terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media video pengenalan anak autis terhadap peningkatan pengetahuan dan kinerja guru sekolah dasar inklusi di SDN Sedati Agung Sidoarjo.

Berdasarkan penelitian tersebut, maka disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti berbeda dibandingkan dengan penelitian terdahulu. Dalam penelitian-penelitian di atas, belum ada satu pun yang meneliti untuk mengembangkan video tematik kelas V Kurikulum 2013. Secara ringkas, kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada literature map di bawah ini.


(57)

Bagan 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan

1.

1. Made. (2012). Pengembangan Video Pembelajaran Menulis Puisi

Baru Siswa Kelas V Sekolah Dasar.

2. Sasmia. (2012). Pengembangan Media Video Pembelajaran Berbicara Bahasa Jawa Siswa

Kelas II di SDN Kesatrrian Malang.

3. Hajar. (2014). Pengembangan Media Video Boneka Tangan dalam Pembelajaran Harga Diri

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas 3 SDN Sumberejo 2 Pakal Surabaya. 4. Alfri. (2014). Pengembangan

Media Video Pengenalan Anak Autis untuk Guru Sekolah Dasar

Inklusi.

Pengembangan Media Video Tematik Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 2 Kurikulum 2013 untuk kelas V SD Penelitian pembelajaran tematik dengan Kurikulum 2013 Pengembangan media video pembelajaran

1. Rezi. (2013). Pengembangan Sumber Belajar Berbasis Tematik sebagai Panduan

Pembelajaran Bagi Guru Kelas IV SD Berdasarkan

Kurikulum 2013.

2. Sari. (2014). Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Melalui Media Adobe Flash di Kelas II SD

Islam Al Azhar 21 Pontianak.


(58)

C. Kerangka Berpikir

Pengembangan media video tematik kelas V pada Kurikulum 2013 dalam penelitian berdasarkan kerangka berpikir berikut. Peneliti menentukan judul penelitian yaitu “Pengembangan Media Video Tematik Kelas V Tema 2 Subtema 1 Pembelajaran 2 Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015”. Penelitian ini memilih siswa kelas V sebagai subjek penelitian karena belum adanya media yang dikembangkan untuk kelas V. Pada tahun ajaran 2014/2015, kelas V baru menerapkan Kurikulum 2013 sebelumnya kelas V masih menggunakan KTSP sehingga guru-guru kelas V membutuhkan banyak sumber belajar yang dijadikan alat/sarana untuk menunjang pembelajaran yang butuh dikembangkan sesuai dengan yang diharapkan pada Kurikulum 2013.

Permasalahan yang diangkat mengenai Kurikulum 2013 adalah kurangnya pemahaman dan persiapan guru dalam mengelola materi yang terkait dengan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Kenyataannya, didalam kelas dalam menyelenggarakan proses pembelajaran guru masih menempatkan diri sebagai aktor utama. Hal ini menyebabkan guru belum mampu mengelola proses pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 sehingga berakibat beberapa siswa kurang aktif, misalnya tidak mendengarkan penjelasan guru ketika menjelaskan karena bosan, melamun, berbicara dengan teman sebangku, dan sebagainya.

Guru juga belum mengaplikasikan penggunaan media ke dalam pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013 dikarenakan alasan persiapan membuat media membutuhkan waktu yang lama. Padahal penggunaan media itu


(59)

sangat penting, media pembelajaran merupakan sarana atau sumber belajar yang dapat meningkatkan minat siswa. Selain media, guru juga kurang memperhatikan materi pembelajaran, karena pada kenyataannya materi yang harus disampaikan kepada siswa sangat banyak serta guru harus pandai mengaitkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, selain itu ketika pembelajaran siswa tidak diberi tugas yang sesuai dengan pendekatan saintifik atau melakukan penyelidikan ilmiah melainkan lebih sering diberi tugas untuk mengerjakan LKS pada buku siswa.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tentang pengembangan pada media video pembelajaran. Penelitian pengembangan merupakan sebuah penelitian yang bertujuan menghasilkan sebuah produk pengembangan yang layak digunakan. Pada penelitian pengembangan ini yang pertama dilakukan adalah menganalisis kebutuhan untuk menentukan produk yang akan dikembangkan, kemudian mengidentifikasi kompetensi inti dan tema, setelah itu melakukan pengembangan program pembelajaran kemudian memproduksi media video tematik kelas V tema 2 subtema 1 pembelajaran 2 Kurikulum 2013 dan yang terakhir melakukan uji coba serta revisi produk.

