Evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi pada lima SMP di Jawa : studi evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi pada lima SMP di Jawa tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap penyusunan silabus pendidikan karakte.

(1)

(Studi Evaluasi Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi

pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 dan Implikasinya Terhadap Penyusunan Silabus Pendidikan Karakter)

Rosa Delima Kalis Jati Adi Kusuma

Universitas Sanata Dharma 2015

Penelitian ini didasarkan pada permasalahan seberapa baik hasil pendidikan karakter terintegrasi pada lima SMP di Jawa tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada lima SMP di Jawa tahun ajaran 2014/2015. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi profil capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada masing-masing SMP dan nilai-nilai karakter yang belum optimal hasilnya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif evaluatif dengan menggunakan pendekatan survei. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi yang disusun oleh tim peneliti. Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi mengacu pada Pedoman Pendidikan Karakter yang dicanangkan oleh Direktorat Kementerian Pendidikan tahun 2010. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 653 siswa yang merupakan keseluruhan dari siswa kelas VII dan VIII pada lima SMP yang tersebar di Pulau Jawa (162 siswa SMP Stella Maris Tangerang Selatan, 115 siswa SMP Negeri 6 Surakarta, 117 siswa SMP Negeri 4 Wates, 126 siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta, dan 133 siswa SMP Santa Maria II Malang). Koefisien reliabilitas penelitian ini dianalisa menggunakan teknik analisis Alpha Cornbach. Koefisien reliabilitas Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi sebesar 0,905 dan termasuk dalam kategori tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian, ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa kelas VII dan VIII pada lima SMP di Jawa tahun ajaran 2014/2015 adalah cukup (63%). Profil capaian kategori cukup pada tiap sekolah diketahui: SMP Stella Maris Tangerang Selatan sebesar 52% (84 siswa), SMP Negeri 6 Surakarta sebesar 68% (78 siswa), SMP Negeri 4 Wates sebesar 68% (80 siswa), SMP Negeri 13 Yogyakarta sebesar 74% (93 siswa), dan SMP Santa Maria II Malang sebesar 56% (74 siswa). Terindikasi 36 (kelas VII SMP) dan 39 (kelas VIII SMP butir item kuesioner hasil pendidikan karakter terintegrasi yang hasilnya belum optimal (berada pada kategori cukup, buruk, dan sangat buruk), yang dijadikan sebagai dasar dan tolok ukur penyusunan silabus pendidikan karakter.

Kata kunci: siswa SMP, pendidikan karakter terintegrasi, hasil pendidikan karakter, evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi.


(2)

IN THE FIVE OF JUNIOR HIGH SCHOOLS IN JAVA (Research of the Evaluation of the Integrated

Character Education Outcome in the Five of Junior High Schools in Java in 2014/2015 Academic Year and the Implication Toward

Character Education Syllabus Preparation) Rosa Delima Kalis Jati Adi Kusuma

Sanata Dharma University 2015

This research is based on the issues of how well the integrated character education outcome in the five Junior High Schools in Java in 2014/2015 academic year. The purpose of the research is to analyze and describe the integrated character education in the five of Junior High Schools in Java in 2014/2015 academic years. Other than that, this research is also aimed to identify the performance profile the integrated character education outcome in each of the Junior High School and the character values that have not been optimal.

The type of this research is evaluative descriptive research by using the survey approach. The collection of data method is used in this research is the questionnaire of the Integrated Character Education outcome which is compiled by investigator team. The questionnaire outcome of the Integrated Character Education refers to the Guidance of the Character Education which is determined by the Ministry of Education Directorate of 2010. The subjects in this research consist of 653 students which is the overall of seventh and eighth grader students in the five of Junior High Schools those are widespread in Java (162 students of the Stella Maris Tangerang Selatan Junior High, 115 students of the Public School 6 Surakarta Junior High, 117 students of the Public School 4 Wates Junior High, 126 students of the Public School 13 Yogyakarta Junior High, and 133 students of the Santa Maria II Malang Junior High). The reliability coefficient of this research was analyzed by using Alpha Cornbach analyze technique. The reliability coefficient of the Integrated Character Education is 0,905 and it means is high category.

Based on the research, the achievement of the integrated character education of seventh and eighth grader students in five of Junior High Schools in 2014/2015 academic years is sufficient (67%). The profile of the sufficiently performance in each of school is discovered: Stella Maris Tangerang Selatan Junior High is 52% (84 students), the Public School 6 Surakarta Junior High is 68% (78 students), the Public School 4 Wates Junior High is 68% (80 students), the Public School 13 Yogyakarta Junior High is 74% (93 students), and the Santa Maria II Malang Junior High is 56% (74 students). Indicated that 36 (seventh grader) and 39 (eighth grader) of the questionnaire items result of the integrated character education which not optimal (is in the sufficient, poor and very poor category), which is as basic fundamental and benchmark of the composing of the character education syllabus.

Key words: Junior High School students, integrated character education, character education outcome, the evaluation result of the integrated character education


(3)

dan Implikasinya terhadap Penyusunan Silabus Pendidikan Karakter)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :

Rosa Delima Kalis Jati Adi Kusuma NIM: 111114022

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

dan Implikasinya terhadap Penyusunan Silabus Pendidikan Karakter)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :

Rosa Delima Kalis Jati Adi Kusuma 111114022

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

iv

Sebab orang yang menjalankan kebenaran

akan berhasil dalam segala usahanya”

(Tob 4:6)

“Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang,

sebab dari pada-

Nyalah harapanku”

(Mzm 62:6)

“Ketika masalah memberimu seribu alasan ‘tuk menyerah,

kamu punya satu alasan ‘tuk terus berusaha”


(8)

v

Goresan karya ini Rosa persembahkan bagi....

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Sang Teladan yang senantiasa menjadi pedoman, pegangan,

sumber kekuatan, dan ketenangan

dalam setiap alur indah yang Rosa jalani selama ini.

Semua orang terkasih yang telah menuangkan

seluruh kasih sayang, perhatian, dan cintanya

guna mendampingi dan memotivasi Rosa hingga saat ini.

Orang tua tercinta,

Bapak Ignatius Sutrisno dan Ibu Agnes Sri Widaretna Mawar Diningsih

Kembaran dampit terkasih,

Pius Kalis Jati Kusuma Atmaja

Adik-adik tersayang,

Roberthus Kalis Jati Irawan, Patricia Kalis Jati Sekar Agri, dan

Yohanes Kalis Jati Wijaya Kusuma


(9)

(10)

(11)

viii

(Studi Evaluasi Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 dan Implikasinya

Terhadap Penyusunan Silabus Pendidikan Karakter)

Rosa Delima Kalis Jati Adi Kusuma

Universitas Sanata Dharma 2015

Penelitian ini didasarkan pada permasalahan seberapa baik hasil pendidikan karakter terintegrasi pada lima SMP di Jawa tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada lima SMP di Jawa tahun ajaran 2014/2015. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi profil capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada masing-masing SMP dan nilai-nilai karakter yang belum optimal hasilnya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif evaluatif dengan menggunakan pendekatan survei. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi yang disusun oleh tim peneliti. Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi mengacu pada Pedoman Pendidikan Karakter yang dicanangkan oleh Direktorat Kementerian Pendidikan tahun 2010. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 653 siswa yang merupakan keseluruhan dari siswa kelas VII dan VIII pada lima SMP yang tersebar di Pulau Jawa (162 siswa SMP Stella Maris Tangerang Selatan, 115 siswa SMP Negeri 6 Surakarta, 117 siswa SMP Negeri 4 Wates, 126 siswa SMP Negeri 13 Yogyakarta, dan 133 siswa SMP Santa Maria II Malang). Koefisien reliabilitas penelitian ini dianalisa menggunakan teknik analisis Alpha

Cornbach. Koefisien reliabilitas Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi sebesar 0,905

dan termasuk dalam kategori tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian, ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa kelas VII dan VIII pada lima SMP di Jawa tahun ajaran 2014/2015 adalah cukup (63%). Profil capaian kategori cukup pada tiap sekolah diketahui: SMP Stella Maris Tangerang Selatan sebesar 52% (84 siswa), SMP Negeri 6 Surakarta sebesar 68% (78 siswa), SMP Negeri 4 Wates sebesar 68% (80 siswa), SMP Negeri 13 Yogyakarta sebesar 74% (93 siswa), dan SMP Santa Maria II Malang sebesar 56% (74 siswa). Terindikasi 36 (kelas VII SMP) dan 39 (kelas VIII SMP butir item kuesioner hasil pendidikan karakter terintegrasi yang hasilnya belum optimal (berada pada kategori cukup, buruk, dan sangat buruk), yang dijadikan sebagai dasar dan tolok ukur penyusunan silabus pendidikan karakter.

