5.3.3. Frekuensi tingkat pelanggaran busana islami dengan model pakaian
yang dianggap modis dan trendy bagi laki-laki antara tabel 31 dengan tabel 41
Tabel 61 No
Pelanggaran busana
islami Pakaian modis trendy
GHH GBB
GP GS
Jumlah F
F F
F F
1 Sangat
sering -
- 1
4,75 -
- 1
4,75 2
9,5 2
Sering 1
4,75 6
28,5 -
- 1
4,75 8
38 3
Kadang- kadang
1 4,75
10 47,75 -
- -
- 11
52,5 4
Tidak pernah
- -
- -
- -
- -
- -
Jumlah 2
9,5 17 81
- -
2 9,5
21 100
Sumber: Data Kuesioner 2011 Keterangan:
1. GHH
: gaya hip-hop 2.
GBB : gaya boy band
3. GP
: gaya punk 4.
GS : gaya sederhana
Dari tabel 61 diatas n = 21 dapat dilihat bahwa pendapat responden laki-laki mengenai tingkat pelanggaran busana islami berhubungan dengan pemilihan model
pakaian yang modis dan trendy menurut responden. Dari 11 responden 52,5 yang menjawab kadang-kadang masih terjadi pelanggaran busana islami, 10 orang
47,75 diantaranya mengatakan pakaian yang modis dan trendy adalah gaya boy band
. Dari 2 orang 9,5 responden yang mengatakan pelanggaran busana sangat
sering terjadi, masing-masing 1 orang 4,75 diantaranya menyukai pakaian ala boy band
dan pakaian yang bergaya sederhana. Sedangkan dari 8 orang 38 responden
yang mengatakan pelanggaran busana sering terjadi, 6 orang 28,5 diantaranya menyukai gaya boy band dan masing-masing 1 orang 4,75 responden menyukai
gaya hip-hop. Dari hal diatas diperoleh gambaran bahwa remaja laki-laki di Gampong
Geudubang Jawa rata-rata mengatakan gaya berpakaian yang modis dan trendy adalah gaya boy band, dimana kriterianya adalah celana jeans sobek-sobek atau jeans
kuncup yaitu celana jeans yang bagian ujungnya dekat mata kaki mengecil, memakai celana longgar dipinggul, memakai kaos, sepatu kets, serta dandanan dan
gaya rambut mengikuti personil boy band terkenal seperti Ungu, Peterpan, Lyla, D’Massive, Nidji, dan sebagainya.
Aturan berpakaian yang menutup aurat bagi laki-laki tidak seketat perempuan, yang penting menutupi pusar sampai ke lutut. Namun ada kalanya celana jeans yang
dipakai oleh kaum adam ini sobek-sobek dibagian lutut, paha, dan bagian tubuh lainnya sehingga pakaian tersebut tentu tidak menutup aurat.
Adapun hubungannya dengan tanggapan mereka mengenai pelanggaran busana islami, ternyata mereka cukup tahu bahwa pakaian yang mereka kenakan
kadang-kadang melanggar aturan Syari’at Islam. Namun menurut mereka pakaian tersebut hanya dipakai saat berkumpul dengan teman-teman saja, sedangkan untuk
shalat mereka memakai pakaian yang lebih rapi dan menutup aurat seperti baju koko dan sarungcelana kain.
5.3.4. Frekuensi tingkat pelanggaran Khalwat Mesum yang Dilakukan