Identifikasi Item-item Nilai Karakter yang Belum Optimal

4 Item nomor 10 Apakah saya mengerjakan tugas piket kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan? 5 Item nomor 12 Daripada saya tinggal kelas, pada saat ulangan lebih baik saya menyontek saja. 6 Item nomor 13 Apakah saya sudah berani tampil di depan kelas? 7 Item nomor 14 Apakah saya mengungkapkan pendapat saya kepada teman saat belajar bersama? 8 Item nomor 15 Beranikah saya membuka pembicaraan dalam kelompok tanpa harus orang lain meminta? 9 Item nomor 16 Pernahkah saya mengunjungi suatu bazaar, pameran, atau suatu perusahaan? 10 Item nomor 17 Saya berpikir sebelum mengambil keputusan. 11 Item nomor 21 Membereskan kamar pribadiku adalah kewajibanku. 12 Item nomor 25 Apakah saya mengajari teman saya yang kesulitan dalam belajar? 13 Item nomor 26 Apakah saya mengingatkan teman saya yang beragama lain untuk melaksanakan ibadahnya? 14 Item nomor 31 Saya memberi pujian kepada teman yang berprestasi. 15 Item nomor 34 Saya berbicara menggunakan bahasa yang sopan kepada semua orang. 16 Item nomor 35 Saya memaksakan kehendak saya kepada orang lain. 17 Item nomor 36 Saya mendengarkan pendapat orang lain yang sedang berbicara. 18 Item nomor 38 Bagiku mengikuti kegiatan kerja bakti di lingkungan rumah merupakan kewajibanku. 19 Item nomor 39 Karena tidak tersedia tong sampah di sekitar saya, sesekali saya membuang sampah di sembarang tempat. 20 Item nomor 40 Bagiku menjaga dan merawat tanaman yang ada di sekolah adalah kewajibanku. 21 Item nomor 43 Bagiku mengenal budaya dari daerah sendiri sudah cukup. 22 Item nomor 44 Walaupun jam beribadah dari orang yang tidak seagama dengan saya belum dimulai, saya bisa mengobrol dan berbicara di sekitar tempat ibadah tersebut. 23 Item nomor 45 Saya malas kenal dan berteman dengan teman yang tidak se”tipe” misalnya dalam hal sifat, status sosial, jenis kelamin, agama dengan saya. d. Terdapat 3 20 butir item hasil pendidikan karakter terintegrasi yang termasuk dalam kategori buruk, yaitu: 1 Item nomor 3 Saya berbohong disaat terdesakkepepet. 2 Item nomor 7 Keteraturan saya berolahraga setiap hari. 3 Item nomor 11 Saya sudah mengerjakan tugas saya sendiri tanpa bantuan orang lain. 4 Item nomor 18 Demi kelancaran sekolah saya, apapun yang saya inginkan seharusnya dipenuhi oleh orang tua saya. 5 Item nomor 19 Bagiku sesuatu yang baru dan unik itu sangatlah sulit. 6 Item nomor 23 Apakah saya mencari bahan dan materi tambahan pelajaran dari internet? 7 Item nomor 24 Bagiku lebih baik belajar sendiri daripada belajar bersama teman-teman. 8 Item nomor 30 Saya memanfaatkan waktu belajar di rumah ketika malam hari 19.00-22.00? 9 Item nomor 42 Bagiku menghafalkan 5 sila dalam Pancasila tanpa menerapkan sila-sila tersebut sudah cukup. e. Terdapat 4 9 butir item hasil pendidikan karakter terintegrasi yang termasuk dalam kategori sangat buruk, yaitu: 1 Item nomor 20 Untuk mengambil keputusan mengenai sesuatu hal yang rumit, saya bertanya kepada orang lain. 2 Item nomor 22 Saya merasa harus bertanya kepada teman. 3 Item nomor 29 Apakah saya memilah sampah sebelum dibuang di tempat sampah organik, non organik? 