Kata kunci: siswa SMP, pendidikan karakter terintegrasi, hasil pendidikan karakter, evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi.


(12)

ix

IN THE FIVE OF JUNIOR HIGH SCHOOLS IN JAVA (Research of the Evaluation of the Integrated

Character Education Outcome in the Five of Junior High Schools in Java in 2014/2015 Academic Year and the Implication Toward

Character Education Syllabus Preparation)

Rosa Delima Kalis Jati Adi Kusuma

Sanata Dharma University 2015

This research is based on the issues of how well the integrated character education outcome in the five Junior High Schools in Java in 2014/2015 academic year. The purpose of the research is to analyze and describe the integrated character education in the five of Junior High Schools in Java in 2014/2015 academic years. Other than that, this research is also aimed to identify the performance profile the integrated character education outcome in each of the Junior High School and the character values that have not been optimal.

The type of this research is evaluative descriptive research by using the survey approach. The collection of data method is used in this research is the questionnaire of the Integrated Character Education outcome which is compiled by investigator team. The questionnaire outcome of the Integrated Character Education refers to the Guidance of the Character Education which is determined by the Ministry of Education Directorate of 2010. The subjects in this research consist of 653 students which is the overall of seventh and eighth grader students in the five of Junior High Schools those are widespread in Java (162 students of the Stella Maris Tangerang Selatan Junior High, 115 students of the Public School 6 Surakarta Junior High, 117 students of the Public School 4 Wates Junior High, 126 students of the Public School 13 Yogyakarta Junior High, and 133 students of the Santa Maria II Malang Junior High). The reliability coefficient of this research was analyzed by using Alpha Cornbach analyze technique. The reliability coefficient of the Integrated Character Education is 0,905 and it means is high category.

Based on the research, the achievement of the integrated character education of seventh and eighth grader students in five of Junior High Schools in 2014/2015 academic years is sufficient (67%). The profile of the sufficiently performance in each of school is discovered: Stella Maris Tangerang Selatan Junior High is 52% (84 students), the Public School 6 Surakarta Junior High is 68% (78 students), the Public School 4 Wates Junior High is 68% (80 students), the Public School 13 Yogyakarta Junior High is 74% (93 students), and the Santa Maria II Malang Junior High is 56% (74 students). Indicated that 36 (seventh grader) and 39 (eighth grader) of the questionnaire items result of the integrated character education which not optimal (is in the sufficient, poor and very poor category), which is as basic fundamental and benchmark of the composing of the character education syllabus.

Key words: Junior High School students, integrated character education, character education outcome, the evaluation result of the integrated character education


(13)

x

kasih-Nya, penulisan tugas akhir dengan judul “Evaluasi Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Lima SMP di Jawa (Studi Evaluasi Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 dan Implikasinya terhadap Penyusunan Silabus Pendidikan Karakter) dapat terselesaikan dengan baik.

Selama menulis tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa begitu banyak pihak yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses yang penulis jalani. Oleh karenanya, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi.

3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.

4. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas bimbingan dan pendampingan selama penulis menempuh studi.

5. Om Moko atas pelayanan yang begitu ramah dan sabar selama penulis menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling,

6. Orang tua Kalis Jati, yakni Bapak Ignatius Sutrisno dan Ibu Agnes Sri Widaretna Mawar Diningsih atas seluruh doa, dukungan, pendampingan, serta penguatan yang diberikan kepada penulis selama ini.

7. Kembaran dampit, Mas Pius Kalis Jati Kusuma Atmaja atas seluruh doa dan semangat hidup yang telah menjadi sumber kekuatan penulis selama ini. 8. Adik-adik Kalis Jati, yakni: Roberthus Kalis Jati Irawan, Patricia Kalis Jati

Sekar Agri, dan Yohanes Kalis Jati Wijaya Kusuma atas doa, semangat, kebersamaan, dukungan, dan keceriaan yang telah diberikan kepada penulis selama ini.


(14)

xi

10. Seluruh kakak, teman, dan adik dari angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013 atas seluruh doa, dukungan, semangat, pengalaman, dan kebersamaan yang diberikan kepada penulis selama ini.

11. Teman dekat dan sahabat terkasih atas doa, dukungan, semangat, dan kebersamaan yang diberikan selama ini.

12. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses pembuatan hingga penyelesaian tugas akhir ini.

Pepatah mengungkapkan bahwa tak ada gading yang tak retak, demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang penulis perbuat selama proses pembuatan tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf kepada semua pihak yang telah dirugikan atas kesalahan dan kekurangan tersebut. Penulis juga sadar bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya besar harapan bagi penulis untuk mendapatkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna pembenahan, penajaman, dan perkembangan penelitian yang lebih baik. Akhir kata, atas perhatian dan kesempatan yang diberikan, penulis ucapkan banyak terima kasih.

Yogyakarta,10 Juni 2015 Penulis


(15)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

1. Manfaat Teoritis ... 11

2. Manfaat Praktis ... 11

G. Definisi Operasional Variabel ... 13

BAB II. LANDASAN TEORI ... 15

A. Hakikat Pendidikan Karakter ... 15

1. Definisi Pendidikan Karakter ... 15


(16)

xiii

6. Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP ... 25

7. Penyelenggaraan Pendidikan Karakter di SMP ... 28

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter ... 35

B. Hakikat Siswa atau Peserta Didik ... 36

1. Definisi Siswa atau Peserta Didik ... 36

2. Transisi Peserta Didik Menuju Sekolah Menengah Pertama ... 36

3. Karakteristik Umum Perkembangan Peserta Didik SMP ... 39

4. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja ... 39

5. Ciri-ciri Utama dan Umum Periode Pubertas ... 40

6. Ciri-ciri Remaja Awal ... 42

7. Perkembangan Moral Remaja ... 46

C. Hakikat Evaluasi Hasil Program Pendidikan ... 49

1. Definisi Evaluasi Program ... 49

2. Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program... 49

3. Tujuan Evaluasi Program ... 51

4. Manfaat Evaluasi ... 51

5. Langkah-langkah Evaluasi Program ... 53

6. Evaluasi Hasil Program ... 53

D. Penyusunan Silabus Pendidikan Karakter ... 56

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 57

A. Jenis Penelitian... 57

B. Subjek Penelitian... 57

C. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 59

D. Validitas Dan Reliabilitas ... 62


(17)

xiv

2. Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74

A. Hasil Penelitian ... 74

1. Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 ... 74

2. Profil Capaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Masing-masing SMP ... 76

3. Identifikasi Item-item Nilai Karakter yang Belum Optimal... 89

B. Pembahasan ... 110

C. Usulan Penyusunan Silabus Pendidikan Karakter ... 117

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 119

A. Kesimpulan ... 119

B. Saran ... 120 DAFTAR PUSTAKA


(18)

xv

Tabel 2. Tingkat dan Tahap Perkembangan Moral Menurut Kohlberg ... 48

Tabel 3. Rincian Populasi Penelitian Siswa kelas VII dan VIII Di SMP Stella Maris Tangerang Selatan, SMP Negeri 6 Surakarta, SMP Negeri 4 Wates, SMP Negeri 13 Yogyakarta, dan SMP Santa Maria II Malang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 58

