Riyani 2011: 33 menjelaskan bahwa buku diartikan sebagai “lembar kertas yang berjilid, berisi atau kosong”. Pengertian ini sangat sederhana dan umum tetapi secara
khusus menyatakan bahan, susunan, dan isi sebuah buku.
2.1.5.2 Media Pembelajaran
Menurut Heinich yang dikutip oleh Arsyad 2011: 4, media pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran antara sumber dan penerima. Hal tersebut sama seperti yang dinyatakan oleh Criticos yang dikutip oleh Daryanto 2010: 4
media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komikator menuju komunikan. Media pembelajaran yang digunakan memiliki
jumlah yang banyak, dan dapat dikolompokkan menjadi beberapa bagian. Menurut Arsyad 2011: 29 media dapat dikelompokkan dalam beberapa
kelompok berdasarkan teknologi yang digunakan yaitu: 1
Media hasil teknologi cetak 2
Media hasil teknologi audio-visual 3
Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer 4
Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Berdasarkan klasifikasi media di atas, media buku cerita bergambar “Derita
Aat Si Gurita Kecil” termasuk klasifikasi media hasil teknologi cetak. Seperti yang dijelaskan
dalam spesifikasi produk bahwa prototipe buku cerita bergambar “Derita PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aat si Gurita Kecil” merupakan media dua dimensi yang dicetak terdiri atas cover, 20 gambar yang disertai narasi pendek dan juga evaluasi.
Media pembelajaran mempunyai fungsi yang besar dalam memberikan pengetahuan yang mudah dipahami oleh anak. Hal tersebut senada dengan apa yang
disampaikan oleh Sadiman, dkk 2012: 17 bahwa kegunaan media antara lain: 1 memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis dalam bentuk
kata-kata tertulis atau lisan, 2 mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, 3 penggunaan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik, 4 memberikan perangsang belajar yang sama, 5 menyamakan pengalaman, 6 menimbulkan persepsi yang sama.
2.1.5.3 Media Cetak
Menurut Susilana dan Riyana dalam Riyani 2011: 37 media cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakanprinting atau offset.
Media cetak ini menyajikan pesannya melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Media
cetak ini memiliki beberapa jenis yaitu buku, surat kabar dan majalah, ensiklopedi atau kamus besar, pengajaran terpogram atau komik Daryanto, 2010: 24. Maka
berdasarkan jenis media cetak tersebut, media prototype buku cerita “Derita Aat Si
Gurita Kecil” termasuk dalam media cetak jenis buku. Media cetak juga termasuk dalam media grafisvisual sehingga dalam
mengembangkannya harus memperhatikan prinsip-prinsip visual. Berikut prinsip pengembangan media cetak dalam Arsyad 2013: 103-108:
1 Kesederhanaan
Secara umum kesederhanaan mengacu pada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit
memudahkan anak menangkap dan memahami pesan yang disajikan. Pesan atau informasi yang panjang harus dibagi dalam beberapa bahan visual agar
mudah dibaca dan mudah dipahami. Kata-kata harus memakai huruf sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam
dalam serangkaian tampilan. Kalimat-kalimatnya harus ringkas, padat dan mudah dimengerti. Maka, dalam pengembangan media prototype buku cerita
“Derita Aat si Gurita Kecil” menggunakan prinsip kesederhanaan dengan penggabungan elemen antara gambar yang lebih dominan dengan teks
sederhana sebagai pemberi kejelasan.
2 Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada hubungan antar elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen
tersebut harus saling terkait dan menyatu sebagai satu keseluruhan yang merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat membantu pemahaman pesan
dan informasi yang dikandungnya. Dalam pengembangan media prototype buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil”, antara elemen gambar dan teks saling
terkait, karena gambar berfungsi memberikan visualisan suatu kondisi dalam teks cerita. Seperti salah satu kodisi dalam cerita yang menunjukan kesedihan,
maka ada gambar Gurita sebagai Ibu dari Aat sedang mengeluarkan air mata. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Penekanan
Prinsip penekanan harus diperhatikan, meskipun penyajian secara visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin disajikan
memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian anak. Menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna
atau ruang, penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting. Penekanan dalam media prototype
buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” nampak pada persepktif yang memberikan gambaran pengalaman pada anak.
4 Keseimbangan
Keseimbangan mencakup dua macam, yaitu keseimbangan formal simetris dan kesimbangan informal asimetris. Bentuk atau pola yang
dipilih sebaiknya menempati ruang penyangan yang memberikan persepsi keseimbangan, meskipun tidak seluruhnya simetris. Keseimbangan yang
simetris memberikan kesan yang statis, sebaliknya kesimbangan yang asimetris akan memberikan kesan dinamis. Dalam media prototype buku
cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” menggunakan keseimbangan asimetris dengan penayangan gambar sesuai dengan kondisi yang disampaikan dalam
teks.
5 Garis
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menentukan perhatian anak untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
Fungsi garis adalah sebagai penuntun bagi para pengamat anak, dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempelajari rangkaian konsep, gagasan makna atau isi materi yang disampaikan. Selain itu, garis juga berfungsi untuk membatasi masing-masing
elemen. Bentuk garis tidak harus tegak lurus, tetapi dapat menyesuaikan penempatan elemen-elemen tersebut.
6 Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi anak dapat membangkitkan minat dan perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam
penyajian pesan, informasi atau isi materi perlu diperhatikan. Dengan demikian, pada prinsip ini untuk prototype
buku cerita “Derita Aat si Gurita Kecil” digunakan tokoh gurita yang unik. Dalam gambar pun diberi warna
agar dapat menarik perhatian anak.
7 Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halusnya permukaan. Tekstur dapat digunakan untuk penekanan, aksentuasi
atau pemisahan, serta menambah kesan keterpaduan dari suatu unsur seperti halnya warna. Maka pengembangan media ini, unsur tekstur tidak diperlukan
karena lebih menonjolkan penggunaan gambar dan warna.
8 Warna
Warna digunakan untuk memberikan kesan pemisahan atau penekanan atau untuk membangun keterpaduan. Di samping itu, warna dapat
mempertinggi tingkat realisme objek atau sistuasi yang digambarkan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respon emosional tertentu. Arsyad 2013: 108 mengemukakan ada tiga hal penting yang harus
diperhatikan ketika menggunakan warna, yaitu: 1 pemilihan warnna khusus merah, biru, kuning, dan sebagainya, 2 nilai warna tingkat ketebalan dan
ketipisan warna tersebut dibangdingkan dengan unsur lain dalam visual tersebut, dan 3 intensitas atau kekuatan warna itu untuk memberikan
dampak yang diinginkan. Setiap anak menyukai warna yang cerah seperti merah, hijau, kuning dan lain-lain. Dalam hal pengembangan media ini,
peneliti menggunakan warna-warna yang yang tingkat keserasian dengan objek yang mau digambarkan seperti warna-warna biota laut yang ada di
terumbu karang.
2.1.5.4 Pengertian Buku Cerita Bergambar