4 Item nomor 32 Saya menggunakan barang-barang handmade buatan orang lain? Berdasarkan hasil penelitian di atas, butir item yang memperoleh capaian skor pada kategori cukup, buruk, dan sangat buruk dijadikan sebagai dasar dan tolok ukur penyusunan silabus pendidikan karakter. Nomor-nomor item yang termasuk dalam kategori cukup, buruk, dan sangat buruk, yaitu: Tabel 20. Nomor-nomor Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Siswa Kelas VII pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015 yang Teridentifikasi Belum Optimal Kategori Cukup, Buruk, dan Sangat Buruk Kategori Nomor Item Aspek Nilai Karakter Cukup 1 Hubungannya dengan Tuhan religius 4 Bertanggungjawab 6 10 Displin 12 Kerja keras 13 Percaya Diri 14 15 16 Berjiwa wirausaha 17 Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif 21 Mandiri 25 Cinta ilmu 26 Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain 31 Menghargai karya dan prestasi orang lain 34 Santun 35 Demokratis 36 38 Hubungannya dengan lingkungan 39 40 43 Nasionalis 44 Menghargai keberagaman 45 Buruk 3 Jujur 7 Bergaya hidup sehat 11 Kerja keras 18 Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif 19 23 Ingin tahu 24 Cinta ilmu 30 Patuh pada aturan-aturan sosial 42 Nasionalis Sangat Buruk 20 Mandiri 22 Ingin tahu 29 Patuh pada aturan-aturan sosial 32 Menghargai karya dan prestasi orang Berdasarkan analisis capaian skor item hasil pendidikan karakter terintegrasi, diperoleh skor-skor item yang berada pada peringkat 10 terendah. Urutan capaian skor item hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VII pada lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015 yang berada pada peringkat 10 terendah dipaparkan pada tabel 21, sebagai berikut: Tabel 21. Urutan Capaian Skor Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Siswa Kelas VII pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015 yang Berada pada Peringkat 10 terendah No. No.ItemRujukan Item Aspek Nilai Karakter 1. 42 Bagiku menghafalkan 5 sila dalam Pancasila tanpa menerapkan sila-sila tersebut sudah cukup. Nasionalis 2. 7 Keteraturan saya berolahraga setiap hari Bergaya hidup sehat 3. 18 Demi kelancaran sekolah saya, apapun yang saya inginkan seharusnya dipenuhi oleh orang tua saya. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif 4. 24 Bagiku lebih baik belajar sendiri daripada belajar bersama teman-teman. Cinta ilmu 5. 3 Saya berbohong disaat terdesakkepepet. Jujur 6.

19 Bagiku sesuatu yang baru dan unik itu sangatlah sulit.

Berpikir 7. 32 Saya menggunakan barang-barang handmade buatan orang lain? Menghargai karya dan prestasi orang lain 8. 29 Apakah saya memilah sampah sebelum dibuang di tempat sampah organik, non organik? Patuh pada aturan- aturan sosial 9. 22 Saya merasa harus bertanya kepada teman. Ingin tahu 10. 20 Untuk mengambil keputusan mengenai sesuatu hal yang rumit, saya bertanya kepada orang lain. Mandiri b. Hasil capaian skor item hasil pendidikan karakter secara agregat siswa kelas VIII Hasil capaian skor item kuesioner hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VIII pada lima SMP di Jawa tahun ajaran 20142015 disajikan pada tabel 22 berikut ini: Tabel 22. Penggolongan Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Siswa Kelas VIII pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015 Tingkat Penguasaan Kompetensi Skor Jumlah Item Persentase Nilai Huruf Kategori Nomor Item 90-100 2641 – 2934 - A Sangat Baik - 80-89 2347 – 2640 6 13 B Baik 2, 5, 8, 27, 28, 41 65-79 1907 – 2346 21 47 C Cukup 1, 4, 9, 12, 14, 15, 16, 17, 21, 25, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 44, 45 55-64 1614 – 1906 14 31 D Buruk 3, 6, 7, 10, 11, 13, 18, 19, 23, 24, 26, 30, 42, 43 Dibawah 55 – 1613 4 9 E Sangat Buruk 20, 22, 29, 32 Data pada tabel 21 di atas menunjukkan bahwa: a. Tidak ada 0 butir item hasil pendidikan karakter terintegrasi yang termasuk dalam kategori sangat baik. b. Terdapat 6 13 butir item hasil pendidikan karakter terintegrasi yang termasuk dalam kategori baik, yaitu: 1 Item nomor 2 Apakah penting bagi saya untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan saya? 2 Item nomor 5 Mengerjakan semua tugas dari guru dengan baik adalah kewajiban seorang siswa. 