Tabel 4. Rekapitulasi Aspek dan Nomer-Nomer Item Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi ... 124

Tabel 5. Rincian Penggolongan Item Valid dan Tidak Valid dalam Uji Coba Penelitian ... 142

Tabel 6. Kriteria Guilford ... 66

Tabel 7. Koefisien Reliabilitas Instrumen ... 66

Tabel 8. Koefisien Reliabilitas Instrumen Setelah Seleksi Item ... 67

Tabel 9. Kategorial PAP Tipe I Nilai Huruf ... 70

Tabel 10. Kategori Tingkat Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Kelas VII dan VIII Pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 ... 71

Tabel 11. Kategori Skor Item Kuisioner Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Siswa Kelas VII Pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 ... 72

Tabel 12. Kategori Skor Item Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Siswa Kelas VIII Pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 ... 73

Tabel 13. Tingkat Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Siswa Kelas VII dan VIII Pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 ... 74


(19)

xvi

Tabel 15. Tingkat Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Siswa Kelas VII dan VIII SMP Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015 ... 80 Tabel 16. Tingkat Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi

Siswa Kelas VII dan VIII SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran 2014/2015 ... 82 Tabel 17. Tingkat Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi

Siswa Kelas VII dan VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 ... 85 Tabel 18. Tingkat Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi

Siswa Kelas SMP Santa Maria II Malang Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 ... 87 Tabel 19. Penggolongan Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi

Siswa Kelas VII Pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 ... 90 Tabel 20. Nomor-nomor Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi

Siswa Kelas VII Pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 yang Teridentifikasi Belum Optimal (Kategori Cukup, Buruk, dan Sangat Buruk) ... 98 Tabel 21. Urutan Capaian Skor Item Hasil Pendidikan Karakter

Terintegrasi Siswa Kelas VII pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 yang Berada pada Peringkat 10 terendah ... 99 Tabel 22. Penggolongan Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi

Siswa Kelas VIII Pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran


(20)

xvii

Cukup, Buruk, dan Sangat Buruk) ... 108 Tabel 24. Urutan Capaian Skor Item Hasil Pendidikan Karakter

Terintegrasi Siswa Kelas VIII pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 yang Berada pada Peringkat 10

terendah ... 109 Tabel 25. Silabus Pendidikan Karakter Kelas VII SMP ... 169 Tabel 26. Silabus Pendidikan Karakter Kelas VIII SMP ... 181


(21)

xviii

Kelas VII dan VIII Pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 ... 75 Gambar 2. Persentase Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter

Terintegrasi Siswa Kelas VII dan VIII Pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 ... 76 Gambar 3. Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Siswa

Kelas VII dan VIII SMP Stella Maris Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 ... 78 Gambar 4. Persentase Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter

Terintegrasi Siswa Kelas VII dan VIII SMP Stella Maris Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 ... 79 Gambar 5. Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Siswa

Kelas VII dan VIII SMP Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015 ... 81 Gambar 6. Persentase Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter

Terintegrasi Siswa Kelas VII dan VIII SMP Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015... 81 Gambar 7. Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Siswa

Kelas VII dan VIII SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran 2014/2015 ... 83 Gambar 8. Persentase Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter

Terintegrasi Siswa Kelas VII dan VIII SMP Negeri 4 Wates Tahun Ajaran 2014/2015 ... 84 Gambar 9. Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Siswa

Kelas VII dan VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 ... 86


(22)

xix

Gambar 11.Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Siswa Kelas VII dan VIII SMP Santa Maria II Malang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 88 Gambar 12.Persentase Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter

Terintegrasi Siswa Kelas VII dan VIII SMP Santa Maria II Malang Tahun Ajaran 2014/2015... 89


(23)

xx

Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi ... 124 Lampiran 2. Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi ... 127 Lampiran 3. Data Hasil Uji Validitas Butir Item Kuesioner

Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi ... 136 Lampiran 4. Rincian Penggolongan Item Valid dan Tidak Valid

dalam Uji Coba Penelitian ... 142 Lampiran 5. Data Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi ... 145 Lampiran 6. Tabulasi Data Hasil Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII

Pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015... 146 Lampiran 7. Tabulasi Data Hasil Pendidikan Karakter Siswa Kelas VIII

Pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015... 158 Lampiran 8. Silabus Pendidikan Karakter Kelas VII SMP ... 170 Lampiran 9. Silabus Pendidikan Karakter Kelas VIII SMP ... 182 Lampiran 10. Contoh Modul Pendidikan Karakter SMP ... 195 Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian ... 224


(24)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini, Kementerian Pendidikan Nasional tengah menerapkan kembali pendidikan yang berkaitan dengan pembangunan karakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa sesungguhnya telah secara eksplisit dipaparkan dalam kebijakan pendidikan nasional. Pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 dijabarkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal tersebut dapat menyatakan secara jelas bahwa pendidikan sebaiknya tidak hanya menghasilkan generasi yang cerdas secara akademik, namun juga berakhlak mulia. Oleh karenanya, pemantapan pendidikan karakter secara komprehensif menjadi sangat penting dan mendasar untuk segera diimplementasikan di sekolah.


(25)

Kementerian Pendidikan Nasional secara khusus mengembangkan pendidikan karakter yang diharapkan dapat diimplementasikan di seluruh sekolah di Indonesia, termasuk di jenjang SMP. Pada jenjang pendidikan SMP, pengembangan pendidikan karakter ditangani oleh Direktorat Pembinaan SMP. Dengan pengimplementasian pendidikan karakter di SMP diharapkan siswa mampu meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan secara jelas merumuskan kompetensi lulusan yang harus dicapai dalam penyelenggaraan pendidikan, termasuk pula pendidikan pada jenjang SMP. Butir-butir kompetensi lulusan tersebut sangat berkaitan dengan karakter. Beberapa di antaranya: (1) mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja; (2) menunjukkan sikap percaya diri; (3) mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas; (4) menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional, 2010:2).

Hasil penelitian di Harvard University Amerika Serikat mengungkapkan bahwa kesuksesan seseorang ditentukan hanya sekitar 20%


(26)

oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill), sedangkan sisanya 80% oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill) berdampak pada perilaku sopan, disiplin, keteguhan hati, kemampuan kerja sama dan lainnya. Hal tersebut menggambarkan bahwa soft skill sangat berkaitan dengan karakter seseorang (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional, 2010:5).

Melihat dan menyadari begitu pentingnya karakter dalam diri seseorang, dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pula pada fenomena sosial yang kini semakin berkembang, yaitu meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti: tawuran antar pelajar, bullying, dan berbagai kasus yang memperlihatkan semakin “runtuh” dan turunnya moral dalam diri remaja. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian siswa melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter secara memadai.

Tujuan pendidikan di SMP yang didalamnya termasuk pengembangan karakter, sesungguhnya dapat dicapai melalui pengembangan dan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar Nasional Pendidikan menjabarkan berbagai standar kompetensi lulusan dan materi yang harus


(27)

disampaikan kepada peserta didik, termasuk karakter. Karakter merupakan salah satu materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Namun, yang kini menjadi masalah ialah selama ini pengembangan dan implementasi KTSP masih cenderung terpusat pada pengembangan kemampuan intelektual.

Menurut Mochtar Buchori (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional, 2010:6), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Kementerian Pendidikan Nasional (2010) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter di sekolah, khususnya di SMP selama ini baru menyentuh tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam hidup sehari-hari.

