Kesempatan inilah yang menginspirasi peneliti membuatkan sebuah buku cerita yang memberikan dorongan bagi anak Mentawai, mengarahkan rasa percaya dan rasa
aman serta inisiatif yang tinggi untuk melindungi kekayaan alamnya seperti terumbu karang.
Anak usia sekolah dasar masih sangat mudah dibentuk pola pikir dan karakter akan cinta terhadap lingkungan. Seperti yang dinyatakan oleh Piaget dan Kohlberg
Gunarsa dan Yulia, 2008: 69 bahwa anak usia 6-12 tahun mengalami tahap perkembangan moral secara teratur mulai dari kosep „tingkahlaku baik‟ sebagai suatu
tindakan yang khusus seperti „patuh pada ibu‟ dilanjutkan tahap konsep selajutnya „mencuri adalah salah‟ sampai dengan kejujuran, hak milik, keadilan dan kehormatan.
Pada masa ini, pada anak juga terdapat dorongan untuk melakukan perbuatan- perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain.
Buku cerita yang dalam hal ini sebagai media untuk menyadarkan anak merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk empowering. Buku cerita
bisa digunakan di dalam kelas atau di luar kelas. Peran media yang efektif inilah memungkinkan anak bisa mengembangkan imajinasinya tidak hanya di dalam kelas
tetapi juga di luar kelas.
2.1.5 Peran Media Pembelajaran Dalam Konteks Pendidikan Empowering
2.1.5.1 Pengertian Media
Munadi 2008: 6 menyatakan bahawa kata media berasal dari Bahasa Latin, yakni medius tengah atau perantara. Perantara yang berarti yang mengantarkan atau
menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Smaldino, dkk 2011: 7 mengatakan bahwa media merupakan sarana komunikasi yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Arsyad 2007:
4-5 juga mengemukakan bahwa media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Dari ketiga pernyataan tersebut apabila disimpulkan merupakan pernyataan yang saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Dengan
demikian, pengertian media menurut ketiga ahli tersebut adalah sarana komunikasi yang menjadi perantara informasi yang akan diterima oleh siswa.
Winkel 2004: 318 menyatakan media pengajaran diartikan sebagai suatu sarana nonpersonal bukan manusia yang digunakan atau disediakan oleh tenaga
pengjar, yang memegang peranan dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai tujuan isntruksional. Dari pandapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau saluran komunikasi yang dapat merangsang pemikiran siswa,
meningkatkan minat belajar, dan yang terpenting bahwa pembelajaran akan lebih mudah baik itu di dalam kelas ataupun di luar kelas.
Rahadi dalam Riyani 2011: 33 menyatakan bahwa sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas dari pada media pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa
pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latarlingkungan. Dalam penelitian ini hanya akan membahas mengenai buku cerita bergambar sebagai media untuk sarana
empowering anak-anak Mentawai agar mencintai dan merawat alamnya yang dalam hal ini adalah terumbu karang. Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998: 152 dalam
Riyani 2011: 33 menjelaskan bahwa buku diartikan sebagai “lembar kertas yang berjilid, berisi atau kosong”. Pengertian ini sangat sederhana dan umum tetapi secara
khusus menyatakan bahan, susunan, dan isi sebuah buku.
2.1.5.2 Media Pembelajaran