Tanggapan Responden Terhadap Pelanggaran Busana Islami Tanggapan Responden Terhadap Pelanggaran Khalwat Mesum yang

mengungkapkan pihak WH dianggap “tidak pernah bergerak dan hanya diam ditempat” menyikapi pelanggar Syari’at Islam. Hal ini menyebabkan rasa percaya masyarakat berkurang terhadap lembaga Wilayatul Hisbah.

5.2.2. Pelanggaran Syari’at Islam Setelah Penerapan Syari’at Islam

5.2.2.1. Tanggapan Responden Terhadap Pelanggaran Busana Islami

Setelah Diterapkan Syari’at Islam Tabel 31 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pelanggaran Busana Islami Setelah Diterapkan Syari’at Islam No. Pelanggaran Busana Islami Setelah Diterapkan Syari’at Islam Frekuensi F Persentase 1. Sangat Sering 5 7,14 2. Sering 28 40 3. Kadang-kadang 31 44,29 4. Tidak Pernah 6 8,57 Jumlah 70 100 Sumber: Data kuesioner 2011 Dari tabel 31 dapat dilihat bahwa sehubungan dengan pelanggaran busana Islami setelah diterapkan Syari’at Islam, maka sebanyak 31 responden 44,29 mengatakan kadang-kadang, dan selebihnya sebanyak 5 responden 7,14 mengatakan sangat sering. Mayoritas responden mengatakan pelanggaran busana Islam masih terjadi. Kebanyakan pelanggaran dilakukan oleh remaja perempuan yang keluar rumah tidak mengenakan jilbab. Dan masih sering terlihat remaja perempuan yang bepergian mengenakan jeans ketat, pakaian lengan pendek, bahkan celana pendek. Padahal mereka ini bukan hanya sekedar duduk didepan rumah melainkan JJS Jalan-jalan sore bersama teman, bahkan sering diantaranya terlihat berjalan dengan teman lelaki. Alasan yang paling banyak dikemukakan oleh responden adalah karena sebagian dari remaja perempuan merasa pakaian mereka tidak melanggar Syari’at dan masalah berpakaian bukan suatu hal yang patut diributkan. Selama itu sopan dan tidak terbuka, menurut mereka sah-sah saja walaupun tidak mengenakan jilbab. Ada pula yang beralasan mereka telah seharian mengenakan jilbab disekolah, sehingga ingin “mengistirahatkan” kepala agar tidak panas karena selalu tertutup.

5.2.2.2. Tanggapan Responden Terhadap Pelanggaran Khalwat Mesum yang

Dilakukan Remaja Setelah Diterapkan Syari’at Islam Tabel 32 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pelanggaran Khalwat mesum Setelah Diterapkan Syari’at Islam No. Pelanggaran Khalwat Mesum Setelah Diterapkan Syari’at Islam Frekuensi F Persentase 1. Sangat Sering - - 2. Sering 2 2,86 3. Kadang-kadang 19 27,14 4. Tidak Pernah 49 70 Jumlah 70 100 Sumber: Data kuesioner 2011 Data dari tabel 32 menunjukkan seberapa sering remaja melakukan pelanggaran khalwat setelah pemberlakuan Syari’at Islam. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 49 orang 70 mengatakan tidak pernah ada remaja yang melakukan pelanggaran khalwat. Kemudian sebanyak 19 responden 27,14 mengatakan kadang-kadang, dan hanya 2 responden 2,86 yang mengatakan sering. Syari’at Islam berfungsi sebagai kontrol sosial bagi masyarakat dan diharapkan mampu mencegah pergaulan bebas dikalangan remaja. Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel 32 diatas, remaja di Gampong Geudubang Jawa masih memiliki kendali diri yang kuat dan mampu menerapkan nilai-nilai Syari’at Islam dalam berhubungan dengan lawan jenis. Kalaupun masih ada remaja yang melakukan Khalwat, hal itu jarang terjadi dan jarang dipergoki oleh masyarakat karena biasanya remaja yang melakukannya mencari tempat yang sepi dan jauh dari jangkauan orang banyak. Selain itu, remaja juga tidak siap menerima sanksi masyarakat disamping rasa malu dan takut pada amarah orang tua. Lagipula di Gampong Geudubang Jawa tidak ada tempat atau lapak yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat mesum oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

5.2.2.3. Tanggapan Responden Terhadap Pelanggaran Maisir Perjudian