Dalam upaya meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan,

pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokkan dalam: olah hati (spiritual and emotional development), olah pikir (intellectual development), olah raga dan kinestetik


(28)

(physical and kinestetic development), olah rasa dan karsa (affective and

creativity development ) (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional, 2010:6).

Grand design dalam meningkatkan mutu pendidikan karakter pada

jenjang SMP telah dilaksanakan. Implementasi pendidikan karakter terintegrasi juga telah berjalan empat tahun lamanya. Terwujudnya berbagai tujuan pendidikan nasional dan pendidikan karakter dalam diri siswa menjadi harapan bagi semua pihak. Namun, banyak fakta dan data yang ditemukan jauh dari bayangan terwujudnya berbagai tujuan tersebut. Berbagai fakta dan data menunjukkan bahwa dunia remaja saat ini merupakan masa yang penuh dengan permasalahan yang sangat kompleks. Kenakalan maupun kriminalitas remaja kini semakin menjadi sorotan utama di berbagai kalangan.

Kenakalan, kriminalitas, maupun kemerosotan nilai dan moral yang terjadi di kalangan remaja cukup beragam. Data BNN (Badan Narkotika Nasional) menyatakan bahwa 50-60% pengguna narkoba di Indonesia adalah kalangan remaja yakni kalangan pelajar dan mahasiswa. Total seluruh pengguna narkoba berdasarkan penelitian yang dilakukan BNN dan UI sebanyak 3,8-4,2 juta orang. Tak hanya kasus penyalahgunaan narkoba, tawuran pelajar pun seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perilaku kenakalan pelajar. Pada data KOMNAS Perlindungan Anak, jumlah tawuran pelajar sudah memperlihatkan kenaikan pada enam bulan pertama tahun 2012


(29)

hingga bulan Juni. Pada data tersebut tercatat 139 kasus tawuran telah terjadi di wilayah Jakarta, 12 kasus di antaranya telah menyebabkan kematian. Data setahun sebelumnya, yakni tahun 2011, mengungkapkan bahwa telah terjadi 339 kasus tawuran yang menyebabkan 82 anak meninggal dunia (www.syababindonesia.com).

Kasus kenakalan dan kemerosotan moral/nilai dalam diri remaja tak hanya berhenti pada kasus penyalahgunaan narkoba dan tawuran pelajar semata. Zoy Amirin, seorang pakar psikologi seksual dari Universitas Indonesia (UI), mengutip sexual behavior survey 2011. Data survei tersebut menunjukkan bahwa 64% anak muda di kota-kota besar Indonesia “belajar” seks melalui film porno atau DVD bajakan. Diperoleh data, bahwa 39% responden ABG yang berusia 15-19 tahun sudah pernah berhubungan seksual dan sisanya 61% berusia 20-25 tahun. Pada tahun 2007 tercatat 500 jenis video porno asli produksi dalam negeri. Tiga tahun berselang, yakni pada tahun 2010 jumlah tersebut melonjak menjadi 800 jenis. Fakta paling memprihatinkan dari fenomena di atas adalah kenyataan bahwa sekitar 90% dari video tersebut, pemerannya berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Base line survey yang dilakukan oleh BKKBN LDFE UI (2000) berkenaan

dengan kasus aborsi, menyatakan bahwa di Indonesia terjadi 2,4 juta kasus aborsi/tahun dan sekitar 20% (700-800 ribu) dilakukan oleh remaja. Sebuah penelitian juga mengungkapkan fakta, bahwa terjadi peningkatan jumlah anak dan remaja yang terjebak di dunia prostitusi di Indonesia dalam empat tahun


(30)

terakhir. Data penelitian tersebut menyebutkan sekitar 150.000 anak di bawah usia 18 tahun menjadi pekerja seks (www.syababindonesia.com/2012).

Apabila dilihat dari berbagai tujuan pendidikan nasional dan pendidikan karakter yang telah berlangsung selama hampir empat tahun ini, terlihat adanya ketidaksesuaian antara tujuan tersebut dengan hasil dan berbagai fakta yang terjadi. Adanya ketidaksesuaian tersebut memunculkan berbagai pertanyaan di masyarakat. Apa yang salah? Adakah indikasi bahwa pendidikan karakter terintegrasi yang selama ini diterapkan tidak berhasil? Jika terdapat kesalahan, pada bagian manakah ketidaksesuaian itu terjadi? Pertanyaan-pertanyaan yang muncul tersebut diteguhkan karena hingga kini belum ada data evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi yang selama ini berlangsung. Hal inilah yang sangat penting untuk segera digagas guna menakar hasil pendidikan karakter terintegrasi.

Pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkan secara lebih operasional sehingga semakin mudah diimplementasikan di setiap sekolah. Pengkajian pendidikan karakter sangatlah penting untuk melihat bagaimana kontrol atau pengawasan terhadap proses program pendidikan karakter di SMP. Selain itu, pengkajian pendidikan karakter juga penting dilakukan untuk melihat seberapa jauh pemahaman dan pemenuhan/ketercapaian indikator keberhasilan program pendidikan karakter di SMP.


(31)

Berdasarkan berbagai hal di atas, keberadaan evaluasi komprehensif terhadap hasil pendidikan karakter yang telah berlangsung dengan sistem terintegrasi di SMP sangatlah penting dilakukan. Namun hingga kini, belum terlihat adanya penelitian yang dilakukan untuk mengevaluasi hal itu semua. Hal ini membuat pendidikan karakter hanya terus menerus berpusat pada ranah kognitif siswa semata, tanpa diketahui secara jelas proses secara menyeluruh, termasuk capaian hasil dari proses tersebut.

Berdasarkan berbagai situasi di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengangkat judul “EVALUASI HASIL PENDIDIKAN KARAKTER

TERINTEGRASI PADA LIMA SMP DI JAWA (Studi Evaluasi Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 dan Implikasinya Terhadap Penyusunan Silabus Pendidikan Karakter)” dalam penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan evaluasi hasil pendidikan karakter pada lima SMP di Jawa diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut:

1. Tujuan pendidikan nasional yang berkaitan dengan pembentukan karakter belum teruji.

2. Pendidikan karakter di sekolah, khususnya di SMP selama ini baru menyentuh ranah kognitif, belum sampai pada ranah afeksi maupun pengalaman nilai-nilai secara nyata.


(32)

3. Panduan pendidikan karakter di SMP tidak operasional, melainkan hanya berhenti pada tataran Rancangan Proses Pembelajaran (RPP) tanpa adanya konkretisasi yang jelas.

4. Ada indikasi bahwa pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah, khususnya di SMP hanya sebatas pada Rancangan Proses Pembelajaran (RPP), tidak dilaksanakan dan diintegrasikan secara nyata.

5. Pelaksanaan program pendidikan karakter di SMP belum berjalan sebagaimana mestinya.

6. Pengawasan dan kontrol dari berbagai pihak terkait terhadap proses dan ketercapaian hasil pendidikan karakter di SMP masih kurang. 7. Pemahaman sekolah dan guru dalam pemenuhan indikator

keberhasilan program pendidikan karakter di SMP masih kurang. 8. Ada indikasi bahwa beberapa nilai-nilai pendidikan karakter bagi para

siswa di SMP belum tercapai.

9. Pelaksanaan program pendidikan karakter di SMP belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

10. Belum ada penelitian yang menunjukkan seberapa berhasil pendidikan karakter terintegrasi pada lima SMP di Jawa.


(33)

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada menjawab masalah-masalah yang termuat pada butir nomor 8, 9, dan 10 yang teridentifikasi di atas khususnya masalah mengenai seberapa baik (optimal) hasil pendidikan karakter terintegrasi pada lima SMP di Jawa.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Seberapa baik (optimal) hasil pendidikan karakter terintegrasi pada lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015 ?

