Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5 physical and kinestetic development, olah rasa dan karsa affective and creativity development Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional, 2010:6. Grand design dalam meningkatkan mutu pendidikan karakter pada jenjang SMP telah dilaksanakan. Implementasi pendidikan karakter terintegrasi juga telah berjalan empat tahun lamanya. Terwujudnya berbagai tujuan pendidikan nasional dan pendidikan karakter dalam diri siswa menjadi harapan bagi semua pihak. Namun, banyak fakta dan data yang ditemukan jauh dari bayangan terwujudnya berbagai tujuan tersebut. Berbagai fakta dan data menunjukkan bahwa dunia remaja saat ini merupakan masa yang penuh dengan permasalahan yang sangat kompleks. Kenakalan maupun kriminalitas remaja kini semakin menjadi sorotan utama di berbagai kalangan. Kenakalan, kriminalitas, maupun kemerosotan nilai dan moral yang terjadi di kalangan remaja cukup beragam. Data BNN Badan Narkotika Nasional menyatakan bahwa 50-60 pengguna narkoba di Indonesia adalah kalangan remaja yakni kalangan pelajar dan mahasiswa. Total seluruh pengguna narkoba berdasarkan penelitian yang dilakukan BNN dan UI sebanyak 3,8-4,2 juta orang. Tak hanya kasus penyalahgunaan narkoba, tawuran pelajar pun seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perilaku kenakalan pelajar. Pada data KOMNAS Perlindungan Anak, jumlah tawuran pelajar sudah memperlihatkan kenaikan pada enam bulan pertama tahun 2012 6 hingga bulan Juni. Pada data tersebut tercatat 139 kasus tawuran telah terjadi di wilayah Jakarta, 12 kasus di antaranya telah menyebabkan kematian. Data setahun sebelumnya, yakni tahun 2011, mengungkapkan bahwa telah terjadi 339 kasus tawuran yang menyebabkan 82 anak meninggal dunia www.syababindonesia.com. Kasus kenakalan dan kemerosotan moralnilai dalam diri remaja tak hanya berhenti pada kasus penyalahgunaan narkoba dan tawuran pelajar semata. Zoy Amirin, seorang pakar psikologi seksual dari Universitas Indonesia UI, mengutip sexual behavior survey 2011. Data survei tersebut menunjukkan bahwa 64 anak muda di kota-kota besar Indonesia “belajar” seks melalui film porno atau DVD bajakan. Diperoleh data, bahwa 39 responden ABG yang berusia 15-19 tahun sudah pernah berhubungan seksual dan sisanya 61 berusia 20-25 tahun. Pada tahun 2007 tercatat 500 jenis video porno asli produksi dalam negeri. Tiga tahun berselang, yakni pada tahun 2010 jumlah tersebut melonjak menjadi 800 jenis. Fakta paling memprihatinkan dari fenomena di atas adalah kenyataan bahwa sekitar 90 dari video tersebut, pemerannya berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Base line survey yang dilakukan oleh BKKBN LDFE UI 2000 berkenaan dengan kasus aborsi, menyatakan bahwa di Indonesia terjadi 2,4 juta kasus aborsitahun dan sekitar 20 700-800 ribu dilakukan oleh remaja. Sebuah penelitian juga mengungkapkan fakta, bahwa terjadi peningkatan jumlah anak dan remaja yang terjebak di dunia prostitusi di Indonesia dalam empat tahun 7 terakhir. Data penelitian tersebut menyebutkan sekitar 150.000 anak di bawah usia 18 tahun menjadi pekerja seks www.syababindonesia.com2012. Apabila dilihat dari berbagai tujuan pendidikan nasional dan pendidikan karakter yang telah berlangsung selama hampir empat tahun ini, terlihat adanya ketidaksesuaian antara tujuan tersebut dengan hasil dan berbagai fakta yang terjadi. Adanya ketidaksesuaian tersebut memunculkan berbagai pertanyaan di masyarakat. Apa yang salah? Adakah indikasi bahwa pendidikan karakter terintegrasi yang selama ini diterapkan tidak berhasil? Jika terdapat kesalahan, pada bagian manakah ketidaksesuaian itu terjadi? Pertanyaan-pertanyaan yang muncul tersebut diteguhkan karena hingga kini belum ada data evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi yang selama ini berlangsung. Hal inilah yang sangat penting untuk segera digagas guna menakar hasil pendidikan karakter terintegrasi. Pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkan secara lebih operasional sehingga semakin mudah diimplementasikan di setiap sekolah. Pengkajian pendidikan karakter sangatlah penting untuk melihat bagaimana kontrol atau pengawasan terhadap proses program pendidikan karakter di SMP. Selain itu, pengkajian pendidikan karakter juga penting dilakukan untuk melihat seberapa jauh pemahaman dan pemenuhanketercapaian indikator keberhasilan program pendidikan karakter di SMP. 8 Berdasarkan berbagai hal di atas, keberadaan evaluasi komprehensif terhadap hasil pendidikan karakter yang telah berlangsung dengan sistem terintegrasi di SMP sangatlah penting dilakukan. Namun hingga kini, belum terlihat adanya penelitian yang dilakukan untuk mengevaluasi hal itu semua. Hal ini membuat pendidikan karakter hanya terus menerus berpusat pada ranah kognitif siswa semata, tanpa diketahui secara jelas proses secara menyeluruh, termasuk capaian hasil dari proses tersebut. Berdasarkan berbagai situasi di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul “EVALUASI HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI PADA LIMA SMP DI JAWA Studi Evaluasi Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015 dan Implikasinya Terhadap Penyusunan Silabus Pendidikan Karakter ” dalam penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan evaluasi hasil pendidikan karakter pada lima SMP di Jawa diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut: 1. Tujuan pendidikan nasional yang berkaitan dengan pembentukan karakter belum teruji. 