Kelebihan Prototype Buku Kelemahan Prototype Buku

1. Prototype buku hanya divalidasi oleh satu orang validator ahli kelautan dan perikanan, sebab instrumen validasi yang diberikan kepada guru tidak dikembalikan. 2. Kepulauan Mentawai terdiri dari 4 pulau besar. Pelaksanaan uji coba prototype buku hanya bisa dilakukan kepada salah satu sekolah di SD St.Fransiskus, Sikabaluan Pulau Siberut. 3. Uji coba prototype buku kepada guru tidak bisa peneliti lakukan sebab guru-guru sudah disibukkan dengan pelatihan dan seminar seusai pembagian raport. 4. Masih perlu dipikirkan buku cinta terumbu karang yang dapat digunakan oleh masyarakat luas. 5. Peneliti melakukan uji coba dengan dana dari salah satu instansi sosial swasta yang bergerak di bidang pendidikan, bukan atas bantuan dari pihak sekolah dan pemerintah daerah Mentawai. 6. Prototype buku cerita “Derita Aat Si Gurita Kecil” menggunakan huruf terlalu kecil dan hanya berfokus pada kehidupan Aat dan ibunya saja, penderitaan biota laut lainnya kurang mendapat penekanan.

5.3. Saran

1. Sebaiknya prototype buku minimal divalidasi oleh dua orang validator: 1 Validator dari pakar lingkungan hidup dan 2 Validator dari seorang guru sekolah dasar. 2. Pelaksanaan uji coba sebaiknya meliputi empat sample dari SD yang terdapat di setiap pulau di Mentawai. 3. Sebaiknya uji coba prototype buku cerita juga dilakukan kepada guru dari SD yang terdapat di setiap pulau di Mentawai. 4. Pengadaan buku cerita anak yang mengandung peran cinta terumbu karang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Mentawai secara umum perlu ditindaklanjuti. 5. Peneliti perlu bekerja sama dengan pihak pihak sekolah dan pemerintah daerah Mentawai. 6. Prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” hendaknya berisi kisah tentang penderitaan biorta laut pada umumnya apabila terumbu karang mengalami karusakan, sekaligus menggunakan huruf yang cukup besar sehingga memudahkan anak untuk membacanya dan mengimajinasikannya.