2. Bagaimana profil capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada masing-masing SMP?

3. Nilai-nilai karakter apa yang terindikasi belum optimal hasilnya, yang berdampak pada implikasi penyusunan silabus pendidikan karakter? E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, yaitu:

1. Menganalisis dan mendeskripsikan hasil pendidikan karakter terintegrasi pada lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Mengidentifikasikan profil capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada masing-masing SMP.

3. Mengidentifikasikan nilai-nilai karakter apa saja yang belum optimal hasilnya, yang berdampak pada implikasi penyusunan silabus pendidikan karakter.


(34)

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan tentang evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi yang ada saat ini, sehingga dapat digunakan sebagai bahan inspiratif untuk menemukan cara-cara yang tepat dalam peningkatan pendidikan karakter di sekolah. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengembangan penelitian dalam bidang kajian yang sama, khususnya mengenai pendidikan karakter terintegrasi di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi kepala sekolah dan para guru

Hasil penelitian ini menjadi tolok ukur yang dapat digunakan oleh sekolah untuk mengetahui dan memahami gambaran nyata seberapa baik (optimal) hasil pendidikan karakter terintegrasi yang selama ini diterapkan kepada para siswa. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat membantu kepala sekolah dan para guru dalam menentukan langkah-langkah tepat guna meningkatkan implikasi pendidikan karakter terintegrasi di sekolah yang kemudian dapat berpengaruh pula untuk


(35)

meningkatkan nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan dalam diri siswa.

b. Bagi siswa kelas VII dan VIII

Para siswa kelas VII dan VIII dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk melihat seberapa baik (optimal) hasil pendidikan karakter terintegrasi yang selama ini diberikan kepada diri mereka. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para siswa mengenai manfaat, pengetahuan, dan bimbingan bagi pengolahan diri siswa khususnya berkaitan dengan karakter. Hal tersebut akan semakin memotivasi siswa untuk dapat berkembang lebih optimal dan menjadi pribadi yang lebih baik.

c. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui dan memahami evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi di SMP Stella Maris Tangerang Selatan, SMP Negeri 6 Surakarta, SMP Negeri 4 Wates, SMP Negeri 13 Yogyakarta, dan SMP Santa Maria II Malang Tahun Ajaran 2014/2015. Selain itu, peneliti dapat mengusulkan penyusunan silabus pendidikan karakter yang sesuai guna meningkatkan nilai-nilai karakter dalam diri siswa.


(36)

d. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini menjadi tolok ukur yang dapat digunakan sebagai dasar atau referensi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian dengan topik evaluasi hasil pendidikan karakter secara lebih mendalam.

G. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi yang bermanfaat

untuk menilai dan menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Pendidikan karakter terintegrasi adalah upaya penanaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai luhur siswa yang diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungannya untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa dengan model penyajian terpadu dalam pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan kesiswaan. 3. Evaluasi hasil pendidikan karakter terintegrasi adalah upaya menilai,

mengukur, dan menakar seberapa jauh capaian indikator keberhasilan nilai-nilai karakter pada siswa yang dilakukan melalui proses pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan kesiswaan sebagaimana dipaparkan dalam pedoman pendidikan karakter yang


(37)

dicanangkan oleh Direktorat Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010.


(38)

15 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini dipaparkan hakikat pendidikan karakter, hakikat siswa, hakikat evaluasi hasil program pendidikan, dan penyusunan silabus pendidikan karakter. A. Hakikat Pendidikan Karakter

1. Definisi Pendidikan Karakter

Lickona (Samani, M. & Hariyanto, 2013:44) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Secara sederhana, Lickona mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter para siswa.

Menurut Elkin dan Sweet (Pupuh, F., Suryana, & Fatriany, F., 2013: 15), pendidikan karakter dimaknai sebagai, “Character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values”. Pendidikan karakter adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika inti.

Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter dalam diri, yang dapat diterapkan dalam


(39)

kehidupan sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif (Zubaedi, 2012: 17-18).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya terencana untuk menjadikan seseorang (peserta didik) mengenal, peduli, dan menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam diri, sehingga dapat berperilaku sebagai manusia seutuhnya.

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010), pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari

Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukkan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, serta masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah


(40)

merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.

3. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Kementerian Pendidikan Nasional (2010) menyatakan bahwa pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter;

b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku;

c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif, dan efektif untuk membangun karakter;

d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian;

e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik;

f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses;

g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik; h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang

berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama;


(41)

i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter;

j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter;

k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.

4. Aspek-aspek Nilai Pendidikan Karakter

Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan/hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi 80 butir nilai karakter yang dikelompokkan menjadi lima, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan (1) Tuhan Yang Maha Esa, (2) diri sendiri, (3) sesama manusia, dan (4) lingkungan, serta (5) kebangsaan. Namun demikian, penanaman ke-80 nilai tersebut merupakan hal yang sangat sulit. Oleh karena itu, pada tingkat SMP dipilih 20 nilai karakter utama yang disarikan dari butir-butir SKL SMP (Permen Diknas nomor 23 tahun 2006) dan SK/KD (Permen Diknas nomor 22 tahun 2006). Berikut adalah daftar 20 aspek-aspek nilai utama yang dimaksud dan deskripsi ringkasnya:

a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (Religius)

Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan ajaran agamanya.


(42)

b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri 1) Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.

2) Bertanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME.

3) Bergaya hidup sehat

Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

4) Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5) Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.


(43)

6) Percaya diri

Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.

7) Berjiwa wirausaha

Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.

9) Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

10) Ingin tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.


(44)

11) Cinta ilmu

Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.

c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama 1) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.

2) Patuh pada aturan-aturan sosial

Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum.

3) Menghargai karya dan prestasi orang lain

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

4) Santun

Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.

5) Demokratis

Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.


(45)

d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

e. Nilai kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

1) Nasionalis

Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.

2) Menghargai keberagaman

Sikap menghargai dan hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama.


(46)

5. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter

Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui terutama melalui pencapaian butir-butir standar kompetensi lulusan oleh peserta didik yang meliputi sebagai berikut:

a. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja;

b. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri; c. Menunjukkan sikap percaya diri;

d. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;

e. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;

f. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;

g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;

h. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya;

i. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;

j. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;


(47)

l. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;

m.Menghargai karya seni dan budaya nasional;

n. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;

o. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;

p. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun; q. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam

pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat;

r. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;

s. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sederhana;

t. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah; dan


(48)

6. Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP

Berdasarkan pedoman Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional (2010), pendidikan karakter terintegrasi di SMP dilaksanakan melalui proses pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan pembinaan kesiswaan.

a. Pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran

Pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai, serta menjadikannya sebagai perilaku.

Pada struktur kurikulum SMP, dasar setiap mata pelajaran memuat materi-materi yang berkaitan dengan karakter. Secara subtantif, setidaknya terdapat dua mata pelajaran yang terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kedua mata


(49)

pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai. Integrasi pendidikan karakter pada mata-mata pelajaran di SMP mengarah pada internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

b. Pendidikan karakter terintegrasi melalui manajemen sekolah

Pada konteks dunia pendidikan, yang dimaksud dengan manajemen pendidikan sekolah adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dalam upaya untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan itu sendiri. Penyelenggaraan pendidikan karakter memerlukan pengelolaan yang memadai. Pengelolaan yang dimaksudkan adalah bagaimana pembentukan karakter dalam pendidikan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan secara memadai. Unsur-unsur pendidikan karakter yang akan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan tersebut antara lain meliputi: (1) nilai-nilai karakter kompetensi lulusan, (2) muatan kurikulum nilai-nilai-nilai-nilai karakter, (3) nilai-nilai karakter dalam pembelajaran, (4) nilai-nilai karakter pendidik dan tenaga kependidikan, dan (5) nilai-nilai karakter pembinaan kepesertadidikan.


