memilih titik awal secara acak, lalu dipilih sampelnya setiap jarak interval tertentu. Perbedaan antara sampling sistematis dengan sampling acak
sederhana adalah bahwa pada sampling sistematis, unsur-unsur populasi itu tidak mempunyai kesempatan yang sama setelah ditentukan jarak
interval dan titik awal untuk memilih sampel. Meskipun demikian, sampling sistematis mengandung keuntungan yaitu proses pemilihan
sampelnya dapat lebih cepat dilakukan, sehingga dapat menghemat biaya. 5.
Sampling Bertahap Biasanya sampel dipilih hanya satu kali, yaitu sebelum proses
pengumpulan data dilakukan. Cara ini memiliki kelemahan apabila sampel tersebut ditentukan terlampau kecil. Oleh sebab itu apabila kita
menggunakan sampel yang kecil, sebaiknya sampel tersebut dipilih secara bertahap beberapa kali sampai pada keadaan dimana dipandang telah
cukup untuk mengambil suatu kesimpulan. Proses seperti ini disebut sampling bertahap multistage sampling. Variasi lain dari sampling
bertahap adalah mengkombinasikan dua atau lebih teknik sampling probabilitas lainnya.
3.5.1.2. Non Probability Sampling
Dalam non probability sampling, setiap unsur dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan
probabilitas anggota populasi tertentu untuk terpilih tidak diketahui. Dalam non probability sampling, pemilihan unit sampling didasarkan pada pertimbangan atau
Universitas Sumatera Utara
penilaian subjektif dan tidak pada pnggunaan teori probabilitas. Lagi pula, tidak ada teknik statistika yang tepat untuk mengukur random sampling error dari non
probability sampling. Walaupun begitu ada situasi-situasi tertentu dimana non probability sampling lebih cocok dengan tujuan peneliti. Beberapa jenis non
probability sampling yang sering dijumpai adalah quota sampling, accidental sampling, purposive sampling dan snowball sampling.
1. Quota Sampling
Quota Sampling merupakan metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan. Tujuannya
adalah memastikan bahwa berbagai sub kelompok dari suatu populasi akan terwakilkan pada karakteristik sampel yang relevan dalam jumlah yang
diharapkan peneliti. Sampling stratifikasi juga memiliki tujuan seperti ini, namun cara penentuan jumlah kuotanya berbeda, Dalam sampling kuota,
peneliti menentukan sendiri jumlah kuota yang ingin dicapai. Keuntungan metode ini adalah mudah, murah dan relatif cepat melaksanakannya. Akan
tetapi, hasilnya hanyalah berupa kesan-kesan umum yang masih bersifat “kasar” dan tidak dapat digenerelasisasikan. Dalam sampel kita dapat
dengan sengaja memasukkan orang-orang yang memiliki ciri-ciri yang kita inginkan. Salah satu kelemahan yang perlu diperhitungkan adalah
kecenderungan memilih orang yang mudah didekati bahkan dekat dengan kita, yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak dimiliki
populasi secara keseluruhan.
Universitas Sumatera Utara
2. Accidental Sampling
Metode ini merupakan prosedur sampling yang memilih sampel dari orang atau unit yang paling mudah dijumpai atau diakses. Oleh karena itu jelas
tidak mungkin kita menarik kesimpulan yang bersifat generalisasi. Meskipun demikian, metode ini sangat murah, cepat dan mudah untuk
dilaksanakan. Teknik ini paling cocok digunakan untuk riset eksploratoris guna menghasilkan gagasan, wawasan atau hipotesis yang selanjutnya
bakal diikuti dengan riset tambahan menggunakan sampling probabilitas. 3.
Purposive Sampling Judgmental Sampling Teknik ini memilih orangorang yang terseleksi oleh peneliti
berpengalaman berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Peneliti akan berusaha agar dalam sampel tersebut terdapat wakil-wakil segala lapisan populasi.
Dengan demikian perlu diusahakan agar sampel memiliki ciri-ciri yang esensial dari populasi sehingga dapat dianggap cukup representatif,
dimana penentuan ciri-ciri tersebut sangat tergantung pada pertimbangan atau penilaian subjektif dari peneliti.
4. Snowball Sampling
Snowball Sampling merupakan prosedur sampling dimana responden awal dipilih berdasarkan metode-metode probabilitas, kemudian mereka diminta
untuk memberikan informasi mengenai rekan-rekan lainnya sehingga diperoleh lagi responden tambahan. Dengan demikian, semakin lama
Universitas Sumatera Utara
kelompok semakin besar bagaikan bola salju yang menggelinding dari puncak bukit ke bawah. Meskipun awalnya menggunakan sampling
probabilitas untuk memilih responden pertama, namun sampel akhirnya adalah sampel non probabilitas. Sampel yang direkomendasikan
cenderung memiliki kesamaan dalam hal karakteristik demografis dan psikografis dengan orang yang merekomendasikannya.
3.5.2. Penentuan Jumlah Sampel