Empowering dalam Pembelajaran Pendidikan sebagai Sarana Empowering

manusia dan penghargaan terhadap martabat manusia dan nilai-nilai yang mengalir dalam martabat itu.

2.1.3.2 Empowering dalam Pembelajaran

Empowering dalam kegiatan pembelajaran bisa terjadi dalam bentuk apa pun. Seperti dalam penelitian ini, kegiatan empowering dalam pembelajaran dapat berupa hadirnya buku cerita yang memberikan pesan tentang sesuatu hal. Dalam buku tersebut diceritakan bahwa kerusakan terumbu karang akan menyebabkan penderitaan bagi biota laut. Jika biota laut punah, maka masyarakat Mentawai pun akan kehilangan salah satu sumber pangan ikan, gurita, udang, dan lain-lain. Buku cerita tersebut diharapkan dapat memotivasi anak-anak di Sikabaluan juga di kepulauan Mentawai pada umumnya, untuk mengkonservasi terumbu karang. Dengan demikian anak-anak dapat menjadi generasi pembaharu yang sungguh memahami tentang pentingnya memiliki kebiasaan menjaga terumbu karang. Inilah yang dimaksud dengan konsep pendidikan empoweringpemberdayaan Sastrapratedja 2013:14, yaitu pendidikan yang dapat membantu orang agar dapat mengambil tanggung jawab atas kehidupannya, dan berefleksi atas tindakannya. Aktivitas belajar siswa tidak hanya berpaku pada lingkungan sekolah atau di dalam kelas tapi juga di lingkungan luar sekolah. Bagi anak-anak, alam yang terbentang adalah semesta bermain dan belajar Farida, et al. 2012. Lingkungan sekolah bukan satu-satunya tempat belajar anak. Dengan melangkah ke luar kelas, bahkan keluar sekolah, pengalaman dan pengetahuan anak-anak akan berkembang lebih luas. Di luar kelas, anak-anak memiliki kesempatan yang lebih bervariasi untuk mengikuti berbagai petualangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI belajar yang mengandung nilai filosofis, teoritis, dan praktis. Dapat kita pahami bahwa dalam proses pembelajaran merujuk pada segala peristiwa events yang bisa memberikan pengaruh langsung terjadinya belajar pada manusia Kurniawan, 2014: 27. Pembelajaran yang berkutat di kelas dan lingkungan sekolah secara terus menerus bisa membosankan bagi anak-anak. Petualangan yang terbuka akan memantikkan kegembiraan, menghidupkan semangat, dan membuat belajar lebih menyenangkan. Outdoor learning efektif untuk pengembangan karakter dan wawasan anak, karena merupakan miniatur dari kehidupan yang sesungguhnya sesuai dengan konsep pemberdayaan empowering dalam upaya perubahan dan pertumbuhan dalam diri peserta didik dan perilaku yang tidak selalu mengutamakan perkembangan kognitif semata tetapi kepada peningkatan kemampuan individual untuk membentuk atau mengorganisir terus menerus hubungannya dengan dunia internal dan eksternal. Salah satu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas adalah conseravtion scout: program pengenalan konservasi lingkungan pada anak conservation scout pernah dilakukan oleh Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar PGSD kepada anak-anak usia dini dan sekolah dasar 3-12 tahun. Tujuan dari program ini adalah untuk menanamkan pendidikan karakter cinta lingkungan pada anak-anak. Davis dalam Sari 2014: 34 menuliskan bahwa hubungan antara anak dengan alam sekitarnya merupakan landasan yang penting untuk membangun hubungan yang baik antara manusia dengan alam. Secara alami, anak adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penjelajah alami. Mereka mengobservasi dan meneliti lingkungan di sekitar mereka secara alami dan belajar darinya learning by doing. Kegiatan jalan-jalan di pantai dan membaca buku cerita tentang terumbu karang serta conseravtion scout merupakan kegiatan pembelajaran empowering yang bertujuan untuk menanamkan sikap atau karakter cinta lingkungan kepada anak-anak sebagai generasi peduli lingkungan. Menanam bakau merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kesadaran kepada anak-anak betapa pentingnya menjaga dan melestarikan terumbu karang untuk kelangsungan hidup semua mahkluk hidup. Selain dari menanam bakau, masyarakat khususnya anak-anak sekolah dasar di Mentawai harus diajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dengan begitu anak turut ambil bagian dalam menjaga kelestarian lingkungan dan akan memiliki cinta terhadap lingkungan. Kesadaran anak untuk ambil bagian dalam menjaga lingkungan merupakan bentuk tanggungjawab mereka sebagai pionir untuk memelihara lingkungan yang dalam hal ini adalah terumbu karang. Maka penting bagi guru atau oarang tua memberikan pendidikan cinta lingkungan sedini mungkin yaitu pada saat anak mulai mengikuti pendidikan sekolah dasar.

2.1.4 Perkembangan Anak Usia 9-12 Tahun