(50)

Beberapa contoh bentuk kegiatan pendidikan karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah antara lain: (1) pelanggaran tata tertib yang berimplikasi pada pengurangan nilai dan hukuman/pembinaan, (2) penyediaan tempat-tempat pembuangan sampah, (3) penyelenggaraan kantin kejujuran, (4) penyediaan kotak saran, (5) penyediaan sarana ibadah dan pelaksanaan ibadah, misalnya: shalat dhuhur berjamaah, (6) salim-taklim (jabat tangan) setiap pagi saat siswa memasuki gerbang sekolah, (7) pengelolaan dan kebersihan ruang kelas oleh siswa, dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya.

c. Pendidikan karakter terintegrasi melalui kegiatan pembinaan kesiswaan

Kegiatan pembinaan kesiswaan adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah.

Visi kegiatan pembinaan kesiswaan adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misi kegiatan pembinaan kesiswaan adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta


(51)

didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; (2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengeskpresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.

7. Penyelenggaraan Pendidikan Karakter di SMP

Berdasarkan pedoman pendidikan karakter Kementerian Pendidikan Nasional (2010), penyelenggaraan pendidikan karakter terintegrasi di SMP dilakukan secara terpadu melalui 3 (tiga) jalur, yaitu: pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan pembinaan kesiswaan. Langkah pendidikan karakter meliputi: perancangan, implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut.

a. Perancangan

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahap penyusunan rancangan antara lain:

1) Mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan karakter, yaitu nilai-nilai/perilaku yang perlu dikuasa dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan karakter peserta didik direalisasikan dalam tiga kelompok kegiatan, yaitu (a) terpadu dengan pembelajaran pada mata pelajaran; (b) terpadu dengan manajemen sekolah; dan (c) terpadu melalui kegiatan pembinaan kesiswaan.


(52)

2) Mengembangkan materi pendidikan karakter untuk setiap jenis kegiatan di sekolah

3) Mengembangkan rancangan pelaksanaan setiap kegiatan di sekolah (tujuan, materi, fasilitas, jadwal, pengajar/fasilitator, pendekatan pelaksanaan, evaluasi)

4) Menyiapkan fasilitas pendukung pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah

Perencanaan kegiatan program pendidikan karakter di sekolah mengacu pada jenis-jenis kegiatan, yang setidaknya memuat unsur-unsur: tujuan, sasaran kegiatan, substansi kegiatan, pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, mekanisme pelaksanaan, keorganisasian, waktu dan tempat, serta fasilitas pendukung.

b. Implementasi

1) Pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran pada semua mata pelajaran

Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan) diimplementasikan dalam pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang terkait, seperti Agama, PKn, IPS, IPA, Penjas Orkes, dan lain-lainnya. Hal ini dimulai dengan pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.


(53)

Kementerian Pendidikan Nasional (2010) telah memilih dan mengelompokkan sejumlah nilai utama sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai yang kemudian diintegrasikan pada mata pelajaran yang paling cocok. Hal tersebut berarti tidak setiap mata pelajaran diberi integrasi semua butir nilai, melainkan beberapa nilai utama saja. Oleh karena itu, setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai utama tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Berikut contoh distribusi nilai-nilai utama ke dalam mata pelajaran:


(54)

Tabel 1.

Contoh Distribusi Nilai-Nilai Utama ke dalam Mata Pelajaran Mata Pelajaran Nilai Utama

1. Pendidikan Agama

Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras, peduli 2. Pendidikan

Kewarga-negaraan

Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, menghargai

keberagaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

3. Bahasa Indonesia

Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis

4. Matematika Berpikir logis, kritis, jujur, kerja keras, ingin tahu, mandiri, percaya diri 5. IPS Nasionalis, menghargai keberagaman,

berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan lingkungan, berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras

6. IPA Ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggung jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu

7. Bahasa Inggris

Menghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerjasama, patuh pada aturan sosial

8. Seni Budaya Menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin tahu, jujur, disiplin, demokratis

9. Penjasorkes Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain

10.TIK/

Keterampilan

Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan

menghargai karya orang lain

11.Muatan Lokal Menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalis, peduli


(55)

2) Pembentukan karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan lain-lain) diimplementasikan dalam aktivitas manajemen sekolah, seperti pengelolaan: siswa, regulasi/peraturan sekolah, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, keuangan, perpustakaan, pembelajaran, penilaian, dan informasi, serta pengelolaan lainnya.

3) Pembentukan karakter yang terpadu dengan kegiatan pembinaan kesiswaan

Beberapa kegiatan pembinaan kesiswaan yang memuat pembentukan karakter antara lain:

a) Olah raga (sepak bola, bola voli, bulu tangkis, tenis meja, dan lain-lain),

b) Keagamaan (baca alkitab, ibadah, dan lain-lain), c) Seni budaya (menari, menyanyi, melukis, teater), d)KIR,

e) Kepramukaan,

f) Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta didik (LDKS), g)Palang Merah Remaja (PMR),

h) Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA), i) Pameran, lokakarya,


(56)

c. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring merupakan serangkaian kegiatan untuk memantau proses pelaksanaan program pembinaan pendidikan karakter. Fokus kegiatan monitoring adalah pada kesesuaian proses pelaksanaan program pendidikan karakter berdasarkan tahapan atau prosedur yang telah ditetapkan. Evaluasi cenderung untuk mengetahui sejauh mana efektivitas program pendidikan karakter berdasarkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Hasil monitoring digunakan sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses pelaksanaan program pendidikan karakter.

Monitoring dan evaluasi secara umum bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas program pembinaan pendidikan karakter sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Secara rinci tujuan monitoring dan evaluasi pembentukan karakter adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pengamatan dan pembimbingan secara langsung keterlaksanaan program pendidikan karakter di sekolah.

2) Memperoleh gambaran mutu pendidikan karakter di sekolah secara umum.

3) Melihat kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program dan mengidentifikasi masalah yang ada, dan selanjutnya mencari


(57)

solusi yang komprehensif agar program pendidikan karakter dapat tercapai.

4) Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan untuk menyusun rekomendasi terkait perbaikan pelaksanaan program pendidikan karakter ke depan.

5) Memberikan masukan kepada pihak yang memerlukan untuk bahan pembinaan dan peningkatan kualitas program pembentukan karakter.

6) Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi program pembinaan pendidikan karakter di sekolah.

d. Tindak lanjut

Hasil monitoring dan evaluasi dari implementasi program pembinaan pendidikan karakter digunakan sebagai acuan untuk menyempurnakan program, mencakup penyempurnaan rancangan, mekanisme pelaksanaan, dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen sekolah yang terkait dengan implementasi program (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010).


(58)

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter

Menurut Zubaedi (2012) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter, yaitu:

a. Insting (naluri)

Aneka corak refleksi sikap, tindakan, dan perbuatan manusia dimotivasi oleh potensi kehendak yang dimotori oleh naluri seseorang. b. Adat atau kebiasaan

Adat atau kebiasaan adalah tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, seperti berpakaian, makan, tidur, berolahraga, dan lain sebagainya.

c. Keturunan

Secara langsung atau tidak langsung keturunan sangat mempengaruhi pembentukan karakter seseorang.

d. Lingkungan

Salah satu aspek yang turut memberikan pengaruh dalam terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor lingkungan di mana seseorang berada.


