4 Item nomor 10 Apakah saya mengerjakan tugas piket kelas sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan? 5 Item nomor 12
Daripada saya tinggal kelas, pada saat ulangan lebih baik saya menyontek saja.
6 Item nomor 13 Apakah saya sudah berani tampil di depan kelas?
7 Item nomor 14 Apakah saya mengungkapkan pendapat saya kepada teman
saat belajar bersama? 8 Item nomor 15
Beranikah saya membuka pembicaraan dalam kelompok tanpa harus orang lain meminta?
9 Item nomor 16 Pernahkah saya mengunjungi suatu bazaar, pameran, atau suatu
perusahaan? 10 Item nomor 17
Saya berpikir sebelum mengambil keputusan. 11 Item nomor 21
Membereskan kamar pribadiku adalah kewajibanku.
12 Item nomor 25 Apakah saya mengajari teman saya yang kesulitan dalam
belajar? 13 Item nomor 26
Apakah saya mengingatkan teman saya yang beragama lain untuk melaksanakan ibadahnya?
14 Item nomor 31 Saya memberi pujian kepada teman yang berprestasi.
15 Item nomor 34 Saya berbicara menggunakan bahasa yang sopan kepada semua
orang. 16 Item nomor 35
Saya memaksakan kehendak saya kepada orang lain. 17 Item nomor 36
Saya mendengarkan pendapat orang lain yang sedang berbicara.
18 Item nomor 38 Bagiku mengikuti kegiatan kerja bakti di lingkungan rumah
merupakan kewajibanku. 19 Item nomor 39
Karena tidak tersedia tong sampah di sekitar saya, sesekali saya membuang sampah di sembarang tempat.
20 Item nomor 40 Bagiku menjaga dan merawat tanaman yang ada di sekolah
adalah kewajibanku. 21 Item nomor 43
Bagiku mengenal budaya dari daerah sendiri sudah cukup. 22 Item nomor 44
Walaupun jam beribadah dari orang yang tidak seagama dengan saya belum dimulai, saya bisa mengobrol dan berbicara
di sekitar tempat ibadah tersebut. 23 Item nomor 45
Saya malas kenal dan berteman dengan teman yang tidak se”tipe” misalnya dalam hal sifat, status sosial, jenis kelamin,
agama dengan saya. d. Terdapat 3 20 butir item hasil pendidikan karakter terintegrasi
yang termasuk dalam kategori buruk, yaitu: 1 Item nomor 3
Saya berbohong disaat terdesakkepepet. 2 Item nomor 7
Keteraturan saya berolahraga setiap hari. 3 Item nomor 11
Saya sudah mengerjakan tugas saya sendiri tanpa bantuan orang lain.
4 Item nomor 18 Demi kelancaran sekolah saya, apapun yang saya inginkan
seharusnya dipenuhi oleh orang tua saya. 5 Item nomor 19
Bagiku sesuatu yang baru dan unik itu sangatlah sulit. 6 Item nomor 23
Apakah saya mencari bahan dan materi tambahan pelajaran dari internet?
7 Item nomor 24 Bagiku lebih baik belajar sendiri daripada belajar bersama
teman-teman. 8 Item nomor 30
Saya memanfaatkan waktu belajar di rumah ketika malam hari 19.00-22.00?
9 Item nomor 42 Bagiku menghafalkan 5 sila dalam Pancasila tanpa menerapkan
sila-sila tersebut sudah cukup. e. Terdapat 4 9 butir item hasil pendidikan karakter terintegrasi
yang termasuk dalam kategori sangat buruk, yaitu: 1 Item nomor 20
Untuk mengambil keputusan mengenai sesuatu hal yang rumit, saya bertanya kepada orang lain.
2 Item nomor 22 Saya merasa harus bertanya kepada teman.
3 Item nomor 29 Apakah saya memilah sampah sebelum dibuang di tempat
sampah organik, non organik? 4 Item nomor 32
Saya menggunakan barang-barang handmade buatan orang lain?