Penelitian ini memiliki satu fokus pengembangan yaitu media video tematik tema 2 subtema 1 pembelajaran 2 Kurikulum 2013 untuk siswa kelas V SD. Media pembelajaran berupa video tematik dikemas secara menarik agar siswa dapat tertarik dan menjadikan semangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa merasa senang selama mengikuti pembelajaran dan siswa juga dapat


(60)

semakin paham dengan materi yang diajarkan sehingga pembelajaran akan semakin bermakna.

D. Pertanyaan Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat empat pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana prosedur penelitian pengembangan media video tematik kelas V tema 2 subtema 1 pembelajaran 2 Kurikulum 2013?

2. Bagaimana kualitas media video tematik kelas V tema 2 subtema 1 pembelajaran 2 Kurikulum 2013 menurut ahli media (dosen)?

3. Bagaimana kualitas media video tematik kelas V tema 2 subtema 1 pembelajaran 2 Kurikulum 2013 menurut guru kelas V?

4. Bagaimana kualitas media video tematik kelas V tema 2 subtema 1 pembelajaran 2 Kurikulum 2013 menurut siswa kelas V semester ganjil?


(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3) prosedur pengembangan, (4) uji coba produk, (5) instrumen penelitian, (6) teknik pengumpulan data, dan (7) teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). Sedangkan menurut Putra (2013:67) secara sederhana didefinisikan metode penelitian pengembangan sebagai metode penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan/diarahkan untuk mencari temukan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan, menguji keefektifan produk, model, metode/strategi/cara, jasa, produser tertentu yang lebih unggul, baru, efektif, efisien, produktif, dan bermakna.

Dalam bidang pendidikan, Borg and Gall (1988 dalam Sugiyono (2013:4)) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan (research and development/R&D), merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

Penelitian ini mengembangkan media video tematik tema 2 subtema 1 pembelajaran 2 Kurikulum 2013 untuk kelas V SD Jetis. Produk yang dihasilkan


(62)

melalui beberapa tahapan yang sudah dimodifikasi oleh peneliti yaitu melakukan analisis kebutuhan, mengidentifikasi kompetensi inti dan tema, pengembangan program pembelajaran, memproduksi media video tematik kelas V tema 2 subtema 1 pembelajaran 2 Kurikulum 2013, uji coba dan revisi produk.

B. Setting Penelitian

Dalam subbab setting penelitian memaparkan tentang subjek penelitian, tempat penelitian, sumber data dan data penelitian.

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Jetis Bantul, dengan jumlah 29 siswa, 15 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Jetis Bantul, dengan alamat Kertan, Sumberagung, Jetis, Bantul.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian pengembangan ini adalah guru kelas V serta siswa kelas V SD Jetis Bantul yang berjumlah 29 siswa.

4. Data Penelitian

Data dalam penelitian pengembangan ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa data analisis kebutuhan, komentar dan saran dari penilai ahli media (dosen) dan guru kelas V serta siswa kelas V sedangkan data kuantitatif berupa skor dari komentar ahli media (dosen), guru dan siswa kelas V.


(1)

(2)

Lampiran 23

Foto Penelitian

Siswa mendapatkan petunjuk sebelum melihat video

Siswa melihat video tematik

Siswa memberikan penilaian terhadap video tematik pada uji

coba perorangan Siswa menyimak media video tematik


(3)

(4)

Lampiran 25


(5)

Penulis bernama Dhahiru Laila Ramadanti yang merupakan putri ketiga dari pasangan Bapak Sumardi dan Ibu Siti Wasingah. Penulis lahir pada tanggal 25 Februari 1993. Penulis menempuh pendidikan dari TK Masyithoh Budi Lestari Kepek pada tahun 1999, SD Negeri Pacar pada tahun 1999-2005, SMP Negeri 1 Sewon pada tahun 2005-2008 dan SMA Negeri 2 Bantul pada tahun 2008-2011. Penulis menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma pada tahun 2011-2015.

Di lingkup Universitas, penulis pernah bergabung dalam kepanitian yaitu Parade Gamelan Anak Se-Jawa pada tahun 2013 sebagai koordinator divisi evaluasi. Penulis juga pernah mengikuti beberapa seminar dan workhshop baik di lingkungan Universitas maupun di luar Universitas.


(6)