menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respon emosional tertentu. Arsyad 2013: 108 mengemukakan ada tiga hal penting yang harus
diperhatikan ketika menggunakan warna, yaitu: 1 pemilihan warnna khusus merah, biru, kuning, dan sebagainya, 2 nilai warna tingkat ketebalan dan
ketipisan warna tersebut dibangdingkan dengan unsur lain dalam visual tersebut, dan 3 intensitas atau kekuatan warna itu untuk memberikan
dampak yang diinginkan. Setiap anak menyukai warna yang cerah seperti merah, hijau, kuning dan lain-lain. Dalam hal pengembangan media ini,
peneliti menggunakan warna-warna yang yang tingkat keserasian dengan objek yang mau digambarkan seperti warna-warna biota laut yang ada di
terumbu karang.
2.1.5.4 Pengertian Buku Cerita Bergambar
Cerita bergambar sebagai media grafis yang dipergunakan dalam proses pembelajaran, memiliki pengertian praktis, yaitu dapat mengkomunikasikan fakta-
fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara pengungkapan kata- kata dan gambar. Mitchell dalam Sari 2010: 34 mengatakan,
“Picture storybooks are books in which the picture and text are tightly intertwined. Neither the picture
nor the words are selfsufficient; they need each other to tell the story”. Pernyataan
tersebut memiliki makna bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang di dalamnya terdapat gambar dan kata-kata, dimana gambar dan kata-kata tersebut tidak
berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling bergantung agar menjadi sebuah kesatuan cerita.
Sedangkan Rothlein dan Meinbach dalam Sari 2010: 34 mengemukakan bahwa
“a picture storybooks conveys its message through illustrations and written text; both elements are equally imp
ortant to the story”. Ungkapan ini mengandung pengertian bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang membuat pesan melalui
ilustrasi yang berupa gambar dan tulisan. Gambar dan tulisan tersebut merupakan kesatuan.
Berikut beberapa karakteristik buku cerita bergambar menurut Sutherland dalam Sari 2010: 34 antara lain adalah:
a buku cerita bergambar bersifat ringkas dan langsung;
b buku cerita bergambar berisi konsep-konsep yang berseri;
c konsep yang ditulis dapat dipahami oleh anak-anak;
d gaya penulisannya sederhana;
e terdapat ilustrasi yang melengkapi teks.
Berdasarkan beberapa definisi di atas jelas bahwa prototype buku cerita “Derita Aat Si Gurita Kecil” adalah sebuah cerita yang ditulis dengan gaya bahasa
ringan, cenderung dengan gaya obrolan, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan fakta atau gagasan tentang kehidupan
terumbu karang yang dirusak oleh manusia. Cerita dalam cerita bergambar juga seringkali berkenaan dengan pribadipengalaman pribadi sehingga pembaca mudah
mengidentifikasi dirinya melalui perasaan serta tindakan dirinya melalui perwatakan tokoh-tokoh utamanya. Buku cerita bergambar memuat pesan melalui ilustrasi dan
teks tertulis. Kedua elemen ini merupakan elemen penting pada cerita. Buku-buku ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memuat berbagai tema yang sering didasarkan pada pengalaman kehidupan sehari- hari anak.
Karakter dalam buku ini dapat berupa manusia dan binatang. Seperti cerita dalam buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” merupakan gambaran berkenaan
dengan pengalaman pribadi anak dimana terumbu karang yang menjadi sumber daya alam yang ada di lingkungan dieksploitasi secara sembarang tanpa anak menyadari
bahwa hal itu merusak terumbu karang. Dan dengan kehadiran prototype buku cerita tersebut anak akan dengan mudah memahami makna atau pesan yang disampaikan
dalam cerita karena itu terjadi dalam kehidupan mereka dan ada disekitar mereka. Penelitian yang berkaitan dengan pemberdayaan, buku cerita anak dan
bagaimana anak mengekspresikan imajinasinya melalui berbagai media sudah diteliti oleh banyak orang. Seperti halnya penelitian pengembangan prototype buku cerita
“Derita Aat si Gurita Kecil” dalam kontek empowering pada anak diperkuat oleh adanya beberapa penelitian yang relevan yang mendukung.
2.2 Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu : Pertama,
penelitian yang berjudul “Upaya The Nature Conservancy Dalam Konservasi Terumbu Karang Dan Lingkungan Pesisir Di Kawasan Perairan Nusa
Penida, Bali” yang dilakukan oleh Savitri dkk 2013. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa kepedulian terhadap terumbu karang adalah tanggung jawab
bersama sebagai warga masyarakat dunia secara umum. Salah satu bentuk tanggung jawab dalam memperhatikan kelesetarian terumbu karang adalah organisasi non