Pencarian Informasi PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

Responden yang menyatakan susu kedelai bisa menjadi alternatif pengganti susu sapi sebanyak 86 persen. Susu kedelai memiliki komposisi yang hampir sama dengan komposisi susu sapi. Selain komposisinya yang hampir sama, susu kedelai memiliki protein yang lebih tinggi dan tidak mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif. Susu sapi mengandung laktosa, namun ada sebagian orang yang tidak punya atau kurang enzim lactase dalam saluran pencernaannya sehingga tidak mampu mercerna laktosa dalam susu sapi. Susu kedelai dapat dikonsumsi bagi responden yang alergi terhadap susu sapi agar tetap mendapatkan nutrisi yang cukup dari susu. Susu kedelai juga lebih murah dibandingkan harga jual susu sapi, sehingga susu kedelai bisa menjadi pilihan alternatif pengganti susu sapi. Bagi tujuh persen responden lainnya menyatakan tidak tahu dan tidak bisa menjadi alternatif pengganti susu sapi. Responden tersebut mengkonsumsi karena alasan hanya mencoba-coba dan menyukai rasa dari produk susu kedelai, sehingga responden tersebut tidak terlalu mementingkan perbandingan komposisi antara susu kedelai dan susu sapi. Pengetahuan yang kurang mengenai kandungan gizi susu kedelai juga dimungkinkan menyebabkan responden tersebut tidak mengetahui bahwa susu kedelai dapat menjadi alternatif pengganti susu sapi.