2. Pendidikan karakter di sekolah, khususnya di SMP selama ini baru menyentuh ranah kognitif, belum sampai pada ranah afeksi maupun pengalaman nilai-nilai secara nyata. 9 3. Panduan pendidikan karakter di SMP tidak operasional, melainkan hanya berhenti pada tataran Rancangan Proses Pembelajaran RPP tanpa adanya konkretisasi yang jelas. 4. Ada indikasi bahwa pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah, khususnya di SMP hanya sebatas pada Rancangan Proses Pembelajaran RPP, tidak dilaksanakan dan diintegrasikan secara nyata. 5. Pelaksanaan program pendidikan karakter di SMP belum berjalan sebagaimana mestinya. 6. Pengawasan dan kontrol dari berbagai pihak terkait terhadap proses dan ketercapaian hasil pendidikan karakter di SMP masih kurang. 7. Pemahaman sekolah dan guru dalam pemenuhan indikator keberhasilan program pendidikan karakter di SMP masih kurang. 8. Ada indikasi bahwa beberapa nilai-nilai pendidikan karakter bagi para siswa di SMP belum tercapai. 9. Pelaksanaan program pendidikan karakter di SMP belum menunjukkan hasil yang memuaskan. 10. Belum ada penelitian yang menunjukkan seberapa berhasil pendidikan karakter terintegrasi pada lima SMP di Jawa. 10

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada menjawab masalah- masalah yang termuat pada butir nomor 8, 9, dan 10 yang teridentifikasi di atas khususnya masalah mengenai seberapa baik optimal hasil pendidikan karakter terintegrasi pada lima SMP di Jawa.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Seberapa baik optimal hasil pendidikan karakter terintegrasi pada lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015 ? 2. Bagaimana profil capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada masing-masing SMP? 3. Nilai-nilai karakter apa yang terindikasi belum optimal hasilnya, yang berdampak pada implikasi penyusunan silabus pendidikan karakter?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Menganalisis dan mendeskripsikan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015. 2. Mengidentifikasikan profil capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada masing-masing SMP. 3. Mengidentifikasikan nilai-nilai karakter apa saja yang belum optimal hasilnya, yang berdampak pada implikasi penyusunan silabus pendidikan karakter. 11

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan tentang evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi yang ada saat ini, sehingga dapat digunakan sebagai bahan inspiratif untuk menemukan cara-cara yang tepat dalam peningkatan pendidikan karakter di sekolah. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengembangan penelitian dalam bidang kajian yang sama, khususnya mengenai pendidikan karakter terintegrasi di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi kepala sekolah dan para guru Hasil penelitian ini menjadi tolok ukur yang dapat digunakan oleh sekolah untuk mengetahui dan memahami gambaran nyata seberapa baik optimal hasil pendidikan karakter terintegrasi yang selama ini diterapkan kepada para siswa. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat membantu kepala sekolah dan para guru dalam menentukan langkah-langkah tepat guna meningkatkan implikasi pendidikan karakter terintegrasi di sekolah yang kemudian dapat berpengaruh pula untuk 12 meningkatkan nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan dalam diri siswa. b. Bagi siswa kelas VII dan VIII Para siswa kelas VII dan VIII dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk melihat seberapa baik optimal hasil pendidikan karakter terintegrasi yang selama ini diberikan kepada diri mereka. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para siswa mengenai manfaat, pengetahuan, dan bimbingan bagi pengolahan diri siswa khususnya berkaitan dengan karakter. Hal tersebut akan semakin memotivasi siswa untuk dapat berkembang lebih optimal dan menjadi pribadi yang lebih baik. c. Bagi peneliti Peneliti dapat mengetahui dan memahami evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi di SMP Stella Maris Tangerang Selatan, SMP Negeri 6 Surakarta, SMP Negeri 4 Wates, SMP Negeri 13 Yogyakarta, dan SMP Santa Maria II Malang Tahun Ajaran 20142015. Selain itu, peneliti dapat mengusulkan penyusunan silabus pendidikan karakter yang sesuai guna meningkatkan nilai-nilai karakter dalam diri siswa.