Psikologis Perkembangan Anak Usia 9-12 Tahun

penjelajah alami. Mereka mengobservasi dan meneliti lingkungan di sekitar mereka secara alami dan belajar darinya learning by doing. Kegiatan jalan-jalan di pantai dan membaca buku cerita tentang terumbu karang serta conseravtion scout merupakan kegiatan pembelajaran empowering yang bertujuan untuk menanamkan sikap atau karakter cinta lingkungan kepada anak-anak sebagai generasi peduli lingkungan. Menanam bakau merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kesadaran kepada anak-anak betapa pentingnya menjaga dan melestarikan terumbu karang untuk kelangsungan hidup semua mahkluk hidup. Selain dari menanam bakau, masyarakat khususnya anak-anak sekolah dasar di Mentawai harus diajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dengan begitu anak turut ambil bagian dalam menjaga kelestarian lingkungan dan akan memiliki cinta terhadap lingkungan. Kesadaran anak untuk ambil bagian dalam menjaga lingkungan merupakan bentuk tanggungjawab mereka sebagai pionir untuk memelihara lingkungan yang dalam hal ini adalah terumbu karang. Maka penting bagi guru atau oarang tua memberikan pendidikan cinta lingkungan sedini mungkin yaitu pada saat anak mulai mengikuti pendidikan sekolah dasar.

2.1.4 Perkembangan Anak Usia 9-12 Tahun

2.1.4.1 Psikologis Perkembangan Anak Usia 9-12 Tahun

Piaget Suparno, 2001: 25 berpendapat bahwa pemikiran kanak-kanak berbeda pada masing-masing tingkatan. Ia membagi perkembangan pemikiran kanak- kanak menjadi empat tahap yaitu tahap sensorimotorik, praoperasional konkret, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI operasional konkret, dan operasional formal. Setiap tahap tersebut memiliki tugas perkembangan kognitif yang harus diselesaikan. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas perkembangan anak usia 9 hingga 12 tahun yang berada pada tahap operasional konkret. Piaget Djiwandono, 2002:73 menjelaskan bahwa anak-anak yang berada pada tahap operasional konkrit umumnya mampu berpikir logis, mampu memperhatikan lebih dari satu dimesi sekaligus dan juga dapat menghubungkan suatu dimensi dengan dimensi lain, kurang egosentris, dan belum bisa berpikir abstrak. Dari penjelasan tersebut peneliti melihat adanya satu sisi perkembangan yang bisa dimanfaatkan yakni adalah kemampuan untuk menghubungkan dimensi satu dengan dimensi lain. Kemampuan ini merupakan daya imajinasi yang tinggi. Peneliti melihat bahwa pada usia 9-12 tahun anak memiliki kemampuan untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan bermain, dan mudah mengikuti pola dinamika belajar yang menyenangkan. Pada tahap ini anak-anak juga senang dengan hal-hal yang berbau cerita dan mewarnai gambar. Masa anak merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga, serta merupakan masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia a noble and malleable phase of human life. Oleh karenanya masa anak sering dipandang sebagai masa emas golden age bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang karakter. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk mengembangkan prototype buku cerita tentang terumbu karang untuk menyadarkan anak-anak tentang pentingnya memelihara terumbu karang di kepulauan Mentawai serta membantu persepsi siswa anak 9-12 tahun tentang pentingnya mencintai lingkungan sekitar.

2.1.4.2 Ciri Sosiologis Anak Usia 9-12 Tahun