Berdasarkan hasil penelitian di atas, butir item yang memperoleh capaian skor pada kategori cukup, buruk, dan sangat
buruk dijadikan sebagai dasar dan tolok ukur penyusunan silabus pendidikan karakter. Nomor-nomor item yang termasuk dalam
kategori cukup, buruk, dan sangat buruk, yaitu:
Tabel 20. Nomor-nomor Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi
Siswa Kelas VII pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015 yang Teridentifikasi Belum Optimal
Kategori Cukup, Buruk, dan Sangat Buruk
Kategori Nomor
Item Aspek Nilai Karakter
Cukup 1
Hubungannya dengan Tuhan religius 4
Bertanggungjawab 6
10 Displin
12 Kerja keras
13 Percaya Diri
14 15
16 Berjiwa wirausaha
17 Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
21 Mandiri
25 Cinta ilmu
26 Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
31 Menghargai karya dan prestasi orang lain
34 Santun
35 Demokratis
36 38
Hubungannya dengan lingkungan 39
40 43
Nasionalis 44
Menghargai keberagaman 45
Buruk 3
Jujur 7
Bergaya hidup sehat 11
Kerja keras 18
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif 19
23 Ingin tahu
24 Cinta ilmu
30 Patuh pada aturan-aturan sosial
42 Nasionalis
Sangat Buruk 20
Mandiri 22
Ingin tahu 29
Patuh pada aturan-aturan sosial 32
Menghargai karya dan prestasi orang
Berdasarkan analisis capaian skor item hasil pendidikan karakter terintegrasi, diperoleh skor-skor item yang berada pada peringkat 10
terendah. Urutan capaian skor item hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VII pada lima SMP di Jawa Tahun Ajaran
20142015 yang berada pada peringkat 10 terendah dipaparkan pada tabel 21, sebagai berikut:
Tabel 21. Urutan Capaian Skor Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi
Siswa Kelas VII pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015 yang Berada pada Peringkat 10 terendah
No. No.ItemRujukan Item
Aspek Nilai Karakter
1. 42 Bagiku menghafalkan 5 sila dalam
Pancasila tanpa menerapkan sila-sila tersebut sudah cukup.
Nasionalis 2.
7 Keteraturan saya berolahraga setiap hari Bergaya hidup sehat
3. 18 Demi kelancaran sekolah saya, apapun yang
saya inginkan seharusnya dipenuhi oleh orang tua saya.
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
4. 24 Bagiku lebih baik belajar sendiri daripada
belajar bersama teman-teman. Cinta ilmu
5. 3 Saya berbohong disaat terdesakkepepet.
Jujur 6.
19 Bagiku sesuatu yang baru dan unik itu sangatlah sulit.
Berpikir 7.
32 Saya menggunakan barang-barang handmade buatan orang lain?
Menghargai karya dan prestasi orang lain
8. 29 Apakah saya memilah sampah sebelum
dibuang di tempat sampah organik, non organik?
Patuh pada aturan- aturan sosial
9. 22 Saya merasa harus bertanya kepada teman.
Ingin tahu 10.
20 Untuk mengambil keputusan mengenai sesuatu hal yang rumit, saya bertanya kepada
orang lain.
Mandiri
b. Hasil capaian skor item hasil pendidikan karakter secara agregat siswa kelas VIII
Hasil capaian skor item kuesioner hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VIII pada lima SMP di Jawa tahun ajaran
20142015 disajikan pada tabel 22 berikut ini: Tabel 22.
Penggolongan Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi Siswa Kelas VIII pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015
Tingkat Penguasaan
Kompetensi
Skor Jumlah
Item Persentase
Nilai Huruf
Kategori Nomor Item
90-100 2641
– 2934
-
A Sangat
Baik
-
80-89 2347
– 2640
6 13
B Baik
2, 5, 8, 27, 28, 41
65-79 1907
– 2346
21 47
C Cukup
1, 4, 9, 12, 14, 15, 16,
17, 21, 25, 31, 33, 34,
35, 36, 37, 38, 39, 40,
44, 45
55-64 1614
– 1906
14 31
D Buruk
3, 6, 7, 10, 11, 13, 18,
19, 23, 24, 26, 30, 42,
43
Dibawah 55 – 1613
4 9
E Sangat
Buruk
20, 22, 29, 32
Data pada tabel 21 di atas menunjukkan bahwa: a. Tidak ada 0 butir item hasil pendidikan karakter terintegrasi
yang termasuk dalam kategori sangat baik. b. Terdapat 6 13 butir item hasil pendidikan karakter terintegrasi
yang termasuk dalam kategori baik, yaitu: 1 Item nomor 2
Apakah penting bagi saya untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan saya?
