Fungsi Agama Pengertian Remaja

Soekanto, 1982 dalam Ramadani, 2010 : 19. Yang dimaksud dengan perubahan disini adalah perubahan dimana awalnya Syari’at Islam hanya dilaksanakan atas kesadaran pribadi seseorang dan tidak ada kekuatan yang dapat memaksanya. Namun kini ada campur tangan negara dalam pelaksanaan Syari’at Islam yang telah diformalkan melalui Perda No.5 tahun 2000. Melalui Perda tersebut Syari’at Islam harus dijalankan oleh seluruh anggota masyarakat. Tahap selanjutnya hukum Syari’at islam disosialisasikan kepada masyarakat untuk diketahui dan dipatuhi. Hal ini merupakan suatu penguatan agar Syari’at islam dapat diterapkan secara kaffah.

2.2. Fungsi Agama

Menurut Shcarf 1995 sosiologi melihat agama sebagai salah satu dari institusi sosial, sebagai sub-sistem sosial yang mempunyai fungsi sosial tertentu, misalnya sebagai salah satu pranata sosial sosial institution. Posisi agama dalam suatu masyarakat bersama-sama sub-sistem lainnya seperti sub-sistem ekonomi, politik, budaya, dan lain-lain mendukung terhadap eksistensi masyarakat. Agama tidak dilihat berdasarkan apa dan bagaimana isi ajaran dan doktrin keyakinan, melainkan bagaimana ajaran dan keyakinan agama itu dilakukan dan terwujud dalam prilaku para pemeluknya dalam kehidupan sehari-hari Fakhruddin, 2010 : 15. Perilaku keagamaan sesungguhnya merupakan perilaku yang terdapat dalam alam kenyataan dan karenanya dapat diamati dan diteliti, bila fenomena sosial berubah maka akan diikuti perubahan fenomena keagamaan, dan sebaliknya keduanya saling berkaitan secara erat Bellah dalam Fakhruddin, 2010 : 19 Horton dan Hunt 1991 melihat agama berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya lebih dari perilaku moral. Agama menawarkan suatu pandangan dunia dan jawaban atas berbagai persoalan yang membingungkan manusia. Agama mendorong manusia untuk tidak melulu memikirkan kepentingan dirinya sendiri, melainkan juga memikirkan kepentingan orang bersama Fakhruddin, 2010 : 19

2.3. Pengertian Remaja

Remaja dalam bahasa Latin adalah adolescence, yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Istilah adolescence sesungguhnya mempunyai arti yang luas, mencakup kematangan mental,emosional, sosial, dan fisik Hurlock, 1991. Pandangan ini didukung oleh Piaget Hurlock, 1991 yang mengatakan bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar http:annisakarliana.blog.com20100106pengertian-remaja, 19052010. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua tidak mandiri, maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja. http:groups.google.comgroupukm_psikologiwebdefinisi-remaja , 19052010 . Menurut Papalia dan Olds 2001, masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Menurut Adams Gullota, masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock 1991 membagi masa remaja menjadi masa remaja awal 13 hingga 16 atau 17 tahun dan masa remaja akhir 16 atau 17 tahun hingga 18 tahun. Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa. Anna Freud berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. http:rumahbelajarpsikologi.comindex.phpremaja.html, 19052010.

2.4. Teori Gaya Hidup