3 Item nomor 8 Beberapa remaja seusiaku sudah mencoba-coba merokok, sedangkan saya sendiri… 4 Item nomor 27 Orang tua saya memberikan kasih sayang kepada saya. 5 Item nomor 28 Tawuran merupakan wujud solidaritas antar teman satu sekolah. 6 Item nomor 41 Bagiku mengikuti upacara bendera meskipun hanya di hari Senin dan upacara peringatan Hari Nasional contohnya: hari Kemerdekaan, Hardiknas, Pramuka merupakan kewajiban. c. Terdapat 21 47 butir item hasil pendidikan karakter terintegrasi yang termasuk dalam kategori cukup, yaitu: 1 Item nomor 1 Saya berdoa secara rutin atas kemauan diriku sendiri. 2 Item nomor 4 Walaupun kesalahan yang saya lakukan itu kecil, saya harus mengakui kesalahan itu. 3 Item nomor 9 Sesekali saya terpaksa terlambat masuk sekolah, dan saya merasa… 4 Item nomor 12 Daripada saya tinggal kelas, pada saat ulangan lebih baik saya menyontek saja. 5 Item nomor 14 Apakah saya mengungkapkan pendapat saya kepada teman saat belajar bersama? 6 Item nomor 15 Beranikah saya membuka pembicaraan dalam kelompok tanpa harus orang lain meminta? 7 Item nomor 16 Pernahkah saya mengunjungi suatu bazaar, pameran, atau suatu perusahaan? 8 Item nomor 17 Saya berpikir sebelum mengambil keputusan. 9 Item nomor 21 Membereskan kamar pribadiku adalah kewajibanku. 10 Item nomor 25 Apakah saya mengajari teman saya yang kesulitan dalam belajar? 11 Item nomor 31 Saya memberi pujian kepada teman yang berprestasi. 12 Item nomor 33 Saya menyapa dan memberi salam terlebih dahulu kepada orang yang lebih tua. 13 Item nomor 34 Saya berbicara menggunakan bahasa yang sopan kepada semua orang. 14 Item nomor 35 Saya memaksakan kehendak saya kepada orang lain. 15 Item nomor 36 Saya mendengarkan pendapat orang lain yang sedang berbicara. 16 Item nomor 37 Saya mempersilahkan teman untuk menggunakan fasilitas sekolah seperti saya pun menggunakannya. 17 Item nomor 38 Bagiku mengikuti kegiatan kerja bakti di lingkungan rumah merupakan kewajibanku. 18 Item nomor 39 Karena tidak tersedia tong sampah di sekitar saya, sesekali saya membuang sampah di sembarang tempat. 19 Item nomor 40 Bagiku menjaga dan merawat tanaman yang ada di sekolah adalah kewajibanku. 20 Item nomor 44 Walaupun jam beribadah dari orang yang tidak seagama dengan saya belum dimulai, saya bisa mengobrol dan berbicara di sekitar tempat ibadah tersebut. 21 Item nomor 45 Saya malas kenal dan berteman dengan teman yang tidak se”tipe” misalnya dalam hal sifat, status sosial, jenis kelamin, agama dengan saya. d. Terdapat 14 31 butir item hasil pendidikan karakter terintegrasi yang termasuk dalam kategori buruk, yaitu: 1 Item nomor 3 Saya berbohong disaat terdesakkepepet. 2 Item nomor 6 Saya menyesal jika melanggar tata tertib sekolah, tapi jika dalam keadaan terdesak saya melakukan hal itu melanggar tata tertib. 3 Item nomor 7 Keteraturan saya berolahraga setiap hari 4 Item nomor 10 Apakah saya mengerjakan tugas piket kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan? 5 Item nomor 11 Saya sudah mengerjakan tugas saya sendiri tanpa bantuan orang lain. 6 Item nomor 13 Apakah saya sudah berani tampil di depan kelas? 