(59)

B. Hakikat Siswa atau Peserta Didik 1. Definisi Siswa atau Peserta Didik

Dalam perspektif pedagogis, peserta didik diartikan sebagai sejenis makhluk “homo educandum”, makhluk yang menghajatkan pendidikan. Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa peserta didik dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersifat laten, sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk mengaktualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap.

Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke titik optimal.

Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

Tahun 2003 pasal 1 ayat 4, “peserta didik diartikan sebagai anggota

masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses

pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu” (Desmita,

2009: 39).

2. Transisi Peserta Didik Menuju Sekolah Menengah Pertama

Santrock (2003) mengungkapkan bahwa transisi menuju Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari Sekolah Dasar (SD) merupakan suatu pengalaman normatif bagi anak-anak. Meskipun demikian, proses transisi


(60)

tersebut menimbulkan stres karena terjadi secara bersamaan dengan transisi-transisi lainnya dalam diri individu, dalam keluarga, dan di sekolah. Pada masa transisi ini, siswa menjadi merasa lebih dewasa, memperoleh banyak mata pelajaran yang dapat dipilihnya, memiliki banyak kesempatan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman sebaya yang sesuai dengan dirinya, menikmati rasa bebas dari pengawasan langsung orang tua, serta mungkin juga menjadi lebih tertantang secara intelektual dengan adanya tugas-tugas akademis.

Saat siswa mengalami masa transisi dari Sekolah Dasar (SD) menuju Sekolah Menengah Pertama (SMP), siswa menghadapi “fenomena yang

teratas ke bawah” (top-dog phenomena), yaitu keadaan-keadaan di mana

siswa bergerak dari posisi yang paling atas (di Sekolah Dasar menjadi yang tertua, terbesar, dan paling berkuasa) menuju posisi yang paling rendah (di Sekolah Menengah Pertama menjadi yang paling muda, paling kecil, dan paling tidak berkuasa di sekolah). Para peneliti memperhatikan bahwa proses transisi dari SD menuju SMP dapat menjadi tahun yang sangat sulit bagi banyak siswa. Salah satu penelitian mengenai perpindahan dari kelas VI SD menuju kelas VII SMP mengungkapkan bahwa remaja memiliki persepsi kualitas kehidupan sekolahnya menjadi menurun ketika di kelas VII SMP. Duduk di kelas VII SMP membuat siswa menjadi kurang puas dengan sekolah, kurang melibatkan diri dengan sekolah, dan kurang menyukai gurunya. Jatuhnya tingkat


(61)

kepuasan terhadap sekolah muncul tanpa menghiraukan keberhasilan siswa secara akademis (Santrock, 2003: 259).

Melihat berbagai fenomena dan gejala yang terjadi pada diri siswa, penting adanya pendampingan dan bimbingan dari berbagai pihak, khususnya orang tua dan sekolah. Sekolah dengan lebih banyak dukungan, lebih sedikit anonimitas, lebih stabil, dan yang tingkat kompleksitasnya lebih rendah tentu dapat membantu mengembangkan proses penyesuaian diri siswa selama transisi dari SD menuju SMP. Selain dukungan dari sekolah, terdapat pula penelitian yang menyoroti faktor-faktor dari orang tua yang dapat menjembatani transisi sekolah di masa remaja awal. Penelitian pertama, yaitu dilakukan oleh Lord dan Eccles (Santrock, 2003: 260) mengungkapkan bahwa apabila orang tua membiasakan diri terhadap kebutuhan dan perkembangan remaja awal dan mendukung kemandirian mereka dalam mengambil keputusan, maka remaja akan menunjukkan penyesuaian diri yang lebih baik dan tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam menghadapi transisi dari SD menuju SMP. Penelitian kedua, yaitu dilakukan oleh Costin dan Jones (Santrock, 2003: 260) mengungkapkan bahwa dukungan dari orang tua dan teman berhubungan erat dengan penyesuaian diri remaja awal guna mengatasi proses transisi sekolah.


(62)

3. Karakteristik Umum Perkembangan Peserta Didik SMP

Menurut Desmita (2009), anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14 tahun). Sejumlah karakteristik yang menonjol pada anak usia SMP, yaitu:

a. Terjadi ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan; b. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder;

c. Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua;.

d. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa;

e. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan;

f. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil;

g. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial;

h. Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas. 4. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja

Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun


(63)

tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (Ali & Asrori, 2005: 10) adalah berusaha:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya;

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa;

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis;

d. Mencapai kemandirian emosional; e. Mencapai kemandirian ekonomi;

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat;

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua;

h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa;

i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan;

j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

5. Ciri-ciri Utama dan Umum Periode Pubertas

Menurut Mappiare (1982), terdapat suatu periode yang terjadi sebelum masa remaja. Periode sebelum masa remaja tersebut sering disebut


(64)

pubertas”. Periode pubertas ini jelas berbeda dengan masa remaja, meskipun bertumpang tindih dengan masa remaja awal.

Periode pubertas ini memiliki beberapa ciri-ciri umum/utama yang berkaitan dengan perkembangan biologis dan psikologis, yaitu:

a. Pubertas merupakan periode transisi dan tumpang tindih. Periode transisi tersebut diungkapkan karena pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remaja, disebut kanak-kanak tidak tepat, sementara ia belum dapat dikatakan sebagai remaja. Periode tumpang tindih diungkapkan karena beberapa ciri biologis-psikologis kanak-kanak masih dimiliki, sementara beberapa ciri remaja dimiliki pula.

b. Pubertas merupakan periode terjadinya perubahan yang sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya kearah bentuk tubuh orang dewasa. Terjadi pula perubahan sikap dan sifat yang menonjol, terutama terhadap teman sebaya lawan jenis, terhadap permainan dan anggota keluarga.

c. Menurut Charlotte Buhler (Mappiare, 1982: 28) pubertas diistilahkan

sebagai “fase negatif". Diistilahkan sebagai “fase” sebab waktunya

demikian singkat dalam kurun waktu garis kehidupan. Disebut

“negatif” sebab terdapat sikap dan sifat-sifat negatif yang belum


(65)

d. Perilaku sebagai bagian dari ciri periode pubertas ditunjukkan dalam sikap, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatan. Sikap pubertas yang paling menonjol, antara lain: sikap tidak tenang dan tidak menentu, hal yang dahulu menarik sekarang tidak lagi; adanya penentangan terhadap orang lain seakan-akan ingin mengatasi kesenangan orang lain, penentangan terutama tertuju pada orang dewasa atau orang yang lebih berkuasa; adanya sikap negatif (misalnya: kurang hati-hati, gemar membicarakan orang lain, cepat tersinggung, dan mudah curiga). Perasaan pubertas yang sangat menonjol, antara lain: rasa sedih, ingin menangis dan marah meskipun

penyebabnya “remeh”; memusuhi lawan jenis lain; adanya rasa bosan

terhadap permainan yang pernah disenanginya. Hal perasaan lain yang nampak adalah keinginannya untuk menyendiri dan senang melamun tentang diri sendiri. Perbuatan-perbuatan yang sering tampak, antara lain: enggan bekerja, nampak selalu lelah, dan kadang-kadang perilakunya tidak sopan (Mappiare, 1982: 27-31).