2 Item nomor 5 Mengerjakan semua tugas dari guru dengan baik adalah
kewajiban seorang siswa. 3 Item nomor 8
Beberapa remaja seusiaku sudah mencoba-coba merokok, sedangkan saya sendiri…
4 Item nomor 27 Orang tua saya memberikan kasih sayang kepada saya.
5 Item nomor 28 Tawuran merupakan wujud solidaritas antar teman satu
sekolah. 6 Item nomor 41
Bagiku mengikuti upacara bendera meskipun hanya di hari Senin dan upacara peringatan Hari Nasional contohnya: hari
Kemerdekaan, Hardiknas, Pramuka merupakan kewajiban.
c. Terdapat 21 47 butir item hasil pendidikan karakter terintegrasi yang termasuk dalam kategori cukup, yaitu:
1 Item nomor 1 Saya berdoa secara rutin atas kemauan diriku sendiri.
2 Item nomor 4 Walaupun kesalahan yang saya lakukan itu kecil, saya harus
mengakui kesalahan itu. 3 Item nomor 9
Sesekali saya terpaksa terlambat masuk sekolah, dan saya merasa…
4 Item nomor 12 Daripada saya tinggal kelas, pada saat ulangan lebih baik saya
menyontek saja. 5 Item nomor 14
Apakah saya mengungkapkan pendapat saya kepada teman saat belajar bersama?
6 Item nomor 15 Beranikah saya membuka pembicaraan dalam kelompok tanpa
harus orang lain meminta? 7 Item nomor 16
Pernahkah saya mengunjungi suatu bazaar, pameran, atau suatu perusahaan?
8 Item nomor 17 Saya berpikir sebelum mengambil keputusan.
9 Item nomor 21 Membereskan kamar pribadiku adalah kewajibanku.
10 Item nomor 25 Apakah saya mengajari teman saya yang kesulitan dalam
belajar? 11 Item nomor 31
Saya memberi pujian kepada teman yang berprestasi. 12 Item nomor 33
Saya menyapa dan memberi salam terlebih dahulu kepada orang yang lebih tua.
13 Item nomor 34 Saya berbicara menggunakan bahasa yang sopan kepada semua
orang. 14 Item nomor 35
Saya memaksakan kehendak saya kepada orang lain. 15 Item nomor 36
Saya mendengarkan pendapat orang lain yang sedang berbicara.
16 Item nomor 37 Saya mempersilahkan teman untuk menggunakan fasilitas
sekolah seperti saya pun menggunakannya.
17 Item nomor 38 Bagiku mengikuti kegiatan kerja bakti di lingkungan rumah
merupakan kewajibanku. 18 Item nomor 39
Karena tidak tersedia tong sampah di sekitar saya, sesekali saya membuang sampah di sembarang tempat.
19 Item nomor 40 Bagiku menjaga dan merawat tanaman yang ada di sekolah
adalah kewajibanku. 20 Item nomor 44
Walaupun jam beribadah dari orang yang tidak seagama dengan saya belum dimulai, saya bisa mengobrol dan berbicara
di sekitar tempat ibadah tersebut. 21 Item nomor 45
Saya malas kenal dan berteman dengan teman yang tidak se”tipe” misalnya dalam hal sifat, status sosial, jenis kelamin,
agama dengan saya. d. Terdapat 14 31 butir item hasil pendidikan karakter terintegrasi
yang termasuk dalam kategori buruk, yaitu: 1 Item nomor 3
Saya berbohong disaat terdesakkepepet.
2 Item nomor 6 Saya menyesal jika melanggar tata tertib sekolah, tapi jika
dalam keadaan terdesak saya melakukan hal itu melanggar tata tertib.
3 Item nomor 7 Keteraturan saya berolahraga setiap hari
4 Item nomor 10 Apakah saya mengerjakan tugas piket kelas sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan? 5 Item nomor 11
Saya sudah mengerjakan tugas saya sendiri tanpa bantuan orang lain.