7 Item nomor 18 Demi kelancaran sekolah saya, apapun yang saya inginkan seharusnya dipenuhi oleh orang tua saya. 8 Item nomor 19 Bagiku sesuatu yang baru dan unik itu sangatlah sulit. 9 Item nomor 23 Apakah saya mencari bahan dan materi tambahan pelajaran dari internet? 10 Item nomor 24 Bagiku lebih baik belajar sendiri daripada belajar bersama teman-teman. 11 Item nomor 26 Apakah saya mengingatkan teman saya yang beragama lain untuk melaksanakan ibadahnya? 12 Item nomor 30 Saya memanfaatkan waktu belajar di rumah ketika malam hari 19.00-22.00? 13 Item nomor 42 Bagiku menghafalkan 5 sila dalam Pancasila tanpa menerapkan sila-sila tersebut sudah cukup. 14 Item nomor 43 Bagiku mengenal budaya dari daerah sendiri sudah cukup. e. Terdapat 4 9 butir item hasil pendidikan karakter terintegrasi yang termasuk dalam kategori sangat buruk, yaitu: 1 Item nomor 20 Untuk mengambil keputusan mengenai sesuatu hal yang rumit, saya bertanya kepada orang lain. 2 Item nomor 22 Saya merasa harus bertanya kepada teman. 3 Item nomor 29 Apakah saya memilah sampah sebelum dibuang di tempat sampah organik, non organik? 4 Item nomor 32 Saya menggunakan barang-barang handmade buatan orang lain? Berdasarkan hasil penelitian di atas, butir item yang memperoleh capaian skor pada kategori cukup, buruk, dan sangat buruk dijadikan sebagai dasar dan tolok ukur penyusunan silabus pendidikan karakter. Nomor-nomor item yang termasuk dalam kategori cukup, buruk, dan sangat buruk, yaitu: Tabel 23. Nomor-nomor Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Siswa Kelas VIII pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015 yang Teridentifikasi Belum Optimal Kategori Cukup, Buruk, dan Sangat Buruk Kategori Nomor Item Aspek Nilai Karakter Cukup 1 Hubungannya dengan Tuhan religius 4 Bertanggungjawab 9 Disiplin 12 Kerja keras 14 Percaya diri 15 16 Berjiwa wirausaha 17 Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif 21 Mandiri 25 Cinta ilmu 31 Menghargai karya dan prestasi orang lain 33 Santun 34 35 Demokratis 36 37 38 Hubungannya dengan lingkungan 39 40 44 Menghargai keberagaman 45 Buruk 3 Jujur 6 Bertanggungjawab 7 Bergaya hidup sehat 10 Disiplin 11 Kerja keras 13 Percaya diri 18 Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif 19 23 Ingin tahu 24 Cinta ilmu 26 Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain 30 Patuh pada aturan-aturan sosial 42 Nasionalis 43 Sangat Buruk 20 Mandiri 22 Ingin tahu 29 Patuh pada aturan-aturan sosial 32 Menghargai karya dan prestasi orang lain Berdasarkan analisis capaian skor item hasil pendidikan karakter terintegrasi, diperoleh skor-skor item yang berada pada peringkat 10 terendah. Urutan capaian skor item hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VIII pada lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015 yang berada pada peringkat 10 terendah dipaparkan pada tabel 24, sebagai berikut: Tabel 24. Urutan Capaian Skor Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Siswa Kelas VIII pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015 yang Berada pada Peringkat 10 terendah No. No.ItemRujukan Item Aspek Nilai Karakter 1. 11 Saya sudah mengerjakan tugas saya sendiri tanpa bantuan orang lain. Kerja Keras 2. 7 Keteraturan saya berolahraga setiap hari Bergaya hidup sehat 3. 10 Apakah saya mengerjakan tugas piket kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan? Disiplin 4.

