menyelesaikan urusan administrasi, seolah-olah lebih penting memenuhi urusan administrasi ketimbang anak-anak yang sangat membutuhkan pelajaran. Ketiga,
buruknya fasislitas yang dimiliki sekolah. Hal ini ditandai dari sarana dan prasarana, mulai dari kurangnya ruang kelas, kekurangan mobiler, alat peraga pembelajaran,
buku-buku sumber belajar yang memadai. Keempat, tingginya angka putus sekolah. Seperti diketahui, banyaknya anak-anak Mentawai yang belum mengenal pendidikan
dan anak-anak yang putus sekolah karena faktor ekonomi. Masalah-masalah tersebut menunjukkan belum baiknya pengelolaan pendidikan di Mentawai. Di samping itu,
didukung dengan kondisi letak geografis yang terletak di kepulauan menjadikan Mentawai sulit dijangkau. Selain itu tidak adanya pembangunan sarana transportasi
dan komunikasi yang memadai menjadi tantangan terbesar bagi para penggiat pendidikan.
Maka dari itu, pendidikan sangat penting bagi masyarakat Mentawai. Diharapkan dengan adanya pendidikan akan dapat memberikan gambaran
pengetahuan bagi masyarakat untuk mengelolah sumber hayati yang ada dengan baik. Mereka tidak lagi semata-mata hanya melihat keberadaan terumbu karang sebagai
batu yang keras yang bisa digunakan untuk bahan bangunan, tetapi mengetahui juga betapa pentingnya terumbu karang bagi biota laut dan kehidupan disekitarnya.
2.1.2 Terumbu Karang sebagai Salah Satu Sumber Daya Alam Mentawai
2.1.2.1 Definisi Terumbu Karang
Secara umum, istilah terumbu karang menggambarkan suatu kumpulan organisme laut yang tampak indah dan berasosiasi dengan ikan warna-warni dalam
air laut yang jernih dan relatif dangkal Saputra, 2006 dalam Alikodra, 2012: 210. Supriyono 2010: 4,6,7 juga mejelaskan beberapa devinisi terumbu karang, terumbu
karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae. Dari asal katanya, istilah terumbu karang tersusun
atas dua kata, yaitu terumbuh dan karang. Dua kata tersebut apabila berdiri sendiri akan memiliki makna yang jauh berbeda bila kedua kata tersebut digabungkan. Istilah
terumbu karang sendiri sangat jauh berbeda dengan karang terumbu, karena yang satu menunjukkan suatu ekosistem dan kata yang lain menunjukkan suatu komunitas.
Berikut ini adalah definisi singkat dari terumbu, karang, karang terumbu, dan terumbu karang.
1. Terumbu Reef
Terumbu merupakan endapan masif batu kapur Limestone, terutama kalsium karbonat Ca2CO3, yang utamanya dihasilkan oleh hewan
karang dan biota-biota lain yang mensekresi kapur seperti alga berkapur dan Mollusca.
Terumbu dapat pula diartikan sebagai konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut,
terumbuh adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batu karang atau pesisir didekat permukaan air
2. Karang Coral
Disebut juga karang batu stony coral, yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO. Hewan karang Tunggal
biasanya disebut polip.
3. Karang Terumbu
Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik hermatypic coral. Jadi, berbeda dengan batu karang yang
merupakan benda mati. 4.
Terumbu Karang Merupakan ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh
biota laut penghasil kapur CaCO khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur, bersam-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya
seperti jenis-jenis Mollusca, Crustacea, Echinodermata, Polichaeta, Porifera, dan Tunicata, serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan
sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton. Terumbu karang adalah struktur hidup yang besar dan tertua di dunia. Untuk
sampai ke kondisi yang sekarang, terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun lamanya. Bukti-bukti fosil menunjukkan terumbu karang sebagai fenomena yang
sangat primitif. Tahap pertama evolusi terumbu karang terjadi kira-kira 500 juta tahun lalu. Terumbu karang pertama ini sudah lama punah, terumbu karang modern
hasil evolusi muncul sejak lebih dari 50 juta tahun lalu. Biasanya, waktu yang dibutuhkan terumbu karang untuk tumbuh adalah antara 5.000 sampai 10 ribu tahun.
Sedangkan terumbu karang yang ada saat ini merupakan terumbu karang yang berkembang dalam episode waktu sekitar 5.000 tahun atau kurang.
Terumbu karang yang hidup di perairan laut dangkal memiliki dua sistem perkembangbiakan yaitu berkembangbiak secara seksual kawin-antara individu
polip jantan dan individu polip betina dan juga dapat memperbanyak diri sendiri tanpa melalui perkawinan yaitu dengan membelah diri Guntur, 2011: 41. Untuk
perkembangbiakan secara seksual, satu polip karang keras dapat mengeluarkan sel telur ke air, dan polip yang lain dapat melepaskan sel sperma ke air. Di dalam air sel
telur dan sel sperma akan melebur menjadi satu dan membentuk larva planula, yakni calon atau benih polip karang keras yang baru. Setelah menjalani hidup seperti
plankton selama 1 bulan, larva karang keras akan menuju dasar laut dan mencari substrat untuk menempel. Setelah larva karang keras menempel, ia akan berusaha
menjadi satu polip karang keras. Kemudian dari satu polip karang keras ini, ia kembali berkembang biak secara membelah diri dan bertunas aseksual sehingga
terbentuklah koloni karang yang keras yang baru Wulandari, 2009: 43. Selain proses perkembangbiakan di atas terumbu karang juga membutuhkan banyak aspek
atau faktor pendukung dalam mempertahankan hidupnya. Saputra 2006 dalam Alikodra 2012: 212 menjelaskan bahwa dalam mempertahankan hidupnya terumbu
karang memiliki beberapa persyaratan hidup diantaranya; 1 cahaya matahari yang cukup, 2 suhu yang berkisar 25-300C, 3 salinitas yang sesuai yakni antara 27-40
promil, 4 kejernihan air, 5 pergerakan air, dan 6 substrat dasar yang keras dan bersih dari endapan. Kondisi Mentawai yang merupakan bagian dari Indonesia
sebagai daerah tropis sangat baik bagi perkembangbiakan terumbu karang. Jadi, wajar bila di kepulauan Mentawai tersebar banyak terumbu karang dengan beragam jenis
dan ukuran.
2.1.2.2 Manfaat Terumbu Karang