6 Item nomor 13 Apakah saya sudah berani tampil di depan kelas?
7 Item nomor 18 Demi kelancaran sekolah saya, apapun yang saya inginkan
seharusnya dipenuhi oleh orang tua saya. 8 Item nomor 19
Bagiku sesuatu yang baru dan unik itu sangatlah sulit. 9 Item nomor 23
Apakah saya mencari bahan dan materi tambahan pelajaran dari internet?
10 Item nomor 24 Bagiku lebih baik belajar sendiri daripada belajar bersama
teman-teman. 11 Item nomor 26
Apakah saya mengingatkan teman saya yang beragama lain untuk melaksanakan ibadahnya?
12 Item nomor 30 Saya memanfaatkan waktu belajar di rumah ketika malam hari
19.00-22.00? 13 Item nomor 42
Bagiku menghafalkan 5 sila dalam Pancasila tanpa menerapkan sila-sila tersebut sudah cukup.
14 Item nomor 43 Bagiku mengenal budaya dari daerah sendiri sudah cukup.
e. Terdapat 4 9 butir item hasil pendidikan karakter terintegrasi yang termasuk dalam kategori sangat buruk, yaitu:
1 Item nomor 20 Untuk mengambil keputusan mengenai sesuatu hal yang rumit,
saya bertanya kepada orang lain. 2 Item nomor 22
Saya merasa harus bertanya kepada teman.
3 Item nomor 29 Apakah saya memilah sampah sebelum dibuang di tempat
sampah organik, non organik? 4 Item nomor 32
Saya menggunakan barang-barang handmade buatan orang lain?
Berdasarkan hasil penelitian di atas, butir item yang memperoleh capaian skor pada kategori cukup, buruk, dan sangat buruk dijadikan
sebagai dasar dan tolok ukur penyusunan silabus pendidikan karakter. Nomor-nomor item yang termasuk dalam kategori cukup, buruk, dan
sangat buruk, yaitu:
Tabel 23. Nomor-nomor Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi
Siswa Kelas VIII pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015 yang Teridentifikasi Belum Optimal
Kategori Cukup, Buruk, dan Sangat Buruk
Kategori Nomor Item
Aspek Nilai Karakter
Cukup 1
Hubungannya dengan Tuhan religius 4
Bertanggungjawab 9
Disiplin 12
Kerja keras 14
Percaya diri 15
16 Berjiwa wirausaha
17 Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
21 Mandiri
25 Cinta ilmu
31 Menghargai karya dan prestasi orang lain
33 Santun
34 35
Demokratis 36
37 38
Hubungannya dengan lingkungan 39
40 44
Menghargai keberagaman 45
Buruk 3
Jujur 6
Bertanggungjawab 7
Bergaya hidup sehat 10
Disiplin 11
Kerja keras 13
Percaya diri 18
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif 19
23 Ingin tahu
24 Cinta ilmu
26 Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
30 Patuh pada aturan-aturan sosial
42 Nasionalis
43 Sangat Buruk
20 Mandiri
22 Ingin tahu
29 Patuh pada aturan-aturan sosial
32 Menghargai karya dan prestasi orang lain
Berdasarkan analisis capaian skor item hasil pendidikan karakter terintegrasi, diperoleh skor-skor item yang berada pada peringkat 10
terendah. Urutan capaian skor item hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VIII pada lima SMP di Jawa Tahun Ajaran
20142015 yang berada pada peringkat 10 terendah dipaparkan pada tabel 24, sebagai berikut:
Tabel 24. Urutan Capaian Skor Item Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi
Siswa Kelas VIII pada Lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015 yang Berada pada Peringkat 10 terendah
No. No.ItemRujukan Item
Aspek Nilai Karakter
1. 11 Saya sudah mengerjakan tugas saya sendiri
tanpa bantuan orang lain. Kerja Keras
2. 7 Keteraturan saya berolahraga setiap hari
Bergaya hidup sehat 3.
10 Apakah saya mengerjakan tugas piket kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan?
Disiplin 4.
19 Bagiku sesuatu yang baru dan unik itu sangatlah sulit.
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
5. 3 Saya berbohong disaat terdesakkepepet.
Jujur 6.