19 Bagiku sesuatu yang baru dan unik itu sangatlah sulit.

Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif 5. 3 Saya berbohong disaat terdesakkepepet. Jujur 6. 26 Apakah saya mengingatkan teman saya yang beragama lain untuk melaksanakan ibadahnya? Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain 7. 32 Saya menggunakan barang-barang handmade buatan orang lain? Menghargai karya dan prestasi orang lain 8. 29 Apakah saya memilah sampah sebelum dibuang di tempat sampah organik, non organik? Patuh pada aturan- aturan sosial 9. 22 Saya merasa harus bertanya kepada teman. Ingin tahu 10. 20 Untuk mengambil keputusan mengenai sesuatu hal yang rumit, saya bertanya kepada orang lain. Mandiri

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tingkat ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VII dan VIII pada lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015, populasi subjek yang diteliti tersebar pada 4 kategori, yakni: tingkat ketercapaian hasil pendidikan karakter yang baik, cukup, buruk, dan sangat buruk. Melihat data di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VII dan VIII pada lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015 adalah cukup. Hal tersebut menandakan bahwa ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi belum menunjukkan hasil yang baik dan optimal. Penelitian ini tidak hanya melihat hasil ketercapaian pendidikan karakter secara agregat, melainkan juga berdasarkan profil capaian masing-masing SMP yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat profil capaian pendidikan karakter terintegrasi yang hampir sama pada masing-masing SMP, yakni: SMP Stella Maris Tangerang Selatan, SMP Negeri 6 Surakarta, SMP Negeri 4 Wates, SMP Negeri 13 Yogyakarta, dan SMP Santa Maria II Malang termasuk dalam kategori cukup belum menunjukkan hasil yang baik dan optimal pada ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi. Pada penelitian ini dipaparkan pula capaian hasil pendidikan karakter terintergrasi yang termasuk dalam kategori buruk dan sangat buruk. Capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi yang termasuk dalam kategori buruk dan sangat buruk tersebut dapat dilihat secara agregat maupun pada profil masing-masing sekolah. Hasil-hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VII dan VIII, baik secara agregat maupun pada masing-masing SMP berada pada kategori cukup. Dalam bingkai pendidikan karakter, capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada kategori cukup dapat dimaknai sebagai sebuah capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi yang belum optimal. Hal ini mengingat karena nilai karakter adalah sesuatu yang ideal dan dicita- citakan pencapaiannya secara optimal. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan dan dimaknai bahwa ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VII dan VIII, baik secara agregat maupun pada masing-masing SMP belum menunjukkan hasil yang optimal. Ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa kelas VII dan VIII yang tergolong cukup belum optimal selaras dengan ungkapan Kementerian Pendidikan Nasional 2010 yang menyatakan bahwa pendidikan karakter di sekolah, khususnya di SMP selama ini baru menyentuh tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam hidup sehari-hari. Gambaran hasil penelitian dan ungkapan di atas dapat dihubungkan dengan karakteristik umum perkembangan peserta didik SMP Desmita, 2009: 36. Desmita 2009 mengungkapkan dalam tahapan perkembangannya, peserta didik SMP memiliki karakteristik yang cenderung membandingkan nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menjadi salah satu gambaran yang menunjukkan bahwa pada tahapan perkembangan tersebut, peserta didik lebih cenderung menggunakan ranah kognitifnya dalam pemprosesan informasi. Pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi yang masuk dalam kategori cukup, buruk, dan sangat buruk siswa kelas VII dan VIII pada lima SMP di Jawa tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik peserta