6.2 Pencarian Informasi

Dengan adanya motivasi atau alasan dan manfaat yang dicari dalam mengkonsumsi susu kedelai cair, maka kebutuhan akan susu kedelai cair pun terkendali. Setelah melalui tahap pengenalan kebutuhan ini, maka responden akan melakukan pencarian informasi mengenai susu kedelai cair yang ingin responden beli. Pencarian informasi dapat dilakukan responden melalui dua cara, yaitu pencarian internal pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan maupun pencarian eksternal memperoleh informasi dari lingkungan. Pencarian internal biasanya dilakukan oleh responden yang sebelumnya pernah membeli produk susu kedelai cair, dimana responden sangat mengandalkan pengetahuan yang sudah ada. Tingkat kepuasan dengan pembelian sebelumnya juga akan menentukan pengandalan responden pada pencarian internal. Bagi responden yang baru pertama kali membeli produk susu kedelai tentu saja tidak memiliki informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan pembelian. Responden tersebut tentu akan melakukan pencarian eksternal. Responden yang memiliki pencarian internal juga dimungkinkan akan melakukan pencarian eksternal. Hal ini mungkin disebabkan pengetahuan responden yang tidak memadai untuk kategori produk yang dicirikan dengan waktu antar pembelian yang lama lamanya waktu diantara pembelian yang satu dengan pembelian berikutnya. Selama adanya renggang waktu tersebut, mungkin terdapat perubahan produk yang signifikan dalam hal harga, produk baru yang sejenis dan toko. Walaupun perubahan produknya minimum, pencarian internal terhambat oleh waktu antar pembelian yang lama karena masalah keterlupaan. Responden susu kedelai cair menyatakan bahwa awal mereka mengkonsumsi susu kedelai cair, informasi yang responden peroleh berasal dari pencarian eksternal. Pemerolehan informasi tersebut mereka dapatkan dari berbagai sumber seperti yang digambarkan pada Tabel 21. Tabel 21. Sumber Informasi Responden Susu Kedelai Cair Sumber Informasi Jumlah Responden orang n=100 Persentase Teman 18 18 Keluarga 22 22 Media cetak 49 49 Seminar atau penyuluhan 9 9 Penjual 2 2 Total 100 100 Berdasarkan hasil kuisioner yang disajikan dalam Tabel 21 menunjukkan bahwa 49 persen responden memperoleh informasi mengenai susu kedelai cair melalui media cetak seperti majalah dan koran. Melalui media cetak inilah responden banyak memperoleh informasi melalui artikel-artikel yang membahas mengenai susu kedelai cair. Media cetak dianggap paling efektif dalam mempublikasikan produk susu kedelai cair oleh responden karena praktis dan terpercaya. Di dalam media cetak sudah banyak dibahas pula oleh para ahli dan berbagai sumber mengenai hasil uji terhadap susu kedelai, sehingga responden percaya akan kegunaan produk susu kedelai cair dan termotivasi untuk melakukan pembelian selanjutnya. Selain itu, keluarga dijadikan media informasi yang kedua oleh 22 persen responden lainnya. Keluarga merupakan media yang mampu memberikan pengaruh cukup kuat terhadap pola konsumsi seseorang. Kebiasaan baik yang dilakukan orang tua umumnya akan diturunkan kepada anak-anaknya. Apabila dalam suatu keluarga terdapat orang tua yang mengkonsumsi susu kedelai, maka biasanya akan diikuti oleh anggota keluarga lainnya. Tentunya hal ini akan memberikan dampak positif terhadap perilaku pembelian produk susu kedelai. Hal tersebut yang umumnya menjadi alasan 22 persen responden dalam mengkonsumsi susu kedelai cair. Pergaulan juga dapat mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi suatu produk. Responden yang memperoleh informasi dari teman adalah sebesar 18 persen. Responden tersebut menyatakan awalnya hanya mencoba-coba namun karena mulai mencari informasi lainnya maka responden pun ikut mengkonsumsi susu kedelai cair secara berkala. Hanya sedikit responden yang mendapatkan informasi langsung dari penjual yaitu hanya sebesar dua persen. Alasan responden tersebut membeli karena awalnya ada rasa ingin tahu yang didukung dengan tersedianya produk saat itu. Sembilan persen responden mendapatkan informasi dari seminar atau penyuluhan. Biasanya responden yang mendapatkan informasi dari seminar atau penyuluhan akan sangat mengerti manfaat yang diperoleh dari susu kedelai. Hal tersebut dikarenakan dalam seminar maupun penyuluhan akan disampaikan oleh para ahli dan terdapat interaksi langsung bersama peserta sehingga sembilan persen responden yang menjadi peserta seminar tersebut dapat menggali informasi lebih lengkap mengenai susu kedelai cair. Dalam melakukan pencarian informasi, konsumen akan memfokuskan pada suatu hal yang paling menarik menurut mereka. Fokus setiap orang terhadap suatu produk tentu berbeda-beda. Untuk lebih jelas mengenai hal apa saja yang dijadikan fokus perhatian responden dalam mencari informasi pada produk susu kedelai dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Fokus Responden Terhadap Informasi Susu Kedelai Cair Fokus Perhatian Jumlah Responden orang n=100 Persentase Harga 3 3 Rasa dan Aroma 10 10 Manfaat 64 64 Kandungan Gizi 25 25 Total 100 100 Berdasarkan hasil kuisioner yang disajikan pada Tabel 22 menunjukkan bahwa 64 persen memfokuskan pada informasi mengenai manfaat yang dimiliki susu kedelai cair. Hal tersebut menggambarkan responden DKI Jakarta sangat memperhatikan kesehatan sehingga manfaat dijadikan kriteria utama dalam pembelian susu kedelai cair. Selain memperhatikan manfaat yang dimiliki susu kedelai cair, kandungan gizi juga menjadi fokus perhatian bagi 25 persen responden lainnya. Bagi responden tersebut, informasi kandungan gizi menjadi fokus utama karena sangat mempengaruhi kebutuhan nutrisi mereka sehari-hari tanpa memberikan efek samping. Responden tersebut memperoleh informasi kandungan gizi susu kedelai secara lengkap dari majalah. Rasa dan aroma juga menjadi fokus bagi 10 persen responden dan tiga persen fokus kepada informasi harga. Responden tersebut tidak menitikberatkan pada informasi manfaat dan kandungan gizi melainkan lebih menitikberatkan pada selera. Responden yang memfokuskan pada informasi harga dikarenakan responden tersebut memiliki kelas ekonomi menengah ke bawah sehingga mereka lebih mementingkan harga dibanding manfaat. Hal ini mungkin saja terjadi karena setiap responden memiliki tingkat pendapatan tertentu yang dialokasikan untuk berbagai kebutuhan yang berbeda-beda. Susu kedelai memang memiliki harga yang lebih murah dibandingkan susu sapi namun susu kedelai tetap kaya manfaat, sehingga responden tersebut tetap mendapatkan gizi yang cukup dari susu kedelai.

6.3 Evaluasi Alternatif