26 Apakah saya mengingatkan teman saya yang beragama lain untuk melaksanakan
ibadahnya? Sadar akan hak dan
kewajiban diri dan orang lain
7. 32 Saya menggunakan barang-barang
handmade buatan orang lain? Menghargai karya dan
prestasi orang lain
8. 29 Apakah saya memilah sampah sebelum
dibuang di tempat sampah organik, non organik?
Patuh pada aturan- aturan sosial
9. 22 Saya merasa harus bertanya kepada teman.
Ingin tahu 10.
20 Untuk mengambil keputusan mengenai sesuatu hal yang rumit, saya bertanya kepada
orang lain. Mandiri
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tingkat ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VII dan VIII pada lima SMP di Jawa
Tahun Ajaran 20142015, populasi subjek yang diteliti tersebar pada 4 kategori, yakni: tingkat ketercapaian hasil pendidikan karakter yang baik,
cukup, buruk, dan sangat buruk. Melihat data di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi
siswa kelas VII dan VIII pada lima SMP di Jawa Tahun Ajaran 20142015 adalah cukup. Hal tersebut menandakan bahwa ketercapaian hasil
pendidikan karakter terintegrasi belum menunjukkan hasil yang baik dan optimal.
Penelitian ini tidak hanya melihat hasil ketercapaian pendidikan karakter secara agregat, melainkan juga berdasarkan profil capaian
masing-masing SMP yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat profil capaian pendidikan karakter terintegrasi yang hampir sama pada
masing-masing SMP, yakni: SMP Stella Maris Tangerang Selatan, SMP Negeri 6 Surakarta, SMP Negeri 4 Wates, SMP Negeri 13 Yogyakarta,
dan SMP Santa Maria II Malang termasuk dalam kategori cukup belum menunjukkan hasil yang baik dan optimal pada ketercapaian hasil
pendidikan karakter terintegrasi. Pada penelitian ini dipaparkan pula capaian hasil pendidikan karakter
terintergrasi yang termasuk dalam kategori buruk dan sangat buruk. Capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi yang termasuk dalam
kategori buruk dan sangat buruk tersebut dapat dilihat secara agregat maupun pada profil masing-masing sekolah.
Hasil-hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VII dan VIII, baik secara
agregat maupun pada masing-masing SMP berada pada kategori cukup. Dalam bingkai pendidikan karakter, capaian hasil pendidikan karakter
terintegrasi pada kategori cukup dapat dimaknai sebagai sebuah capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi yang belum optimal. Hal ini
mengingat karena nilai karakter adalah sesuatu yang ideal dan dicita- citakan pencapaiannya secara optimal. Berdasarkan hal tersebut, dapat
disimpulkan dan dimaknai bahwa ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VII dan VIII, baik secara agregat maupun pada
masing-masing SMP belum menunjukkan hasil yang optimal. Ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada siswa kelas
VII dan VIII yang tergolong cukup belum optimal selaras dengan ungkapan Kementerian Pendidikan Nasional 2010 yang menyatakan
bahwa pendidikan karakter di sekolah, khususnya di SMP selama ini baru menyentuh tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, belum pada
tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam hidup sehari-hari. Gambaran hasil penelitian dan ungkapan di atas dapat dihubungkan
dengan karakteristik umum perkembangan peserta didik SMP Desmita, 2009:
36. Desmita
2009 mengungkapkan
dalam tahapan
perkembangannya, peserta didik SMP memiliki karakteristik yang
cenderung membandingkan nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menjadi salah satu
gambaran yang menunjukkan bahwa pada tahapan perkembangan tersebut, peserta didik lebih cenderung menggunakan ranah kognitifnya dalam
pemprosesan informasi. Pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi yang masuk dalam
kategori cukup, buruk, dan sangat buruk siswa kelas VII dan VIII pada lima SMP di Jawa tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik peserta didik
yang masih cenderung menggunakan ranah kognitif. Faktor lain yang juga memberikan pengaruh terhadap capaian hasil pendidikan karakter ialah
situasi perkembangan siswa yang berada pada fase transisi dari Sekolah Dasar SD menuju Sekolah Menengah Pertama SMP. Saat siswa
mengalami masa transisi dari Sekolah Dasar SD menuju Sekolah Menengah Pertama SMP, siswa menghadapi “fenomena yang teratas ke
bawah” top-dog phenomena, yaitu keadaan-keadaan di mana siswa bergerak dari posisi yang paling atas di Sekolah Dasar menjadi yang
tertua, terbesar, dan paling berkuasa menuju posisi yang paling rendah di Sekolah Menengah Pertama menjadi yang paling muda, paling kecil, dan
paling tidak berkuasa di sekolah. Perpindahan dari kelas VI SD menuju kelas VII SMP menjadikan turunnya persepsi siswa terhadap kualitas
kehidupan di sekolahnya. Duduk di kelas VII SMP membuat siswa menjadi kurang puas dengan sekolah, kurang melibatkan diri dengan
sekolah, dan kurang menyukai gurunya. Jatuhnya tingkat kepuasan
terhadap sekolah muncul tanpa menghiraukan keberhasilan siswa secara akademis Santrock, 2003: 259.