6. Ciri-ciri Remaja Awal

Menurut Hurlock (Mappiare, 1982: 32), dalam separuh akhir periode pubertas atau separuh awal masa remaja awal, terdapat gejala-gejala yang disebut “negative phase”. Itulah sebabnya periode pubertas sering disebut sebagai “negative phase”. Hurlock menguraikan pokok-pokok “negative phase, sebagai berikut: keinginan untuk menyendiri (desire for


(1)

223

Cara-cara membangun sikap pantang

menyerah:

-

Jangan mudah menyerah dan akui kelemahan/kekurangan diri

-

Motivasi diri sendiri

-

Optimis bahwa segalanya akan berhasil dengan baik

-

Terfokuslah pada tujuan

-

Berani mengambil resiko

-

Berani menghadapi tantangan

-

Teruslah berusaha

-

Jangan terpengaruh pada kegagalan orang lain

Manfaat sikap pantang menyerah:


(2)

UilIVERSITAS SANATA

DHARMA

FAKULTAS KEGURUAI{

DAT{

ILilIU

PEI{DIDIKAN

Mrican

Tromol

Pos 29, Yogyakarta 55002

Telp (0274) 513301, 515352, Fax" (027a) 562383 TELEGRAM: SADHAR YOGYA

Rek. Giro : CliilB Nega llo. 287.0'1.f[272.00.5 dan 081.01,24169.00,7 ifiardiri No. 137.00.042'1493.4

No

Hal

: 036lPen/Bl(J lP/Vliz0 1 5

: ljin Penelitian

Kepada

Yth. Kepala SMP Stella Maris

Tangerang Selatan

Dengan hormat,

Dengan ini kami memohonkan ijin bagimahasiswa kami,

Nama

No Mahasiswa Program Studi

Jurusan Fakultas

Perguruan Tinggi

:

Rosa Delima Kalis JatiAdi Kusuma

:

111114022

:

Bimbingan dan Konseling

:

llmu Pendidikan

:

Keguruan dan llmu Pendidikan

:

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan skripsinya, dengan ketentuan bahwa waktu penelitian disesuaikan dengan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah.

JudulSkripsi

:

''EVALUASI HASIL PENDIDIKAN

KAMKTER

TERINTEGRASI PADA

LIMA SMP

Dl

JAWA" (Studi

Evaluasi

Hasil

Pendidikan Karakter

Terintegrasi Pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2AM12015)

Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih,

Yogyakarta, 3 Juni 2015

Dekan,

Tembusan:

1.

Dekan FKIP

2.

Mahasiswa Ybs


(3)

UNIVERSITAS SANATA

DHARMA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDTKAN

Mrican

Tromol

Pos 29, Yogyakarta 55002

Tetp (O274) 513301, 515352, Fax- (0274) 562383 TELEGRAM: SADHAR YOGYA

Rek. Giro : ClbtB Niaga No. 287.01.00272.00.5 dan 081.01.24169.00.7 Mandiri No. 137.00.0421493.4

No Hal

: 036iPen/Bl(JlP/Yl/201 5 : ljin Penelitian

Kepada

Yth. Kepala SMP Negeri6 Surakarta

-

Solo

JAWA TENGAH

Dengan hormat,

Dengan ini kamimemohonkan ijin bagimahasiswa kami,

Nama

No Mahasiswa Program Studi

Jurusan Fakultas

Perguruan Tinggi

:

Rosa Delima Kalis JatiAdi Kusuma

:

111114022

:

Bimbingan dan Konseling

:

llmu Pendidikan

:

Keguruan dan llmu Pendidikan

:

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Unluk melaksanakan penelitian dalam rangka perciapan penyusunan sknpsinya, dengan ketentuan bahwa waktu penelitian disesuaikan dengan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah.

Judul Skripsi

:

,,EVALUASI HASIL PENDIDIKAN MRAKTER TERINTEGRASI PADA

LIMA

SMP

Dl

JAWA" (Studi

Evaluasi

Hasil

Pendidikan Karakter Terintegrasi Pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 201412015)

Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.


(4)

UT{

IVERSTTAS

SAI{ATA

DHARIUIA

FAKULTAS

KEGURUAT{ DAN

ILIUIU

PENDIDIKAI{

Mrican

Tromol

Pos 29,

Yogyakarta

55002

Telp (027a) 513301, 515352, Fax. (0274\ 562383 TELEGRAM: SADHAR YOGYA

Rek. Giro: CIMB Niaga No. 287.01.S272.00.5 dan 081.01.24169.00.7 tilandiri No. 137.00.0421493.4

No Hal

: 036lPen/Bl(JlPAll/201 5 : ljin Penelitian

Kepada

Yth. Kepala SMP Negeri4 Wates Yogykarta

Dengan hormat,

Dengan ini kami memohonkan ijin bagi mahasiswa kami,

Nama

:

Rosa Delima Kalis JatiAdi Kusuma

No

Mahasiswa

',

111114022

Program

Studi

:

Bimbingan dan Konseling

Jurusan

:

llmu Pendidikan

Fakultas

:

Keguruan dan llmu Pendidikan

Perguruan

Tinggi

:

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan skripsinya, dengan ketentuan bahwa waktu penelitian disesuaikan dengan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah.

Judul Skripsi

:

,'EVALUASI HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI PADA

LIMA

SMP

Dl

JAWA" (Studi

Evaluasi

Hasil

Pendidikan Karakter Terintegrasi Pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 201412015)

Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 3 Juni 2015 Dekan,

Tembusan:

1.

Dekan FKIP

2.

Mahasiswa Ybs


(5)

UHIVERSITAS SANATA

DHARIIIA

FAKULTA$ KEGURUAI{ DAl{ ILMU PEITDIDIKAI{

Mrican

Tromol

Pos 29,

Yogyakarta

55002

Telp {0274) 513301, 515352, Fax. (0274) 562383 TELEGRAM: SADHAR YOGYA

Rek Gko : CIIIB Ni4a No, 287.01.0tr272.00.5 dan 081.01.24169.00.7 [&ndid No. 137.00.0421493.4

No Hal

: O3$lPen/BKJ lPli/U201 5

: ljin Penelitian

Kepada

Yth. Kepala SMP Negeri 13

Yogyakarta

Dengan hormat,

Dengan ini kamimemohonkan ijin bagimahasiswa kami,

Nama

No Mahasiswa Program Studi Jurusan Fakultas

Perguruan Tinggi

Rosa Delima Kalis JatiAdi Kusuma 111114022

Bimbingan dan Konseling llmu Pendidikan

Keguruan dan llmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan skripsinya, dengan ketentuan bahwa waktu penelitian disesuaikan dengan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah.

JudulSkripsi

:

,,EVALUASI HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI PADA

LIMA SMP

Dl

JAWA" (Studi

Evaluasi

Hasil

Pendidikan Karakter

TerintegrasiPada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 2AM12A15)

Atas perhatian dan qin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.


(6)

UNIVERSITAS SANATA DHARTA

FAKULTAS KEGURUAN

DA]I ILMU

PE}IDIDIKAT{

Mrican

Tromol

Pos 29, Yogyakarta 55002

Telp (0274) 513301, s15352, Fax. (O274) 562383 TELEGRAM: SADHAR YOGYA

Rek. Giro: CIMB Nk{a No.287.0't.00272.m.5 dan 081.01.24169.00.7 il4ardid No, 137.00.0421493.4

No

Hal

: 036/Pen/Bl(JlPlUlP0l 5

: ljin Penelitian

Kepada

Yth. Kepala SMP Santa Maria ll Malang

Dengan hormat,

Dengan ini kami memohonkan ijin bagi mahasiswa kami,

Nama

No Mahasiswa Program Studi Jurusan Fakultas

Perguruan Tinggi

Rosa Delima Kalis JatiAdi Kusuma 111114022

Bimbingan dan Konseling llmu Pendidikan

Keguruan dan llmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan skripsinya, dengan ketentuan bahwa waktu penelitian disesuaikan dengan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah.

JudulSkripsi

:

"EVALUASI HASIL PENDIDIMN

KAMKTER

TERINTEGRASI PADA

LIMA SMP

Dl

JAWA" (Studi

Evaluasi

Hasil

Pendidikan Karakter

TerintegrasiPada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 201412015)

Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 3 Juni 2015

Dekan,

Tembusan :

1.

Dekan FKIP

2.

Mahasiswa Ybs

3.