didik yang masih cenderung menggunakan ranah kognitif. Faktor lain yang juga memberikan pengaruh terhadap capaian hasil pendidikan karakter ialah situasi perkembangan siswa yang berada pada fase transisi dari Sekolah Dasar SD menuju Sekolah Menengah Pertama SMP. Saat siswa mengalami masa transisi dari Sekolah Dasar SD menuju Sekolah Menengah Pertama SMP, siswa menghadapi “fenomena yang teratas ke bawah” top-dog phenomena, yaitu keadaan-keadaan di mana siswa bergerak dari posisi yang paling atas di Sekolah Dasar menjadi yang tertua, terbesar, dan paling berkuasa menuju posisi yang paling rendah di Sekolah Menengah Pertama menjadi yang paling muda, paling kecil, dan paling tidak berkuasa di sekolah. Perpindahan dari kelas VI SD menuju kelas VII SMP menjadikan turunnya persepsi siswa terhadap kualitas kehidupan di sekolahnya. Duduk di kelas VII SMP membuat siswa menjadi kurang puas dengan sekolah, kurang melibatkan diri dengan sekolah, dan kurang menyukai gurunya. Jatuhnya tingkat kepuasan terhadap sekolah muncul tanpa menghiraukan keberhasilan siswa secara akademis Santrock, 2003: 259. Pada masa pubertas siswa, selain mengalami masa transisi, siswa juga mengalami fase negatif dalam dirinya. Fase negatif ini ditunjukkan dengan perilaku negatif siswa, baik dalam sikap, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatan. Sikap pubertas yang menonjol ialah sikap tidak tenang, adanya penentangan terhadap orang lain, gemar membicarakan orang lain, cepat tersinggung, dan mudah curiga. Perasaan pubertas yang sangat menonjol ialah rasa sedih, ingin menangis dan marah meskipun penyebabnya “remeh”, merasa jenuh boredom, merasa gelisah restlessness, kurang percaya diri lack of self confidence. Gambaran keinginan yang menonjol pada masa pubertas, yaitu keinginan untuk menyendiri desire for isolation, suka berkhayal day dreaming, dan senang melamun tentang diri sendiri. Perbuatan yang sering nampak, antara lain enggan bekerja disinclination to work, nampak selalu lelah, terkadang berperilaku tidak sopan Mappiare, 1982: 27-32. Masa transisi dan fase negatif yang sudah disampaikan cukup menjadi alasan diperoleh capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VII dan VIII SMP. Namun di samping itu, ciri khas pada masa remaja awal juga berperan sebagai faktor diperolehnya capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi. Ciri khas pada masa remaja awal, yaitu: terjadinya ketidakstabilan perasaan dan emosi, adanya perubahan sikap dan moral yang seringkali bertentangan dengan norma masyarakat, serta perubahan pada pola berpikir yang sering kali menolak hal-hal yang tidak masuk akal dan menimbulkan pertentangan dengan orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya Mappiare, 1982: 32-35. Berbagai faktor dan ciri khas yang muncul pada masa remaja awal memunculkan berbagai masalah yang terjadi pada remaja. Masalah yang timbul pada remaja awal, antara lain: terjadinya penyimpangan nilai dan moral, pertentangan dan pelanggaran terhadap norma sosial, serta kebingungan remaja terhadap status sosial dan tanggung jawab yang harus dipenuhi. Masalah-masalah inilah yang kemudian menjadi pemicu semakin banyaknya fenomena sosial pada remaja yang kini semakin berkembang, yaitu meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti: tawuran antar pelajar, bullying, dan berbagai kasus yang memperlihatkan semakin “runtuh” dan turunnya moral karakter dalam diri remaja. Apabila melihat gambaran di atas, runtuhnya moral karakter dalam diri remaja tersebut menjadi jawaban dan alasan mendasar ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VII dan VIII SMP di Jawa tahun ajaran 20142015 yang termasuk dalam kategori cukup, buruk, dan sangat buruk. Ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada kategori tersebut tidak hanya didasarkan oleh faktor maupun masalah yang diutarakan di atas. Hal itu dikarenakan, penyelenggaraan pendidikan karakter terintegrasi juga berperan penting dalam ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi tersebut.