Pada masa pubertas siswa, selain mengalami masa transisi, siswa juga mengalami fase negatif dalam dirinya. Fase negatif ini ditunjukkan dengan
perilaku negatif siswa, baik dalam sikap, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatan. Sikap pubertas yang menonjol ialah sikap tidak
tenang, adanya penentangan terhadap orang lain, gemar membicarakan orang lain, cepat tersinggung, dan mudah curiga. Perasaan pubertas yang
sangat menonjol ialah rasa sedih, ingin menangis dan marah meskipun penyebabnya “remeh”, merasa jenuh boredom, merasa gelisah
restlessness, kurang percaya diri lack of self confidence. Gambaran keinginan yang menonjol pada masa pubertas, yaitu keinginan untuk
menyendiri desire for isolation, suka berkhayal day dreaming, dan senang melamun tentang diri sendiri. Perbuatan yang sering nampak,
antara lain enggan bekerja disinclination to work, nampak selalu lelah, terkadang berperilaku tidak sopan Mappiare, 1982: 27-32.
Masa transisi dan fase negatif yang sudah disampaikan cukup menjadi alasan diperoleh capaian hasil pendidikan karakter terintegrasi
siswa kelas VII dan VIII SMP. Namun di samping itu, ciri khas pada masa remaja awal juga berperan sebagai faktor diperolehnya capaian hasil
pendidikan karakter terintegrasi. Ciri khas pada masa remaja awal, yaitu: terjadinya ketidakstabilan perasaan dan emosi, adanya perubahan sikap
dan moral yang seringkali bertentangan dengan norma masyarakat, serta
perubahan pada pola berpikir yang sering kali menolak hal-hal yang tidak masuk akal dan menimbulkan pertentangan dengan orang tua, guru, atau
orang dewasa lainnya Mappiare, 1982: 32-35. Berbagai faktor dan ciri khas yang muncul pada masa remaja awal
memunculkan berbagai masalah yang terjadi pada remaja. Masalah yang timbul pada remaja awal, antara lain: terjadinya penyimpangan nilai dan
moral, pertentangan dan pelanggaran terhadap norma sosial, serta kebingungan remaja terhadap status sosial dan tanggung jawab yang harus
dipenuhi. Masalah-masalah inilah yang kemudian menjadi pemicu semakin banyaknya fenomena sosial pada remaja yang kini semakin
berkembang, yaitu meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti: tawuran antar pelajar, bullying, dan berbagai kasus yang
memperlihatkan semakin “runtuh” dan turunnya moral karakter dalam diri remaja.
Apabila melihat gambaran di atas, runtuhnya moral karakter dalam diri remaja tersebut menjadi jawaban dan alasan mendasar ketercapaian hasil
pendidikan karakter terintegrasi siswa kelas VII dan VIII SMP di Jawa tahun ajaran 20142015 yang termasuk dalam kategori cukup, buruk, dan
sangat buruk. Ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada kategori tersebut tidak hanya didasarkan oleh faktor maupun masalah yang
diutarakan di atas. Hal itu dikarenakan, penyelenggaraan pendidikan karakter terintegrasi juga berperan penting dalam ketercapaian hasil
pendidikan karakter terintegrasi tersebut.